Anda di halaman 1dari 10

Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

TIMBANG TERIMA PASIEN


DI RUMAH SAKIT DI KABUPATEN CIAMIS
PATIENT HANDOVER
IN HOSPITALS IN CIAMIS DISTRICT

1*Rudi Kurniawan, 2Nur Ayu Yulirocita, 3Nur Hidayat


1,2,3
STIKes Muhammadiyah Ciamis
*Email: akhrud2008@yahoo.com

Abstrak
Kegagalan dalam melakukan komunikasi pada saat timbang terima pasien akan menyebabkan kesalahan
dalam kesinambungan pelayanan keperawatan serta keselamatan pasien di Rumah Sakit. Tujuan
Penelitian ini adalah mengetahui gambaran pelaksanaan timbang terima di Instalasi Rawat Inap RSUD
Ciamis Tahun 2018 yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap post timbang terima.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif menggunakan survey observational. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sample sebanyak 72 responden dari populasi sebanyak
262 perawat. Hasil penelitian keterlaksanaan timbang terima shift sore-malam sebesar 55%. Dengan
kategori tahap persiapan sebesar 51.4%, tahap pelaksanaan sebesar 59.4%, dan tahap post timbang terima
sebesar 38.8%. Gambaran timbang terima secara keseluruhan belum mencapai keterlaksanaan 100%
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO). Perlu adanya kebijakan maupun sosialisasi sebagai
upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat untuk melaksanakan timbang terima
yang sesuai dengan SPO yang telah ditetapkan.

Kata kunci: Perawat, Timbang Terima.

Abstract
Failure in doing communication at the time of handover, will cause an fault in the continuity of
nursing care and patient safety in the hospital. This research aims to know the description of the
handover implementation in Installation of Inpatient RSUD Ciamis. The type of research is
descriptive and survey observational. The technique of sample uses purposive sampling. The
number of sample is 72 respondents, from a total population is 262 nurse. The result of the
research shows that implementation of the afternoon – night shift handover was 55%. With
category of preparation stage 51.4%, implementation stage 59.4%, and post-handover stage
38.8%. The conclusion in this research is the description of the handover implementation has not
reached the implementation of 100% accordance with the standart procedure operating (SPO).
It is necessary for policy and sosialization as an effort to improve knowledge, attitudes, and
skills of nurse to carry out the handover in accordance with the SPO that has been set.

Keywords : Handover, Nurse.

PENDAHULUAN 2016).

Keselamatan pasien merupakan prinsip World Health Organization (WHO) Tahun


dasar pelayanan kesehatan dan indikator 2013 mencatat pelaporan kasus sebanyak
dalam mengukur, mengevaluasi kualitas 25.000-30.000 terjadi kecacatan yang
pelayanan keperawatan. Profesionalisme permanen pada pasien di Australia, 11%
dalam pelayanan keperawatan dapat disebabkan karena kegagalan komunikasi
diwujudkan melalui komunikasi yang efektif (Supinganto, Mulianingsih , & Suharmanto,
antar perawat maupun dengan tim kesehatan 2015). Hal tersebut sesuai dengan studi
lainnya (Triwibowo, Harahap & Soep, Cohen dan Hilligoss yang menyatakan

