FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
KANKER LARING
RESPIRATORY SYSTEM AND DISORDER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan student project yang
berjudul “Kanker Laring” tepat waktu. Penulisan student project ini bertujuan untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai Kanker Laring.
Dalam penyelesaian student project ini, penulis mengalami beberapa kesulitan
terutama dalam penentuan sub bahasan serta pemilihan kosa kata. Namun berkat
bimbingan dari berbagai pihak, tulisan ini akhirnya bisa terselesaikan. Oleh karena
itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Fasilitator kami, dr. I G N Sri Wiryawan, M.Repro atas bimbingan dan
motivasi yang selalu diberikan.
2. Evaluator kami, dr. I Wayan Lolik Lesmana, M.Biomed, Sp.THTKL atas
bimbingan dan arahan yang mencerahkan.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar bisa lebih
baik lagi di kemudian hari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
1.4 Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Laring ............................................................................... 3
2.2 Definisi Kanker Laring ................................................................... 5
2.3 Epidemiologi Kanker Laring ........................................................... 5
2.4 Etiologi Kanker Laring ................................................................... 5
2.5 Faktor Risiko Kanker Laring .......................................................... 6
2.6 Jenis atau Klasifikasi Kanker Laring .............................................. 7
2.7 Patofisiologi Kanker Laring ............................................................. 10
2.8 Gejala Klinis Kanker Laring ........................................................... 11
2.9 Diagnosis Kanker Laring ................................................................ 12
2.10 Diagnosis Banding Kanker Laring .................................................. 14
2.11 Penatalaksanaan Kanker Laring ...................................................... 14
2.12 Komplikasi Kanker Laring ............................................................. 22
2.13 Prognosis Kanker Laring ................................................................ 23
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 25
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Laring kanan lateral .................................................................. 4
Gambar 2.2 Karsinoma terbatas pada sepertiga tengah membran pita suara 16
Gambar 2.3 Karsinoma membran pita suara meluas ke sepertiga anterior
lipatan vokal kontralateral ............................................................................... 16
Gambar 2.4 Karsinoma pita suara membran meluas ke komisura ................ 16
Gambar 2.5 .................................................................................................... 17
Gambar 2.6 .................................................................................................... 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah penulisan ini adalah:
1. Mengetahui anatomi laring
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kanker laring
3. Mengetahui epidemiologi dari kanker laring
4. Mengetahui etiologi dari kanker laring
5. Mengetahui faktor risiko dari kanker laring
6. Mengetahui jenis dan klasifikasi dari kanker laring
7. Mengetahui patofisiologi dari kanker laring
8. Mengetahui gejala klinis yang terjadi pada kanker laring
9. Mengetahui diagnosis dari kanker laring
10. Mengetahui diagnosis banding dari kanker laring
11. Mengetahui penatalaksanaan medis pada penderita kanker laring
12. Mengetahui komplikasi yang ditimbulkan dari kanker laring
13. Mengetahui prognosis pada penyakit kanker laring
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan student project ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Menjadi wadah penerapan ilmu kedokteran yang didapat selama menjalani
pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
b. Menambah wawasan dan pengalaman, serta melatih diri dalam melakukan
penelitian di bidang kesehatan.
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kanker laring sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker laring.
BAB II
ISI
2.1 Anatomi Laring
Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan
suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong menyerupai piramida
triangular terbalik dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV – VI dan merupakan
lanjutan dari trakea. Batas-batas laring berupa sebelah kranial terdapat aditus
laringeus yang berhubungan dengan hipofaring, di sebelah kaudal dibentuk oleh sisi
inferior kartilago krikoid dan berhubungan dengan trakea, di sebelah posterior
dipisahkan dari vertebra cervicalis oleh otot-otot prevertebral, dinding dan cavum
laringofaring serta disebelah anterior ditutupi oleh fascia, jaringan lemak, dan kulit.
