DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
4 Bisakah cara pengambilan Apabila aggota-anggota populasi Cara pengambilan sampel Ya. Apabila saat pengumpulan
sampel menimbulkan bias tidak bersifat homogen tetapi bisa dapat menimbulkan bias jika data peneliti mudah dipengaruhi
(seleksi)? dikelompokan dalam kelompok- dalam pemilihan sampel tidak oleh keinginannya dan memiliki
kelompok yang relative homogeny, sesuai dengan kriteria inklusi jawaban responden sesuai
maka proses pengambilan sampelnya dan eksklusi yang telah keinginannya akan membuat
akan menimbulkan bias karena ditetapkan sebelumnya hasil semakin tidak reliabel yang
keheterogenan yang terdapat dalam sehingga berdampak pada hasil menyebabkan data yang
anggota populasi sehingga akhir dari penelitian. terkumpul menjadi bias
berpengaruh terhadap informasi yang
diperoleh dari variable yang diteliti
5 Apakah sampel subjek Ya, karena pada penelitian ini Ya, karena pada penelitian ini Pada penelitian ini tidak
mewakili yang berkaitan menggunakan metode proportionate peneliti mengguanakan metode dijelaskan jumlah populasi yang
dengan populasi yang stratified random sampling. pengambilan sampel dengan digunakan. Peneliti hanya
temuan akan hilang? Proportionate stratified random teknik Purposive Sampling meparkan pengumpulan data
sampling merupakan teknik dimana purposive sampling yang dilakukan berupa pedoman
pengambilan sampel pada populasi merupakan salah satu jenis wawanca ra yang dilakukan
yang heterogen dan berstrata dengan teknik ¬non probability kepada 6 orang (3 orang dokter
mengambil sampel dari tiap-tiap sub sampling di mana pengambilan dan 3 orang perawat) di ruang
populasi yang jumlahnya disesuaikan sampel didasarkan pada rawat inap RS X Jepara.
dengan jumlah anggota dari masing- kriteria-kriteria yang Sehingga tidak diketahui apa
masing sub populasi secara acak, dirumuskan terlebih dahulu sample dapat mewakili atau
Sehingga sample dapat mewakili oleh peneliti. Sampel diambil tidak.
jumlah populasi.Jumlah sample pada bukan secara acak, namun
panelitian ini berjumlah 31 responden ditentukan sendiri oleh peneliti
baik kelompok intervensi maupun dengan pertimbangan atau
kontrol . kriteria tertentu. Sehingga
sample dapat mewakili
populasi penelitian. sampel
pada penelitian ini berjumlah
42 orang
6 Apakah ukuran sampel Pada penelitian ini tidak dijelaskan Penelitian ini tidak Hasil studi pendahuluan
didasarkan pada mengenai prastudi yang dilakukan menjelaskan mengenai prastudi didapatkan informasi bahwa 6
pertimbangan pra-studi dalam membantu menentukan ukuran yang dilakukan dalam upaya dari 10 kasus kejadian nyaris
kekuatan statistik? sampel. Penelitian ini menggunakan untuk memilik ukuran sampel. cidera di RS X Jepara terjadi
desain penelitian Quasi Eksperimen Namun sampel adalam akibat komunikasi yang kurang
dengan rancangan non-equivalent penelitian ini dilakukan secara baik antara dokter dan perawat.
control group with pre and post test nonprobability sampling Untuk menindaklanjuti informasi
yaitu dengan memberikan perlakuan dengan metode purposive tersebut penelitin melakukan
atau intervensi pada subjek penelitian sampling yang merupakan penelitian kualitatif berjenis
kemudian efek perlakuan tersebut pengambilan sampel observasional analitik. Data
diukur dan dianalisa. Teknik berdasarkan maksud atau primer diperoleh dengan
sampling proportionate stratified tujuan tertentu yang ditentukan menggunakan alat pengumpulan
random sampling digunakan dalam oleh peneliti. Setelah data berupa pedoman wawancara.
penelitian ini yang mendapatkan menetapkan kriteria inklusi, Informan utama dalam penelitian
jumlah sampel 31 responden baik maka perawat yang menjadi ini berjumlah 6 orang yaitu 3
kelompok intervensi maupun sampel pada penelitian ini orang dokter dan 3 orang perawat
kontrol.Teknik ini biasa digunakan berjumlah 42 orang. di ruang rawat inap RS X Jepara
pada populasi yang mempunyai sedangkan informan triangulasi
susunan bertingkat atau berlapis- adalah manajer penunjang di RS
lapis. Teknik ini digunakan bila X Jepara.
populasi mempunyai anggota/unsur
yang tidak homogen dan berstrata
secara proporsional.
7 Apakah pengukuran Pada penelitian ini tidak dijelaskan Dalam peneltian ini Pada penelitian ini tidak
(kuesioner) mungkin apakah peneliti menggunakan menunjukan bahwa menggunakan kuisoner. Karena
valid dan dapat pengukuran (kuesioner) sudah diuji Berdasarkan uji normalitas data penelitian ini jenis kualitatif,
diandalkan? validitasnya atau tidak. Sehingga shapiro wilk (p value > a) dari teknik pengambilan data
tidak diketahui apakah pengukuran penelitian ini. Dari pernyataan dilakukan dengan cara
tersebut valid atau tidak tersebut mungkin kuisoner wawaancara mendalam,
yang digunakan sudah valid. mendapatkan penjelasan secara
Dan dapat di andalkan. terperinci tentang suatu fenomena
atau masalah.
8 Apakah signifikansi Tidak, dalam penelitian ini dilihat Iya, berdasarkan penelitian ini Dalam peneliian ini nilai statistik
statistik dinilai? dari hasil uji wilxon signed ranks test menujukkan bahwa handover tidak di uji. Karena penelitian ini
bulan mei terhadap komunikasi dengan menggunakan di peroleh dengan menggunakan
efektif bulan mei, nilai p sebesar komunikasi SBAR memiliki alat pengumpulan data berupa
0,005 < 0,05, maka dapat disimplkan hubungan yang signifikan pedoman wawancara
bahwa pelatihan skp dapat terhadap keselamatan pasien.
meningkatkan kepatuhan perawat Nilai p value=0,001. Yang
melaksanakan komunikasi efektif artinya memiliki nilai yang
pada bulan pertama setelah pelatihan. signifikan.