179
bahwa dari 889 kasus ditemukan kejadian tetap, kepemimpinan, dan rekan kerja
malpraktek, 32% disebabkan karena berpengaruh terhadap pelaksanaan Timbang
kesalahan komunikasi dalam serah terima terima.
pasien (Kesrianti, Noor, & Maidin, 2014).
KKPRS (2012) mencatat laporan kasus Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan
dalam rentang waktu 2006-2011 terjadi 877 timbang terima di Instalasi Rawat Inap
kasus Insiden Keselamatan Pasien dan Jawa masih ditemukan perawat yang tidak
Barat menempati urutan tertinggi yaitu melaksanakan timbang terima sesuai dengan
33.33% diantara provinsi lainnya Banten prosedur. Salah satunya yaitu perawat hanya
20.0%, Jawa Tengah 20.0%, DKI Jakarta melakukan timbang terima berdasarkan
16.67%, Bali 6.67%, dan Jawa Timur 3.33% diagnosa medis tanpa ada diagnosa
(Kemenkes RI, 2017). keperawatan serta tidak ada tindak lanjut
implementasi keperawatan. Pada shift sore
Departemen Kesehatan RI mengemukakan ditemukan perawat yang tidak menyebutkan
bahwa kegagalan dalam melakukan waktu pemberian terapi medis, pada shift
komunikasi pada pelaksanaan timbang malam perawat hanya melaksanakan
terima dapat menimbulkan dampak yang timbang terima secara lisan dengan hanya
serius yaitu kesalahan dalam kesinambungan mengandalkan validasi dokumentasi
pelayanan keperawatan, pengobatan yang keperawatan tanpa melakukan
tidak tepat, kehilangan informasi, kesalahan observasi/keliling pasien. Serta adanya
tentang rencana keperawatan, kesalahan potensi kerugian dan ketidakpuasan pasien
pada test penunjang, dan potensi kerugian terhadap pelayanan keperawatan, yaitu 3
bagi pasien, serta adanya ketidakpuasan dari 6 orang pasien mengatakan komunikasi
pasien terhadap pelayanan keperawatan. yang buruk dari perawat, kurangnya
(Kesrianti, Noor, & Maidin, 2014). pengontrolan terapi intravena yang
menyebabkan kejadian flebitis 2 orang,
Timbang terima adalah suatu teknik untuk kesalahan dalam penerimaan obat yang
menyampaikan dan menerima suatu mengakibatkan terjadinya alergi 1 orang.
informasi yang berkaitan dengan keadaan Kesalahan medikasi dalam penerimaan dosis
pasien. Timbang terima harus dilakukan obat 1 orang. Penelitian ini dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan dengan mengacu kepada kaidah etika
secara singkat, jelas dan lengkap tentang penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
tindakan mandiri perawat, tindakan mengidentifikasi pelaksanaan timbang
kolaboratif yang sudah dan belum dilakukan terima di Instalasi Rawat Inap RSUD Ciamis
serta perkembangan pasien pada saat itu. Tahun 2018 yang meliputi tahap persiapan,
Informasi yang disampaikan harus akurat pelaksanaan dan post-timbang terima.
sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan METODE
sempurna (Nursalam, 2016).
Penelitian ini menggunakan metode survey
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi observational dengan rancangan penelitian
pelaksanaan timbang terima dalam deskriptif. Populasi pada penelitian ini yaitu
pelayanan keperawatan diantaranya menurut perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD
Kamil (2017) yaitu faktor internal meliputi Ciamis Tahun 2018 sebanyak 262 orang,
komunikasi, gangguan, kelelahan, memori, dengan jumlah sampel sebanyak 72 orang.
pengetahuan atau pengalaman, dokumentasi. Sampel diambil secara proporsional dari
Faktor eksternal meliputi budaya organisasi, seluruh instalasi rawat inap dengan kriteria
infrastruktur, keterbatasan teknologi dan inklusi perawat di Instalasi Rawat Inap
tenaga kerja. Adapun berdasarkan RSUD Ciamis yang melaksanakan timbang