Sedangkan di sebelah lateral ditutupi oleh otot-otot sternokleidomastoideus,
infrahyoid dan lobus kelenjar tiroid. Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi
dan palpasi dimana didapatkannya kartilago tiroid yang pada pria dewasa lebih
menonjol kedepan dan disebut prominensia laring atau disebut juga adam’s apple
atau jakun. (Ballenger, 1993)
Secara keseluruhan laring dibentuk oleh sejumlah kartilago, ligamentum dan
otot-otot. Kartilago laring terbagi atas dua kelompok yaitu kartilago mayor yang
terdiri dari kartilago tiroidea 1 buah, kartilago krikoidea 1 buah, dan kartilago
ariteniodea 2 buah. Dan kartilago minor yang terdiri dari kartilago komikulata
santorini 2 buah, kartilago kuneiforme wrisberg 2 buah dan kartilago epiglotis 1
buah. Ligamentum dan membrane laring terbagi menjadi ligamentum ekstrinsik
yaitu membrane tirohioid, ligamentum tirohioid, ligamentum tiroepiglotis,
ligamentum hioepiglotis, ligamentum krikotrakeal sedangkan ligamentum intrinsik
terdiri dari membrane quadrangularis, ligamentum vestibular, konus elastikus,
ligamentum krikotiroid media, ligamentum vokalis. (Ballenger, 1993)
3
4
ini juga memiliki efek yang serupa pada sel-sel tenggorokan. HPV sendiri
menyebar ketika berhubungan seks, termasuk seks oral.
5) Paparan Zat Berbahaya
Seseorang yang sering terpapar zat-zat berbahaya seperti debu asbes, debu
kayu, asap diesel, cat, atau nikel memiliki risiko lebih tinggi mengidap kanker
laring. Untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut, gunakan masker penutup
hidung dan mulut saat melakukan aktivitas atau bekerja di tempat yang berisiko
menyebabkan paparan racun.
Faktor risiko tambahan meliputi paparan pekerjaan terhadap asbes, debu
kayu, gas mustard, dan produk petroleum/minyak dan inhalasi asap beracun lain.
Laringitis kronis dan penggunaan suara yang berlebihan juga dapat berkontribusi.
Penelitian menunjukkan kaitan antara paparan tembakau dan mutasi gen p53 pada
karsinoma sel skuamosa dari kepala dan leher.
T4a Tumor menginvasi melalui kartilago tiroid dan/atau jaringan yang jauh
dari laring (misalnya ; trakea, muskulus ekstrinsik profunda lidah, strap
muscle, tiroid atau esofagus)
T4b Tumor menginvasi ruang prevertebra, sarung arteri karotis atau stuktur
mediastinum.
T ( tumor primer) Glotis
T1 Tumor terbatas pada pita suara asli (mungkin melibatkan komisura anterior
atau posterior) dengan pergerakan yang normal.
T1a Tumor terbatas pada satu pita suara asli.
T1b Tumor melibatkan kedua pita suara asli.
T2 Tumor meluas ke supraglotis dan/atau subglotis, dan/atau dengan
gangguan pergerakan pita suara asli.
T3 Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara asli dan/atau
menginvasi ruang paraglotik dan/atau erosi minor kartilago tiroid.
T4a Tumor menginvasi kartilago tiroid dan/atau jaringan yang jauh dari laring
(misalnya : trakea, muskulus eksrinsik profunda lidah, strap muscle, tiroid
atau esofagus)
T4b Tumor menginvasi ruang prevertebra, sarung arteri karotis atau struktur
mediastinum.
T (tumor primer) Subglotis
T1 Tumor terbatas pada subglotis.
T2 Tumor meluas ke pita suara asli dengan pergerakan yang normal atau
terjadi gangguan.
T3 Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara asli.
