Anda di halaman 1dari 8

HASIL TELAAH JURNAL KOMUNIKASI SBAR

P (Patient/Problem) : Pendokumentasian keperawatan


I (Intervention) : Pendokumentasian keperawatan berbasis android
C (Comparisson) : Perbandingan Pendokumentasian keperawatan berbasis android
dengan komputer
O (Outcome) : Dapat mengefisiensikan waktu dan meringankan kerja perawat

HASIL TELAAH JURNAL

JURNAL V (Validity) I (Important) A (Applicability)


Judul : V1 (validitas seleksi) : Penelitian ini penting untuk Android lebih mudah
Efektifitas Pedoman - Populasi dalam penelitian ini adalah 161 mengetahui metode diimplementasikan dan murah,
Pendokumentasian perawat di Ruang Rawat Inap Rumah pendokumentasian asuhan ponsel dapat dibawa kemana
Diagnosa Dan Sakit SM. Sampel diambil dengan teknik keperawatan yang dapat saja berbeda dari komputer
Intervensi Keperawatan purposive sampling, 35 responden 87 diterapkan di rumah sakit dan yang lebih besar dan laptop,
Berbasis Android kelompok intervensi dan 35 responden memiliki efektifitas yang tinggi selain penggunaan smartphone
Terhadap Peningkatan kelompok kontrol. sebagai penunjang pelayanan untuk keperluan mencari dan
Mutu Dokumentasi - Kriteria inklusi Semua responden yang kesehatan di rumah sakit dan mendapatkan informasi secara
Keperawatan Di Ruang secara sukarela setuju untuk meringankan beban kerja efektif dan efisien di mana saja
Rawat Inap berpartisipasi dan memberikan perawat. dan kapan saja selama 24 jam,
Penulis : persetujuan tertulis. berbagai informasi tersedia
Arif Puji Atmanto, dalam aplikasi pada
Aggorowati, V2 (validitas informasi) : smartphone yang dapat diakses
Muhammad Rofii. - Desain penelitian ini adalah eksperimen dengan mudah. Penggunaan
semu dengan kelompok kontrol pre-post smartphone tidak dibatasi oleh
Tahun : 2020 test. waktu dan tempat.
- Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16 Sehingga metode
Mei hingga 4 Juli 2019 di Ruang Rawat pendokumentasian diagnosa
Inap Kelas III Rumah Sakit SM untuk dan intervensi keperawatan
kelompok intervensi dan Layanan Rawat berbasis android ini efektif
Inap Kelas III di Rumah Sakit BW untuk dalam meningkatkan mutu
kelompok kontrol. dokumentasi diagnosa dan
- Instrumen dalam penelitian ini adalah intervensi keperawatan.
kuesioner Q-DIO untuk menilai mutu
dokumentasi asuhan keperawatan yang
memiliki 40 pertanyaan dan P-Askep
aplikasi berbasis android memiliki
pedoman untuk mendokumentasikan
diagnosis dan intervensi keperawatan.
V3 (Validitas Pengontrolan Perancu) :
Pada penelitian ini tidak terdapat faktor
perancu.
V4 (Validitas Analisis) :
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mutu dokumentasi diagnosa dan
intervensi keperawatan sebelum
intervensi pada kelompok intervensi
dengan ratarata 1,31 ± 0,471 dan pada
kelompok kontrol dengan rata-rata 1,46
± 0,505 dengan nilai p 0,223 (p- nilai>
0,05) yang berarti ada perbedaan mutu
dokumentasi antara kedua kelompok
sebelum intervensi. Sedangkan setelah
intervensi pada kelompok intervensi,
nilai rata-rata adalah 1,97 ± 0,169 dan
kelompok kontrol adalah 1,11 ± 0,323
dengan nilai p-value=0,000 (nilai p
<0,05) yang berarti bahwa terdapat
perbedaan mutu dokumentasi. antara 2
kelompok
setelah intervensi.
V5 (Validitas Eksternal) :
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Sulistiyaningsih hanya 48,2% dari
dokumentasi yang diisi asuhan keperawatan,
ini karena SOP asuhan keperawatan terlalu
banyak, belum sederhana dan masih
menggunakan teknologi manual dan belum
menggunakan teknologi digital
(Sulistiyaningsih, 2018).
Judul: V1 (validitas seleksi) : Penelitian ini penting untuk Pendokumentasian asuhan
Gambaran Kinerja - Kriteria inklusi sampel dokumentasi mengetahui gambaran kinerja keperawatan berbasis komputer
Perawat Dalam pasien adalah dokumen asuhan perawat dalam di RSUD Banyumas ini akan
