Anda di halaman 1dari 71

KRITISI JURNAL

“SASARAN KESELAMATAN PASIEN”

Dosen Penanggungjawab: M. Ali Maulana, S.Kep., Ners., M., Kep

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

Ridho Fadila Alfajri I4051201004 Lufy Afiestasari I4052201002


Atrasina Azyyati I4051201012 Yovita I4052201013
Yuta Indah Lestari I4051201018 Utari Handayani I4052201016
Indah Gusniadi I4051201026 Nur Asmalia I4052201015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
ANALISA JURNAL

SKP 1: Mengidentifikasi Pasien dengan Benar

N Poin Analisa Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


O “Analisis Pelaksanaan Ketepatan “Implementasi Sasaran “Gambaran Pelaksanan
Identifikasi PasienBerdasarkan Keselamatan Pasien Di Ruang Identifikasi Pasien sebelum
Standar Sasaran Keselamatan Rawat Inap RSU Kabupaten Melakukan Tindakan
Pasien diRumah Sakit Surya Tangerang” Keperawatan di RSUD Wates”
Insani Pasir Pengaraian”
1 Apakah penelitian Pada penelitian ini sudah cukup Pada jurnal ini sudah terfokus Sudah terfokus dengan jelas,
tersebut membahas jelas dalam memaparkan jelas dalam memaparkan karena pada penelitian ini
pertanyaan/masalah yang pembahasan masalah yang ada pembahasan terkait masalah bertujuan untuk mengetahui
terfokus dengan jelas? yaitu mengenai pelaksanaan efektivitas pelatihan sasaran gambaran identifikasi pasien
ketepatan identifikasi pasien. Dapat keselamatan pasien, dikarenakan sebelum melakukan tindakan
dilihat juga dari abstraknya sudah keselamatan pasien merupakan keperawatan di RSUD Wates.
tergambarkan secara keseluruhan bentuk keberhasilan suatu rumah
komponen-komponen yang harus sakit dalam membangun budaya
ada diabstrak walaupun singkat keselamatan pada pasien.
tetapi sudah terfokuskan dengan Sehingga masalah dalam
jelas. penelitian ini ialah bagaimana
efektivitas pelatihan sasaran
keselamatan pasien (SKP)
terhadap peningkatan kepatuhan
perawat dalam melakukan proses
identifikasi pasien, komunikasi
efektif, dan hand hygiene.
2 Apakah metode penelitian Metode yang digunakan pada jurnal Penelitian ini menggunakan Penelitian ini merupakan
(desain penelitian) sesuai penelitian ini merupakan penelitian desain penelitian kuantitatif, penelitian deskriptif. Metode ini
untuk menjawab kualitatif deskriptif, sesuai dengan dengan metode Quasy Experimen sudah sesuai karena metode
penelitian pertanyaan? metode karena pada penelitian ini dengan rancangan non-equivalent deskrpitif ini adalah metode
menggunakan informan penelitian contol group with pre and post penelitian yang dilakukan untuk
adalah orang yang mengetahui test. Metode ini sudah sesuai mengetahui nilai variabel
permasalahan secara mendalam, karena pada penelitian ini ingin mandiri tanpa perbandingan atau
mampu dan memiliki pengetahuan menguji pelatihan SKP pada penghubung dengan variabel
luas serta bersedia memberikan kelompok intervensi untuk lain.
informasi dengan baikdalam proses melihat dampaknya terhadap
kegiatan identifikasi pasien. kepatuhan perawat melaksanakan
identifikasi pasien, komunikasi
efektif, dan mencegah infeksi
melalui tenaga kesehatan: hand
hygiene. Sehingga dengan
metode ini dapat memberikan
perlakuan pada subjek penelitian
dan kemudian efek perlakuan
tersebut diukur dan dianalisa.
3 Apakah metode pemilihan Teknik penentuan subjek pada Teknik penentuan subjek pada  Teknik penentuan subjek
subjek? penelitian ini menggunakan metode penelitian ini menggunakan pada penelitian ini
purposive sampling. purposive metode total sampling. Total menggunakan metode simple
sampling  merupakan salah satu sampling merupakan teknik random sampling
teknik penentuan sampel sesuai penentuan sampel (pengambilan secara acak)
dengan karakteristik yang telah yangmenjadikan semua pasien dengan memperhatikan
ditentukan dan  sesuai dengan yang memenuhi kriteria inklusi kriteria inklusi dan eksklusi.
tujuan penelitian atau permasalahan sebagai sampel. Besar sampel Teknik simple random
penelitian. yang digunakan pada penelitian sampling merupakan teknik
ini sebanyak 31 perawat (16 pengambilan sampel dari
perawat kemuning atas dan 15 anggota populasi yang
perawat kemuning bawah) dan 33 dilakukan secara acak tanpa
pasien (17 pasien kemuning atas memperhatikan strata yang
dan 16 pasien kemuning bawah). ada dalam populasi itu.
 Besar sampel dihitung
menggunakan rumus solvin
sejumlah 135 orang perawat
4 Bisakah cara pengambilan Cara pengambilan sampel dapat Pada penelitian ini teknik Bisa. Penggunaan teknik random
sampel menimbulkan bias menimbulkan bias jika dalam pengambilan sampel sampling dapat menimbulkan
(seleksi)? pemilihan sampel tidak sesuai menggunakan total sampling bias bila karakteristik populasi
dengan kriteria inklusi dan eksklusi dimana sampel yang diambil tidak homogen karena setiap
yang telah ditetapkan sebelumnya merupakan sampel yang elemen dalam populasi punya
sehingga berdampak pada hasil digunakan telah disesuai dengan peluang yang sama untuk
akhir dari penelitian. kriteria inklusi yang dibuat oleh diseleksi sebagai subjek dalam
peneliti. Namun, teknik sampel
pengambilan sample ini dapat
menimbulkan bias jika dalam
pemilihan sampel tidak sesuai
dengan kriteria inklusi yang
dibuat atau terdapatnya
ketidakterbukaan informasi dari
para responden yang dijadikan
sample sehingga akan
mempengaruhi hasil akhir yang
diinginkan
5 Apakah sampel subjek Ya, karena pada penelitian ini Ya. Karena pada penelitian ini, Ya, karen pada penelitian ini
mewakili yang berkaitan peneliti mengguanakan metode peneliti menggunak metode peneliti menggunakan metode
dengan populasi yang pengambilan sampel dengan teknik pengambilan sample dengan pengambilan sampel dengan
temuan akan hilang? Purposive Sampling dimana teknik total sampling dimana teknik pengambilan secara acak
purposive sampling merupakan sample yang diambil merupakan (symple random sampling)
salah satu jenis teknik non seluruh populasi yaitu sebanyak dengan memperhatikan kriteria
probability sampling di mana sebanyak 31 perawat (16 perawat inklusi dan eksklusi. Kriteria
pengambilan sampel didasarkan kemuning atas dan 15 perawat inklusi dalam
pada kriteria-kriteria yang kemuning bawah) dan 33 pasien penelitian ini perawat pada ruang
dirumuskan terlebih dahulu oleh (17 pasien kemuning atas dan 16 rawat inap RSUD Wates yang
peneliti. Sampel diambil bukan pasien kemuning bawah) yang bersedia menjadi responden,
secara acak, namun ditentukan telah disesuaikan dengan kriteria perawat yang akan melakukan
sendiri oleh peneliti dengan inklusi yang dibuat oleh peneliti. tindakan keperawatan berupa
pertimbangan atau kriteria tertentu. Sehingga sample dapat mewakili pemberian obat, pemberian
Sehingga sample dapat mewakili populasi penelitian transfusi darah dan produk darah,
populasi penelitian pengambilan sampel darah atau
spesimen sputum, urine atau
feces, dan perawat pendidikan
minimal D III Keperawatan
dengan masa kerja minimal 1
tahun. Sedangkan kriteria
eksklusi yaitu perawat dengan
masa kerja kurang dari 1 tahun
serta perawat yang tidak bersedia
menjadi responden. Sehingga
sample dapat mewakili populasi
penelitian
6 Apakah ukuran sampel Pada prastudi sebelumnya Data yang ditemukan peneliti Pada prastudi yang dilakukan
didasarkan pada didapatkan laporan keselamatan dalam prastudi melalui tim PPI peneliti dalam pnellitian ini
pertimbangan pra-studi pasien di tingkat kabupaten juga RSU Kabupaten Tangerang pada terdapat insiden keselamatan
kekuatan statistik? tidak tercatat dan terlapor .Di tanggal 11 Agustus 2016, pasien di RSUD Wates dari
Kabupaten Rokan hulu terdapat 6 diketahui bahwa jumlah Insiden bulan Januari sampai dengan
rumah sakit, dimana salah satunya Keselamatan Pasien berjumlah Maret 2017 terdapat 31 laporan
adalah Rumah Sakit Surya Insani. 31 kasus pada periode bulan kasus insiden. Dua belas
Dari enam sasaran keselamatan Januari – Juni 2016. Oleh diantaranya menyangkut
pasien, pelaksanaan identifikasi di karena itu peneliti melakukan identifikasi pasien yaitu 7
Rumah Sakit Surya Insani masih penelitian di rumah sakit tersebut laporan pasien tidak terpasang
belum mencapai target yang menggunakan desain penelitian gelang, laporan kesalahan
ditetapkan. Oleh karena itu deskriptif analitik dengan teknik gelang. Dengan jumlah populasi
dilakukan penelitian ini pengambilan sample total di ruang rawat inap RSUD Wates
menggunakan jenis penelitian random samplinng. Teknik ini Klulon progo sebanyak 206
kualitatif untuk lebih melihat dari digunakan bila jumlah populasi orang perawat. Teknik
sudut pandang orang-orang yang kurang dari seratus dan pengambilan secara acak (symple
bersangkutan dalam melaksanakan menggunakan jumlah populasi random sampling). Yang
keselamatan pasien. Yang dipilih sebagai sampel. Pada penelitian dihitung menggunakan rumus
menggunakan teknik purposive ini sampel yang digunakan slovin yang merupakan rumus
sampling adalah tim keselamatan sebanyak 31 perawat (16 yang digunakan untuk
pasien, perawat pelaksana, kepala perawat kemuning atas dan 15 menghitung jumlah dari sebuah
ruangan, manajer keperawatan dan perawat kemuning bawah) dan populasi objek tertentu yang
pasien rawat inap. 33 pasien (17 pasien kemuning belum diketahui karakteristiknya
atas dan 16 pasien kemuning secara pasti. Kemudian
bawah). didapatkanlah sejumlah 135
orang perawat yang menjadi
sampel dalam penelitian ini.
7 Apakah pengukuran Pada penelitian ini tidak Iya, pada penelitian ini kuisoner Pada penelitian ini tidak
(kuesioner) mungkin menggunakan kuisoner. Karena yang digunakan oleh peneliti menggunakan kuisoner. Karena
valid dan dapat penelitian ini jenis kualitatif, teknik sudah melakukan uji validitas penelitian ini bersifat deskriptif,
diandalkan? pengambilan data dilakukan dengan dan reabilitas. Dan dapat di menganalisis variabel secara
cara wawaancara, dan lembar andalkan. deskriptif dengan melihat
observasi digunakan sebagai frekuensi dari setiap variabel.
instrumen penelitian.
8 Apakah signifikansi Dalam peneliian ini nilai statistik Iya, Berdasarkan hasilanalisis di Dalam peneliian ini nilai statistik
statistik dinilai? tidak di uji. Karena penelitian ini di peroleh nilai OR= 13.200 yang tidak di uji. Karena penelitian ini
peroleh dengan menggunakan alat artinya perawat yang sudah di peroleh dengan menggunakan
pengumpulan data berupa pedoman mengkuti pelatihan patien safety alat pengumpulan data berupa
wawancara. Namun berdasarkan memiliki peluang 13.200 kali pedoman wawancara. Namun
dari hasil penelitian ini menyatakan untuk menginmplementasikan berdasarkan dari hasil penelitian
bahwa sebagian besar perawat sasaran keselamatan pasien ini menyatakan bahwa sebagian
mengetahui bahwa indentifikasi dengan baik dibandingkan besar perawat mengetahui bahwa
pasien dilakukan sebelum dengan perawaat yang belum indentifikasi pasien dilakukan
melakukan tindakan /asuhan mengikuti pelathian patien safety. sebelum melakukan tindakan
keperawatan pada pasien. Namun Hasil uji statistik di peroleh nila p /asuhan keperawatan pada
tidak mengetahui harus value =0,043 dimana nilai p pasien. Namun tidak mengetahui
mengindentifikasi pasien dengan value a 0,05 maka terdapat harus mengindentifikasi pasien
dua identitas dan perivikasi data hubungan antara pelatihan patient dengan dua identitas dan
pasien. safety dengan implementasi perivikasi data pasien.
sasaran keselamatan pasien.
Yang artinya nilai statistik
dinyatakan signifikan
9 Apakah interval Dalam penelitian ini tidak ditulis Iya. Dalam penelitian ini Dalam penelitian ini tidak ditulis
kepercayaan diberikan interval kepercayaan yang menggunakan interval interval kepercayaan yang
untuk hasil utama? digunakan kepercayaan/CI 95% dengan digunakan
hasil :
 Sebanyak 22 perawat (71%)
dengan pendidikan DIII
keperawatan
mengimplementasikan sasaran
keselamatan pasien dengan
baik sedangkan perawat
dengan pendidikan S1
sebanyak 1 perawat (3,2%)
yang mengimplementasikan
sasaran keperawatan dengan
baik sehingga diperoleh hasil
analisis nilai 0R= 0,076
artinya pendidikan s1 memiliki
peluang 0,076 kali untuk
mengimplementasikan sasaran
keselamatan pasien
dibandingkan dengan perawat
D3 keperawatan.
 Sebanyak 16 perawat (51,6%)
dengan lama kerja rendah (≤5
tahun) mengimplementasikan
sasaran keselamatan pasien
dengan baik sedangkan
perawat dengan lama bekerja
tinggi (≥5 tahun) sebanyak 7
perawat (22,6%) yang
mengimplementasikan sasaran
keselamatan pasien dengan
baik sehingga diperoleh
analisa OR= 0.062 yang
artinya perawat yang lama
bekerjanya tinggi memiliki
peluang 0,062 kali untuk
mengimplementasikan sasaran
keselamatan pasien dengan
baik dibandingkan perawat
lama bekerja rendah
 Sebanyak 1 perawat (3,2%)
yang belum mengikuti
pelatihan patient safety
mengimplementasikan sasaran
keselamatan pasien baik
sedangkan perawat yang telah
mengikuti pelatihan patient
safety sebanyak 22 perawat
(71%) yang
mengimplementasikan sasaran
keselamatan dengan baik
sehingga diperoleh hasil
analisa OR=13.200 artinya
perawat yang sudah mengikuti
pelatihan patient safety
memiliki peluang 13.200 kali
utuk mengimplementasikan
sasaran keselamatan pasien
dibandingkan dengan perawat
yang belum mengikuti
pelatihan patient safety
10 Mungkinkah ada faktor Faktor dalam penelitian ini seperti Dalam penelitian ini tidak Faktor-faktor dalam penelitian
perancu yang belum Ketentuan akreditasi, pengetahuan disampaikan faktor perancu ini seperti usia, jenis kelamin,
diperhitungkan? pendidikan, masa kerja, status
kepegawaian
11 Bisakah hasil diterapkan tidak, berdasarkan hasil penellitian iya. Berdasarkan hasil penelitian tidak, gambaran penelitian ini
ke organisasi Anda? didapatkan kurangnya pengetahuan ini menjukan bahwa perawat menjukan bahwa perawat masih
perawat dan petugas kasehatan yang mengikuti pelatihan pasien tidak melakukan identifikasi
lainnya dalam identifikasi pasien safety memiliki peluang untuk pasien sebesar 28,1 %
disebabkan karena sering mengimplementasikan sasaran
bergatinya karyawan sehingga keselamatan pasoen dengan baik
dalam pelaksaanya hanya elemen daripada yang belum mengikuti
pertama yang memenuhi akreditasi pelatihanpasien safety
SNARS edisi 1.
12 Apakah semua hasil Berdasarkan hasil penelitian, dari Menurut hasil penelitian, capaian Dari hasil penelitian yang
penting untuk individu total lima elemen SKP identifikasi ketepatan identifikasi pasien dilakukan, didapatkah hasil
atau populasi pasien, hanya elemen pertama yang sebesar 77,4% yakni sebanyak 24 proses identifikasi yang
dipertimbangkan? sesuai standar akreditasi. Sebagian perawat mengimplementasi dilakukan RSUD Wates yakni
besar RS Surya Insani mengetahui dengan baik. Hasil observasi, sebesar 71,9% dan yang tidak
bahwa identifikasi pasien sebelum sebesar 75.8%(25 pasien) dilakukan adalah sebesar 28,1%.
melakukan asuhan namun tidak menggunakan gelang Dari hasil di atas, diperlukan bagi
mengetahui harus mengidentifikasi identitasdengan minimal dua pihak rumah sakit menggiatkan
pasien dengan dua identitas dan identitas (nama pasiendan sosialisasi tentang SKP 1 yakni
verifikasi data pasien. Sehingga tanggal lahir pasien) serta 33 proses identifikasi pasien kepada
diperlukan bagi pihak manjemen rekam medik (100%) semuanya seluruh petugas kesehatan.
rumah sakit untuk melakukan teridentifikasidengan minimal Pelaksanaan monitoring rutin dan
sosialiasi atau seminar tentang SKP dua identitas. Capaian ketepatan evaluasi terhadap implementasi
1 yakni identifikasi pasien agar identifikasi pasien di ruang rawat SKP 1 dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan perawat inap RSU Kabupaten Tangerang meningkatkan mutu RSUD
dalam pelaksanaan SKP. sudah dilakukan namun belum Wates.
optimal. Sehingga diperlukan
bagi pihak rumah sakit dalam
melakukan pelatihan patient
safety secara berkala dan
melakukan pengawasan dan
evaluasi dalam implementasi
patient safety untuk mencapai
SKP 100%.
13 Apa dampak penggunaan Peneliti memaparkan bahwa Dari hasil penelitian, disimpulkan Dengan pelaksanaan pengawasan
tes ini pada pasien keselamatan pasien di rumah sakit bahwa petugas kesehatan di RSU atau monitoring dan evaluasi
/populasi Anda? dimulai dari ketepatan identifikasi Kabupaten Tangerang sudah rutin terhadap petugas kesehatan
pasien. Kesalahan proses mengimplementasikan SKP 1 tentang pelaksanaan SKP 1 yakni
identifikasi dapat menjadi akar dari namun belum optimal, sehingga proses identifikasi pasien dapat
banyak kesalahan seperti memerlukan pelatihan dan meningkatkan mutu rumah sakit.
medication errors, monitoring secara rutin. Selain Penerapan standar kompetensi
kesalahanpemberian obat, salah itu, terdapat hubungan antara bagi pegawai dalam melaksankan
dalam transfusi darah, pendidikan terakhir, lama SKP khususnya dalam proses
pemberianprosedur pengobatan bekerja, dan pelatihan patient identifikasi pasien diperlukan.
pada orang yang salah, bahkan safety terhadap implementasi Adanya sosialisasi untuk
bisamenyebabkan penyerahan bayi SKP 1. upgrade knowledge perawat
pada keluarga yang salah. tentang SKP 1 diperlukan untuk
Berdasarkan SPO identifikasi meningkatkan mutu dan
pasien yang ada di RS Surya Insani pelayanan RSUD Wates.
bahwa pada saat melakukan
identifikasi pasien, perawat
harusmembandingkan data pasien
dengan gelang identitas pasien.
Namun, tidak semua perawat yang
diteliti mengetahui dengan tepat
prosedur identifikasi pasien