Demikian pula hasil wiloxson signed
rank test pada oalh data SPSS di
bulan juni dengan nilai p sebesar
0,034 < 0,05. Maka dapat di
simpulkan bahwa pelatihan SKP
meningkatkan kepatuhan perawat
melaksanakan komunikasi efektif.
Pada bulan kedua pada kelompok
kontrol peningkatan komunikasi
efektif tidak ada yang bermakna (p
>0,05 ) pada bulan pertama maupun
kedua. Dari pernyataan tersebut dapat
di nyatakan bahwa nilai statistik tidak
signifikan.
9 Apakah interval Dalam penelitian ini tidak dilakukan Dalam penelitian ini Dalam penelitian ini tidak
kepercayaan diberikan interval kepercayaan menggunakan interval dituliskan interval kepercayaan
untuk hasil utama? kepercayaan 95% dengan hasil yang digunakan
yang didapat :
Rata-rata umur perawat
pelaksana 27,45 tahun (95%
CI = 26.13-28.77) dengan
umur termuda 21 tahun dan
umur tertua 35 tahun. Hasil
estimasi 95% diyakini rata-
rata umur perawat
pelaksana diantara 26.13
sampai dengan 28.77
Rata-rata masa kerja
perawat pelaksana 4.16
tahun (95% CI= 3.26-5.06)
dengan masa kerja baru 3
bulan dan masa kerja lama
10 tahun
Keselamatan pasien 148.81
(82,67%) dengan standar
deviasi 12.15
Rata-rata keselamatan
pasien lebih tinggi oleh
perawat pelaksana laki-laki
154.86 standar deviasi 9.16
nilai 86,03%
10 Mungkinkah ada faktor Ada beberapa faktor perancu yang Faktor yang mungkin Faktor yang mempengaruhi
perancu yang belum dihubungkan dalam penelitian ini mempengaruhi seperti usia, penelitian ini seperti peraturan
diperhitungkan? seperti usia ( dewasa muda, dewasa masa kerja, jenis kelamin, rumah sakit, SOP
tua), jenis kelamin, pendidikan (DIII, pendidikan, pelatihan
Ners, jenjang karir pra PK-PK1,
PKII-PKIII)
11 Bisakah hasil diterapkan Iya. Menurut peneliti, pelatihan SKP iya. Pelaksanaan komunikasi iya. Berdasarkan hasil penelitian
ke organisasi Anda? dapat meningkatkan tingkat SBAR pada handover pelaksanan komunikasi efektif
kepatuhan perawat dalam berhubungn dengan TBK dapat meningkatkan
melaksanakan budaya keselamatan keselamatan pasien keselamatan pasien
pasien, terutama SKP 2. dikarenakan SBAR
meningkatkan kerja sama
antara dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya dan
meningkatkan kepuasaan klien.
12 Apakah semua hasil Iya. Peneliti menemukan bahwa Iya. Dari hasil penelitian Iya. Hasil penelitian yang
penting untuk individu pelatihan SKP meningkatkan disimpulkan bahwa konunikasi dilakukan peneliti
atau populasi kepatuhan secara bermakna di bulan SBAR berhubungan dengan mengemukakan bahwa
dipertimbangkan? pertama. Sehingga diperlukan keselamatan pasien. Standar komunikasi efektif metode SBAR
pertimbangan oleh peran kontrol dan komunikasi yangdapat dan TB sudah dilakukan di RS X
dukungan kepala ruangan untuk meningkatkan kualitas Jepara, namun pelaksanaannya
membangun pelaksanaan budaya komunikasi danmencegah belum optimal. Hal tersebut
keselamatan pasien secara konsisten. kesalahan dalam perawatan dikarenakan belum ada peraturan
pasienadalah komunikasi di RS X Jepara terkait sanksi
SBAR. Perawat pelaksana yang yangdiberikan kepada petugas
mendapatkan pelatihan, kesehatan terkait
terutama komunikasi SBAR dengan pelaksanaan TBK yang
dapat meningkatkatkan tidak sesuaidengan prosedur,
keselamatan pasien. Pihak sosialisasi terkait TBKsudah
manajemen rumah sakit dapat pernah dilakukan di RS X Jepara.
mengadakan sosialisasi atau Jadi disimpulkan bahwa pihak
workshop dengan metode manajemen rumah sakit perlu
roleplay tentang komunikasi menerapkan sistem reward dan
SBAR untuk perawat di rumah punishment untuk menegaskan
sakit untuk meningkatkan rasio SKP terutama komunikasi SBAR
keselamatan pasien. dan TBK.
13 Apa dampak penggunaan Hasil penelitian mengungkapkan Peneliti mengungkapkan Dari hasil penelitian, peneliti
tes ini pada pasien pelatihan SKP dapat meningkatkan bahwa komunikasi SBAR menuliskan bahwa komunikasi
/populasi Anda? kepatuhan perawat dalam dapat meningkatkan kualitas efektif yang tepat waktu, akurat,
melaksanakan beberapa poin SKP. komunikasi dan mencegah lengkap,jelas, dan yang dipahami
Pada kelompok intervensi ditemukan kesalahan dalam perawatan olehresipien/penerima akan
bahwa terdapat peningkatan pasien. Miskomunikasiadalah mengurangikesalahan, dan
kepatuhan pada pelaksanaan SKP akar penyebab pada 82% menghasilkan peningkatan
identifikasi pasien dan komunikasi kejadian sentinel. Oleh karena keselamatan pasien. Sedangkan,
efektif. itu, implementasi komunikasi komunikasi yang dilakukan
SBARmeningkatkan kerjasama secaratidak efektif dapat
antara perawat, dokter,dan menyebabkan terjadinya
meningkatkan kepuasan serta kesalahan dalam penanganan
keselamatan pasien. dan pemberian tindakan serta
Komunikasi SBAR dapat obat kepada pasien sehingga
membangunkerja sama tim berdampak pada kerugian bagi
yang baik dan hubungan kerja pasien dan rumah sakit.
yang positif. Komunikasi efektif dapat
memudahkan petugas kesehatan
dalam memberikan penanganan
kepada pasien.
