Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TEKNIK INSTRUMENTASI

PADA By. A DENGAN TINDAKAN LABIOPLASTI


ATAS INDIKASI FACIAL CLEFT
DI OK 07 RSSA MALANG

OLEH :
LUCKY DWI ADI NINGTYAS

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSSA MALANG
2016

LABIOSCHISIS
I.

DEFINISI
Labioschisis adalah adanya gangguan fungsi maxillary swelling dengan
media nasal swelling. Pada satu sisi akan menimbulkan kelainan berupa
Labioschisis Unilateral. Bila kegagalan fungsi ini menimbulakan celah di daerah
prealveolaris maka celah tersebut dikatakan Incomplete. Sedangkan, selebihnya
dikatakan Labiochisis Complete.
Labioschisis atau bibir sumbing adalah cacat bawaan yang menjadi maslah
tersendiri di kalangan masyarakat terutama penduduk dengan status ekonomi yang
lemah.

II.

ETIOLOGI
Bibir sumbing dan celah langit-langit adalah multifaktor. Selain faktor
genetik juga terdapat faktor non genetik atau lingkungan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing dan celah
langit-langit adalah usia ibu waktu melahirkan , perkawinan antara penderita bibir
sumbing, defisiensi Zn waktu hamil dan defisiensi B6.
Faktor dari lingkungan disebabkan oleh :
1. Obat-obatan
2. Kekurangan Nutrisi
3. Infeksi
4. Radiasi
5. Trauma
6. Ibu hamil yang merokok

III. PATOFISIOLOGI
Kelainan sumbing selain mengenai bibir juga bisa mengenai langit-langit.
Berbeda pada kelainan bibir yang terlihat jelas secara estetik, kelainan sumbing
langit-langit lebih berefek pada fungsi mulut seperti menelan, makan, minum, dan
bicara. Pada kondisi normal, langit-langit menutup rongga antara mulut dan hidung.
Pada bayi langit-langitnya sumbing barrier ini tidak ada. Sehingga, pada saat
menelan, bayi bisa tersedak. Kemampuan menghisap bayi juga lemah, sehingga
bayi mudah capek saat menghisap. Keadaan ini menyebabkan intake minum atau
makan yang masuk kurang dan berefek terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu, mudah terkena infeksi saluran nafas karena terbentuknya palatum tidak
ada batas antara hidung dan mulut, bahkan infeksi bisa menyebar sampai ke telinga.
IV.

PENATALAKSANAAN
Idealnya anak dengan labioschisis di tatalaksana oleh tim labioschisis. Yang
terdiri dari spesialistik bedah, maksitofasial, terapis bicara dan bahasa, dokter gigi,
ortodontis, psikolog dan perawat spesialis. Perawatan dan dukungan pada bayi dan
keluarganay diberikan sejak bayi tersebut lahir sampai berhenti tumbuh pada usia
kira-kira 18 tahun . Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada saat usia anak 3
bulan.
Ada 3 tahapan penatalaksanaan Labioschisis yaitu:

1. Tahap Sebelum Operasi


Meliputi tubuh bayi menerima tindakan operasi, asupan gizi yang cukup
dilihat dari keseimbangan perkembangan berat badan yang dicapai dan usia
yang memadai. Patokan yang biasa dipakai adalah Pule Often meliputi :
a. Berat badan lebih dari 10 pound atau sekitar 4-5 kg.
b. Hb lebih dari 10 gr/dl
c. Usia lebih dari 10 minggu
Jika bayi belum mencapai syarat tersebut sebaiknya pemberian minum harus
dengan dot khusus yaitu lubang tidak terlalu bocor yang membuat bayi
tersedak sehingga membuat asupan gizi menjadi tidak cukup.
2. Tahap Operasi
a. Usia Optimal adalah 3 bulan, mengingat pengucapan bahasa bibir dimulai
pada usia 5-6 tahun. Sehingga, jika koreksi pada bibir lebih dari usia
tersebut maka pengucapan huruf bibir tetap mejadi kurang sempurna.
b. Operasi untuk langit-langit (Palatoplasty) optimal pada usia 18-20bulan
mengingat anak aktif bicara usia 2 tahun dan sebelum anak masuk sekolah.
c. Bila gusi juga terbelah (Gratuschisis) kelainannya menjadi Labiogratu
Palatoschisis, koreksi untuk gusi dilakukan pada saat usia 8-9 tahun bekerja
sama dengan dokter gigi ahli Ortodontis
3. Tahapan Setelah Operasi
Biasanya dokter bedah yang menangani akan memberikan instruksi
kepada orang tua pasien. Misalnya, setelah operasi bibir sumbing luka bekas
operasi dibiarkan terbuka dan tetap menggunakan sendok / dot khusus untuk
memberikan minum bayi.
V.

KLASIFIKASI
1. Unilateral Incomplete
Merupakan salah satu jenis bibir sumbing dimana celah pada bibir hanya
terdapat pada satu bagian saja dan celah tersebut tidak membesar pada sampai
bagian hidung.
2. Unilateral Complete
Suatu jenis dari bibir sumbing dimana celah pada bibir membesar dan
mencapai bagian hidung namun demikian celah pada bibir hanya terdapat pada
satu bibir saja.
3. Bilateral Incomplete
Merupakan salah satu jenis bibir sumbing yang parah dan sangat
mengganggu dimana celah pada belum melebar mencapai bagian hidung dan
juga celah terbentuk pada kedua sisi bibir penderitanya.
4. Bilateral Complete
Suatu jenis dari bibir sumbing yang parah dan sangat mengganggu dimana
celah pada bibir sudah melebar sampai mencapai bagian hidung dan juga celah
terbentuk pada kedua sisi bibir penderitanya.

VI.