SKP 2: Meningkatkan Komunikasi yang Efektif

N Poin Analisa Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


O “Efektivitas Pelatihan Sasaran “Optimalisasi Keselamatan “Analisis Efektivitas
Keselamatan Pasien terhadap Pasien melalui Komunikasi Tulis Baca
Peningkatan Kepatuhan Perawat Komunikasi SBAR dalam Konfirmasi dalam Sasaran
Melaksanakan Proses Identifikasi Handover” Keselamatan Pasien di Ruang
Pasien, Komunikasi Efektif dan Rawat Inap Rumah Sakit X
Hand Hygiene” Jepara”
1 Apakah penelitian Pada jurnal ini sudah terfokus jelas Pada penelitian ini dijelaskan Pada penelitian ini sudah
tersebut membahas dalam memaparkan pembahasan secara singkat namun sudah dipaparkan secara cukup jelas
pertanyaan/masalah yang terkait masalah efektivitas pelatihan terfokus dengan masalah terkait masalah komunikasi
terfokus dengan jelas? sasaran keselamatan pasien, penelitian. Salah satu dimana Komunikasi Tulis Baca
dikarenakan keselamatan pasien komunikasi efektif yang dapat Konfirmasi (TBK) merupakan
merupakan bentuk keberhasilan suatu digunakan pada saat handover suatu bentuk komunikasi efektif
rumah sakit dalam membangun adalah komunikasi SBAR. yang mengharuskan komunikasi
budaya keselamatan pada pasien. Sehingga masalah pada antara dokter dan perawat
Sehingga masalah dalam penelitian penelitian ini ialah untuk dilakukan melalui via telepon
ini ialah bagaimana efektivitas mengetahui hubungan dengan tahapan-tahapan yang
pelatihan sasaran keselamatan pasien komunikasi SBAR dalam telah ditentukan. Pada penelitian
(SKP) terhadap peningkatan handover dengan keselamatan terdapat komunikasi yang kurang
kepatuhan perawat dalam melakukan pasien di rumah sakit. baik antara perawat dan dokter
proses identifikasi pasien, sehingga komunikasi dilakukan
komunikasi efektif, dan hand selama ini seringkali hanya
hygiene. dalam bentuk telepon. Sehingga
tujuan penelitian ini adalah
menganalisis efektivitas
komunikasi TBK di ruang rawat
inap RS X Jepara.
2 Apakah metode penelitian Penelitian ini menggunakan desain Penelitian ini berupa deskripitif Penelitian ini merupakan
(desain penelitian) sesuai penelitian kuantitatif, dengan metode korelasional. Penelitian ini penelitian kuantitatif berjenis
untuk menjawab Quasy Experimen dengan rancangan sudah sesuai untuk menjawab observasional analitik. Penelitian
penelitian pertanyaan? non-equivalent contol group with pre penelitian pertanyaan karena ini sudah sesuai dimana metode
and post test. Metode ini sudah pada penelitian ini mencari ini untuk menggali informasi
sesuai karena pada penelitian ini suatu hubungan pada masalah lebih mendalam atau untuk
ingin menguji pelatihan SKP pada penelitian. mendapatkan penjelasan secara
kelompok intervensi untuk melihat terperinci tentang suatu fenomena
dampaknya terhadap kepatuhan atau masalah. Sesuai pada judul
perawat melaksanakan identifikasi penelitian yaitu Analisis
pasien, komunikasi efektif, dan efektivitas komunikasi tulis baca
mencegah infeksi melalui tenaga konfirmasi dalam sasaran
kesehatan: hand hygiene. Sehingga keselamatan pasien di Ruang
dengan metode ini dapat memberikan Rawat Inap Rumah Sakit X
perlakuan pada subjek penelitian dan Jepara.
kemudian efek perlakuan tersebut
diukur dan dianalisa.
3 Apakah metode pemilihan Teknik penentuan subjek pada  Pengambilan sampel Pemilihan subjek dalam
subjek? penelitian ini menggunakan metode dilakukan secara non penelitian ini menggunakan data
proportionate stratified random probability sampling primer yang diperoleh dengan
sampling. Proportionate stratified  Teknik penentuan subjek menggunakan alat pengumpulan
random sampling merupakan teknik pada penelitian ini data berupa pedoman wawanca ra
pengambilan sampel pada populasi menggunakan metode yang dilakukan kepada 6 orang (3
yang heterogen dan berstrata dengan purposive sampling. orang dokter dan 3 orang
mengambil sampel dari tiap-tiap sub Purposive sampling perawat) di ruang rawat inap RS
populasi yang jumlahnya disesuaikan merupakan pengambilan X Jepara.
dengan jumlah anggota dari masing- sampel berdasarkan maksud
masing sub populasi secara acak atau atau tujuan tertentu yang
serampangan. ditentukan oleh peneliti
berdasarkan kriteria inklusi