SKP 3: Meningkatkan Keamanan Obat-obatan yang Harus Diwaspadai
7 Apakah pengukuran Pada penelitian ini tidak Pada penelitian ini tidak Pada penelitian ini tidak
(kuesioner) mungkin menggunakan pengukuran menggunakan kuisoner. Karena menggunakan kuisoner. Karena
valid dan dapat (kuesioner). Namun untuk menguji penelitian ini menggunakan study penelitian ini jenis kualitatif,
diandalkan? validitas data dalam penelitian ini kasus berdasarkan data prospektif teknik pengambilan data
memilih informant trianggulasi dan kualitatif berdasarkan data dilakukan dengan cara
yaitu kepala kepala perawat diunit primer melalui observasi dan wawaancara mendalam
rawat inap yang pernah ada KNC, wawancara
kepala perawat di unt rawat inap
yang tidak ada KNC dan
seketaris komite mutu dan
keselamatan pasien.
8 Apakah signifikansi Dalam penelitian ini nilai statistik Dalam penelitian ini nilai statistik Dalam penelitian ini nilai statistik
statistik dinilai? tidak di uji. Karena penelitian ini tidak di uji. Karena pada tidak di uji. Karena penelitian ini
bentuknya seperti menganalisis penelitian ini berdasarkan dari adalah kualitatif sehingga nilai
berdasarkan wawancara. teori yang ada kemudian di buat statistik tidak di ketahui. Namun
kerangka konsep untuk menyusun dari hasil kesimpulan menyatakan
tata kelola dan standar prinsif keselamatan pasien dalam
keselamatan pasien. Data yang di pemberian obat di rumah sakit
kumpul kemduian di golongkan secara umum sudah cukup baik.
kedalam data primer dan data Hanya saja ada beberapa hal yang
sekunder. menjadi perhatian bagi
manajemen untuk di perbaiki
bagi manajemen untuk di
perbaiki agar menjadi lebih baik
di kemudian hari.
9 Apakah interval Dalam penelitian ini tidak Dalam penelitian ini tidak Dalam penelitian ini tidak
kepercayaan diberikan dituliskan interval kepercayaan dituliskan interval kepercayaan dituliskan interval kepercayaan
untuk hasil utama? yang digunakan yang digunakan yang digunakan
10 Mungkinkah ada faktor Faktor dalam penelitian ini faktor yang dapat mempengaruhi Faktor dalam penelitian ini
perancu yang belum seperti usia, jenis kelamin, dalam penelitian ini seperti seperti pengetahuan, beban kerja,
diperhitungkan? pendidikan, jabatan, dan masa pengetahuan,sikap dan perilaku lingkungan kerja, SPO,
kerja komunikasi, pelatihan, sosialisasi
11 Bisakah hasil diterapkan tidak, dikarenakan hasil dari tidak, penelitian ini mennjukan tidak, penelitian ini menunjukan
ke organisasi Anda? penelitian ini menjukan perawat Kepatuhan penerapan untuk obat bahwa penyebab terjadinya
dapat menyebutkan langkah- high alert masih kurang baik dan medical error anatara lain
langkah apa saja yang harus Dokter dan perawat masih belum kurangnya supervisi dari
dilakukan dalam pelaksana banyak mengetahui tentang obat- pimpinan, kurangnya jumlah
identifikasi pasien dan keamanan obatan LASA karena belum ada SDM perawat, tingginya turnover
obat dan dapat menyebutkan daftar obat LASA di rumah sakit. perawat, tidak tersedianya SPO
dengan tepat dan jelas sesuai Sticker NORUM hanya terpasang pemberian obat dengan prinsip 7
dengan kebijakan dan SOP yang di farmasi benar, sosialisasi yang tidak
berlaku di rumah sakit.namun dilakukan secara kontinyu dan
bukan berarti mereka melakukan tidak adanya program diklat atau
tugasnya sesuai dengan SOP, pelatihan di rumah sakit X.
perawat pelaksana merasa setiap
melakukan suatu tindakan tidak
perlu bertanya nama pasien
berulang-ulang. Karena perawat
merasa sudah mengingat nama
pasien tersebut. Perbuatan perawat
ini sebenarnya termasuk dalam
kejadian nyaris cedera (KNC)
karena bisa saja terdapat 2 atau
lebih pasien yang memiliki nama
yang serupa, nama pasien tersebut
juga bisa bebeda secara
pengucapan dan tulisan.
12 Apakah semua hasil Iya. Dari hasil penelitian ini, Iya. Peneliti menilai tatakelola Iya. Peneliti menilai prinsip
penting untuk individu peneliti menemukan bahwa patient safety pada unit penyakit keselamatan dalam pemberian
atau populasi perawat pelaksana kurang stroke di RSKD belum optimal, di obat di rumah sakit X secara
dipertimbangkan? berkomitmen dalam melaksanakan mana dari total 10 sasaran, umum sudah baik, namun belum
SKP 3, yakni kewaspadaan obat. kepatuhan yang kurang efektif optimal. Hal ini dibuktikan dari
Peneliti mengungkapkan bahwa satu di antaranya adalah hasil obervasi proses pemberian
dalam bertugas, perawat tidak pengawasan obat high alert. Dari obat oleh perawat di unit rawat
melaksanakan SKP 3 sesuai SOP hasil di atas, diperlukan bagi inap, sebesar 25% perawat tidak
yang berlaku di rumah sakit manajemen RSKD untuk melakukan benar pasien, benar
dengan meletakkan obat (high membuat kebijakan, pedoman, informasi, dan benar
alert) di meja rawat inap pasien dan SOP yang mengatur patient dokumentasi. Hal ini disebabkan
tanpa pengawasan. Sehingga pihak safety, yang sebelumnya belum rumah sakit X belum memiliki
manajemen rumah sakit perlu pernah diatur. Manajemen RSKD SPO 7 benar pemberian obat.
mengaktifkan penanggungjawab atau instalasi farmasi dapat Oleh karena itu diperlukan
dari tim keselamatan pasien untuk membuat daftar obat high alert supervisi dari pimpinan,
di setiap unit rawat inap, dan panduan memakainya serta pembuatan SPO 7 benar obat, dan
perludiadakan pelatihan rutin, memberi tanda untu obat-obatan sosialiasi secara konsisten dan
perluadanya tindak lanjut high alert. Hal ini diperlukan kontinyu untuk mewujudkan SPK
kepatuhan SOPterkait monitoring untuk meningkatkan kewaspadaan 3, yakni kewaspadaan obat
keselamatanpasien di unit rawat obat bagi petugas kesehatan demi
inap dengan cara memasang tercapainya SKP.