T4a Tumor menginvasi kartilago tiroid dan/atau jaringan yang jauh dari laring
(misalnya : trakea, muskulus eksrinsik profunda lidah, strap muscle, tiroid
atau esofagus)
T4b Tumor menginvasi ruang prevertebra sarung arteri karotis atau struktur
mediastinum.
9
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III T3 N0 M0
T1 atau T2 atau T3 N1 M0
Stadium IVA T4a N0 M0
T4a N1 M0
T1 atau T2 atau T3 N2 M0
T4a N2 M0
Stadium IVB Tiap T4b N M0
Tiap T N3 M0
Stadium IVC Tiap T tiap N M1
10
menilai soft tissue dari suatu organ. Pemeriksaan MRI juga dapat dilakukan untuk
mengetahui metastasis dari kanker leher. Pemeriksaan ini juga sangat berguna
dalam melihat area tubuh lainnya (Upile NS, et al, 2014).
e) Barium Swallow
Barium swallow sering dijadikan sebagai tes pertama yang dilakukan jika
seseorang memiliki masalah dalam menelan. Pasien diminta untuk meminum cairan
mengandung kapur (barium) untuk melapisi dinding tenggorokan. Selanjutnya
dilakukan serangkaian foto rontgen tenggorokan dan kerongkongan. Barium
swallow dapat membantu menunjukkan kelainan yang terjadi pada bagian
tenggorokan (Upile NS, et al, 2014).
Stadium derajat tumor, dan 3) Kebutuhan dan pilihan pasien (Chawla & Carney,
2009; Sheahan, 2014).
Tatalaksana standar untuk perawatan karsinoma laring adalah pembedahan,
radioterapi, kemoterapi atau kombinasi keduanya. Radioterapi digunakan pada
lebih dari 70% pasien, operasi pada sekitar 55% dan kemoterapi pada sekitar 10%
penderita karsinoma di dunia (Mastronikolis et al, 2009).
Tabel 2.1
Terapi Karsinoma Laring di Rumah Sakit dr Hasan Sadikin Bandung Periode
Januari 2013 – Juli 2015
Terapi N(100) %
Kemoterapi 0 0
Operasi 14 14
Radioterapi 6 6
Operasi + radioterapi 44 44
Operasi + radioterapi + kemoterapi 28 28
Kemoradiasi 8 8
Sumber : (Cahyadi et al., 2016, 2).
Gambar 2.2 Karsinoma terbatas pada sepertiga tengah membran pita suara (Chawla &
Carney, 2009).
Gambar 2.3 Karsinoma membran pita suara meluas ke sepertiga anterior lipatan vokal
kontralateral (Chawla & Carney, 2009).
Gambar 2.4 Karsinoma pita suara membran meluas ke komisura anterior (Chawla &
Carney, 2009).
17
2. Laringektomi supraglotis
Dilakukan terbatas pada lesi ganas epiglotis pada laring atau permukaan
lingual (Chawla & Carney, 2009).
3. Laringektomi suprakrikoid
pembedahan endoskopi ini adalah tingkat kontrol lokal 80-94% dan tingkat
pembedahan dengan mempertahankan fungsi fisiologis hingga 94% kasus,
termasuk persarafan. Hal ini menghasilkan rawat inap yang lebih singkat, hasil
menelan yang lebih baik dan dampak yang menguntungkan pada psikologis pasien.
Hasil onkologis yang diperoleh sebanding dengan teknik laringektomi terbuka dan
radioterapi.
1. Transoral Laser Microsurgery
2. Transoral Robotic Surgery
3. Powered/Microdebrider excision
4. Coblation excision (Canadian Cancer Society, 2009).
2. Non-surgical
1. Radioterapi
Terapi radiasi yang menggunakan sinar atau partikel berenergi tinggi untuk
menghancurkan sel kanker. Terapi radiasi sering dikombinasikan dengan
kemoterapi dimana sering disebut kemoradiasi. Adapun kriteria pasien yang
akan diberikan radioterapi maupun kemoradioterapi adalah:
1) Pasien yang menggunakan terapi ini sebagai pengobatan utama karsinoma
laring stadium awal
2) Pasien dengan situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk dilakukan
pembedahan sebagai pengobatan primer.