4 Bisakah cara pengambilan Apabila aggota-anggota populasi Cara pengambilan sampel Ya. Apabila saat pengumpulan
sampel menimbulkan bias tidak bersifat homogen tetapi bisa dapat menimbulkan bias jika data peneliti mudah dipengaruhi
(seleksi)? dikelompokan dalam kelompok- dalam pemilihan sampel tidak oleh keinginannya dan memiliki
kelompok yang relative homogeny, sesuai dengan kriteria inklusi jawaban responden sesuai
maka proses pengambilan sampelnya dan eksklusi yang telah keinginannya akan membuat
akan menimbulkan bias karena ditetapkan sebelumnya hasil semakin tidak reliabel yang
keheterogenan yang terdapat dalam sehingga berdampak pada hasil menyebabkan data yang
anggota populasi sehingga akhir dari penelitian. terkumpul menjadi bias
berpengaruh terhadap informasi yang
diperoleh dari variable yang diteliti
5 Apakah sampel subjek Ya, karena pada penelitian ini Ya, karena pada penelitian ini Pada penelitian ini tidak
mewakili yang berkaitan menggunakan metode proportionate peneliti mengguanakan metode dijelaskan jumlah populasi yang
dengan populasi yang stratified random sampling. pengambilan sampel dengan digunakan. Peneliti hanya
temuan akan hilang? Proportionate stratified random teknik Purposive Sampling meparkan pengumpulan data
sampling merupakan teknik dimana purposive sampling yang dilakukan berupa pedoman
pengambilan sampel pada populasi merupakan salah satu jenis wawanca ra yang dilakukan
yang heterogen dan berstrata dengan teknik ¬non probability kepada 6 orang (3 orang dokter
mengambil sampel dari tiap-tiap sub sampling di mana pengambilan dan 3 orang perawat) di ruang
populasi yang jumlahnya disesuaikan sampel didasarkan pada rawat inap RS X Jepara.
dengan jumlah anggota dari masing- kriteria-kriteria yang Sehingga tidak diketahui apa
masing sub populasi secara acak, dirumuskan terlebih dahulu sample dapat mewakili atau
Sehingga sample dapat mewakili oleh peneliti. Sampel diambil tidak.
jumlah populasi.Jumlah sample pada bukan secara acak, namun
panelitian ini berjumlah 31 responden ditentukan sendiri oleh peneliti
baik kelompok intervensi maupun dengan pertimbangan atau
kontrol . kriteria tertentu. Sehingga
sample dapat mewakili
populasi penelitian. sampel
pada penelitian ini berjumlah
42 orang
6 Apakah ukuran sampel Pada penelitian ini tidak dijelaskan Penelitian ini tidak Hasil studi pendahuluan
didasarkan pada mengenai prastudi yang dilakukan menjelaskan mengenai prastudi didapatkan informasi bahwa 6
pertimbangan pra-studi dalam membantu menentukan ukuran yang dilakukan dalam upaya dari 10 kasus kejadian nyaris
kekuatan statistik? sampel. Penelitian ini menggunakan untuk memilik ukuran sampel. cidera di RS X Jepara terjadi
desain penelitian Quasi Eksperimen Namun sampel adalam akibat komunikasi yang kurang
dengan rancangan non-equivalent penelitian ini dilakukan secara baik antara dokter dan perawat.
control group with pre and post test nonprobability sampling Untuk menindaklanjuti informasi
yaitu dengan memberikan perlakuan dengan metode purposive tersebut penelitin melakukan
atau intervensi pada subjek penelitian sampling yang merupakan penelitian kualitatif berjenis
kemudian efek perlakuan tersebut pengambilan sampel observasional analitik. Data
diukur dan dianalisa. Teknik berdasarkan maksud atau primer diperoleh dengan
sampling proportionate stratified tujuan tertentu yang ditentukan menggunakan alat pengumpulan
random sampling digunakan dalam oleh peneliti. Setelah data berupa pedoman wawancara.
penelitian ini yang mendapatkan menetapkan kriteria inklusi, Informan utama dalam penelitian
jumlah sampel 31 responden baik maka perawat yang menjadi ini berjumlah 6 orang yaitu 3
kelompok intervensi maupun sampel pada penelitian ini orang dokter dan 3 orang perawat
kontrol.Teknik ini biasa digunakan berjumlah 42 orang. di ruang rawat inap RS X Jepara
pada populasi yang mempunyai sedangkan informan triangulasi
susunan bertingkat atau berlapis- adalah manajer penunjang di RS
lapis. Teknik ini digunakan bila X Jepara.
populasi mempunyai anggota/unsur
yang tidak homogen dan berstrata
secara proporsional.
7 Apakah pengukuran Pada penelitian ini tidak dijelaskan Dalam peneltian ini Pada penelitian ini tidak
(kuesioner) mungkin apakah peneliti menggunakan menunjukan bahwa menggunakan kuisoner. Karena
valid dan dapat pengukuran (kuesioner) sudah diuji Berdasarkan uji normalitas data penelitian ini jenis kualitatif,
diandalkan? validitasnya atau tidak. Sehingga shapiro wilk (p value > a) dari teknik pengambilan data
tidak diketahui apakah pengukuran penelitian ini. Dari pernyataan dilakukan dengan cara
tersebut valid atau tidak tersebut mungkin kuisoner wawaancara mendalam,
yang digunakan sudah valid. mendapatkan penjelasan secara
Dan dapat di andalkan. terperinci tentang suatu fenomena
atau masalah.
8 Apakah signifikansi Tidak, dalam penelitian ini dilihat Iya, berdasarkan penelitian ini Dalam peneliian ini nilai statistik
statistik dinilai? dari hasil uji wilxon signed ranks test menujukkan bahwa handover tidak di uji. Karena penelitian ini
bulan mei terhadap komunikasi dengan menggunakan di peroleh dengan menggunakan
efektif bulan mei, nilai p sebesar komunikasi SBAR memiliki alat pengumpulan data berupa
0,005 < 0,05, maka dapat disimplkan hubungan yang signifikan pedoman wawancara
bahwa pelatihan skp dapat terhadap keselamatan pasien.
meningkatkan kepatuhan perawat Nilai p value=0,001. Yang
melaksanakan komunikasi efektif artinya memiliki nilai yang
pada bulan pertama setelah pelatihan. signifikan.
Demikian pula hasil wiloxson signed
rank test pada oalh data SPSS di
bulan juni dengan nilai p sebesar
0,034 < 0,05. Maka dapat di
simpulkan bahwa pelatihan SKP
meningkatkan kepatuhan perawat
melaksanakan komunikasi efektif.
Pada bulan kedua pada kelompok
kontrol peningkatan komunikasi
efektif tidak ada yang bermakna (p
>0,05 ) pada bulan pertama maupun
kedua. Dari pernyataan tersebut dapat
di nyatakan bahwa nilai statistik tidak
signifikan.
9 Apakah interval Dalam penelitian ini tidak dilakukan Dalam penelitian ini Dalam penelitian ini tidak
kepercayaan diberikan interval kepercayaan menggunakan interval dituliskan interval kepercayaan
untuk hasil utama? kepercayaan 95% dengan hasil yang digunakan
yang didapat :
 Rata-rata umur perawat
pelaksana 27,45 tahun (95%
CI = 26.13-28.77) dengan
umur termuda 21 tahun dan
umur tertua 35 tahun. Hasil
estimasi 95% diyakini rata-
rata umur perawat
pelaksana diantara 26.13
sampai dengan 28.77
 Rata-rata masa kerja
perawat pelaksana 4.16
tahun (95% CI= 3.26-5.06)
dengan masa kerja baru 3
bulan dan masa kerja lama
10 tahun
 Keselamatan pasien 148.81
(82,67%) dengan standar
deviasi 12.15
 Rata-rata keselamatan
pasien lebih tinggi oleh
perawat pelaksana laki-laki
154.86 standar deviasi 9.16
nilai 86,03%
10 Mungkinkah ada faktor Ada beberapa faktor perancu yang Faktor yang mungkin Faktor yang mempengaruhi
perancu yang belum dihubungkan dalam penelitian ini mempengaruhi seperti usia, penelitian ini seperti peraturan
diperhitungkan? seperti usia ( dewasa muda, dewasa masa kerja, jenis kelamin, rumah sakit, SOP
tua), jenis kelamin, pendidikan (DIII, pendidikan, pelatihan
Ners, jenjang karir pra PK-PK1,
PKII-PKIII)
11 Bisakah hasil diterapkan Iya. Menurut peneliti, pelatihan SKP iya. Pelaksanaan komunikasi iya. Berdasarkan hasil penelitian
ke organisasi Anda? dapat meningkatkan tingkat SBAR pada handover pelaksanan komunikasi efektif
kepatuhan perawat dalam berhubungn dengan TBK dapat meningkatkan
melaksanakan budaya keselamatan keselamatan pasien keselamatan pasien
pasien, terutama SKP 2. dikarenakan SBAR
meningkatkan kerja sama
antara dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya dan
meningkatkan kepuasaan klien.
12 Apakah semua hasil Iya. Peneliti menemukan bahwa Iya. Dari hasil penelitian Iya. Hasil penelitian yang
penting untuk individu pelatihan SKP meningkatkan disimpulkan bahwa konunikasi dilakukan peneliti
atau populasi kepatuhan secara bermakna di bulan SBAR berhubungan dengan mengemukakan bahwa
dipertimbangkan? pertama. Sehingga diperlukan keselamatan pasien. Standar komunikasi efektif metode SBAR
pertimbangan oleh peran kontrol dan komunikasi yangdapat dan TB sudah dilakukan di RS X
dukungan kepala ruangan untuk meningkatkan kualitas Jepara, namun pelaksanaannya
membangun pelaksanaan budaya komunikasi danmencegah belum optimal. Hal tersebut
keselamatan pasien secara konsisten. kesalahan dalam perawatan dikarenakan belum ada peraturan
pasienadalah komunikasi di RS X Jepara terkait sanksi
SBAR. Perawat pelaksana yang yangdiberikan kepada petugas
mendapatkan pelatihan, kesehatan terkait
terutama komunikasi SBAR dengan pelaksanaan TBK yang
dapat meningkatkatkan tidak sesuaidengan prosedur,
keselamatan pasien. Pihak sosialisasi terkait TBKsudah
manajemen rumah sakit dapat pernah dilakukan di RS X Jepara.
mengadakan sosialisasi atau Jadi disimpulkan bahwa pihak
workshop dengan metode manajemen rumah sakit perlu
roleplay tentang komunikasi menerapkan sistem reward dan
SBAR untuk perawat di rumah punishment untuk menegaskan
sakit untuk meningkatkan rasio SKP terutama komunikasi SBAR
keselamatan pasien. dan TBK.
13 Apa dampak penggunaan Hasil penelitian mengungkapkan Peneliti mengungkapkan Dari hasil penelitian, peneliti
tes ini pada pasien pelatihan SKP dapat meningkatkan bahwa komunikasi SBAR menuliskan bahwa komunikasi
/populasi Anda? kepatuhan perawat dalam dapat meningkatkan kualitas efektif yang tepat waktu, akurat,
melaksanakan beberapa poin SKP. komunikasi dan mencegah lengkap,jelas, dan yang dipahami
Pada kelompok intervensi ditemukan kesalahan dalam perawatan olehresipien/penerima akan
bahwa terdapat peningkatan pasien. Miskomunikasiadalah mengurangikesalahan, dan
kepatuhan pada pelaksanaan SKP akar penyebab pada 82% menghasilkan peningkatan
identifikasi pasien dan komunikasi kejadian sentinel. Oleh karena keselamatan pasien. Sedangkan,
efektif. itu, implementasi komunikasi komunikasi yang dilakukan
SBARmeningkatkan kerjasama secaratidak efektif dapat
antara perawat, dokter,dan menyebabkan terjadinya
meningkatkan kepuasan serta kesalahan dalam penanganan
keselamatan pasien. dan pemberian tindakan serta
Komunikasi SBAR dapat obat kepada pasien sehingga
membangunkerja sama tim berdampak pada kerugian bagi
yang baik dan hubungan kerja pasien dan rumah sakit.
yang positif. Komunikasi efektif dapat
memudahkan petugas kesehatan
dalam memberikan penanganan
kepada pasien.
SKP 3: Meningkatkan Keamanan Obat-obatan yang Harus Diwaspadai

N Poin Analisa Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


O “Analisis Sasaran Keselamatan “Tata Kelola dan Kepatuhan “Analisis Penerapan Prinsip
Pasien Dilihat dari Aspek Penerapan Standar Patient Keselamatan Pasien Dalam
Pelaksanaan Identifikasi Pasien Safety Penyakit Pemberian ObatTerhadap
dan Keamanan Obat di RS Stroke di Rumah Sakit Dr. Terjadinya Medication Error di
Kepresidenan RSPAD Gatot Kanujoso Djatiwibowo Tahun Rawat Inap Rumah Sakit X
Soebroto Jakarta” 2015” Tahun
2018”
1 Apakah penelitian Masalah terfokuskan dengan jelas Masalah pada penelitian ini sudah Masalah sudah terfokuskan
tersebut membahas dalam memaparkan pembahasan dijabarkan secara singkat dan dengan jelas. Dapat dilihat dari
pertanyaan/masalah yang terkait masalah identifikasi obat. jelas. Jika dilihat dari abstrak tujuan penelitian yaitu untuk
terfokus dengan jelas? Masalah pada penelitian ini pada masih ada komponen-komponen menganalisa faktor-faktor apakah
input terkait sumber daya manusia yang belum tercantum. Tetapi yang mempengaruhi penerapan
tenaga kesehatan dalam sudah tergambarkan jika dibaca prinsip keselamatan pasien dalam
mengurangi insiden kesleamtan secara keseluruhan. proses pemberian obat di ruang
pasien, saran prasarana, dan proses rawat inap rumah sakit X.
terkait pengorganisasian dan
pelaksanaan.
2 Apakah metode penelitian Jenis penelitian ini adalah Metode sudah sesuai. Penelitian Penelitian ini merupakan
(desain penelitian) sesuai exploratory research dengan ini menggunakan studi kasus penelitian kualitatif. Sesuai
untuk menjawab pendekatan kualitatif. Metode ini dengan rancangan berdasarkan dengan penelitian metode ini
penelitian pertanyaan? sesuai dengan penelitian data prospektif dan kualitatif dipertimbangkan dengan dasar
dikarenakan pada penelitian ini berdasarkan data primer melalui bahwa penelitian ini memerlukan
menggunakan informan utama observasi dan wawancara. data dan informasi lengkap, lebih
yaitu perawat rawat inap yang mendalam dan bermakna serta
terdapat KNC, perawat rawat inap dapat mendeskripsikan secara
yang tidak terdapat KNC dan salah komprehensif dengan konteks
satu anggota keselamatan pasien. yang sbeneranya dan dapat
menerangkan fenomena secara
keseluruhan.
3 Apakah metode Pada penelitian ini menggunakan Pada penelitian ini tidak Tidak dijelaskan metode
pemilihan subjek? metode deskriptif kualitatif diketahuimetode pemilihan pemilhan subjek, namun teknik
dengan istrumen penelititan subjeknya namun di dalam pengambilan data dalam
panduan wawancara dan lembar penelitian dijelaskan pengambilan penelitian dilakukan dengan
observasi data menggunakan data primer wawancara mendalam kepada 10
dan sekundersebagai data yang orang informan yang terdiri dari
dikumpulkn dengan cara Dokter, DPJP, perawat
wawancara secara mendalam, penanggung jawab shift di 2
observasi dan membuat formulir lantai ruang keperawatan, petugas
isian dari rekam medik pasien farmasi meliputi apoteker dan
rawatinap dengan diagnosis apoteker pendamping, serta 2
stroke orang dari level manajemen yaitu
kepala bidang keperawatan dan
direktur rumah sakit serta data
dari kegiatan observasi
4 Bisakah cara Ya. Apabila saat pengumpulan Tidak dapat dijelaskan . Ya. Apabila saat pengumpulan
pengambilan sampel data peneliti mudah dipengaruhi Diakrenakan tidak terdapat data peneliti mudah dipengaruhi
menimbulkan bias oleh keinginannya dan memiliki metode pemilihansubjek pada oleh keinginannya dan memiliki
(seleksi)? jawaban responden sesuai jurnal. jawaban responden sesuai
keinginannya akan membuat hasil keinginannya akan membuat hasil
semakin tidak reliabel yang semakin tidak reliabel yang
menyebabkan data yang terkumpul menyebabkan data yang
menjadi bias terkumpul menjadi bias
5 Apakah sampel subjek Pada penelitian tidak peneliti tidak Pada penelitian ini tidak Pada penelitian ini peneliti tidak
mewakili yang berkaitan terdapat jumlah populasi dan dijelaskan jumlah populasi menjelaskan berapa jumlah
dengan populasi yang jumlah sample yang digunakan. ataupun jumlah sample yang populasi yang digunakan
temuan akan hilang? Peneliti hanya memaparkan digunakan peneliti.peneliti hanya penelitini hanya menjelaskan jika
perawat rawat inap yang terdapat memaparkan jika Sampel adalah dalam penentuan informan dalam
KNC, Perawat rawat inap yang semua pasienUnit Stroke penelitian ini mengacu pada
tidak terdapat KNC dan salah satu dengandiagnosis Stroke tanpa prinsip kesesuaian
anggota keselamatan pasien. Dan jumlah pasti dari sample yang (appropriateness) dan kecukupan
untuk menguji validitas data, digunakan sehingga tidak (adequacy) Kesesuaian artinya
dipilih informan triangulasi yaitu diketahui apakah sample tersebut sampel dipilih berdasarkan
kepala Kepala perawat di unit dapat mewakili populasi. pengetahuan mengenai input
rawat inap yang pernah ada KNC, proses dan output dari penerapan
Kepala perawat di unit rawat inap prinsip keselamatan pasien di
yang tidak ada KNC dan rawat inap serta dianggap dapat
Sekertaris Komite Mutu dan memberikan informasi yang
Keselamatan Pasien tanpa ada sesuai dengan topik penelitian.
jumlah pasti sehingga tidak Kecukupan artinya jumlah
diketahui apakah sample dapat sampel yang dipilih disesuaikan
mewakili populasi. dengan jenis dan kedalaman
informasi yang dibutuhkan
peneliti. Sehingga tidak dapat
diketahui apa sample dapat
mewakili popoulasi.
6 Apakah ukuran sampel Pada penelitian ini didapatkan Pengambilan data awal yang Pada prasudi penelitian ini
didasarkan pada bahwa sebelumnya peneliti diperoleh dari RSUD Dr. Rumah sakit X memiliki
pertimbangan pra-studi melakukan prastudi keamanan Kanujoso Djatiwibowo yang kapasitas 67 bed dan memiliki 2
kekuatan statistik? obat yang perlu diwaspadai (high mengindikasikan adanya KTD. lantai ruang perawatan. Dari data
alert) di RSPAD Gatot Soebroto Hal ini sebagaimana dalam insiden keselamatan pasien di
masih 85% dan belum mencapai laporan kinerja di Rumah Sakit rumah sakit X tahun 2015 sampai
target yang ditentukan yaitu 100%. pada bulan Januari-September 2016 terdapat 30 kasus insiden di
Berdasarkan wawancara studi tahun 2014 menunjukkan adanya rumah sakit, yang 12 diantaranya
pendahuluan masih terdapat obat rata-rata HAIs berupa Infeksi adalah kasus kesalahan
high alert di unit rawat inap yang Aliran Darah Primer (IADP) pemberian obat di rawat inap.
tidak terlabel serta perawat lupa Plebitis sebesar 7,62% dengan Oleh karena itu penelitian ini
mengembalikan obat tersebut ke faktor risiko lama pemasangan dilakukan dengan desain
bagian farmasi setelah digunakan. alat dan terapi cairan bermolekul penelitian kualitatif dengan
Oleh karena itu dalam penelitian besar. Kejadian pasien jatuh wawancara mendalam kepada 10
Exploratory Research dengan sebanyak 4 orang meskipun tidak orang informan yang terdiri dari
pendeketan kualitatif ini peneliti mengakibatkan cacat atau Dokter DPJP, perawat
memilih informan utama adalah meninggal. Oleh karena itu penanggung jawab shift di 2
perawat rawat inap yang terdapat penelitian ini menggunakan studi lantai ruang perawatan, petugas
KNC, Perawat rawat inap yang kasus dengan rancangan farmasi meliputi apoteker dan
tidak terdapat KNC dan salah satu berdasarkan data prospektif dan apoteker pendamping, serta 2
anggota keselamatan pasien. kualitatif berdasarkan data primer orang dari level manajemen yaitu
melalui observasi dan wawancara Kepala bidang keperawatan dan
dengan farmasi, dokter, perawat. Direktur rumah sakit serta data
Sampel adalah semua pasien Unit dari kegiatan observasi.
Stroke dengan diagnosis Stroke. Penentuan informan dalam
penelitian ini mengacu pada
prinsip kesesuaian
(appropriateness) dan kecukupan
(adequacy) Kesesuaian artinya
sampel dipilih berdasarkan
pengetahuan mengenai input
proses dan output dari penerapan
prinsip keselamatan pasien di
rawat inap serta dianggap dapat
memberikan informasi yang
sesuai dengan topik penelitian.
Kecukupan artinya jumlah
sampel yang dipilih disesuaikan
dengan jenis dan kedalaman
informasi yang dibutuhkan
peneliti.