CCTV danmemberikan kuesioner
penilaiankepada pasien rawat inap
sebagaimetode evaluasi perawat
dan perluditingkatkan lagi budaya
pencatatandan pelaporan kasus
keselamatanpasien.
13 Apa dampak penggunaan Menurut peneliti, kurangnya Peneliti memaparkan, obat-obatan Dari hasil paparan peneliti,
tes ini pada pasien komitmen perawat dalam high alert yang diletakkan di banyak faktor yang memengaruhi
/populasi Anda? melaksanakan SKP 3 dapat ruangan dan tercampur dengan kurang optimalnya implementasi
membahayakan keselamatan obat lain dalam tempat obat SPK 3. faktor lingkungan tempat
pasien. RSPAD Gatot Soebroto pasien dapat menyebabkan kerja yang kurangmemadai
memiliki SOP dalam menjaga kekeliruan dan membahayakan seperti fasilitas ruang obat yang
keamanan obat high alert yang sehingga mengakibatkan KTD tidak dimilikidi salah satu lantai
harus dilaksanakan. Lokasi farmasi atau sentinel event apabila tidak perawatan maupun adanya
rawat inap yang terbilang jauh dikelola dengan baik. Namun pekerjaantambahan perawat,
rawat inap menjadi kendala kepatuhan penerapan akurasi obat kurangnya supervise dari
perawat pelaksana dengan pasien tercapai dengan baik di mana pimpinan, panduan yang kurang
yang banyak dantugas yang akurasi obat dilakukan dengan jelas serta tidak adanya
menumpuk membuat dokumentasi pencatatan obat. farmasiklinik, dan diklat yang
perawat merasa Obatyang akan diberikan kepada belum berjalan serta
membuangwaktunya dengan pergi pasien ditulis di daftarpemberian belumdibentuknya sebuah
ke farmasirumah sakit. maka dari obat oleh dokter. Perawat setelah program diklat merupakan
itu perawatmenaruh obat high memberikan obat mencatat atau faktorkontributor yang berperan
alert di ruangrawat inap apabila mendokumentasikan di daftar dalam terjadinya suatu
belum habisdikonsumsi atau akan pemberian obat. Saat serah terima errorwalaupun pemahaman para
dikonsumsioleh pasien dalam pasien sebagai catatan untuk karyawan rumah sakit
waktu dekat. Halini tentu saja operan pemberian obat baik antar Xmengenai keselamatan pasien
sangat berbahaya danmelanggar ruangan maupun saat pasien sudah cukup baik. Dari hal
SOP rumah sakit yangtelah dipindah. tersebut terlihat bahwa kegagalan
ditetapkan. sistemyang ada berpengaruh
terhadap timbulnya kejadian
medication error. Kekurangan
yang terjadi akibat
tidakberfungsinya sistem
pertahanan pada tiap lapisan yang
terbentuk sehingga kemungkinan
terjadinyaerrorcukupbesar
SKP 4: Memastikan Lokasi Pembedahan yang Benar, Prosedur yang Benar, Pembedahan pada Pasien yang Benar
10 Mungkinkah ada faktor Faktor dalam penelitian ini adalah faktor dalam penelitian ini Faktor yang didapat dalam
perancu yang belum kolaborasai antar tim, pengetahuan, seperti jenis kelamin, usia, penelitian ini seperti usia, jenis
diperhitungkan? skill, lingkungan kerja pendidikan kelamin, lama bekerja, tingkat
pendidikan, dan tempat bekerja
11 Bisakah hasil diterapkan iya. Penggunaan Surgery safety iya. Berdasarkan hasil penlitian iya. Hasil penelitian menunjukan
ke organisasi Anda? checklist sebagai komunikasi yang ini pengetahuan perawat tentang bahwa pelaksaan penadaan
efektif dalam prosedur pembedahan upaya penerapan pasien safety operasi sudah sesuai dengan
sehingga meningkatkan kualitas berhubungan dengan ketepatan kepastian ketepatan lokasi,
pelayanan keperawatan dan identifikasi pasien, peningkatan ketepatan prosedur, dan ketepatan
peningkatan keselamatan pasien di komunikasi efektif, pasien sudah berjalan dan
kamar bedah baik sebelum operasi, berkembang sesuai dengan SPO
selama operasi dan sesudah operasi.
(standar prosedur operasi)
12 Apakah semua hasil Iya. Berdasarkan paparan peneliti, Menurut hasil penelitian yang Iya. Peneliti mengemukakan
penting untuk individu surgical checklist belum diterapkan dilakukan peneliti, pelaksanaan pelaksanaan penandaan operasi di
atau populasi di semua rumah sakit di Indonesia. penandaan operasi di rumah ruang operasi RS PKU
dipertimbangkan? WHO sudah mensosialiasikan sakit terkait sudah dilakukan Muhammadiyah Unit II
penggunaan instrumen pembedahan dengan benar dan sesuai dengan Yogyakarta sudah berjalan dan
di tahun 2008, namun di Indonesia, SPO. IGD dan ICU RSUD berkembang dengan baik sesuai
hal tersebut baru populer setelah Salewangang Maros sudah SPO dengan persentase 73%.
keselamatan pasien masuk dalam melakukan penandaan operasi, Untuk meningkatkan nilai
standar akreditasi rumah sakit. Oleh verifikasi sebelum operasi, tersebut, maka disarankan bagi
karena itu diperlukan sosialisasi, pelaksanaan time out sebelum pihak manajemen rumah sakit
dukungan dari semua pihak agar prosedur operasi berlangsung. untuk melakukan sosialisasi dan
perawat dan semua tim yang sehingga diperlukan bagi pihak kampanye mengenai pentingnya
terlibat dapat memanfaatkan manajemen rumah sakit untuk penandaan operasi bagi seluruh
surgical checklist secara optimal menjamin dan mempertahankan pihak yang terkait, menciptakan
demi memberikan pelayanan indikator demi mutu pelayanan budaya yang lebih efektif,
pembedahan terbaik. RSUD Salewangang Maros. perubahan SPO yang lebih
maksimal, perbaikan logistik,
usulan perencanaan penggunaan
spidol untuk satu pasien,
efektivitas waktu dalam
pelaksanaan penandaan operasi,
dan edukasi kepada pasien.