penelitian yang dilakukan Kesrianti, Noor & terima ada shift sore-malam. Teknik
Maidin (2014) menyatakan bahwa pengambilan sampel menggunakan
pengetahuan, sikap, ketersediaan prosedur purposive sampling. Pengumpulan data
180
dilakukan u Berdasarkan hasil P
dengan s penelitian mengenai E
observasi i pelaksanaan M
menggunakan timbang terima B
instrumen F (operan shift sore- A
lembar r malam) yang H
observasi. Data e dilaksanakan di A
hasil obeservasi k Instalasi Rawat Inap S
dianalisis u RSUD Ciamis A
menggunakan e Tahun 2018 N
distribusi n menunjukan bahwa
frekuensi dan s dari 72 responden, Pelaksanaan
disajikan dalam i rata- rata timbang terima di
bentuk Keterlaksanaa keterlaksanaanya Instalasi Rawat
prosentase (%) n Timbang hanya sebesar 55%, Inap RSUD
untuk kemudian Terima Di dari indikator Ciamis
diambil rerata Instalasi keterlaksanaan dikategorikan
prosentasenya. Rawat Inap sebesar 100%. sebagai berikut :
RSUD Ciamis Adapun sebagian
H Tahun 2018 besar responden Tahap
A Kategori Mean SD Min- 95 % CI
melaksanakan Persiapan
Max
S (%)
(%) timbang terima Timbang
IKeterlaksanaan 55.0 11.82 33.3- 52.2- dalam tahap Terima
L
Timbal Terima 54 86.7 57.7 persiapan rata-rata Pada tahap
keterlaksanaanya persiapan timbang
Gambaran a. sebesar terima, unsur
Pelaksanaan Gambaran 51.4%, tahap yang digunakan
Timbang Tahap pelaksanaan untuk
Terima Persiapan timbang terima rata- mengobservasi
S Timbang rata perawat dalam
e Terima keterlaksanaanya melakukan
c sebesar 59.4%, dan timbang terima
a Tabel tahap post timbang terdiri dari 3 item
r 2. terima rata-rata prosedur, yaitu
a Distri keterlaksanaanya timbang terima
busi sebesar dilakukan setiap
U Freku 38.8%. pergantian shift
m ensi sore-malam
uKategori Mean SD Tahap 95 % CI
Min- pukul 19.30
m (%) Persiapa
Max WIB. Membuat
(%) n
Tahap T 51.40 16.7406 33.3-
Timbang47.47- laporan setiap
Persiapan 66.7
Timbang
a Terima 55.34 pergantian dinas.
Terima
b Di Mendisk
e Instalasi usikan
l Rawat Inap masalah
1 RSUD Ciamis pasien
. Tahun 2018 dan hal-
D hal
is istimewa
tr yang
i terjadi
b
181
di ru Kondisi motivasi dengan lebih
pera yang relatif stabil baik. Berbeda
n. akan mendorong dengan yang
Pada tahap perawat bekerja tidak
b. Tahap persiapan ada memiliki motivasi tentang hubungan
Pelaksanaan beberapa kegiatan tinggi maka ia pemberian reward
Timbang dalam prosedur tidak memiliki ucapan terima
Terima timbang terima hasrat untuk kasih dengan
yang tidak bekerja kedisiplinan
Tabel 3. dilaksanakan semaksimal waktu saat
Distribu maupun mungkin serta mengikuti
si dilaksanakan tidak bersikap apatis timbang terima
Frekuen sempurna. terhadap tugasnya yaitu terdapat
si Tahap Adapun kegiatan yang hubungan antara
Pelaksan tersebut mengakibatkan pemberian
aan Timbang diantaranya waktu kinerjanya reward ucapan
Terima pelaksanaan menjadi kurang. terima kasih
Kategori Mean SD timbang
Mean- terima
95 % dengan
(%) dengan Max tepat
CI Peneliti berasumsi kedisiplinan
waktu (%) bahwa waktu saat
Tahap 59.44 12.5473 40-90 56.49-
Pelaksanaan
memperoleh rata- ketidakdisiplinan mengikuti
62.39
Timbal Terima rata perawat dalam timbang terima
keterlaksanaanya melakukan perawat. Dari 35
c. Tahap paling rendah timbang terima responden
Post-Timbang yaitu sebesar disebabkan karena sebagian besar
Terima 4.5%. Hal itu kurangnya kepala ruang atau
disebabkan karena motivasi dari ketua tim
Tabel 4. sebagian besar dalam diri, memberikan
Distribu perawat datang kurangnya SDM ucapan terima
si terlambat ke atau tenaga kasih setiap
Frekuen ruangan, sehingga kesehatan timbang terima
si Tahap kegiatan timbang khususnya yaitu (100%) dan
Post terima tidak perawat dalam perawat
Timbang Terima dilaksanakan tepat ruangan pelaksana