7 Apakah pengukuran Pada penelitian ini tidak Pada penelitian ini tidak Pada penelitian ini tidak
(kuesioner) mungkin menggunakan pengukuran menggunakan kuisoner. Karena menggunakan kuisoner. Karena
valid dan dapat (kuesioner). Namun untuk menguji penelitian ini menggunakan study penelitian ini jenis kualitatif,
diandalkan? validitas data dalam penelitian ini kasus berdasarkan data prospektif teknik pengambilan data
memilih informant trianggulasi dan kualitatif berdasarkan data dilakukan dengan cara
yaitu kepala kepala perawat diunit primer melalui observasi dan wawaancara mendalam
rawat inap yang pernah ada KNC, wawancara
kepala perawat di unt rawat inap
yang tidak ada KNC dan
seketaris komite mutu dan
keselamatan pasien.
8 Apakah signifikansi Dalam penelitian ini nilai statistik Dalam penelitian ini nilai statistik Dalam penelitian ini nilai statistik
statistik dinilai? tidak di uji. Karena penelitian ini tidak di uji. Karena pada tidak di uji. Karena penelitian ini
bentuknya seperti menganalisis penelitian ini berdasarkan dari adalah kualitatif sehingga nilai
berdasarkan wawancara. teori yang ada kemudian di buat statistik tidak di ketahui. Namun
kerangka konsep untuk menyusun dari hasil kesimpulan menyatakan
tata kelola dan standar prinsif keselamatan pasien dalam
keselamatan pasien. Data yang di pemberian obat di rumah sakit
kumpul kemduian di golongkan secara umum sudah cukup baik.
kedalam data primer dan data Hanya saja ada beberapa hal yang
sekunder. menjadi perhatian bagi
manajemen untuk di perbaiki
bagi manajemen untuk di
perbaiki agar menjadi lebih baik
di kemudian hari.
9 Apakah interval Dalam penelitian ini tidak Dalam penelitian ini tidak Dalam penelitian ini tidak
kepercayaan diberikan dituliskan interval kepercayaan dituliskan interval kepercayaan dituliskan interval kepercayaan
untuk hasil utama? yang digunakan yang digunakan yang digunakan

10 Mungkinkah ada faktor Faktor dalam penelitian ini faktor yang dapat mempengaruhi Faktor dalam penelitian ini
perancu yang belum seperti usia, jenis kelamin, dalam penelitian ini seperti seperti pengetahuan, beban kerja,
diperhitungkan? pendidikan, jabatan, dan masa pengetahuan,sikap dan perilaku lingkungan kerja, SPO,
kerja komunikasi, pelatihan, sosialisasi
11 Bisakah hasil diterapkan tidak, dikarenakan hasil dari tidak, penelitian ini mennjukan tidak, penelitian ini menunjukan
ke organisasi Anda? penelitian ini menjukan perawat Kepatuhan penerapan untuk obat bahwa penyebab terjadinya
dapat menyebutkan langkah- high alert masih kurang baik dan medical error anatara lain
langkah apa saja yang harus Dokter dan perawat masih belum kurangnya supervisi dari
dilakukan dalam pelaksana banyak mengetahui tentang obat- pimpinan, kurangnya jumlah
identifikasi pasien dan keamanan obatan LASA karena belum ada SDM perawat, tingginya turnover
obat dan dapat menyebutkan daftar obat LASA di rumah sakit. perawat, tidak tersedianya SPO
dengan tepat dan jelas sesuai Sticker NORUM hanya terpasang pemberian obat dengan prinsip 7
dengan kebijakan dan SOP yang di farmasi benar, sosialisasi yang tidak
berlaku di rumah sakit.namun dilakukan secara kontinyu dan
bukan berarti mereka melakukan tidak adanya program diklat atau
tugasnya sesuai dengan SOP, pelatihan di rumah sakit X.
perawat pelaksana merasa setiap
melakukan suatu tindakan tidak
perlu bertanya nama pasien
berulang-ulang. Karena perawat
merasa sudah mengingat nama
pasien tersebut. Perbuatan perawat
ini sebenarnya termasuk dalam
kejadian nyaris cedera (KNC)
karena bisa saja terdapat 2 atau
lebih pasien yang memiliki nama
yang serupa, nama pasien tersebut
juga bisa bebeda secara
pengucapan dan tulisan.

12 Apakah semua hasil Iya. Dari hasil penelitian ini, Iya. Peneliti menilai tatakelola Iya. Peneliti menilai prinsip
penting untuk individu peneliti menemukan bahwa patient safety pada unit penyakit keselamatan dalam pemberian
atau populasi perawat pelaksana kurang stroke di RSKD belum optimal, di obat di rumah sakit X secara
dipertimbangkan? berkomitmen dalam melaksanakan mana dari total 10 sasaran, umum sudah baik, namun belum
SKP 3, yakni kewaspadaan obat. kepatuhan yang kurang efektif optimal. Hal ini dibuktikan dari
Peneliti mengungkapkan bahwa satu di antaranya adalah hasil obervasi proses pemberian
dalam bertugas, perawat tidak pengawasan obat high alert. Dari obat oleh perawat di unit rawat
melaksanakan SKP 3 sesuai SOP hasil di atas, diperlukan bagi inap, sebesar 25% perawat tidak
yang berlaku di rumah sakit manajemen RSKD untuk melakukan benar pasien, benar
dengan meletakkan obat (high membuat kebijakan, pedoman, informasi, dan benar
alert) di meja rawat inap pasien dan SOP yang mengatur patient dokumentasi. Hal ini disebabkan
tanpa pengawasan. Sehingga pihak safety, yang sebelumnya belum rumah sakit X belum memiliki
manajemen rumah sakit perlu pernah diatur. Manajemen RSKD SPO 7 benar pemberian obat.
mengaktifkan penanggungjawab atau instalasi farmasi dapat Oleh karena itu diperlukan
dari tim keselamatan pasien untuk membuat daftar obat high alert supervisi dari pimpinan,
di setiap unit rawat inap, dan panduan memakainya serta pembuatan SPO 7 benar obat, dan
perludiadakan pelatihan rutin, memberi tanda untu obat-obatan sosialiasi secara konsisten dan
perluadanya tindak lanjut high alert. Hal ini diperlukan kontinyu untuk mewujudkan SPK
kepatuhan SOPterkait monitoring untuk meningkatkan kewaspadaan 3, yakni kewaspadaan obat
keselamatanpasien di unit rawat obat bagi petugas kesehatan demi
inap dengan cara memasang tercapainya SKP.
CCTV danmemberikan kuesioner
penilaiankepada pasien rawat inap
sebagaimetode evaluasi perawat
dan perluditingkatkan lagi budaya
pencatatandan pelaporan kasus
keselamatanpasien.
13 Apa dampak penggunaan Menurut peneliti, kurangnya Peneliti memaparkan, obat-obatan Dari hasil paparan peneliti,
tes ini pada pasien komitmen perawat dalam high alert yang diletakkan di banyak faktor yang memengaruhi
/populasi Anda? melaksanakan SKP 3 dapat ruangan dan tercampur dengan kurang optimalnya implementasi
membahayakan keselamatan obat lain dalam tempat obat SPK 3. faktor lingkungan tempat
pasien. RSPAD Gatot Soebroto pasien dapat menyebabkan kerja yang kurangmemadai
memiliki SOP dalam menjaga kekeliruan dan membahayakan seperti fasilitas ruang obat yang
keamanan obat high alert yang sehingga mengakibatkan KTD tidak dimilikidi salah satu lantai
harus dilaksanakan. Lokasi farmasi atau sentinel event apabila tidak perawatan maupun adanya
rawat inap yang terbilang jauh dikelola dengan baik. Namun pekerjaantambahan perawat,
rawat inap menjadi kendala kepatuhan penerapan akurasi obat kurangnya supervise dari
perawat pelaksana dengan pasien tercapai dengan baik di mana pimpinan, panduan yang kurang
yang banyak dantugas yang akurasi obat dilakukan dengan jelas serta tidak adanya
menumpuk membuat dokumentasi pencatatan obat. farmasiklinik, dan diklat yang
perawat merasa Obatyang akan diberikan kepada belum berjalan serta
membuangwaktunya dengan pergi pasien ditulis di daftarpemberian belumdibentuknya sebuah
ke farmasirumah sakit. maka dari obat oleh dokter. Perawat setelah program diklat merupakan
itu perawatmenaruh obat high memberikan obat mencatat atau faktorkontributor yang berperan
alert di ruangrawat inap apabila mendokumentasikan di daftar dalam terjadinya suatu
belum habisdikonsumsi atau akan pemberian obat. Saat serah terima errorwalaupun pemahaman para
dikonsumsioleh pasien dalam pasien sebagai catatan untuk karyawan rumah sakit
waktu dekat. Halini tentu saja operan pemberian obat baik antar Xmengenai keselamatan pasien
sangat berbahaya danmelanggar ruangan maupun saat pasien sudah cukup baik. Dari hal
SOP rumah sakit yangtelah dipindah. tersebut terlihat bahwa kegagalan
ditetapkan. sistemyang ada berpengaruh
terhadap timbulnya kejadian
medication error. Kekurangan
yang terjadi akibat
tidakberfungsinya sistem
pertahanan pada tiap lapisan yang
terbentuk sehingga kemungkinan
terjadinyaerrorcukupbesar
SKP 4: Memastikan Lokasi Pembedahan yang Benar, Prosedur yang Benar, Pembedahan pada Pasien yang Benar