3) Pasien dengan kemoterapi (kemoradiasi), dengan tujuan dapat mengobati
tumor yang telah bermetastasis ke kelenjar getah bening terdekat dan dapat
menghancurkan sel-sel kanker yang masih tersisa pasca operasi
4) Pasien dengan atau tanpa kemoterapi, dengan tujuan untuk mengurangi
risiko kanker akan kembali atau sebagai terapi adjuvant (Canadian Cancer
Society, 2009).
Terapi radiasi sinar eksternal untuk karsinoma laring biasanya diberikan lima
kali seminggu selama sekitar tujuh minggu. Selama terapi radiasi sinar
eksternal, mesin mengarahkan radiasi melalui kulit ke tumor dan beberapa
jaringan di sekitarnya. Karsinoma laring yang sering diobati dengan
menggunakan jenis terapi radiasi sinar eksternal disebut terapi radiasi
konformal. Ada 2 jenis terapi radiasi konformal, yakni:
19
Efek samping
Efek samping dapat terjadi pada semua jenis perawatan untuk karsinoma
laring, tetapi pengalaman setiap orang berbeda. Tujuan dari terapi radiasi ini
adalah melindungi sel-sel sehat di area perawatan sebanyak mungkin. Tetapi
kerusakan sel-sel sehat dapat terjadi dan dapat menyebabkan efek samping.
Efek samping ini dapat terjadi segera setelah atau beberapa hari atau minggu
setelah terapi radiasi, atau terkadang muncul terlambat berbulan-bulan atau
bertahun-tahun setelah terapi radiasi. Sebagian besar efek samping hilang
dengan sendirinya atau dapat diobati, tetapi beberapa efek samping dapat
bertahan lama atau menjadi permanen. Efek samping yang ditimbulkan akan
bergantung pada ukuran area yang diterapi, area spesifik atau organ yang
diterapi, dan total dosis radiasi. Efek kemoradioterapi lebih parah dibandingkan
dengan terapi radioterapi saja (Canadian Cancer Society, 2009).
Beberapa efek samping sistemik dari terapi radiasi karsinoma laring,
diantaranya: mulut kering, sakit tenggorokan, disfagia, kerusakan gigi,
kelelahan, dan masalah tiroid (Canadian Cancer Society, 2009).
2. Kemoterapi
Kemoterapi ini menggunakan obat antikanker atau sitotoksik untuk
menghancurkan sel kanker. Adapun biasanya pasien yang akan diberikan
radioterapi maupun kemoradioterapi adalah pasien yang menjalani
20
muntah, mulut dan tenggorokan sakit, kehilangan selera makan, diare, jumlah
sel darah rendah, rambut rontok, kelelahan, kerusakan saraf perifer (neuropati
perifer) (Canadian Cancer Society, 2009).
3. Perawatan Suportif
Perawatan suportif ini dilakukan selama dan setelah perawatan
karsinoma laring Perawatan ini melibatkan tim multidisiplin, termasuk medis,
radiasi, ahli onkologi bedah, ahli diet, ahli bicara dan menelan, ahli radiologi,
dan layanan sosial. Tujuan dari perawatan suportif ini adalah meningkatkan
kualitas hidup dari penderita karsinoma laring (Canadian Cancer Society,
2009).
Salah satu perawatan suportif ini adalah rehabilitasi suara, dimana
rehabilitasi ini sangat penting untuk pasien yang menjalani laringektomi total.
Saat ini, tracheoesophageal prosthesis (TEP) atau prostesis trakeo-esofagal
dianggap sebagai pilihan terbaik dimana katup satu arah ini akan mengalihkan
udara melalui nasofaring, memungkinkan getaran, dan menghasilkan suara.