pada waktunya. perawatan, sebagian besar
Menurut (Aeni, kurangnya juga datang tepat
Fitriana, & penghargaan yang waktu saat
Nurmalia, 2016) diberikan oleh timbang terima di
menyatakan rumah sakit dapatkan (100%).
bahwa sehingga
pelaksanaan menurunkan Membuat laporan
timbang terima semangat perawat setiap pergantian
dipengaruhi oleh untuk dinas memperoleh
faktor motivasi mendisiplinkan nilai
intrinsik yang diri dalam keterlaksanaan
dimanifestasikan melakukan paling tinggi
pada kedisiplinan, timbang terima. sebesar 100%.
keberhasilan,
SD Hal ini sesuai Hal tersebut
Kategori Mean Min- 95 %
(%) penghargaan,
Max CL dengan penelitian sesuai dengan
tanggung(%) jawab, yang dilakukan Nursalam (2016)
pekerjaan0- 31.45-
Tahap Post Timbang 38.88 31.6475 dan (Kristianto & yang
Terima 100 diri.
peningkatan 4632 Santosao, 2013) mengemukakan
182
bahwa dalam beberapa hal yang Timbang kolaborasi.
tahap persiapan harus diperhatikan Terima Menyampaikan
sebagian besar dalam melakukan Pada tahap informasi terkait
perawat timbang terima pelaksanaan evaluasi dan
menyiapkan yaitu kejelasan timbang terima, perkembangan
catatan khusus komunikasi yang unsur yang pasien.
tentang apa saja didukung dengan digunakan untuk Menyampaikan
yang akan kelengkapan mengobservasi informasi terkait
didelegasikan informasi yang perawat dalam terapi medis,
oleh perawat yang disampaikan, serta melakukan cairan, pemberian
telah jaga akurasi terhadap timbang terima obat.
sebelumnya. pasien, terdiri dari 10 Menyampaikan
Pendelegasian penggunaan item prosedur, informasi terkait
yang tidak efektif istilah atau kata- yaitu melakukan kebersihan pasien
akan kata yang mudah timbang terima dan lingkungan
menyebabkan dipahami, pasien dengan pasien,
kurangnya rasa ketersediaan melakukan menyampaikan
percaya kepada sumber dan keliling setiap informasi terkait
orang yang sarana, pasien serta peralatan medis-
menerima monitoring yang mengobservasi. non medis.
pendelegasian, dilakukan oleh Menyampaikan
untuk kepala ruangan informasi terkait Hasil observasi
menghindari hal atau penanggung aspek umum : ditemukan
tersebut jawab shift, jumlah pasien dan sebagian besar
pendelegasian serta laporan identitas pasien. responden di
pada timbang tentang evaluasi Menyampaikan ruangan tidak
terima harus perkembangan informasi terkait melakukan
memiliki tiga pasien apakah ada diagnosa medis, observasi pasien
komponen kemajuan atau keluhan utama, saat timbang
penting yaitu kemunduran. Hal masalah terima
tanggung jawab, itu sesuai dengan keperawatan yang dilaksanakan,
kemampuan dan pendapat muncul. perawat
wewenang. Elmiyasna dan Menyampaikan mengatakan hal
Mayasari (2011) informasi terkait itu disebabkan
Mendiskusikan yang menegaskan tindakan karena
masalah pasien bahwa kurangnya keperawatan yang keterbatasan
dan hal-hal persiapan yang telah dilakukan SDM atau tenaga
istimewa yang dilakukan oleh baik mandiri kerja pada shift
terjadi di ruang perawat dalam maupun sore-malam,
perawatan melakukan kolaborasi. dimana jumlah
memperoleh rata- timbang terima Menyampaikan perawat tidak
rata akan berpengaruh informasi terkait sebanding dengan
keterlaksanaan dalam melakukan tindakan yang jumlah pasien
sebesar tindakan yang akan dilakukan yang datang
51.4%. akan dilakukan baik mandiri sehingga untuk
Nursalam (2016) ketika sedang maupun
mengemukakan melaksanakan mengefektifkan asuhan
shift jaga. waktu perawat keperawatan saja.
hanya Menurut hasil
Tahap mengandalkan penelitian (Roifah
Pelaksanaan validasi & Anggraini,
dokumentasi 2014)
183
menjelaskan keselamatan keluhan utama, terima hanya
bahwa pasien. Apabila masalah menyampaikan