N Poin Analisa Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


O “Surgical Cheklist sebagai Upaya “Pengetahuan Perawat dengan “Evaluasi Pelaksanaan
MeningkatkanPatient Safety” Upaya Penerapan Patient Penandaan Operasi di Ruang
Safety OperasI RS PKU
di Ruang IGD dan ICU RSUD Muhammadiyah Unit II
Salewangang Maros” Yogyakarta”
1 Apakah penelitian Masalah terfokuskan dengan jelas Masalah sudah terfokuskan Masalah sudah terfokus dengan
tersebut membahas karena pada penelitian ini dengan jelas. Dimana masalah jelas terkait evaluasi pelaksanaan
pertanyaan/masalah yang mempelajari literature review untuk pada penelitian ini ialah untuk penandaan operasi di ruang
terfokus dengan jelas? mengetahui apakah surgical safety mengetahui hubungan operasi RS PKU Muhammadiyah
cheklist dapat meningkatkan patient pengetahuan perawat dengan Unit II Yogyakarta. Dapat dilihat
safety di rumah sakit dalam upaya penerapan patient safety juga pada abstrak komponen-
berkolaborasi dengan tim kesehatan di ruangan IGD dan ICU RSUD komponen yang harus ada pada
lain. Salewangan Maros abstrak juga sudah terpapar
secara keseluruhan.
2 Apakah metode penelitian Metodei ini berupa literature Sudah sesuai. Penelitian ini Penelitian ini menggunakan
(desain penelitian) sesuai review. Metode ini sesuai dengan menggunakan metode penelitian metode penelitian gabungan
untuk menjawab penelitian karena hanya melakukan komperatif dengan pendekatan (mixed methods) antara metode
penelitian pertanyaan? penelusuran jurnal-jurnal terkait cross sectional study. kuantitati dan metode kualitatif.
dengan judul penelitian ini. Dengan desain penelitian
menggunakan model sequential
explanatory. Metode pada
penelitian ini sudah sesuai dengan
penelitian yakni pada metode
kuantitatif digunakan untuk
mencari informasi yang terukur
mengenai pelaksanaan penandaan
operasi dan metode kualitatif
digunakan untuk mendapatkan
informasi mengenai evaluasi
pelaksanaan penandaan operasi di
ruang operasi RS PKU
Muhammadiyah Unit II
Yogyakarta.
3 Apakah metode Tidak terdapat adanya metode Pengambilan sampel pada Metode yang digunakan pada
pemilihan subjek? pemilihan subjek dikarenakan penelitian ini menggunakan penelitian ini adalah consecutive
penelitian merupakan literature teknik sampling aksidental sampling dengan alokasi waktu
review berjumlah 41 orang sesuai pengumpulan sampel selama 30
dengan kriteria inklusi hari sebanyak 62 sampel
4 Bisakah cara Tidak dapat diidentifikasi adanya Bisa. Sangat mungkin sampel Bisa. Apabila saat penelitian tidak
pengambilan sampel bias dikarenakan metode pemilihan yang diperoleh tidak ditemukan responden dengan
menimbulkan bias merupakan literature review representative dan bias, sehingga kriteria tertentu dengan jumlah
(seleksi)? tidakmungkin untuk menarik yang mencukupi dalam satu
kesimpulan yangbersifat waktu, sehingga menyebabkan
generalisasi berdasarkan metode peneliti tidak mempunyai sample
tersebut frame
5 Apakah sampel subjek Pada penelitian tidak terdapat Pada penelitian ini populasi yang Pada penelitian ini tidak
mewakili yang berkaitan jumlah populasi yang digunakan digunakan yaitu sebanyak 43 dijelaskan jumlah populasi yang
dengan populasi yang ataupun jumlah sample yang orang. Pengambilan sampel digunakan ataupun jumlah sample
temuan akan hilang? digunakan sehingga Tidak ketahui menggunakan teknik sampling yang digunaka oleh peneliti.
apakah sample dapat mewakili aksidental yaitu teknik Peneliti hanya memaparkan
populasi atau tidak dikarenakan penentuan sampel berdasarkan Subjek pada penelitian ini adalah
metode pemilihan merupakan kebetulan, yaitu siapa saja yang dokter spesialis pelaksana operasi
literature review. secara kebetulan bertemu dengan (operator), kepala ruang operasi,
peneliti dapat digunakan sebagai pasien pre operatif, dan Direktur
sampel, bila dipandang orang Pelayanan Medis di PKU
yang kebetulan ditemui itu cocok Muhammadiyah Unit II
sebagai sumber data. Sampel Yogyakarta. Objek penelitian ini
dalam penelitian ini adalah adalah pelaksanaan penandaan
sebanyak 41 orang yang sesuai operasi di ruang operasi RS PKU
dengan kriteria inklusi. Sehingga Muhammadiyah Unit II
sample tidak dapat mewakili Yogyakarta tapa jumlah yang
populasi dikarenakan sample pasti sehingga tidak diketahui apa
yang diambil merupakan siapa sample dapat mewakili populasi.
saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti.
6 Apakah ukuran sampel Penelitian ini merupakan Literature Pada penelitian ini didapatkan Peneliti prastudi penelitian di RS
didasarkan pada review dengan metode penelitian prastudi dilakukan oleh peneliti PKU Muhammadiyah Unit II
pertimbangan pra-studi ini adalah penelusuran artikel di RSUD Salewangang Maros Yogyakarta karena PKU
kekuatan statistik? publikasi pada Google Scholar, di dapatkan jumlah pasien dalam Muhammadiyah Unit II
PubMed, Ebscho dengan kata kunci 6 bulan terakhir yaitu sebanyak merupakan rumah sakit yang
yang dipilih yaitu Surgical Safety 60 (100%) pasien. Berdasarkan mempunyai jadwal operasi yang
Checkliat, collaboration, Patient hasil wawancara dengan banyak perharinya dan
Safety. Jadi prastudi mengenai beberapa perawat yang ada di mempunyai fasilitas 5 kamar
sampel tidak dibahas di penelitian ruang IGD dan ICU RSUD operasi yang melayani seluruh
ini. Salewangang Maros, didapatkan pasien jaminan dan umum.
bahwa pernah terjadi kejadian Penelitian ini menggunakan
yang tidak diharapkan dan nyaris metode penelitian gabungan
cedera yang disebabkan oleh (mixed methods) antara metode
perawat atau pasien itu sendiri. penelitian kuantitatif dan
Oleh karena itu penelitian ini kualitatif. Desain penelitian ini
dilakukan dengan populasi menggunakan model Sequential
dalam penelitian ini adalah Explanatory, yakni model
semua perawat di Ruang IGD penelitian ini dilakukan dengan
dan ICU RSUD Salewangang cara mengumpulkan data dan
Maros dengan populasi 43 menganalisis data kuantitatif pada
orang. Pengambilan sampel tahap pertama,kemudian
menggunakan teknik sampling melakukan pengumpulan data dan
aksidental. Sampling aksidental menganalisis data kualitatif pada
adalah teknik penentuan sampel tahap kedua, selanjutnya
berdasarkan kebetulan, yaitu menganalisis data secara
siapa saja yang secara kebetulan keseluruhan untuk kemudian
bertemu dengan peneliti dapat diambil kesimpulan dari analisis
digunakan sebagai sampel, bila data tersebut. Penelitian
dipandang orang yang kebetulan dilakukan dengan dua tahap yaitu
ditemui itu cocok sebagai kuantitaif kemudian diikuti
sumber data. Dan sampel dalam dengan kualitatif. Populasi dan
penelitian ini 41 orang yang sampel kuantitatif menggunakan
sesuai dengan kriteria inklusi. consective sampling dengan
alokasi waktu pengumpulan
sampel dalam waktu 30 hari pada
bulan Februari-Maret 2016.
Jumlah sampel yang didapatkan
sebanyak 62 sampel. Kemudian
dilakukan wawancara kepada
pihak yang terlibat dalam
prosedur pelaksanaan penandaan
yaitu operator (4 sampel), kepala
ruang operasi, dan direktur
pelayanan medis.
7 Apakah pengukuran Pada penelitian ini tidak Pada penelitian ini tidak Pada penelitian ini tidak
(kuesioner) mungkin menggunakan kuisoner. Karena dijelaskan apakah peneliti dijelaskan apakah peneliti
valid dan dapat penelitian berupa metode litterature menggunakan pengukuran menggunakan pengukuran
diandalkan? review dengan batasan kriteria (kuesioner) sudah diuji (kuesioner) sudah diuji
inklusi validitasnya atau tidak. Sehingga validitasnya atau tidak. Sehingga
tidak diketahui apakah tidak diketahui apakah
pengukuran tersebut valid atau pengukuran tersebut valid atau
tidak. tidak. Karea pada penelitian ini
tekniknya mengunpulkan data
dan menganalisis data kuantitatif
pada tahap pertama, kemudian
menganalisis data secara
keseluruhan untuk diambil
kesimpulan dari analsisis data
tersebut.
8 Apakah signifikansi Dalam penelitian ini nilai statistik Dalam penelitian ini berdasarkan Iya, pada penelitian ini operasi
statistik dinilai? tidak di uji. Karena teknik yang uji Chi square dengan nilai p = bedah umum sebanyak 7 operasi
digunakan adalah teknik 0,637 > 0,05, yang berarti (20,6%) menggunakan spidol
menganalisis berbagai artikel tidak memiliki hubungan yang penandaan operasi dan sebanyak
dengan kriteria inklusi. Namun bermakna antara pengetahuan 5 operasi (14,7%) menggunakan
dalam hasil penelitian ini perawat dengan kepastian tepat spidol permanent. Pada operasi
menejlaskan bahwa penggunaan lokasi pembedahan, tepat mata 9 operasi (26,5%)
surgey safety ceklist di maksudnkan prosedur dan tepat pasien. Dapat menggunakan spidol yang sesuai
untuk memfasilitas komunikasi dinayatakan berarti nilai statistik dengan SPO (Standar prosedur
yang efektif dalam prosedur tidak signfikan. operasional ) dan sebanyak 13c
pembedahan sehingga operasi (38,2%) menggunakan
meningkatkan kualitas pelayanan spidol permanenr. berdasarkan
keperawatan dan peningkatan hasil p Value ( p Value= 0,00) di
keselamatan pasien di kamar bedah dapatkan hasil yang signifikan
baik sebelum operasi/selama yang berarti alat yang di gunakan
operasi. Sehingga di perluka adanya untuk penandaan operasi
sosialisasi dukungan dan keterlibata dipengaruhi jenis operasi yang
semua pihak agar peraat bersama dilakukan.
semua tim yang terlibat mempunyai
tujuan, keyakinan dan kerja sama
yang baik untuk memnafaatkan
penggunaan ceklist secara optimal
untuk memberikan pelayanan
pembedahan yang terbaik buat
pasien.
9 Apakah interval Dalam penelitian ini tidak ditulis Dalam penelitian ini tidak ditulis Dalam penelitian ini tidak ditulis
kepercayaan diberikan interval kepercayaan yang interval kepercayaan yang interval kepercayaan yang
untuk hasil utama? digunakan digunakan digunakan

10 Mungkinkah ada faktor Faktor dalam penelitian ini adalah faktor dalam penelitian ini Faktor yang didapat dalam
perancu yang belum kolaborasai antar tim, pengetahuan, seperti jenis kelamin, usia, penelitian ini seperti usia, jenis
diperhitungkan? skill, lingkungan kerja pendidikan kelamin, lama bekerja, tingkat
pendidikan, dan tempat bekerja
11 Bisakah hasil diterapkan iya. Penggunaan Surgery safety iya. Berdasarkan hasil penlitian iya. Hasil penelitian menunjukan
ke organisasi Anda? checklist sebagai komunikasi yang ini pengetahuan perawat tentang bahwa pelaksaan penadaan
efektif dalam prosedur pembedahan upaya penerapan pasien safety operasi sudah sesuai dengan
sehingga meningkatkan kualitas berhubungan dengan ketepatan kepastian ketepatan lokasi,
pelayanan keperawatan dan identifikasi pasien, peningkatan ketepatan prosedur, dan ketepatan
peningkatan keselamatan pasien di komunikasi efektif, pasien sudah berjalan dan
kamar bedah baik sebelum operasi, berkembang sesuai dengan SPO
selama operasi dan sesudah operasi.
(standar prosedur operasi)

