OLEH :
LUCKY DWI ADI NINGTYAS
LABIOSCHISIS
I.
DEFINISI
Labioschisis adalah adanya gangguan fungsi maxillary swelling dengan
media nasal swelling. Pada satu sisi akan menimbulkan kelainan berupa
Labioschisis Unilateral. Bila kegagalan fungsi ini menimbulakan celah di daerah
prealveolaris maka celah tersebut dikatakan Incomplete. Sedangkan, selebihnya
dikatakan Labiochisis Complete.
Labioschisis atau bibir sumbing adalah cacat bawaan yang menjadi maslah
tersendiri di kalangan masyarakat terutama penduduk dengan status ekonomi yang
lemah.
II.
ETIOLOGI
Bibir sumbing dan celah langit-langit adalah multifaktor. Selain faktor
genetik juga terdapat faktor non genetik atau lingkungan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing dan celah
langit-langit adalah usia ibu waktu melahirkan , perkawinan antara penderita bibir
sumbing, defisiensi Zn waktu hamil dan defisiensi B6.
Faktor dari lingkungan disebabkan oleh :
1. Obat-obatan
2. Kekurangan Nutrisi
3. Infeksi
4. Radiasi
5. Trauma
6. Ibu hamil yang merokok
III. PATOFISIOLOGI
Kelainan sumbing selain mengenai bibir juga bisa mengenai langit-langit.
Berbeda pada kelainan bibir yang terlihat jelas secara estetik, kelainan sumbing
langit-langit lebih berefek pada fungsi mulut seperti menelan, makan, minum, dan
bicara. Pada kondisi normal, langit-langit menutup rongga antara mulut dan hidung.
Pada bayi langit-langitnya sumbing barrier ini tidak ada. Sehingga, pada saat
menelan, bayi bisa tersedak. Kemampuan menghisap bayi juga lemah, sehingga
bayi mudah capek saat menghisap. Keadaan ini menyebabkan intake minum atau
makan yang masuk kurang dan berefek terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu, mudah terkena infeksi saluran nafas karena terbentuknya palatum tidak
ada batas antara hidung dan mulut, bahkan infeksi bisa menyebar sampai ke telinga.
IV.
PENATALAKSANAAN
Idealnya anak dengan labioschisis di tatalaksana oleh tim labioschisis. Yang
terdiri dari spesialistik bedah, maksitofasial, terapis bicara dan bahasa, dokter gigi,
ortodontis, psikolog dan perawat spesialis. Perawatan dan dukungan pada bayi dan
keluarganay diberikan sejak bayi tersebut lahir sampai berhenti tumbuh pada usia
kira-kira 18 tahun . Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada saat usia anak 3
bulan.
Ada 3 tahapan penatalaksanaan Labioschisis yaitu:
KLASIFIKASI
1. Unilateral Incomplete
Merupakan salah satu jenis bibir sumbing dimana celah pada bibir hanya
terdapat pada satu bagian saja dan celah tersebut tidak membesar pada sampai
bagian hidung.
2. Unilateral Complete
Suatu jenis dari bibir sumbing dimana celah pada bibir membesar dan
mencapai bagian hidung namun demikian celah pada bibir hanya terdapat pada
satu bibir saja.
3. Bilateral Incomplete
Merupakan salah satu jenis bibir sumbing yang parah dan sangat
mengganggu dimana celah pada belum melebar mencapai bagian hidung dan
juga celah terbentuk pada kedua sisi bibir penderitanya.
4. Bilateral Complete
Suatu jenis dari bibir sumbing yang parah dan sangat mengganggu dimana
celah pada bibir sudah melebar sampai mencapai bagian hidung dan juga celah
terbentuk pada kedua sisi bibir penderitanya.
VI.
3. Teknik Millard
4. Teknik Modifikasi Mohler
VII. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
1. Indikasi
Untuk memperoleh bentuk wajah secara morfologi yang normal dan fungsi
yang optimal , untuk perkembangan pertumbuhan gigi geligi, mastikasi,
pendengaran, pernafasan serta status psikososial.
2. Kontraindikasi
Malnutrisi, anemia dan kondisi pediatri lainnya yang dapat
mengakibatkan pasien tidak mampu mentoleransi anastesia umum. Kelainan
jantung yang menyertai harus dinilai terlebih dahulu sebelum dilakukan
Labioplasty.