pelaksanaan pengetahuan keperawatan yang masalah utama
timbang terima keselamatan muncul rata-rata yang terjadi pada
memang pasien diketahui keterlaksanaanya
perawat dengan pasien dan
dilakukan, namun sebesar 86.1%. tindakan apa saja
dalam baik maka Sedangkan
kesalahan dalam yang perlu
pelaksanaannya sisanya hanya dilakukan tanpa
melakukan
hanya ketua tim tindakan kepada menyampaikan menyebutkan
saja yang pasien akan informasi terkait diagnosa medis.
melakukan terhindar. diagnosa
kunjungan medisnya saja Menyampaikan
langsung Menyampaikan tanpa informasi terkait
(observasi) ke informasi terkait menyampaikan tindakan
kamar pasien keadaan umum diagnosa keperawatan yang
perawat pelaksana pasien meliputi keperawatan. Hal telah dilakukan
yang lain hasil pemeriksaan ini berbeda baik mandiri
melakukan fisik, anamnesa, dengan penelitian maupun
timbang terima pengamatan dan Prakoso (2016) kolaborasi sebesar
hanya dengan hasil pemeriksaan sebanyak rata-rata
membaca buku penunjang 37,1% responden keterlaksanaanya
operan yang telah rata-rata saat melakukan sebesar 83.3%.
dituliskan. keterlaksanaanya timbang Menyampaikan
sebesar 36.1%. informasi terkait
Keterlaksanaan Hasil penelitian tindakan yang
penyampaian menunjukan akan dilakukan
informasi terkait bahwa sebagian baik mandiri
identifikasi besar perawat maupun
pasien rata-rata melaksanaan kolaborasi rata-
sebesar timbang terima rata
94.4%. Ketepatan sering berfokus keterlaksanaanya
dalam pada hal-hal yang sebesar 76.4%.
mengidentifikasi Menyampaikan
dianggap penting
pasien akan
saja, seperti informasi terkait
berpengaruh besar
terhadap menyampaikan evaluasi dan
keselamatan informasi terkait perkembangan
pasien. Hal ini hasil anamnesa pasien rata-rata
sesuai dengan tanpa ada keterlaksanaanya
hasil penelitian pemeriksaan sebesar 84.7%.
(Umaternate, lanjut. Menyampaikan
Kumaat, & Pemeriksaan fisik informasi terkait
Mulyadi, 2015) dan pemeriksaan terapi medis,
didapatkan hasil penunjang hanya cairan, pemberian
60 responden disampaikan bagi obat rata-rata
(64,5%) pasien yang keterlaksanaanya
melakukan mengalami sebesar 91.7%.
identifikasi pasien masalah yang
secara benar, hal cukup serius. Hasil penelitian
tersebut menunjukan
dipengaruhi oleh
Menyampaikan bahwa sebagian
salah satu faktor
informasi terkait besar perawat
yaitu pengetahuan
perawat tentang diagnosa medis, melaksanaan
184
timbang terima penting sehingga t kondisi yang
sering berfokus perawat sering Tim berhubungan
pada hal-hal yang tidak ban dengan pasien
dianggap penting melaksanakannya. g via telepon.
saja, seperti Kondisi ini Teri Sedangkan bagi
menyampaikan dipengaruhi oleh ma pasien yang
informasi terkait berbagai hal, Pada tahap post mengalami
hasil anamnesa diantaranya timbang terima, masalah
tanpa ada adalah faktor unsur yang kesehatan yang
pemeriksaan efisiensi waktu digunakan untuk cukup berat, akan
lanjut. karena dianggap mengobservasi ditangani terlebih
Pemeriksaan fisik terlalu lama dan perawat dalam dahulu oleh TRC
dan pemeriksaan mengulur waktu melakukan (Tim Reaksi
penunjang hanya pada saat operan timbang terima Cepat) yang
disampaikan bagi dinas, sehingga terdiri dari ada di Rumah
pasien yang pada saat operan 2 item prosedur, Sakit.
mengalami sering berfokus yaitu
masalah yang pada hal-hal mendiskusikan K
cukup serius. tertentu saja. dengan petugas E
Menyampaikan terdahulu bila S
informasi terkait Menyampaikan menentukan I
diagnosa infromasi terkait masalah baru pada M
medisnya saja kebersihan pasien, saat serah terima, P
tanpa lingkungan, dan dan mencatat atau U
menyampaikan peralatan medis melaporkan L
diagnosa dan non medis permasalahan A