12 Apakah semua hasil Iya. Berdasarkan paparan peneliti, Menurut hasil penelitian yang Iya. Peneliti mengemukakan
penting untuk individu surgical checklist belum diterapkan dilakukan peneliti, pelaksanaan pelaksanaan penandaan operasi di
atau populasi di semua rumah sakit di Indonesia. penandaan operasi di rumah ruang operasi RS PKU
dipertimbangkan? WHO sudah mensosialiasikan sakit terkait sudah dilakukan Muhammadiyah Unit II
penggunaan instrumen pembedahan dengan benar dan sesuai dengan Yogyakarta sudah berjalan dan
di tahun 2008, namun di Indonesia, SPO. IGD dan ICU RSUD berkembang dengan baik sesuai
hal tersebut baru populer setelah Salewangang Maros sudah SPO dengan persentase 73%.
keselamatan pasien masuk dalam melakukan penandaan operasi, Untuk meningkatkan nilai
standar akreditasi rumah sakit. Oleh verifikasi sebelum operasi, tersebut, maka disarankan bagi
karena itu diperlukan sosialisasi, pelaksanaan time out sebelum pihak manajemen rumah sakit
dukungan dari semua pihak agar prosedur operasi berlangsung. untuk melakukan sosialisasi dan
perawat dan semua tim yang sehingga diperlukan bagi pihak kampanye mengenai pentingnya
terlibat dapat memanfaatkan manajemen rumah sakit untuk penandaan operasi bagi seluruh
surgical checklist secara optimal menjamin dan mempertahankan pihak yang terkait, menciptakan
demi memberikan pelayanan indikator demi mutu pelayanan budaya yang lebih efektif,
pembedahan terbaik. RSUD Salewangang Maros. perubahan SPO yang lebih
maksimal, perbaikan logistik,
usulan perencanaan penggunaan
spidol untuk satu pasien,
efektivitas waktu dalam
pelaksanaan penandaan operasi,
dan edukasi kepada pasien.
13 Apa dampak penggunaan Peneliti mengutip penelitian lain Berdasarkan paparan peneliti, Dari hasil penelitian yang
tes ini pada pasien tentang penggunaan surgical ketika prosedur patient safety dipaparkan peneliti, keuntungan
/populasi Anda? checklist di negara lain dapat terlaksana dengan baik maka penandaanoperasidapat
menurunkan tingkat komplikasi mutu pelayanan rumah sakit mempercepat tindakan operasi
pembedahan. Penurunan tersebut meningkat dan terjamin. Hal ini danmembantu kesuksesan
konsisten selama 3 bulan. Namun dikarenakan suatu rumah sakit operasi. Selain keuntunganyang
hal ini memerlukan kerja sama dikatakan baik jika pelayanan disebutkan diatas, salah satu
perawat dan semua tim bedah untuk untuk keselamatan pasien juga pengaruhpenandaan operasi
mewujudkan keselamatan pasien berjalan dengan baik. Dengan terhadap pasien adalah
melalui surgical checklist. melakukan penandaan operasi dapatmemperkecil luka sayatan,
Implementasi Surgery secara benar dan sesuai tahapan sehingga bekas lukaoperasi lebih
SafetyChecklist memerlukan pelaksanaan penandaan operasi, minimal.
seorangkoordinator untuk maka pelaksanaan penandaan Memahami tentang Patient
bertanggung jawabuntuk operasi benar sesuai SPO. Safety, danmelakukan penandaan
memeriksa checklist.Koordinator operasi sesuai denganindikasi
biasanya seorang perawatatau kasus operasi seperti yang
dokter atau profesional dijelaskandiatas.Pemahaman
kesehatanlainnya yang terlibat tersebutsesuai dengan
dalam operasi.Pada setiap fase, definisipatient safety untuk
koordinator checklistharus mengurangi risikokesalahanlokasi
diizinkan untuk mengkonfirmasi operasi yang
bahwa tim telah menyelesaikan merupakanmalpraktek dan
tugasnya sebelum melakukan kejadian sentinel.
kegiatan lebih lanjut. Koordinator Penandaanoperasi sendiri
memastikan merupakan bagian dari pre op
setiap tahapan tidak ada yang visite. Pelaksanaan penandaan ini
terlewati. memperolehbeberapa keuntungan
serta manfaatyangmempunyai
pengaruh baik terhadap
hasiloperasi. Diantaranya dengan
menggunakanpenandaan operasi,
operator merasa lebih amandan
lebih percaya diri dalam proses
operasi.Selain itu operator lebih
dapat komunikatifdengan para
pasien dalam
pelaksanaanpenandaan.

SKP 5: Mengurangi Risiko Infeksi akibat Perawatan Kesehatan

N Poin Analisa Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


O “Hubungan Tingkat “Penerapan Kewaspadaan “Hubungan antara Motivasi
Pengetahuan PerawatTentang Standar sebagai Upaya dengan Kepatuhan Perawat
Patient Safety Terhadap Pencegahan Bahaya Biologi Melaksanakan
Penerapan Sasaran V pada Tenaga Keperawatan” HandhygieneSebagai Tindakan
(Pengurangan Resiko Infeksi Pencegahan Infeksi
TerkaitPelayanan Kesehatan)” Nosokomial di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit AH
Tahun 2019”
1 Apakah penelitian Pada jurnal ini sudah terfokus jelas Masalah terfokuskan dengan Masalah terfokuskan dengan
tersebut membahas dalam memaparkan pembahasan jelas. Dimana perlunya suatu jelas. Dimana salah satu upaya
pertanyaan/masalah yang terkait masalah risiko infeksi. usaha pengendalian infeksi mencegah infeksi nosokomial
terfokus dengan jelas? Penyebab infeksi salah satunya dengan menerapkan kewaspadaan dengan melakukan hand hygiene
adalah karena faktor pengetahuan standar. Dengan itu perlunya dan ini berkaitan dengan motivasi
perawat tentang patient safety. evaluasi penerapan kewaspadaan dan kepatuhan perawat dalam
Sehingga masalah pada penelitian standar sebagai upaya pencegahan melakukan hand hygiene namun
ini ialah untuk mengetahui bahaya biologi bagi tenaga pada kenyataannya kepatuhan
hubungan tingkat pengetahuan keperawatan. hanya mencapai sekitar 56,3%.
perawat terhadap penerapan Sehingga masalah dpaat dilihat
sasaran V diruang rawat inap dengan jelas yaitu untuk
rumah sakit paru dungus madiun. menganalisa hubungan motivasi
dan kepatuhan perawat dalam
melakukan hand hygiene.
2 Apakah metode penelitian Metode ini sudah sesuai dengan Jenis metode yang digunakan Sudah sesuai. Jenis penelitian ini
(desain penelitian) sesuai penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode bersifat kuantitatif dengan
untuk menjawab pada jurnal penelitian ini evaluatif. Sesuai dengan metode observasi analitik,
penelitian pertanyaan? merupakan penelitian kuantitatif penelitian dikarenakan pada dengan pendekatan cross
dengan pendekatan cross sectional. metode ini digunakan untuk sectional.
mengumpulkan data tentang
implementasi dari suatu kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah
atau lembaga resmi dan untuk
melaksanakannya perlu
mengindetifikasi komponen dari
objek sebagai sebuah sistem.

3 Apakah metode pemilihan Pada penelitian ini, metode yang Pada penelitian ini, metode yang Pada penelitian ini, metode yang
subjek? digunakan adalah metode simple digunakan adalah metode digunakan adalah metode total
random sampling. purposive sampling sampling berjumlah 47 orang
4 Bisakah cara pengambilan Bisa. Apabila aggota-anggota Cara pengambilan sampel dapat Pada penelitian ini teknik
sampel menimbulkan bias populasi tidak bersifat homogen menimbulkan bias jika dalam pengambilan sampel
(seleksi)? tetapi bisa dikelompokan dalam pemilihan sampel tidak sesuai menggunakan total sampling
kelompok-kelompok yang relative dengan kriteria inklusi dan dimana sampel yang diambil
homogeny, maka proses eksklusi yang telah ditetapkan merupakan sampel yang
pengambilan sampelnya akan sebelumnya sehingga berdampak digunakan telah disesuai dengan
menimbulkan bias karena pada hasil akhir dari penelitian. kriteria inklusi yang dibuat oleh
keheterogenan yang terdapat peneliti. Namun, teknik
dalam anggota populasi sehingga pengambilan sample ini dapat
berpengaruh terhadap informasi menimbulkan bias jika dalam
yang diperoleh dari variable yang pemilihan sampel tidak sesuai
diteliti dengan kriteria inklusi yang
dibuat atau terdapatnya
ketidakterbukaan informasi dari
para responden yang dijadikan
sample sehingga akan
mempengaruhi hasil akhir yang
diinginkan
5 Apakah sampel subjek Ya, karena pada penelitian ini Ya, karena pada penelitian ini Ya. Karena pada penelitian ini,
mewakili yang berkaitan peneliti menggunakan metode peneliti mengguanakan metode peneliti menggunak metode
dengan populasi yang pengambilan sampel dengan teknik pengambilan sampel dengan pengambilan sample dengan
temuan akan hilang? pengambilan secara acak (symple teknik Purposive Sampling teknik total sampling dimana
random sampling) dimana purposive sampling sample yang diambil merupakan
dengan memperhatikan kriteria merupakan salah satu jenis teknik seluruh populasi yaitu berjumlah
inklusi dan eksklusi. Dimana ¬non probability sampling di 47 orang yang telah disesuaikan
sampel yang digunakan berjumlah mana pengambilan sampel dengan kriteria inklusi yang
32 orang berdasarkan perhitungan didasarkan pada kriteria-kriteria dibuat oleh peneliti. Sehingga
dengan rumus slovin yang dirumuskan terlebih dahulu sample dapat mewakili populasi
oleh peneliti. Sampel diambil penelitian
bukan secara acak, namun
ditentukan sendiri oleh peneliti
dengan pertimbangan atau kriteria
tertentu. Sehingga sample dapat
mewakili populasi penelitian.
Akan tetapi peneliti tidak
mencantumkan jumlah dai sample
yang digunakan.

