disusun oleh:
Astri Indriyani ( 302017016 )
Belinda Rizky Amalia ( 302017018 )
Gina Fadilah ( 302017035 )
Hesti Kartika Dewi ( 302017037 )
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang membahas “Patent Duktus Arteriosus (PDA)”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
serta dalam pembuatan makalah ini terutama kepada Dosen Pembimbing yaitu Ibu
Yusi Sofiyah, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kep.An.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan, baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
4. Komplikasi ...................................................................................................... 8
6. Pathway ........................................................................................................... 8
7. Penatalaksanaan ............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
1. Jantung
Menurut Ross and Wilson (2011), Jantung merupakan organ muskular
berbentuk kerucut yang berongga. Panjangnya sekitar 10 cm dan berukuran satu
keplan tangan pemiliknya. Berat jantung sekitar 22,5 gr pada wanita dan 310 gr
pada pria.
Jantung berada dalam rongga toraks di area mediastinum (ruang antara
paru). Jantung terletak obliq. Letak jantung lebih condong ke sisi kiri daripada
kanan tubuh, dan terdiri atas sisi apeks (bagian atas) dan basal (bagian bawah).
Apeks terletak sekitar 9 cm ke kiri garis tengah pada tinggi ruang interkosta ke-
5, yakni sedikit di bawah puting susu dan sedikit lebih dekat garis tengah. Basal
berada setinggi iga ke-2.
Jantung terdiri atas 3 lapisan jaringan: perikardium, miokardium, dan
endokardium.
a. Perikardium
Memiliki 2 sakus (kanan/pembungkus) sakus terluar terdiri atas
jaringan fibrosa, sedangkan sakus terdalam terdiri atas lapisan membran
serosa ganda. Sakus fibrosa terluar meluas ke tunika adventisia dari pembuluh
darah besar di atasnya dan melekat hingga diafragma di bawahnya. Sakus ini
tidak elastikdan sifat fibrosa mencegah distensi jantung berlebihan. Lapisan
luar membran serosa, perikardium parietal, melapisi sakus fibrosa. Lapisan
dalam, perikardium visera, atau epikardium yang berlanjut ke perikardium
parietal, melekat pada otot jantung. Membran serosa dilapisi sel epitel
gepeng. Sel ini menyekresi cairan serosa ke dalam ruang di antara lapisan
parietal dan visera, yang memungkinkan gerakan halus antar keduanya saat
jantung berdetak.
1
2
2. Miokardium
Terdiri atas otot jantung. Gerakan otot jantung involunter. Setiap serat
sel memiliki 1 inti sel dan 1 atau lebih cabang. Miokardium paling tebal pada
bagian apeks dan paling tipis di bagian basal. Hal ini menunjukkan beban
kerja tiap bilik berperan dalam memompa darah. Miokardium paling tebal di
bagian ventrikel kiri, yang memiliki beban kerja paling besar. Atrium dan
ventrikel dipisahkan oleh cincin jaringan fibrosa yang tidak mengonduksi
impuls listrik. Akibatnya, saat aktivitas gelombang listrik melalui otot atrium,
gelombang ini hanya dapat menyebar ke ventrikel melalui konduksi sistem
yang menjembatani cincin fibrosa dari atrium ke ventrikel.
3. Endokardium
Endokardium melapisi bilik katup jantung. Lapisan ini merupakan
membran yang tampak mengilap, halus, dan tipis yang memungkinkan aliran
darah yang lancar ke dalam jantung, Lapisan ini terdiri atas sel epitelium
gepeng dan berlanjut ke pembuluh darah yang melapisi endotelium.
Jantung dibagi menjadi sisi kiri dan kanan yang dipisahkan oleh septum.
Saat lahir, darah dari satu sisi ke sisi lain tidak dapat langsung menyeberang
septum. Setiap sisi dipisahkan oleh katup atrioventrikular ke serambi atas yaitu
atrium, dan bilik bawah yaitu ventrikel. Katup atrioventrikular dibentuk oleh
lipatan ganda endokardium yang diperkuat oleh jaringan fibrosa kecil. Katup
atrioventrikular kanan (katup trikuspid) memiliki 3 pintu (lembar daun katup),
sedangkan katup atrioventrikular kiri (katup mitral) memiliki 2 pintu (lembar
daun katup). Aliran darah di jantung adalah 1 arah; darah masuk ke jantung via
atrium dan melalui ventrikel di bawahnya.
Katup antara atrium dan ventrikel membuka serta menutup secara pasif
sesuai perubahan tekanan dalam bilik. Katup membuka saat tekanan dalam
atrium lebih besar daripada ventrikel. Saat sistol ventrikular (kontraksi), tekanan
di ventrikel naikmelebihi atrium dan katup menutup, mencegah aliran balik ke
jantung.