keperawatan. memperoleh rata- pasien ke dokter N
Sedangkan rata jaga.
informasi terkait keterlaksanaanya Nilai rerata
tindakan yang paling rendah Hasil penelitian keterlaksanaan
sudah dilakukan, yaitu sebesar menunjukan pelaksanaan
rekomendasi 5.5%. Hal ini bahwa pada tahap timbang terima
terhadap rencana disebabkan karena post timbang pasien sebesar
tindakan lebih perawat terima, mencatat 55%. Tahap post
lanjut, serta melaksanakan atau melaporkan timbang terima
klarifikasi tentang timbang terima permasalahan ke memperoleh rata-
materi operan hanya sebatas dokter jaga rata
yang telah kunjungan pasien memperoleh keterlaksanaan
disampaikan saja (bedside keterlaksanaan paing rendah
sering diabaikan handover). Hal paling rendah, hal yaitu sebesar
dan dianggap ini mungkin juga itu dikarena 38.8%. Sebaiknya
tidak terlalu karena beberapa pihak rumah
sudah menjadi proses faktor, dimana sakit/kepala
hasil wawancara ruangan
kebiasaan bagi penyembuhan
dengan perwat melakukan
perawat, mereka pasien karena supervisi secara
menganggap hal berhubungan mengatakan
bahwa dokter berkala terhadap
tersebut tidaklah dengan pelaksanaan
penting bagi psikologisnya. jaga tidak
menetap (standby) timbang terima
pasien, sedangkan shift sore-malam
kenyamanan di setiap Instalasi
Tah di ruangan.
pasien sangat Rawat Inap.
ap
mempengaruhi Perawat tetap
Pos
melaporkan
185
D Elmiyasna, & www.buk.dep Keperawatan
A Mayasari, F. kes.go.id :
F (2011). Pendekatan
T Kesrianti, A. M.,
Gambaran Praktis.
A Noor, N. B.,
Keefektifan Jakarta:
R & Maidin, A.
Timbang Salemba
(2014).
P Terima Medika.
U Faktor-Faktor
(Operan) Di
S Yang Nursalam. (2016).
Ruang Kelas
T Mempengaru Manajemen
1 Irna Non
A hi Keperawatan
Bedah
K Komunikasi Aplikasi
A (Penyakit
Saat dalam
Dalam)
Handover Di Praktik
Aeni, Q., RSUP DR.
Ruang Rawat Keperawatan
Fitriana, A., M. Djamil
Inap Rumah Profesional
& Nurmalia, Padang .
Sakit (5 ed.).
D. (2016, Jurnal
Universitas Jakarta:
Maret 24 ). STIKes
Hasanuddin. Salemba
Hubungan Mercubaktija
Medika.
Motivasi ya Padang. Kristianto, D.,
Intrinsik & Santosao, A. Prakoso, S.
Kamil, H. (2017). (2013).
Perawat (2016).
Handover Hubungan
Dengan Hubungan
Dalam Pemberian
Pelaksanaan Motivasi
Pelayanan Reward
Timbang DenganPelak
Keperawatan. Ucapan
Terima sanaan
Idea Nursing Terima Kasih
Keperawatan. Komunikasi
Journal, Dengan
Jurnal SBAR Dalam
2087-2879. Kedisiplinan
keperawatan, Handover
8, 20-24. Kemenkes RI. Waktu Saat (Operan
(2017, Mei Mengikuti Jaga) Pada
28). Platform Timbang Perawat Di
e- Reporting Terima RSUD
Kemenkes : Perawat Di Salatiga.
Mampukah Ruang Bedah
Pada RS Roifah, L., &
Mengurangi
Negeri Di Anggraini, S.
Hambatan
Semarang. (2014).
Pelaporan
Jurnal Analisis
Insiden
Management Hubungan
Keselamatan
Keperawatan Persepsi
Pasien
, 96. Perawat
Rumah
Pelaksana
Sakit? Nursalam. (2014). Tentang
Retrieved Metodologi Fungsi
Februari 14, Penelitian Pengawasan
2018, from Ilmu Kepala
186
Ruangan Handover
Dengan Dalam
Pelaksanaan Meningkatka
Standar n
Prosedur Keselamatan
Operasional Pasien Di
Timbang Rumah Sakit.
Terima. Jurnal Pena
STIKes Bina Medika, 6,
Sehat PPNI 72-79.
Mojokerto.
Umaternate, T.,
Supinganto, A., Kumaat, L.,
Mulianingsih & Mulyadi.
, M., & (2015).
Suharmanto. Hubungan
(2015). Pelaksanaan
Identifikasi Identifikasi
Komunikasi Pasien
Efeketif Secara Benar
SBAR di Dengan
RSUD Kota Kepuasan
Mataram. Pasien di
Triwibowo, C., Instalasi
Harahap, Z., Gawat
& Soep. Darurat
(2016). (IGD) RSUP
Studi Dr. R. R.
Kualitatif : Kandou
Peran Manado.
eJournal
Keperawatan
(e-Kp), 3.

187
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

Anda mungkin juga menyukai