6 Apakah ukuran sampel Pada penelitian ini sampel yang Berdasarkan data yang didapatkan Pada penelitian yang dilakukan di
didasarkan pada digunakan adalah perawat ruang sebelumnya RSUD Tugurejo Rumah Sakit AH ini
pertimbangan pra-studi rawat inap Rumah Sakit Paru memiliki kapasitas tempat tidur menggunakan teknik total
kekuatan statistik? Dungus Madiun yang berjumlah sebanyak 401 buah dan jumlah sampling. Total sampling artinya
32 orang yang diambil setelah perawat yang ada sebanyak 315 jumlah sampel sama dengan
perhitungan menggunakan rumus orang. Studi dokumen dalam populasi, yang didapatkannya
slovin dan diambil menggunakan penelitian ini didapatkan melalui: sebayak 47 orang perawat yang
simple random sampling. Rumus literatur, profil rumah sakit, bertuga di ruang rawat inap
slovin adalah rumus yang laporan rumah sakit, Instruksi Rumah Sakit AH. Hal ini dapat
digunakan untuk menghitung Kerja (IK), SOP, dan dokumen dikarenakan jumlah populasi
jumlah dari sebuah populasi objek lain yang mendukung terkait kurang dari 100. Pada penelitian
tertentu yang belum diketahui dengan penerapan kewaspadaan ini tidak disampaikan berapa
karakteristiknya secara pasti. standar di RSUD Tugurejo jumlah perawat yang ada di
Simple random sampling yaitu Semarang. Penelitian ini rumah sakit ini atau data lainnya
teknik pengambilan sampel dari menggunakan metode evaluatif mengenai jumlah perawat.
anggota populasi yang dilakukan dan dalam pengambilan sampel
secara acak dan setiap populasi menggunakan purposive sampling
memiliki kesempatan yang sama. yaitu suatu teknik penentuan dan
Hal ini dilakukan karena secara pengambilan sampel yang
umum rumah sakit begitu luas dan ditentukan oleh peneliti dengan
kompleks. pertimbangan tertentu.
Pertimbangan pemilihan sampel
oleh peneliti karena penelitian ini
menggunakan wawancara in-
depth interview dan lembar
observasi yang dilakukan ke pada
pihak-pihak yang bertangguang
jawab akan penerapan
kewaspadaan standar di RSUD
Tugurejo Semarang seperti
Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit (PPIRS), Pelaksana K3, dan
Tenaga Keperawatan.
7 Apakah pengukuran Pada penelitian ini tidak dijelaskan Pada penelitian ini tidak Pada penelitian ini tidak
(kuesioner) mungkin apakah peneliti menggunakan dijelaskan apakah peneliti dijelaskan apakah peneliti
valid dan dapat pengukuran (kuesioner) sudah menggunakan pengukuran menggunakan pengukuran
diandalkan? diuji validitasnya atau tidak. (kuesioner) sudah diuji (kuesioner) sudah diuji
Sehingga tidak diketahui apakah validitasnya atau tidak. Sehingga validitasnya atau tidak. Sehingga
pengukuran tersebut valid atau tidak diketahui apakah tidak diketahui apakah
tidak. pengukuran tersebut valid atau pengukuran tersebut valid atau
tidak. Pada penelitian ini metode tidak. Pada penelitian ini jenis
yang di gunakan adalah metode penelitian yang di gunakan
evaluatif. Metode ini digunakan adalah penelitian kuantitatif
untuk mengmpulkan data dengan metode observasi analitk
implementasi dari satu kebijakan dengan pendekatan cros
yang di keluarkan oleh sectional.
pemerintah atau lembga resmi.
8 Apakah signifikansi Iya, dalam penelitian ini Dalam penelitian ini nilai statistik Iya, Dalam penelitian ini
statistik dinilai? menunjukan bahwa hasil uji tidak di uji. Karena teknik yang menunjukan bahwa hasil uji
statistik. Di dapatkan hasil P- digunakan adalah teknik statistik di dapatkan (P < 0,05)
value 0,011 (pa < 0,05) ( Ho. pengumpulan data dengan cara P=0,003. Dengan POR 9.286
Ditolak ) hal ini menjukkan bahwa wawancara observasi, dan studi (CI=2.225-38.750) Maka (Ha
terdapat hubungan natara dokumentasi. Informant di dapat di terima). Yang artinya
pengetahuan perawat tenttang tentukan dengan teknik purposive. nilai statistik ini dinyatakan
pasient safety dengan penerapan signifikan. Karena memiliki
sasaran V (pengurangan risiko hubungan yang bermakna antara
infeksi erkait pelayanan kesehatan) motivasi dengan kepatuhan
yang artinya bahwa nilai statistik perawat melaksanakan
di nayatakan signifikan. handhygine enam langkah dilima
moment sebagai pencegahan
infeksi nasokomial di ruang
rawat inap aulia hospital pekan
baru.
9 Apakah interval Dalam penelitian ini tidak Dalam penelitian ini tidak Dalam penelitian ini dituliskan
kepercayaan diberikan didituliskan interval kepercayaan dituliskan interval kepercayaan interval kepercayaan yang
untuk hasil utama? yang digunakan akan tetapi hasil yang digunakan digunakan adalah 95% dengan
yang didapatkan sebgian besar hasil yang didapat hubungan
perawat 46,9% memiliki motvasi dengan kepatuhan
pengetahuan cukup dan perawat perawat melakukan hand hygiene
yang tidak melakukan penerapan enam langkah dilima moment
sasaran keselamatan pasien V sebagai tindakan pencegahan
sebesar 53,1% infeksi nasokomial POR 9. 286
(CI=2.225-38.750) artinya ada
hubungan antara motivasi dengan
kepatuhan perawat melaksanakan
hand hygiene enam langkah di
lima moment sebagai tindakan
pencegahan infeksi nasokomia
10 Mungkinkah ada faktor Faktor lain yang didapatkan dalam Faktor lain dalam penelitian ini Faktor yang didapatkan dalam
perancu yang belum penelitian ini seperti status seperti pengetahuan, sikap dan penelitian ini seperti umur, jenis
diperhitungkan? pernikahan, lingkungan, sosial perilaku, SOP kelamin, pendidikan
budaya masyarakat
11 Bisakah hasil diterapkan iya, hasil penelitian menunjukan tidak, berdasarkan hasil penelitian iya, dikarenakan dengan
ke organisasi Anda? bahwa pengetahuan perawat ini menjukan bahwa peneran memotivasi perawat dapat
tentang pasien safety pada sasaran kewaspadaan standar sebagai meningkat kepatuhan perawat
ke 5, pengurangan resiko infeksi pencegahan bahaya biologi pada dalam pelaksanaan hand hygiene
terkait pelayanan kesehatan masih tenaga keperawatan masih kurang enam langkah dilima moment
rendah. Sehingga perlu adanya yang akan berdampak pada sebagai tindakan pencegahan
seminar dan pelathan tentang konssekuensi kesehatan yang infeksi nosokomial
pasien safety untuk meningkat tidak menguntungkan yang
pengetahuan perawat diderita oleh bnayak orang
sebagai akibat kesalahan medis
12 Apakah semua hasil Iya. Peneliti menemukan bahwa Iya. Dari hasil penelitian ini, Iya. Menurut penelitianini,
penting untuk individu terdapat hubungan antara didapatkan hasil 63 poin dari 11 motivasi perawat dalam
atau populasi pengetahuan perawat tentang elemen kewaspadaan standar, melakukan hand hygiene di
dipertimbangkan? patient safety dengan penerapan sebanyak 54 poin yang terpenuhi rumah sakit sebagian besar dalam
SKP 5, yakni pengurangan risiko dan dinilai layak standar. Untuk kategori tinggi. Sehingga
infeksi terkait pelayanan sisanya dinilai belum memenuhi diperlukan sistem reward bagi
kesehatan. Sehingga diharapkan standar dan belum diterapkan di perawat yang melaksanakan
pihak manajemen rumah sakit rumah sakit. Sehingga perlu hand hygiene dengan baik dan
dapat terus meningkatkan pertimbangan bagi pihak punishment bagi yang lalai.
pengetahuan perawat tentang manajemen rumah sakit untuk Selain itu perlu dipertimbangkan
patient safety untuk menjaga melakukan pengawasan dalam untuk melakukan briefing setiap
kualitas pelayanan dan pemberian penerapan kewaspadaan standar pagi setelah overan dinas antara
pelayanan kepada pasien sesuai dalam pengendalian infeksi bagi perawat dinas malam dan dinas
harapan rumah sakit dan pasien, petugas kesehatan. Selain itu, pagi selama 5 menit tentang hand
khususnya peningkatan mutu diperlukan pelatihan mengenai hygiene yang baik dan benar
rumah sakit. Selain itu, diperlukan pengendalian infeksi nosokomial. yang dipimpin oleh kepala
pengawasan dan evaluasi terhadap Pelatihan merupakan proses ruangan sebagai supervisi.
penerapan SKP 5 patient safety mengajarkan
sehingga semua perawat dapat pengetahuan, keahlian tertentu
menerapkan SKP 5 patient safety dan sikap agar perawat semakin
dengan baik. terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawab
sesuai denganstandar.
13 Apa dampak penggunaan Menurut peneliti, dengan Dalam penelitian ini, peneliti Berdasarkan hasil penelitian,
tes ini pada pasien peningkatan pengetahuan perawat memaparkan hasil evaluasi 11 motivasi perawat berhubungan
/populasi Anda? terhadap penerapan SKP 5 elemen kewaspadaan standar di terhadap kepatuhan perawat
mengenai pengurangan risiko RSUD Tugurejo Semarang. Dari dalam pelaksanaan SKP 5
infeksi terkait pelayanan hasil yang didapatkan, sebanyak khususnya hand hygiene.
kesehatan, dapat meningkatkan 54 poin dari total 63 poin 11 Motivasi merupakan proses
kualitas pelayanan dan pemberian elemen kewaspadaan standar mempengaruhi atau mendorong
pelayanan kepada pasien sesuai dinilai layak memenuhi standar. dari luar terhadap seseorang atau
harapan rumah sakit dan pasien, Dari penilaian ini, pihak kelompok kerja agar merekamau
khususnya peningkatan mutu manajemen dapat meningkatkan melaksanakan sesuatu yangtelah
rumah sakit. Pelaksanaan pelaksanaan 11 elemen ditetapkan. Sehingga disimpulkan
monitoring dan evaluasi juga kewaspadaan standar dalam semakin tinggi motivasi perawat
diperlukan agar semua perawat melakukan pencegahan infeksi maka semakin tinggi pula
dapat melaksanakan SKP 5 dengan nosokomial, yakni kebersihan kepatuhan perawat dalam
baik. tangan, penggunaan APD. melakukan hand hygiene sebagai
dekontaminasi peralatan bentuk pencegahan infeksi
perawatan pasien, pengendalian nosokomial.
lingkungan, pengelolaan limbah,
penatalaksanaan linen,
perlindungan petugas kesehatan,
penempatan pasien, hygiene
respirasi, praktik menyuntik yang
aman, dan praktik lumbal pungsi
yang aman.
SKP 6: Mengurangi Risiko Cedera Pasien akibat Terjatuh

N Poin Analisa Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


O “Kepatuhan Perawat “Phenomenologi Study:Risk “Penurunan Resiko Jatuh
Melakukan Assessment Resiko Factors Related to Fall Incidence Pasien Melalui Supervisi
Jatuh Dengan Pelaksanaan in Hospitalized Pediatric Patient Kepala Ruang Perawatan”
Intervensi pada Pasien Resiko with Theory Faye G. Abdellah”
Jatuh”
1 Apakah penelitian Pada penelitian ini sudah Pada jurnal ini sudah terfokus jelas Masalah terfokuskan dengan
tersebut membahas cukupjelas dalam memaparkan dalam memaparkan pembahasan jelas. Dimana pelaksanaan
pertanyaan/masalah yang pembahasan masalah yang ada terkait masalah pasien risiko jatuh, supervisi yang baik mampu
terfokus dengan jelas? yaitu mengenai sasaran karena kejadian pasien jatuh mendorong perawat untuk
keselamatan pasien pada risiko merupakan salah satu indikator mematuhi prosedur pelaksanan
jatuh.Perawat melakukan keselamatan pasien khususnya pada tindakan keselamatan pasien.
assesment risiko jatuh untuk anak, sehingga masalah Sehingga masalah pada
mengurangi kejadian yang tidak tergambarkan jelas melalui tujuan penelitian ini ialah untuk
diharapkan Sehingga masalah pada dari penelitian yaitu bertujuan untuk mengetahui bagaimana
penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi faktor yang penurunan risiko jatuh pasien
mengetahui kepatuhan perawat mempengaruhi risiko jatuh pada melalui supervisi kepala
melaksanakan assesment resiko pasien anak. ruangan.
jatuh dengan pelaksanaan
intervensi pada pasien risiko jatuh
di ruang rawat inap. Dapat dilihat
juga dari abstraknya sudah
tergambarkan secara keseluruhan
komponen-komponen yang harus
ada diabstrak walaupun singkat
tetapi sudah terfokuskan dengan
jelas.
2 Apakah metode penelitian Metode ini sudah sesuai dengan Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian ini bersifat
(desain penelitian) sesuai penelitian. Metode yang digunakan penelitian kualitatif dengan desain kuantitatif dengan desain
untuk menjawab pada jurnal penelitian ini studi fenomenologi deskriptif. deskriptif korelatif dan
penelitian pertanyaan? merupakan penelitian kuantitatif Metode ini sesuai dengan penelitian pendekatan cross sectional.
studi korelasi dengan pendekatan karena pada metode ini dilakukan
cross sectional. wawancara dan observasi untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan.
3 Apakah metode Pada penelitian ini, pemilihan Pada penelitian ini, pemilihan subjek Pada penelitian ini, pemilihan
pemilihan subjek? subjek menggunakan simple menggunakan metode purposive subjek menggunakan metode
random sampling dengan sampel sampling dengan sampel penelitian total sampling sebanyak 49
penelitian berjumlah 44 responden berjumlah 4 orang perawat di ruang responden, yang diikutsertakan
anak karena memenuhi kriteria
inklusi
4 Bisakah cara Bisa. Apabila aggota-anggota Cara pengambilan sampel dapat Pada penelitian ini teknik
pengambilan sampel populasi tidak bersifat homogen menimbulkan bias jika dalam pengambilan sampel
menimbulkan bias tetapi bisa dikelompokan dalam pemilihan sampel tidak sesuai menggunakan total sampling
(seleksi)? kelompok-kelompok yang relative dengan kriteria inklusi dan eksklusi dimana sampel yang diambil
homogeny, maka proses yang telah ditetapkan sebelumnya merupakan sampel yang
pengambilan sampelnya akan sehingga berdampak pada hasil akhir digunakan telah disesuai
menimbulkan bias karena dari penelitian. dengan kriteria inklusi yang
keheterogenan yang terdapat dibuat oleh peneliti. Namun,
dalam anggota populasi sehingga teknik pengambilan sample ini
berpengaruh terhadap informasi dapat menimbulkan bias jika
yang diperoleh dari variable yang dalam pemilihan sampel tidak
diteliti sesuai dengan kriteria inklusi
yang dibuat atau terdapatnya
ketidakterbukaan informasi
dari para responden yang
dijadikan sample sehingga
akan mempengaruhi hasil
akhir yang diinginkan
5 Apakah sampel subjek Ya, karena pada penelitian ini Ya, karena pada penelitian ini Ya. Karena pada penelitian ini,
mewakili yang berkaitan peneliti menggunakan metode peneliti mengguanakan metode peneliti menggunak metode
dengan populasi yang pengambilan sampel dengan teknik pengambilan sampel dengan teknik pengambilan sample dengan
temuan akan hilang? pengambilan secara acak (symple Purposive Sampling dimana teknik total sampling dimana
random sampling) purposive sampling merupakan salah sample yang diambil
dengan memperhatikan kriteria satu jenis teknik ¬non probability merupakan seluruh populasi
inklusi dan eksklusi. Dimana sampling di mana pengambilan yaitu berjumlah 49 orang yang
sampel yang digunakan berjumlah sampel didasarkan pada kriteria- telah disesuaikan dengan
berjumlah 44 responden dari Populasi kriteria yang dirumuskan terlebih kriteria inklusi yang dibuat
yang berjumlah 50 perawat ruang dahulu oleh peneliti. Sampel diambil oleh peneliti. Sehingga sample
rawat inap di rumah sakit Bhakti Wira bukan secara acak, namun dapat mewakili populasi
Tamtama Semarang. Sehingga ditentukan sendiri oleh peneliti penelitian
sample dapat mewakili populasi dengan pertimbangan atau kriteria
penelitian tertentu. Sehingga sample dapat
mewakili populasi penelitian.
Sample yang digunakan pada
penelitian sampel penelitian
berjumlah 4 orang perawat di ruang
anak dan Populasi pada penelitian
ini adalah perawat di ruang anak
akan tetapi peneliti tidak
menjelaskan jumlah dari populasi.
6 Apakah ukuran sampel Berdasarkan data yang diambil Penelitian ini merupakan penalitian Pada penelitian ini tidak
didasarkan pada dalam penelitian ini sebelumnya kualitatif dengan desain studi menyebutkan mengenai
pertimbangan pra-studi telah wawancara dengan 10 fenomenologi deskriptif dengan prastudi mengenai populasi
kekuatan statistik? perawat di Rumah Sakitt Bhakti metode pengambian sampling penelitian. Namun penelitian
Wira Tamtama Semarang, purposive sampling yang artinya ini menggunakan total
didapatkan bahwa hanya 5 perawat teknik penentuan dan pengambilan sampling artinya jumlah
yang melaksanakan penilaian sampel yang ditentukan oleh peneliti sampel sama dengan
resiko jatuh berdasarkan dengan pertimbangan tertentu. populasi,dengan populasi di
pengetahuan keperawatan dari Sebelumnya peneliti melakukan ruang rawat inap sebanyak 49
buku panduan untuk menurunkan prastudi dengan melakukan perawat dan sampel juga
risiko cidera akibat jatuh sehingga wawancara dengan keluarga pasien sebanyak 49 orang perawat.
dapat meningkatkan mutu data bahwa keluarga pasien
pelayanan rumah sakit dan menganggap jatuh merupakan hal
merupakan tanggung jawab yang wajar bila terjadi pada anak
sebagai seorang perawat dan dan tidak diperlukan pencegahan
kurangnya pengawasan atau khusus. Saat dilakukan observasi
perhatian khusus pada pasien dan pada perawat yang memberikan
meminimalkan atau mencegah edukasi pencegahan jatuh,
jumlah pasien resiko jatuh. Dengan didapatkan data keluarga pasien
itu dipilih tekni simple random tidak menaikkan pengaman tempat
sampling dari jumlah 50 perawat tidur karena anak ditunggu oleh
dipilih sebanyak 44 perawat kedua orang tua dan tidak dipasang
menjadi responden di ruang rawat gelang kuning pada 1 orang pasien
inap di rumah sakit Bhakti Wira karena lupa. Dari data tersebut dapat
Tamtama Semarang. diambil kesimpulan bahwa perawat
telah melaksanakan pengkajian
risiko jatuh dengan baik tetapi
pelaksanaan pencegahan jatuh belum
optimal dan berisiko terhadap
kejadian pasien jatuh. Sampel pada
penelitian ini 4 orang perawat di
ruang anak, terdiri dari kepala tim 1,
kepala tim 2, 1 orang perawat
pelaksana tim 1 dan orang 1 perawat
pelaksana tim 2 dengan kriteria telah
bekerja di ruang anak >2 tahun dan
pendidikan minimal diploma III
keperawatan.
7 Apakah pengukuran Pada penelitianini tidak dijelaskan Pada penelitian ini tidak Pada penelitianini tidak
(kuesioner) mungkin apakah peneliti menggunakan menggunakan kuisoner karena Pada dijelaskan apakah peneliti
valid dan dapat pengukuran (kuesioner) sudah penelitian ini merupakan jenis menggunakan pengukuran
diandalkan? diuji validitasnya atau tidak. penelitian kualitatif dengan desain (kuesioner) sudah diuji
Sehingga tidak diketahui apakah study fenomenologi deskriftip. validitasnya atau tidak.
pengukuran tersebut valid atau Sehingga tidak diketahui
tidak. Pada penelitian ini peneliti apakah pengukuran tersebut
menggunakan metode kuantitatif valid atau tidak. Namun pada
dalam bentuk studi korelasi untuk penelitian ini jenis penelitian
mengetahui hubungan antara kauntitatif dengan desain
variabel satu dengan variabel lain deskriptif korelaltif
dengan menggunakan pendekatan menggunakan pendekatan cros
cros sectional. sectional.
8 Apakah signifikansi Dalam penelitian ni menunjukkan Dalam penelitian ini nilai statistik Dalam penelitian ini hasil uji
statistik dinilai? bahwa sebagian besar tidak di uji. Karena teknik yang statistik chi square di
intervensinya tidak di laksanakan digunakan adalah teknik dapatkan nilai p value=0,015
yaitu sebanyak 87,5 %. Dan yang pengumpulan data dengan cara (p value a<0,05). (HO di
di laksanakan sebanyak 12,5%. wawancara semi terstruktur untuk tolak ) sehingga dapat
Responden yang patuh melakukan menemukan permasalahan secara disimpulkan bahwa nilai
assesment resiko jatuh seluruhnya lebih terbuka. statsitik di nyatakan signifikan.
melaksanakan intervensi sebanyak Yaitu ada hubungan anatar
100,0%. Hasil fisher’s exact di supervisi kepala ruangan
dapatkan nilai p sebasar 0,000 < a dengan pengurangan risiko
(0,05) sehingga dapat di nyatakan jatuh.
ada hubungan yang bermakna.
Yaitu dapat di nayatakan bahwa
nilai statistik di nyatakan
signifikan.
9 Apakah interval Dalam penelitian ini tidak Dalam penelitian ini tidak dilakukan Dalam penelitian ini tidak
kepercayaan diberikan diberitahu terkait interval interval kepercayaan ditulis interval kepercayaan
untuk hasil utama? kepercayaan yang digunakan akan yang digunakan akan tetapi
tetapi untuk hasil yang didapatkan didapatkan hasil :
seperti :  Supervise kepala ruangan
 Kepatuhan perawat dalam dari 49 responden dengan
melakukan assesmet risiko persepsi pelaksanaan
jatuh diketahui sebagian besar supervise kepala ruangan
patuh sebanyak 36 orang yang baik sebanyak 26
(81,8%) dan yang tidak patuh orang (53,1%) sedangkan
sebanyak 8 orang (18,2%) persepsi perawat pelaksana
 Frekuensi intervensi pada terhadap pelaksanaan
pasien resiko jatuh sebagian supervisi kepala ruangan
besar intervensi pada pasien yang kurang baik sebanyak
resiko jatuh kategori 23 orang (46,9)
dilaksanakan sebanyak 37  Pengurangan resiko jatuh
orang (84,1%) dan yang tidak dari 49 orang didapatkan
dilaksanakan sebanyak 7 orang 33 orang (67,3%) yang
(15,9%) melaksanakan proses
 Berdasarkan hasil analisis pengurangan risiko jatuh
perawat yang melakukan dengan baik sedangkan
yang melakasanakan proses
assessment resiko jatuh dengan pengurangan risiko jatuh
pelaksanaan intervensi kurang baik 16 orang
menunjukkan 8 responden (32,7%)
tidak patuh sebagian besar  Kesimpulan didapatkan
intervensinya dilaksanakan bahwa 22 orang (84,6%)
yaitu 87,5% dan yang dari 26 perawat pelaksana
dilaksanakan sebanyak 12,5% yang mempersepsikan
pelaksanaan supervise
kepala ruangan melakukan
pengurangan resiko jatuh
dengan baik sedangkan 23
perawat yang
mempersepsikan
pelaksanaan supervisi
kepala ruangan kurang
baik, 11 orang
(47,8%)yang baik dalam
melaksanakan pengurangan
risiko jatuh. Dengan
analisa didapatkan OR nilai
6 pada supervisi kepala
ruangan artinya supervise
kepala ruangan yang baik
mempunyai peluang 6 kali
untuk membuat perawat
pelaksana baik dalam
menerapkan pengurangan
resiko jatuh .