13 Apa dampak penggunaan Peneliti mengutip penelitian lain Berdasarkan paparan peneliti, Dari hasil penelitian yang
tes ini pada pasien tentang penggunaan surgical ketika prosedur patient safety dipaparkan peneliti, keuntungan
/populasi Anda? checklist di negara lain dapat terlaksana dengan baik maka penandaanoperasidapat
menurunkan tingkat komplikasi mutu pelayanan rumah sakit mempercepat tindakan operasi
pembedahan. Penurunan tersebut meningkat dan terjamin. Hal ini danmembantu kesuksesan
konsisten selama 3 bulan. Namun dikarenakan suatu rumah sakit operasi. Selain keuntunganyang
hal ini memerlukan kerja sama dikatakan baik jika pelayanan disebutkan diatas, salah satu
perawat dan semua tim bedah untuk untuk keselamatan pasien juga pengaruhpenandaan operasi
mewujudkan keselamatan pasien berjalan dengan baik. Dengan terhadap pasien adalah
melalui surgical checklist. melakukan penandaan operasi dapatmemperkecil luka sayatan,
Implementasi Surgery secara benar dan sesuai tahapan sehingga bekas lukaoperasi lebih
SafetyChecklist memerlukan pelaksanaan penandaan operasi, minimal.
seorangkoordinator untuk maka pelaksanaan penandaan Memahami tentang Patient
bertanggung jawabuntuk operasi benar sesuai SPO. Safety, danmelakukan penandaan
memeriksa checklist.Koordinator operasi sesuai denganindikasi
biasanya seorang perawatatau kasus operasi seperti yang
dokter atau profesional dijelaskandiatas.Pemahaman
kesehatanlainnya yang terlibat tersebutsesuai dengan
dalam operasi.Pada setiap fase, definisipatient safety untuk
koordinator checklistharus mengurangi risikokesalahanlokasi
diizinkan untuk mengkonfirmasi operasi yang
bahwa tim telah menyelesaikan merupakanmalpraktek dan
tugasnya sebelum melakukan kejadian sentinel.
kegiatan lebih lanjut. Koordinator Penandaanoperasi sendiri
memastikan merupakan bagian dari pre op
setiap tahapan tidak ada yang visite. Pelaksanaan penandaan ini
terlewati. memperolehbeberapa keuntungan
serta manfaatyangmempunyai
pengaruh baik terhadap
hasiloperasi. Diantaranya dengan
menggunakanpenandaan operasi,
operator merasa lebih amandan
lebih percaya diri dalam proses
operasi.Selain itu operator lebih
dapat komunikatifdengan para
pasien dalam
pelaksanaanpenandaan.
3 Apakah metode pemilihan Pada penelitian ini, metode yang Pada penelitian ini, metode yang Pada penelitian ini, metode yang
subjek? digunakan adalah metode simple digunakan adalah metode digunakan adalah metode total
random sampling. purposive sampling sampling berjumlah 47 orang
4 Bisakah cara pengambilan Bisa. Apabila aggota-anggota Cara pengambilan sampel dapat Pada penelitian ini teknik
sampel menimbulkan bias populasi tidak bersifat homogen menimbulkan bias jika dalam pengambilan sampel
(seleksi)? tetapi bisa dikelompokan dalam pemilihan sampel tidak sesuai menggunakan total sampling
kelompok-kelompok yang relative dengan kriteria inklusi dan dimana sampel yang diambil
homogeny, maka proses eksklusi yang telah ditetapkan merupakan sampel yang
pengambilan sampelnya akan sebelumnya sehingga berdampak digunakan telah disesuai dengan
menimbulkan bias karena pada hasil akhir dari penelitian. kriteria inklusi yang dibuat oleh
keheterogenan yang terdapat peneliti. Namun, teknik
dalam anggota populasi sehingga pengambilan sample ini dapat
berpengaruh terhadap informasi menimbulkan bias jika dalam
yang diperoleh dari variable yang pemilihan sampel tidak sesuai
diteliti dengan kriteria inklusi yang
dibuat atau terdapatnya
ketidakterbukaan informasi dari
para responden yang dijadikan
sample sehingga akan
mempengaruhi hasil akhir yang
diinginkan
5 Apakah sampel subjek Ya, karena pada penelitian ini Ya, karena pada penelitian ini Ya. Karena pada penelitian ini,
mewakili yang berkaitan peneliti menggunakan metode peneliti mengguanakan metode peneliti menggunak metode
dengan populasi yang pengambilan sampel dengan teknik pengambilan sampel dengan pengambilan sample dengan
temuan akan hilang? pengambilan secara acak (symple teknik Purposive Sampling teknik total sampling dimana
random sampling) dimana purposive sampling sample yang diambil merupakan
dengan memperhatikan kriteria merupakan salah satu jenis teknik seluruh populasi yaitu berjumlah
inklusi dan eksklusi. Dimana ¬non probability sampling di 47 orang yang telah disesuaikan
sampel yang digunakan berjumlah mana pengambilan sampel dengan kriteria inklusi yang
32 orang berdasarkan perhitungan didasarkan pada kriteria-kriteria dibuat oleh peneliti. Sehingga
dengan rumus slovin yang dirumuskan terlebih dahulu sample dapat mewakili populasi
oleh peneliti. Sampel diambil penelitian
bukan secara acak, namun
ditentukan sendiri oleh peneliti
dengan pertimbangan atau kriteria
tertentu. Sehingga sample dapat
mewakili populasi penelitian.
Akan tetapi peneliti tidak
mencantumkan jumlah dai sample
yang digunakan.
6 Apakah ukuran sampel Pada penelitian ini sampel yang Berdasarkan data yang didapatkan Pada penelitian yang dilakukan di
didasarkan pada digunakan adalah perawat ruang sebelumnya RSUD Tugurejo Rumah Sakit AH ini
pertimbangan pra-studi rawat inap Rumah Sakit Paru memiliki kapasitas tempat tidur menggunakan teknik total
kekuatan statistik? Dungus Madiun yang berjumlah sebanyak 401 buah dan jumlah sampling. Total sampling artinya
32 orang yang diambil setelah perawat yang ada sebanyak 315 jumlah sampel sama dengan
perhitungan menggunakan rumus orang. Studi dokumen dalam populasi, yang didapatkannya
slovin dan diambil menggunakan penelitian ini didapatkan melalui: sebayak 47 orang perawat yang
simple random sampling. Rumus literatur, profil rumah sakit, bertuga di ruang rawat inap
slovin adalah rumus yang laporan rumah sakit, Instruksi Rumah Sakit AH. Hal ini dapat
digunakan untuk menghitung Kerja (IK), SOP, dan dokumen dikarenakan jumlah populasi
jumlah dari sebuah populasi objek lain yang mendukung terkait kurang dari 100. Pada penelitian
tertentu yang belum diketahui dengan penerapan kewaspadaan ini tidak disampaikan berapa
karakteristiknya secara pasti. standar di RSUD Tugurejo jumlah perawat yang ada di
Simple random sampling yaitu Semarang. Penelitian ini rumah sakit ini atau data lainnya
teknik pengambilan sampel dari menggunakan metode evaluatif mengenai jumlah perawat.