3
dibedakan, dan bunyi yang terdengar di stetoskop seperti "lub dup". Bunyi
pertama "lub" terdengar sangat keras, dihasilkan oleh katup atrioventrikular
yang menutup. Hal ini menunjukkan awal sistole ventrikular. Bunyi kedua,
"dup", terdengar lebih pelan karena katup aortik dan pulmonal yang menutup.
Hal ini menunjukkan sistole atrial.
e. Curah Jantung
Curah jantung adalah jumlah darah yang didorong keluar jantung.
Jumlah darah yang dikeluarkan setap kontraksi ventrikel disebut isi sekuncup
(stroke volume). Curah jantung dinyatakan dalam liter per menit (I/min) dan
dihitung dengan mengalikan isi sekuncup dengan frekuens (denyut) jantung
di ukur dalam denyut per menit.
Isi sekuncup (stroke volume) ditentukan oleh volume darah dalam
ventrikel segera sebelum ventrikel berkontrakai, yakni volume akhir diatolik
ventrikular (VEDV), kadang disebut preload Pada gilirannya, preload
bergantung pada jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena kava
superior dan inferior aliran balik vena). Isi sekuncup dipengaruhi oleh hal-hal
berikut ini:
1. Tekanan darah arteri
Tekanan darah arteri memengaruhi stroke volume karena tekanan
darah ini menciptakan resistansi pada darah yang dipompa dari ventrikel
ke arteri besar. Resistansi ini, kadang discbur afterload, ditentukan oleh
distensibilitas, atau elastisitas arteri besar dan resistansi perifer arteri.
2. Volume darah
Normalnya dipertahankan konstan oleh ginjal, dan jika isi sekuncup
menurun, maka curah jantung dan aliran vena menurun.
f. Sirkulasi darah ke janin
a. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya berdebar dalam
hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava
inferior.
b. Cabang satunya lagi duktus venosus aranti yang langsung masuk ke
dalam vena cava inferior. Darah dari vena cava inferior masuk ke
atrium kanan dan sebagian besar darah dari atrium kanan akan dialirkan
ke atrium kiri mealaui foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium
kanan masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang
berasal dari vena cava superior. Darah dari ventrikel kanan ini
dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonaris, karena adanyan
tahanan dari paru-paru yang belum mengembang maka darah yang
terdapat pada arteri pulmonaris sebagian akan dilairkan ke aorta melaui
duktus arteriosus bothali dan sebagian kecil akan menunjukan paru-
paru dan selanjutkan ke atrium sinistra mealui vena pulmonalis.
2. Karena plasenta melakukan pekerjaan pertukaran oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) melaui sirkulasi ibu, paru-paru janin tidak
digunakan untuk bernafas. Alih-alih darah mengalir ke paru-paru untuk
megambil oksigen dan kemudian mengalir keseluruh tubuh, sirkulasi janin
sebagian besar darah dari paru-paru. Pada janin darah didorong dari
arteripulmonalis ke aorta melalui pembuluh darah yang menghubungkan
disebut ductus arteriosus.
3. Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke
ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh tubuuh melalui aorta guna
memberikan oksigen dan tubuh bagi bawah. Cabang aorta bagian bawah
ini menjadi 2 yaitu arteri hipogastrika interma yang mempunyai cabang
arteri umbilikalis.
4. Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa
metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke
plasenta untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale
dan dukts arteriosus berfusngsi sebgai saluran/ jaln pintas yang
7
c. Tekanan nadi yang melebar dan bounding pulse (denyut nadi memantul)
terjadi karena aliran darah dari aorta ke dalam arteri pulmonalis.
d. Pasien PDA beresiko mengalami endocarditis bakteri dan penyakit obstruksi
vaskular pulmonalis di kemudian hari karena aliran darah paru yang
berlebihan secara kronis.
4. Komplikasi
Menurut Suriadi dan Yuliani (2010), komplikasi pada pasien dengan
masalah Patent Ductus Arteriosus adalah:
a. Endokarditis
b. Obstruksi pembuluh darah pulmonal
c. CHF
6. Pathway
Perfusi O2 sel
Resirkulasi darah
beroksigen tinggi ke paru
Respirasi anaerob
Peningkatan beban kerja Konvensasi O2
jantung dengan nafas cepat
Pembentukan energi
10
takipnea
Kontriksi arterior paru Hipertrofi ventrikel kiri kelelahan
Sesak nafas
Kebutuhan Nutrisi
kurang dari kebutuhan
11
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Pemberian indometasi (inhibitor prostaglandin) terbukti berhasil
menutup duktus arteriosus yang terbuka pada bayi premature dan beberapa
bayi baru lahir.
1) Tindakan Bedah
Operasi memotong atau mengikat pembuluh darah yang terbuka
(paten) dilakukan lewat torakotomi kiri. Teknik yang lebih baru yaitu
VATS (visual assisted thorascoscopic surgey), menggunakan torakoskop
dan instrument yang dipasang melalui tiga insisi kecil pada sisi kiri dada
untuk menempatkan sebuah klip pada duktus arteriosus. Kini teknik
operasi tersebut sudah digunakan di beberapa rumah sakit di AS sehingga
tindakan torakotomi tidak perlu dan dengan demikian akan mempercepat
proses penyembuhan pascabedah.