10 Mungkinkah ada faktor Faktor yang dapat menjadi perancu Dalam penelitian ini tidak Dalam penelitian ini faktor
perancu yang belum dalam penelitian ini seperti disampaikan faktor perancu yang dapat mempengaruhi
diperhitungkan? pengetahuan pimpinan ruangan seperti
belum ada Standar Operasional
Prosedur (SOP). Faktor lain
seperti sikap dan perilaku
perawat, motivasi
pendidikan, tingkat
pemahaman, ketidakjelasan
tugas supervisor
11 Bisakah hasil diterapkan iya. Berdasarkan hasil penelitian tidak, dikarenakan hasil penelitian iya. Hasil peneltian ini
ke organisasi Anda? menjukan bahwa perawat yang menunjukan pelaksanaan menunjukan bahwa supervise
melakukan pengkajian resiko jatuh pencegahan jatuh belum sesuai kepala ruangan berhubungan
serata melaksankan intervensi standar prosedur operasional, dengan pengurangan resiko
pasien resiko jatuh akan perbandingan jumlah perawat dan jatuh
menurunkan angaka kejadian pasien yang tidak seimbang (1
pasien jatuh perawat : 6-7 pasien) sedangkan
banyak tindakan yang tidak bisa
dilakukanoleh 1 orang perawat,
lantai licin, tidak terpasang bed side
rel dan belum ada bel pasien.

12 Apakah semua hasil Iya. Dari hasil penelitian, Iya. Peneliti memaparkan bahwa Iya. Hasil penelitian
penting untuk individu pelaksanaan pencegahan risiko pengetahuan perawat dan keluarga membuktikan terdapat
atau populasi jatuh di RS Bhakti Wira Tamtama pasien mengenai pencegahan risiko hubungan supervisi kepala
dipertimbangkan? Semarang sudah terlaksana dengan jatuh masih kurang. Hal ini ruanngan terhadap
baik yakni kepatuhan perawat dibuktikan dengan sebagian besar pengurangan risiko jatuh.
dalam melaksanakan protokol perawat hanya menyebutkan Supervisi yang dilakukan di
tersebut sebanyak 81,8%. tindakan pencegahanjatuh dengan ruang rawat inap dilakukan
Diperlukan untuk pemberian edukasi dan menaikan handrail tidak terjadwal dan tidak rutin
seminar atau workshop untuk pasien. Kurangnya pengetahuan dan berpengaruh pada kinerja
meningkatkan pengalaman, perawat mengenai pencegahan jatuh perawat lainnya. Oleh karena
pengetahuanm dan sumber dikarenakan perawat belum itu diperlukan pertimbangan
informasi untuk perawat untuk mengikuti pelatihan peningkatan untuk melakukan supervisi
meningkatkan pengetahuan mutu dan keselamatan kepala ruangan secara rutin
perawat dalam melakukan pasiensehingga belum memahami sebagai bentuk monitoring dan
pengkajian risiko jatuh. sepenuhnya langkahpencegahan evaluasi perawat. Pimpinan
jatuh. Sehingga diperlukan bagi ruangperlu memiliki
manajemen perawat untuk kemampuan, teknik
mengadakan pelatihan atau danketerampilan dalam
workshop untuk perawat sehingga melakukan supervisiuntuk
dapat mengimplementasikan SKP 6 meningkatkan kualitas
dengan baik. supervisisehingga tujuan
supervisi akan tercapai
sehingga dapat mengurangi
risiko jatuh pasien.
13 Apa dampak penggunaan Dalam penelitian ini, peneliti Peneliti memaparkan kurangnya Berdasarkan penelitian ini,
tes ini pada pasien memaparkan kepatuhan perawat pengetahuan perawat dalam hubungan antara supervisi
/populasi Anda? dalam mengimplementasikan pencegahan jatuh berpengaruh pada kepala ruangan disertai
pencegahan risiko jatuh insiden jatuh, terkait dengan monitoring dan pencegahan
dikarenakan hal ini bentuk pengetahuan, SDM, lingkungan, risiko jatuh menjamin
tanggung jawab perawat sarana dan prasarana. keterlaksanaan program.
dan merupakan bagian dari Pencegahan risiko jatuh padaanak Supervisiyang dilakukan
pelaksanaan SOP yang ada di dapat dilakukan dengan secara berkesinambungandapat
rumah sakit. Oleh karena itu, dari memposisikan tempattidur dengan meningkatkan profesionalisme
hasil penelitian didapatkan hasil rendah, memastikan nurse call danpengembangan pribadi
kepatuhan perawat dalam dalamjangkauan, memastikan serta komitmenuntuk belajar
melakukan pencegahan risiko jatuh lingkungan aman sepertilantai yang secara terusmenerus, sehingga
dalam kategori tinggi. tidak boleh licin dan pencahayaan dapat meningkatkan
yang cukup. implementasi sasaran
keselamatan pasien di rumah
sakit.

Daftar Pustaka:

Bachrun, E. (2017). Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang patient safety terhadap penerapan sasaran V (pengurangan resiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan). JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama, 5(1).
Dewi, T., & Noprianty, R. (2018). Phenomenologi Study: Risk Factors Related to Fall Incidence in Hospitalized Pediatric Patient with Theory
Faye G. Abdellah. Nurseline journal, 3(2), 81-88.
Dwitasari, A., & Rosa, E. M. (2016). Evaluasi Pelaksanaan Penandaan Operasi di Ruang OperasI RS PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta.
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol, 2(2), 1.
Haskas, Y., & Rasimin, R. (2019). PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RUANG IGD
DAN ICU RSUD SALEWANGANG MAROS. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 14(3), 317-324.
Irmawati, N. E., & Anggorowati, A. (2017). SURGICAL CHEKLIST SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PATIENT SAFETY. JHeS
(Journal of Health Studies), 1(1), 40-48.
Iskandar, E. (2018). Tata Kelola dan Kepatuhan Penerapan Standar Patient Safety Penyakit Stroke di Rumah Sakit Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Tahun 2015. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 3(3).
Mawardi, A., Asriwati, A., & Jamaluddin, J. (2020). ANALISIS PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN BERDASARKAN
STANDAR SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT SURYA INSANI PASIR PENGARAIAN. Jurnal Kesehatan
Komunitas, 6(2), 248-254.
Nurani, S., & Sudiro, S. Analisis Efektivitas Komunikasi Tulis Baca Konfirmasi dalam Sasaran Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit X Jepara. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 7(2), 142-150.
Nurhayati, S., Rahmadiyanti, M., & Hapsari, S. (2020). Kepatuhan Perawat Melakukan Assessment Resiko Jatuh Dengan Pelaksanaan Intervensi
Pada Pasien Resiko Jatuh. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 15(2), 278-284.
Rachmah, R. (2018). OPTIMALISASI KESELAMATAN PASIEN MELALUI KOMUNIKASI SBAR DALAM HANDOVER. Idea Nursing
Journal, 9(1).
RIANI, R., & SYAFRIANI, S. (2019). HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN
HANDHYGIENE SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
AH TAHUN 2019. Jurnal Ners, 3(2), 49-59.
Romadhoni, S., & Widowati, E. (2017). The Penerapan Kewaspadaan Standar sebagai Upaya Pencegahan Bahaya Biologi pada Tenaga
Keperawatan. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 1(4), 14-24.
Sahpitra, D., Yulia, S., & Triwijayanti, R. (2019). Penurunan Resiko Jatuh Pasien Melalui Supervisi Kepala Ruang Perawatan. Jurnal
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, 2(2), 45-50.
Sakinah, S., Wigati, P. A., & Arso, S. P. (2017). Analisis Sasaran Keselamatan Pasien Dilihat Dari Aspek Pelaksanaan Identifikasi Pasien Dan
Keamanan Obat Di Rs Kepresidenan Rspad Gatot Soebroto Jakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(4), 145-152.
Setyani, M. D., Zuhrotunida, Z., & Syahridal, S. (2017). Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten
Tangerang. Jurnal JKFT, 1(2), 59-69.
Sulistiarini, L. (2018). Gambaran Pelaksanaan Identifikasi Pasien Sebelum Melakukan Tindakan Keperawatan di RSUD Wates. Indonesian
Journal of Hospital Administration, 1(1).
Tampubolon, L., & Pujiyanto, P. (2020). Analisis Penerapan Prinsip Keselamatan Pasien Dalam Pemberian Obat Terhadap Terjadinya
Medication Error di Rawat Inap Rumah Sakit X Tahun 2018. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 4(3).
Zaenab, S., Supardi, S., & Simbolon, S. (2020). EFEKTIVITAS PELATIHAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN TERHADAP
PENINGKATAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN PROSES IDENTIFIKASI PASIEN, KOMUNIKASI FEKTIF DAN
HAND HYGIENE. Jurnal Mitra Manajemen, 4(9), 1363-1377.

Anda mungkin juga menyukai