anggota populasi yang dilakukan dan dalam pengambilan sampel
secara acak dan setiap populasi menggunakan purposive sampling
memiliki kesempatan yang sama. yaitu suatu teknik penentuan dan
Hal ini dilakukan karena secara pengambilan sampel yang
umum rumah sakit begitu luas dan ditentukan oleh peneliti dengan
kompleks. pertimbangan tertentu.
Pertimbangan pemilihan sampel
oleh peneliti karena penelitian ini
menggunakan wawancara in-
depth interview dan lembar
observasi yang dilakukan ke pada
pihak-pihak yang bertangguang
jawab akan penerapan
kewaspadaan standar di RSUD
Tugurejo Semarang seperti
Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit (PPIRS), Pelaksana K3, dan
Tenaga Keperawatan.
7 Apakah pengukuran Pada penelitian ini tidak dijelaskan Pada penelitian ini tidak Pada penelitian ini tidak
(kuesioner) mungkin apakah peneliti menggunakan dijelaskan apakah peneliti dijelaskan apakah peneliti
valid dan dapat pengukuran (kuesioner) sudah menggunakan pengukuran menggunakan pengukuran
diandalkan? diuji validitasnya atau tidak. (kuesioner) sudah diuji (kuesioner) sudah diuji
Sehingga tidak diketahui apakah validitasnya atau tidak. Sehingga validitasnya atau tidak. Sehingga
pengukuran tersebut valid atau tidak diketahui apakah tidak diketahui apakah
tidak. pengukuran tersebut valid atau pengukuran tersebut valid atau
tidak. Pada penelitian ini metode tidak. Pada penelitian ini jenis
yang di gunakan adalah metode penelitian yang di gunakan
evaluatif. Metode ini digunakan adalah penelitian kuantitatif
untuk mengmpulkan data dengan metode observasi analitk
implementasi dari satu kebijakan dengan pendekatan cros
yang di keluarkan oleh sectional.
pemerintah atau lembga resmi.
8 Apakah signifikansi Iya, dalam penelitian ini Dalam penelitian ini nilai statistik Iya, Dalam penelitian ini
statistik dinilai? menunjukan bahwa hasil uji tidak di uji. Karena teknik yang menunjukan bahwa hasil uji
statistik. Di dapatkan hasil P- digunakan adalah teknik statistik di dapatkan (P < 0,05)
value 0,011 (pa < 0,05) ( Ho. pengumpulan data dengan cara P=0,003. Dengan POR 9.286
Ditolak ) hal ini menjukkan bahwa wawancara observasi, dan studi (CI=2.225-38.750) Maka (Ha
terdapat hubungan natara dokumentasi. Informant di dapat di terima). Yang artinya
pengetahuan perawat tenttang tentukan dengan teknik purposive. nilai statistik ini dinyatakan
pasient safety dengan penerapan signifikan. Karena memiliki
sasaran V (pengurangan risiko hubungan yang bermakna antara
infeksi erkait pelayanan kesehatan) motivasi dengan kepatuhan
yang artinya bahwa nilai statistik perawat melaksanakan
di nayatakan signifikan. handhygine enam langkah dilima
moment sebagai pencegahan
infeksi nasokomial di ruang
rawat inap aulia hospital pekan
baru.
9 Apakah interval Dalam penelitian ini tidak Dalam penelitian ini tidak Dalam penelitian ini dituliskan
kepercayaan diberikan didituliskan interval kepercayaan dituliskan interval kepercayaan interval kepercayaan yang
untuk hasil utama? yang digunakan akan tetapi hasil yang digunakan digunakan adalah 95% dengan
yang didapatkan sebgian besar hasil yang didapat hubungan
perawat 46,9% memiliki motvasi dengan kepatuhan
pengetahuan cukup dan perawat perawat melakukan hand hygiene
yang tidak melakukan penerapan enam langkah dilima moment
sasaran keselamatan pasien V sebagai tindakan pencegahan
sebesar 53,1% infeksi nasokomial POR 9. 286
(CI=2.225-38.750) artinya ada
hubungan antara motivasi dengan
kepatuhan perawat melaksanakan
hand hygiene enam langkah di
lima moment sebagai tindakan
pencegahan infeksi nasokomia
10 Mungkinkah ada faktor Faktor lain yang didapatkan dalam Faktor lain dalam penelitian ini Faktor yang didapatkan dalam
perancu yang belum penelitian ini seperti status seperti pengetahuan, sikap dan penelitian ini seperti umur, jenis
diperhitungkan? pernikahan, lingkungan, sosial perilaku, SOP kelamin, pendidikan
budaya masyarakat
11 Bisakah hasil diterapkan iya, hasil penelitian menunjukan tidak, berdasarkan hasil penelitian iya, dikarenakan dengan
ke organisasi Anda? bahwa pengetahuan perawat ini menjukan bahwa peneran memotivasi perawat dapat
tentang pasien safety pada sasaran kewaspadaan standar sebagai meningkat kepatuhan perawat
ke 5, pengurangan resiko infeksi pencegahan bahaya biologi pada dalam pelaksanaan hand hygiene
terkait pelayanan kesehatan masih tenaga keperawatan masih kurang enam langkah dilima moment
rendah. Sehingga perlu adanya yang akan berdampak pada sebagai tindakan pencegahan
seminar dan pelathan tentang konssekuensi kesehatan yang infeksi nosokomial
pasien safety untuk meningkat tidak menguntungkan yang
pengetahuan perawat diderita oleh bnayak orang
sebagai akibat kesalahan medis
12 Apakah semua hasil Iya. Peneliti menemukan bahwa Iya. Dari hasil penelitian ini, Iya. Menurut penelitianini,
penting untuk individu terdapat hubungan antara didapatkan hasil 63 poin dari 11 motivasi perawat dalam
atau populasi pengetahuan perawat tentang elemen kewaspadaan standar, melakukan hand hygiene di
dipertimbangkan? patient safety dengan penerapan sebanyak 54 poin yang terpenuhi rumah sakit sebagian besar dalam
SKP 5, yakni pengurangan risiko dan dinilai layak standar. Untuk kategori tinggi. Sehingga
infeksi terkait pelayanan sisanya dinilai belum memenuhi diperlukan sistem reward bagi
kesehatan. Sehingga diharapkan standar dan belum diterapkan di perawat yang melaksanakan
pihak manajemen rumah sakit rumah sakit. Sehingga perlu hand hygiene dengan baik dan
dapat terus meningkatkan pertimbangan bagi pihak punishment bagi yang lalai.