2) Tindakan Non bedah
Penggunaan coil untuk menyumbat PDA yang dilakukan dalam
ruang kateterisasi sudah dilakukan dibanyak rumah sakit. Bayi kecil
(dengan arteri femoralis yang berdiameter kecil) dan pasien yang memiliki
PDA yang berukuran besar atau yang tidak lazim mungkin memerlukan
pembedahan.
3) Tindakan farmakologis
Sebagian besar PDA akan menutup sendiri pada bayi prematur,
penutupan secara farmakologis dapat dilakukan dengan ibuprofen
(10mg/KgBB bolus kemudian diikuti 5 mg/KgBB selama 2-3 hari
setelahnya) terapi ini tidak responsif pada bayi yang matur. (Tanto, 2014)
b. Penatalaksanaan perawat
1) Pengkajian
a) Riwayat keperawatan: respon fisiologi terhadap defek (sianosis,
aktivitas terbatas)
12
b) Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung: nafas cepat, sesak nafas retraksi,
bunyi jantung tambahan (machinery murmur), edema tungkai
hepatomegali
c) Kaji adanya tanda hipoxia kronis: clubbing finger
d) Kaji adanya hiperemia pada ujung jari
e) Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan
2) Pengkajian psikososial
Usia anak, tugas perkembangan anak, koping yang digunakan,
kebiasaan anak, respon keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
8. Perencanaan Pemulangan
a. Kontrol sesuai waktu yang ditentukan.
b. Jelaskan kebutuhan aktivitas yang dapat dilakukan anak sesuai usia dan
kondisi penyakit.
c. Mengajarkan keterampilan yang diperlukan rumah yaitu:
1) Teknik pemberian obat
2) Teknik pemberian makanan
3) Tindakan untuk mengatasi jika terjadi hal-hal mencemaskan, tanda-
tanda komplikasi, siapa yang akan dihubungi jika membutuhkan
pertolongan.
13
1. Penurunan curah jantung yang Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama a. Observasi kualitas dan kekuatan
b. d melformasi jantung 3 x 24 jam penurunan curah jantung teratasi denyut jantung, nadi perifer, warna
dengan kriteria hasil: dan kehangatan kulit
a. Mempertahankan curah jantung yang b. Tegakkan derajat sianosis
adekuat (sirkumoral, membran mukosa,
b. Anak akan menunjukkan tanda-tanda clubbing)
membaiknya curah jantung c. Monitor tanda-tanda CHF
(gelisah,takikardi, takipnea, sesak
lelah saat minum susu, periorbital
edema, oliguria dan hepatomegali)
d. Berkolaborasi dalam pemberian
digoxin sesuai order, dengan
menggunakan teknik pencegahan
bahaya tokisisitas
14
3. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama a. Izinkan anak untuk sering
ketidakseimbangan antara 2 x 24 jam intoleransi aktivitas teratasi dengan beristirahat, dan hindarkan gangguan
pemakaian oksigen oleh tubuh kriteria hasil: pada saat tidur
dan suplai oksigen ke sel a. Mempertahankan tingkat aktivitas yang b. Anjurkan untuk melakukan
adekuat permainan dan aktivitas ringan
b. Anak akan mempertahankan tingkat
aktivitas yang adekuat
15
dan meningkatnya kebutuhan a. Mempertahankan pertumbuhan berat b. Monitor tinggi dan berat badan
kalori dan tinggi badan yang sesuai dokumentasikan dalam bentuk grafik
b. Anak akan mempertahankan intake untuk mengetahui kecenderungan
makanan dan minuman untuk pertumbuhan anak.
mempertahankan berat badan dan c. Timbang berat badan setiap hari
menopang pertumbuhan dengan timbangan yang sama, dan
waktu yang sama
d. Catat intake dan ouput secara benar
e. Berikan makanan dengan porsi kecil
tapi sering untuk menghindari
kelelahan pada saat makan
f. Anak-anak yang mendapatkan
diuretik biasanya sangat haus, oleh
karena itu cairan tidak dibatasi.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Dito Anurogo (2011), Patent Ductus Arteriosus (PDA) merupakan
kerusakan atau cacat jantung yang terjadi saat pembuluh darah yang bersifat
sementara pada janin yang menghubungkan pembuluh aorta dan arteri pulmoner
sehingga tidak menutup saat lahir. Penyebab Patent Ductus Arteriosus, bayi kurang
makan, gagal jantung atau gagal jantung.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo, Dito, dkk. (2011). 45 Penyakit Aneh dan Khusus. Yogyakarta: ANDI
Suriadi, dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV. Sagung seto
Wilson and Ross. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi. Singapura: Salemba
Medika
18