Rehabilitasi dengan TEP memiliki sejumlah risiko, oleh karena itu TEP
dilakukan setelah evaluasi ekstensif pasien oleh tim rehabilitasi patologi
wicara. Adapun komplikasi yang berkaitan dengan penempatan TEP dapat
mencakup aspirasi kronis, kebocoran kronis, dan obstruksi (Conor et al,
2016).
Adapun rekomendasi tatalaksana berdasarkan stadium kanker, diantaranya:
1. Tatalaksana Tahap Awal (Stadium I dan II)
1) Radioterapi
2) Laringektomi parsial
3) Pembedahan dengan endoskopi (Salvador-Coloma & Cohen, 2016).
2. Tatalaksana Tahap III dan IV M0
Laringektomi adalah pengobatan standar dan dengan kombinasi
kemoterapi dan radioterapi (kemoradiasi) (Salvador-Coloma & Cohen,
2016).
3. Tatalaksana metastasis
Kombinasi kemoterapi dan radioterapi (kemoradiasi) (Conor et al, 2016;
Salvador-Coloma & Cohen, 2016).
22
Komplikasi N(100) %
Stenosis 0 0
Fistula 14 14
Rekuren 6 6
Tanpa komplikasi 44 44
Sumber : (Cahyadi et al., 2016, 2).
24
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK, Aster JC, Kumar V. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9.
Singapura: Elsevier Saunders.
American Joint committee in cancer (AJCC. 2010.Guidline for the Cancer staging
manual
Bhattacharyya S, Mandal S, Banerjee S, Mandal GK, Bhowmick AK, Murmu N.
2015. Cannabis smoke can be a major risk factor for early-age laryngeal
cancer--a molecular signaling-based approach. Tumour Biol;36(8):6029-36.
Cahyadi I, Permana AD, Dewi YA, Aroeman NA. 2015. Karakteristik Penderita
Karsinoma Laring di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Bedah Kepala Leher Rumah Sakit dr Hasan Sadikin Bandung
Periode Januari 2013 – Juli 2015. Jurnal Tunas Medika.;3(1):2089-93
Cahyadi I, Permana AD, Dewi YA, Aroeman NA. 2016. “Karakteristik Penderita
Karsinoma Laring di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Bedah Kepala Leher Rumah Sakit dr Hasan Sadikin Bandung
Periode Januari 2013 – Juli 2015” (skripsi). Bandung: Universitas
Padjadjaran.
Canadian Cancer Society. Laryngeal cancer. Canada: 2019. [cited October 2019].
Available from: http://www.cancer.ca/en/cancer-information/cancer-
type/laryngeal/treatment/surgery/?region=on
Chawla S, Carney AS. 2009. Organ preservation surgery for laryngeal cancer. Head
Neck Oncol;1(12).
Conor E, Steuer MD, Mark El‐Deiry MD, Jason R, Parks MD, Kristin A, et al.
2016. An update on larynx cancer. CA: A Cancer Journal for Clinicians.
2016;67(1),31-50.
Mastronikolis NS, Papadas TA, Goumas PD, Triantaphyllidou IE, Theocharis DA,
Papageorgakopoulou N, et al. 2009. Head, neck: Laryngeal tumors: an
overview. Atlas Genet Cytogenet Oncol Haematol;13(11),888-93.
Moore, E.J and Senders, C.W. 2003. Cleft lip and palate. Lee, K.J. Essential
Otolaryngology Head and Neck Surger. Eight edition. 241-242.
Salvador-Coloma C, Cohen E. 2016. Multidisciplinary Care of Laryngeal Cancer.
Journal of Oncology Practice; 12(8),717-24.
25
26
Upile NS, Shaw RJ, Jones TM, Goodyear P, Liloglou T, Risk JM et al. 2014.
Squamous cell carcinoma of the head and neck outside the oropharynx is
rarely human papillomavirus related. Laryngoscope;124:2739–44