TEKNIK INSTRUMENTASI
LABIOPLASTY
I.
DEFINISI
Instrumen Labioplasty adalah tata cara menyiapkan alat untuk operasi
labioplasty dan proses instrumentasinya.
II.
TUJUAN
1. Mengatur alat secara sistematis di meja instrumen.
2. Memperlancar handing instrument.
3. Mempertahankan kesetrilan alat-alat instrumen selama operasi.
III. INDIKASI
Pasien dengan facial Cleft
IV.
PERSIAPAN
1. Persiapan Pasien dan Lingkungan
a. Persiapan Pasien
Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan menganakan pakaian
khusus masuk kamar operasi
Pasien harus puasa minimal 6 jam
Pasien atau keluarga telah menandatangani persetujuan tindakan dokter
Lepas semua perhiasan bila ada
Vital sign dalam batas normal
Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi supine di meja
operasi
Hasil pemeriksaan laborat
b. Persiapan Lingkungan
Mengatur dan mengecek fungsi mesin couter, lampu operasi, meja
mayo, meja instrumen.
Menyiapkan doek dan underpad pada meja operasi.
Mempersiapkan linen dan instrumen steril yang akan dipergunakan.
Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar mudah
dijangkau.
2. Alat Steril
a. Di meja instrumen
Duk besar / sedang / kecil
Skort / handuk
Sarung meja mayo / Underpad steril
Baskom besar /bengkok
Kom / cucing / selang bipolar
EMP / Selang couter
:2/2/3
:5/5
:1/3
:2/2
:2/2/1
:1/1
b. Di meja mayo
Desinfeksi Klem
:1
Duk klem
:5
Hand mess no.3 / no.7
:1/1
Pincet anatomis
:2
Pincet cirugis
:2
Gunting metzenbaum
:1
Gunting benang
:1
Klem pean
:2
Samiler
:1
Skin hak
:2
Hak hidung
:1
Nald Voeder
:2
Suction
:1
Spuit 10cc berisi NaCl
Spuit 10cc, 3cc, 1cc, yang berisikan Pehacain 2 ampul dan dicampur
dengan NaCl sebanyak 8cc setelah itu dibagi menjadi 3 bagan 3cc dan
1cc
Bipolar
:1
Canule suction
:1
c. Bahan habis pakai
Handskun steril 6 / 7 / 7
Mess 11 / 15
NaCl 1 liter / towel
Salep mata / EMP
Underpad steril / spuit 10cc, 3cc, 1cc
Hepafik / Betadine / chlorhexcydin 4%
Kassa / deppres / pehacain
Benang vicryl 5-0 / Proline 5-0
Skin maker
V.
:6/6/6
:2/2
:1/1
:1/1
:3
: 1020cm / 100cc/ 10cc
: 20 / 10 / 2
:4/1
:1
TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Lakukan sign in.
2. Setelah pasien dilakukan pembiusan dan diposisikan supine, tangan kanan kiri
dan mata kanan kiri diberi salep.
3. Perawat sirkuler memasang ground diatermi pada betis pasien
4. Perawat sirkuler mencuci area operasi dan mengeringkan dengan kasa kering
(chlorhexidine).
5. Perawat instrumen lakukan cuci tangan bedah, memakai skort dan sarung tangan
steril.
27. Jaringan kulit atau mukosa yang berlebihan dapat dibuang dengan menggunakan
gunting metzenbaum.
28. Setelah semua kulit dan mukosa dijahit, luka dirawat dengan cara terbuka
menggunakan salep mata antibiotik.
29. Perawat sirkuler melakukan sign out.
30. Inventaris kelengkapan kassa jarum instrumen.
31. Rapikan pasien
32. Dokumentasi alat instrumen, dan habis pakai.
Pengelolaan Instrumen :
a. Dekontaminasi instrumen dengan detergen enzymatic 10-15 menit.
b. Cuci dengan air bersih
c. Cuci dengan air mengalir
d. Di keringkan
e. Inventaris dan di packing.
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Teknik Instrumen pada By. A dengan Tindakan Labioplasty atas Indikasi
Facial di OK 07 RSSA MALANG telah dilaksanakan pada :
Hari
: Senin
Tanggal
: 24 Oktober 2016
Pembimbing
Pelatihan Instrumen