pengetahuan perawat tentang manajemen rumah sakit untuk Selain itu perlu dipertimbangkan
patient safety untuk menjaga melakukan pengawasan dalam untuk melakukan briefing setiap
kualitas pelayanan dan pemberian penerapan kewaspadaan standar pagi setelah overan dinas antara
pelayanan kepada pasien sesuai dalam pengendalian infeksi bagi perawat dinas malam dan dinas
harapan rumah sakit dan pasien, petugas kesehatan. Selain itu, pagi selama 5 menit tentang hand
khususnya peningkatan mutu diperlukan pelatihan mengenai hygiene yang baik dan benar
rumah sakit. Selain itu, diperlukan pengendalian infeksi nosokomial. yang dipimpin oleh kepala
pengawasan dan evaluasi terhadap Pelatihan merupakan proses ruangan sebagai supervisi.
penerapan SKP 5 patient safety mengajarkan
sehingga semua perawat dapat pengetahuan, keahlian tertentu
menerapkan SKP 5 patient safety dan sikap agar perawat semakin
dengan baik. terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawab
sesuai denganstandar.
13 Apa dampak penggunaan Menurut peneliti, dengan Dalam penelitian ini, peneliti Berdasarkan hasil penelitian,
tes ini pada pasien peningkatan pengetahuan perawat memaparkan hasil evaluasi 11 motivasi perawat berhubungan
/populasi Anda? terhadap penerapan SKP 5 elemen kewaspadaan standar di terhadap kepatuhan perawat
mengenai pengurangan risiko RSUD Tugurejo Semarang. Dari dalam pelaksanaan SKP 5
infeksi terkait pelayanan hasil yang didapatkan, sebanyak khususnya hand hygiene.
kesehatan, dapat meningkatkan 54 poin dari total 63 poin 11 Motivasi merupakan proses
kualitas pelayanan dan pemberian elemen kewaspadaan standar mempengaruhi atau mendorong
pelayanan kepada pasien sesuai dinilai layak memenuhi standar. dari luar terhadap seseorang atau
harapan rumah sakit dan pasien, Dari penilaian ini, pihak kelompok kerja agar merekamau
khususnya peningkatan mutu manajemen dapat meningkatkan melaksanakan sesuatu yangtelah
rumah sakit. Pelaksanaan pelaksanaan 11 elemen ditetapkan. Sehingga disimpulkan
monitoring dan evaluasi juga kewaspadaan standar dalam semakin tinggi motivasi perawat
diperlukan agar semua perawat melakukan pencegahan infeksi maka semakin tinggi pula
dapat melaksanakan SKP 5 dengan nosokomial, yakni kebersihan kepatuhan perawat dalam
baik. tangan, penggunaan APD. melakukan hand hygiene sebagai
dekontaminasi peralatan bentuk pencegahan infeksi
perawatan pasien, pengendalian nosokomial.
lingkungan, pengelolaan limbah,
penatalaksanaan linen,
perlindungan petugas kesehatan,
penempatan pasien, hygiene
respirasi, praktik menyuntik yang
aman, dan praktik lumbal pungsi
yang aman.
SKP 6: Mengurangi Risiko Cedera Pasien akibat Terjatuh
10 Mungkinkah ada faktor Faktor yang dapat menjadi perancu Dalam penelitian ini tidak Dalam penelitian ini faktor
perancu yang belum dalam penelitian ini seperti disampaikan faktor perancu yang dapat mempengaruhi
diperhitungkan? pengetahuan pimpinan ruangan seperti
belum ada Standar Operasional
Prosedur (SOP). Faktor lain
seperti sikap dan perilaku
perawat, motivasi
pendidikan, tingkat
pemahaman, ketidakjelasan
tugas supervisor
11 Bisakah hasil diterapkan iya. Berdasarkan hasil penelitian tidak, dikarenakan hasil penelitian iya. Hasil peneltian ini
ke organisasi Anda? menjukan bahwa perawat yang menunjukan pelaksanaan menunjukan bahwa supervise
melakukan pengkajian resiko jatuh pencegahan jatuh belum sesuai kepala ruangan berhubungan
serata melaksankan intervensi standar prosedur operasional, dengan pengurangan resiko
pasien resiko jatuh akan perbandingan jumlah perawat dan jatuh
menurunkan angaka kejadian pasien yang tidak seimbang (1
pasien jatuh perawat : 6-7 pasien) sedangkan
banyak tindakan yang tidak bisa
dilakukanoleh 1 orang perawat,
lantai licin, tidak terpasang bed side
rel dan belum ada bel pasien.
12 Apakah semua hasil Iya. Dari hasil penelitian, Iya. Peneliti memaparkan bahwa Iya. Hasil penelitian
penting untuk individu pelaksanaan pencegahan risiko pengetahuan perawat dan keluarga membuktikan terdapat
atau populasi jatuh di RS Bhakti Wira Tamtama pasien mengenai pencegahan risiko hubungan supervisi kepala
dipertimbangkan? Semarang sudah terlaksana dengan jatuh masih kurang. Hal ini ruanngan terhadap
baik yakni kepatuhan perawat dibuktikan dengan sebagian besar pengurangan risiko jatuh.
dalam melaksanakan protokol perawat hanya menyebutkan Supervisi yang dilakukan di
tersebut sebanyak 81,8%. tindakan pencegahanjatuh dengan ruang rawat inap dilakukan
Diperlukan untuk pemberian edukasi dan menaikan handrail tidak terjadwal dan tidak rutin
seminar atau workshop untuk pasien. Kurangnya pengetahuan dan berpengaruh pada kinerja
meningkatkan pengalaman, perawat mengenai pencegahan jatuh perawat lainnya. Oleh karena
pengetahuanm dan sumber dikarenakan perawat belum itu diperlukan pertimbangan
informasi untuk perawat untuk mengikuti pelatihan peningkatan untuk melakukan supervisi
meningkatkan pengetahuan mutu dan keselamatan kepala ruangan secara rutin
perawat dalam melakukan pasiensehingga belum memahami sebagai bentuk monitoring dan
pengkajian risiko jatuh. sepenuhnya langkahpencegahan evaluasi perawat. Pimpinan
jatuh. Sehingga diperlukan bagi ruangperlu memiliki
manajemen perawat untuk kemampuan, teknik
mengadakan pelatihan atau danketerampilan dalam
workshop untuk perawat sehingga melakukan supervisiuntuk
dapat mengimplementasikan SKP 6 meningkatkan kualitas
dengan baik. supervisisehingga tujuan
supervisi akan tercapai
sehingga dapat mengurangi
risiko jatuh pasien.