Mendokumentasikan keperawatan pasien di rawat inap yang mendokumentasikan asuhan menjadi suatu potensi yang
Asuhan Keperawatan yang didokumentasikan dengan sistem keperawatan berbasis komputer kuat untuk meningkatkan
Berbasis Komputer Di berbasis komputer pada 1 bulan terakhir di RSUD Banyumas yang pelayanan keperawatan yang
Rsud Banyumas dan merupakan dokumentasi asuhan dapat di terapkan juga di ada di RSUD Banyumas.
Penulis: keperawatan pasien yang telah pulang. Rumah Sakit yang lainnya. Perawat yang memiliki kinerja
Intan Diah Pramithasari - Populasi dalam penelitian ini adalah pendokumentasian yang baik,
Tahun: seluruh perawat pelaksana di ruang rawat cenderung memiliki dorongan
Jurnal Keperawatan inap RSUD Banyumas yang berjumlah yang kuat untuk dapat
Muhammadiyah, 2016 218 orang dan tersebar di 18 ruang rawat mencapai tujuan, bertindak
inap. Teknik sampling yang digunakan sesuai wewenang dan tanggung
dalam penelitian ini adalah simple jawabnya serta memiliki
random sampling sehingga diperoleh kemampuan untuk dapat
jumlah sampel sebanyak 76 orang. berfikir secara kritis.
Sedangkan penilaian kinerja perawat
diperoleh melalui observasi dokumentasi
keperawatan, yang dipilih berdasarkan
teknik purposive sampling dan
memenuhi kriteria tertentu.
V2 (validitas informasi) :
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif ekploratif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif.
V3 (Validitas Pengontrolan Perancu) :
Dalam penelitian ini Tidak adanya
disebutkan variabel perancu.
V4 (Validitas Analisis) :
- Berdasarkan hasil analisis univariat,
didapatkan prosentase nilai sebesar 95%.
Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
pendokumentasian diagnosa keperawatan
berbasis komputer di RSUD Banyumas
dalam kategori baik.
- Hasil skoring kinerja perawat dalam
mendokumentasikan asuhan
keperawatan, diperoleh skor minimal 50,
maksimal 100 dengan rata-rata nilai
84,70, dan standar deviasi 14,502 yang
kemudian dibagi dalam 2 kategori
berdasarkan standar pelayanan minimal
Depkes yaitu kinerja kurang (skor < 85),
dan baik (skor ≥ 85). Sehingga,
berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar
perawat di RSUD Banyumas memiliki
kinerja pendokumentasian asuhan
keperawatan yang baik (52,6%).
V5 (Validitas Eksternal) :
Penelitian ini didukung dengan hasil
evaluasi dokumentasi keperawatan pada
beberapa rumah sakit umum yang
menunjukkan bahwa kemampuan perawat
mendokumentasikan keperawatan rata-rata
kurang dari 60% (Widjayanti, 2011).
Sementara itu, mengacu pada standar
minimal pelayanan di rumah sakit,
penentuan nilai kinerja dokumentasi baik
jika mendapatkan nilai 85% atau lebih, dan
dokumentasi kinerja tidak baik jika
mendapatkan nilai < 85%. Dengan adanya
pendokumentasian berbasis komputer ini
dapat membuat kerja perawat menjadi lebih
efisien.

DAPUS:
Atmanto Arif Puji, Anggorowati, R. (2020). Efektifitas pedoman pendokumentasian diagnosa dan intervensi keperawatan
berbasis android terhadap peningkatan mutu dokumentasi keperawatan di ruang rawat inap. Jurnal Keperawatan Dan
Kesehatan Masyarakat, 9, 83–92.

Pramithasari, Intan diah. (2016). Gambaran Kinerja Perawat Dalam Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan Berbasis
Komputer Di Rsud Banyumas. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

DAFTAR PUSTAKA

Oxyandi, M., & Endayni, N. (2020). Pengaruh Metode Komunikasi Efektif SBAR Terhadap Pelaksanaan Timbang Terima.
Jurnal ’Aisyiyah Medika, 5(1), 162–172. https://doi.org/10.36729/jam.v5i1.322

Kusumaningsih, dewi dan Monica, reva. (2019). Hubungan Komunikasi Sbar Dengan Pelaksanaan Timbang Terima
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rsud Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung Tahun 2019. Indonesian Jurnal of
Health Development Vol.1 No.2, September 2019

Anda mungkin juga menyukai