13 Apa dampak penggunaan Dalam penelitian ini, peneliti Peneliti memaparkan kurangnya Berdasarkan penelitian ini,
tes ini pada pasien memaparkan kepatuhan perawat pengetahuan perawat dalam hubungan antara supervisi
/populasi Anda? dalam mengimplementasikan pencegahan jatuh berpengaruh pada kepala ruangan disertai
pencegahan risiko jatuh insiden jatuh, terkait dengan monitoring dan pencegahan
dikarenakan hal ini bentuk pengetahuan, SDM, lingkungan, risiko jatuh menjamin
tanggung jawab perawat sarana dan prasarana. keterlaksanaan program.
dan merupakan bagian dari Pencegahan risiko jatuh padaanak Supervisiyang dilakukan
pelaksanaan SOP yang ada di dapat dilakukan dengan secara berkesinambungandapat
rumah sakit. Oleh karena itu, dari memposisikan tempattidur dengan meningkatkan profesionalisme
hasil penelitian didapatkan hasil rendah, memastikan nurse call danpengembangan pribadi
kepatuhan perawat dalam dalamjangkauan, memastikan serta komitmenuntuk belajar
melakukan pencegahan risiko jatuh lingkungan aman sepertilantai yang secara terusmenerus, sehingga
dalam kategori tinggi. tidak boleh licin dan pencahayaan dapat meningkatkan
yang cukup. implementasi sasaran
keselamatan pasien di rumah
sakit.
Daftar Pustaka:
Bachrun, E. (2017). Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang patient safety terhadap penerapan sasaran V (pengurangan resiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan). JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama, 5(1).
Dewi, T., & Noprianty, R. (2018). Phenomenologi Study: Risk Factors Related to Fall Incidence in Hospitalized Pediatric Patient with Theory
Faye G. Abdellah. Nurseline journal, 3(2), 81-88.
Dwitasari, A., & Rosa, E. M. (2016). Evaluasi Pelaksanaan Penandaan Operasi di Ruang OperasI RS PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta.
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol, 2(2), 1.
Haskas, Y., & Rasimin, R. (2019). PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RUANG IGD
DAN ICU RSUD SALEWANGANG MAROS. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 14(3), 317-324.
Irmawati, N. E., & Anggorowati, A. (2017). SURGICAL CHEKLIST SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PATIENT SAFETY. JHeS
(Journal of Health Studies), 1(1), 40-48.
Iskandar, E. (2018). Tata Kelola dan Kepatuhan Penerapan Standar Patient Safety Penyakit Stroke di Rumah Sakit Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Tahun 2015. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 3(3).
Mawardi, A., Asriwati, A., & Jamaluddin, J. (2020). ANALISIS PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN BERDASARKAN
STANDAR SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT SURYA INSANI PASIR PENGARAIAN. Jurnal Kesehatan
Komunitas, 6(2), 248-254.
Nurani, S., & Sudiro, S. Analisis Efektivitas Komunikasi Tulis Baca Konfirmasi dalam Sasaran Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit X Jepara. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 7(2), 142-150.
Nurhayati, S., Rahmadiyanti, M., & Hapsari, S. (2020). Kepatuhan Perawat Melakukan Assessment Resiko Jatuh Dengan Pelaksanaan Intervensi
Pada Pasien Resiko Jatuh. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 15(2), 278-284.
Rachmah, R. (2018). OPTIMALISASI KESELAMATAN PASIEN MELALUI KOMUNIKASI SBAR DALAM HANDOVER. Idea Nursing
Journal, 9(1).
RIANI, R., & SYAFRIANI, S. (2019). HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN
HANDHYGIENE SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
AH TAHUN 2019. Jurnal Ners, 3(2), 49-59.
Romadhoni, S., & Widowati, E. (2017). The Penerapan Kewaspadaan Standar sebagai Upaya Pencegahan Bahaya Biologi pada Tenaga
Keperawatan. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 1(4), 14-24.
Sahpitra, D., Yulia, S., & Triwijayanti, R. (2019). Penurunan Resiko Jatuh Pasien Melalui Supervisi Kepala Ruang Perawatan. Jurnal
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, 2(2), 45-50.
Sakinah, S., Wigati, P. A., & Arso, S. P. (2017). Analisis Sasaran Keselamatan Pasien Dilihat Dari Aspek Pelaksanaan Identifikasi Pasien Dan
Keamanan Obat Di Rs Kepresidenan Rspad Gatot Soebroto Jakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(4), 145-152.
Setyani, M. D., Zuhrotunida, Z., & Syahridal, S. (2017). Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten
Tangerang. Jurnal JKFT, 1(2), 59-69.
Sulistiarini, L. (2018). Gambaran Pelaksanaan Identifikasi Pasien Sebelum Melakukan Tindakan Keperawatan di RSUD Wates. Indonesian
Journal of Hospital Administration, 1(1).
Tampubolon, L., & Pujiyanto, P. (2020). Analisis Penerapan Prinsip Keselamatan Pasien Dalam Pemberian Obat Terhadap Terjadinya
Medication Error di Rawat Inap Rumah Sakit X Tahun 2018. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 4(3).
Zaenab, S., Supardi, S., & Simbolon, S. (2020). EFEKTIVITAS PELATIHAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN TERHADAP
PENINGKATAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN PROSES IDENTIFIKASI PASIEN, KOMUNIKASI FEKTIF DAN
HAND HYGIENE. Jurnal Mitra Manajemen, 4(9), 1363-1377.