ADAPUN TEKNIK - TEKNIK LABIOPLASTY DIANTARA


1. Teknik Rose-Thompson
2. Teknik Flap Quadrangularis

3. Teknik Millard
4. Teknik Modifikasi Mohler
VII. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
1. Indikasi
Untuk memperoleh bentuk wajah secara morfologi yang normal dan fungsi
yang optimal , untuk perkembangan pertumbuhan gigi geligi, mastikasi,
pendengaran, pernafasan serta status psikososial.
2. Kontraindikasi
Malnutrisi, anemia dan kondisi pediatri lainnya yang dapat
mengakibatkan pasien tidak mampu mentoleransi anastesia umum. Kelainan
jantung yang menyertai harus dinilai terlebih dahulu sebelum dilakukan
Labioplasty.

TEKNIK INSTRUMENTASI
LABIOPLASTY
I.

DEFINISI
Instrumen Labioplasty adalah tata cara menyiapkan alat untuk operasi
labioplasty dan proses instrumentasinya.

II.

TUJUAN
1. Mengatur alat secara sistematis di meja instrumen.
2. Memperlancar handing instrument.
3. Mempertahankan kesetrilan alat-alat instrumen selama operasi.

III. INDIKASI
Pasien dengan facial Cleft
IV.

PERSIAPAN
1. Persiapan Pasien dan Lingkungan
a. Persiapan Pasien
Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan menganakan pakaian
khusus masuk kamar operasi
Pasien harus puasa minimal 6 jam
Pasien atau keluarga telah menandatangani persetujuan tindakan dokter
Lepas semua perhiasan bila ada
Vital sign dalam batas normal
Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi supine di meja
operasi
Hasil pemeriksaan laborat
b. Persiapan Lingkungan
Mengatur dan mengecek fungsi mesin couter, lampu operasi, meja
mayo, meja instrumen.
Menyiapkan doek dan underpad pada meja operasi.
Mempersiapkan linen dan instrumen steril yang akan dipergunakan.
Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar mudah
dijangkau.
2. Alat Steril
a. Di meja instrumen
Duk besar / sedang / kecil
Skort / handuk
Sarung meja mayo / Underpad steril
Baskom besar /bengkok
Kom / cucing / selang bipolar
EMP / Selang couter

:2/2/3
:5/5
:1/3
:2/2
:2/2/1
:1/1

b. Di meja mayo
Desinfeksi Klem
:1
Duk klem
:5
Hand mess no.3 / no.7
:1/1
Pincet anatomis
:2
Pincet cirugis
:2
Gunting metzenbaum
:1
Gunting benang
:1
Klem pean
:2
Samiler
:1
Skin hak
:2
Hak hidung
:1
Nald Voeder
:2
Suction
:1
Spuit 10cc berisi NaCl
Spuit 10cc, 3cc, 1cc, yang berisikan Pehacain 2 ampul dan dicampur
dengan NaCl sebanyak 8cc setelah itu dibagi menjadi 3 bagan 3cc dan
1cc
Bipolar
:1
Canule suction
:1
c. Bahan habis pakai
Handskun steril 6 / 7 / 7
Mess 11 / 15
NaCl 1 liter / towel
Salep mata / EMP
Underpad steril / spuit 10cc, 3cc, 1cc
Hepafik / Betadine / chlorhexcydin 4%
Kassa / deppres / pehacain
Benang vicryl 5-0 / Proline 5-0
Skin maker
V.

:6/6/6
:2/2
:1/1
:1/1
:3
: 1020cm / 100cc/ 10cc
: 20 / 10 / 2
:4/1
:1

TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Lakukan sign in.
2. Setelah pasien dilakukan pembiusan dan diposisikan supine, tangan kanan kiri
dan mata kanan kiri diberi salep.
3. Perawat sirkuler memasang ground diatermi pada betis pasien
4. Perawat sirkuler mencuci area operasi dan mengeringkan dengan kasa kering
(chlorhexidine).
5. Perawat instrumen lakukan cuci tangan bedah, memakai skort dan sarung tangan
steril.

6. Bantu tim operasi memakai skort dan sarung tangan steril.


7. Berikan kepada operator bengkok dan kom yang berisi betadine dan deppres
steril dan desinfeksi. Setelah itu, di desinfeksi lagu dengan savlon air.
8. Lakukan drapping
Berikan underpad steril dan 2 duk kecil pada operator untuk drapping bagian
bawah kepala lalu berikan duk klem.
Berikan duk kecil dibawah dagu untuk menutupi leher dan membungkus ETT
lalu digabung dengan duk di bawah kepala dan di fiksasi dengan duk klem
Berikan duk besar untuk drapping area bawah.
Tambahkan duk sedang dibawahnya sampai meutupi kaki.
9. Dekatkan meja mayo dan meja instrumen pasang kabel monopolar lalu diikat dan
difiksasi dengan kasa dan duk klem.
10. Perawat sirkuler membacakan time dan dipimpin berdoa oleh operator.
11. Berikan skin marker pada operator untuk marker area insisi.
12. Berikan spuit 3cc berisi pehacain diencerkan dengan NaCl 0,9% (lapor pada
anastesi saat infiltrasi dan tunggu 3-5 menit)
13. Berikan handle mess no. dengan mess no.15 pada operator untuk insisi kulit dan
berikan kassa basah dan mosquito pada asisten untuk merawat perdarahan.
14. Berikan gunting metzenbaum dan pinset cirugis pada operator untuk
membebaskan mukosa dan kulit dari otot serta berikan pinset cirugis dan
mosquito pada asisten untuk merawat perdarahan.
15. Dimulai sisi lateral operator memisahkan mukosa dari otot orbicularis oris.
16. Kemudian operator memisahkan otot orbikularis oris dan bagian merah bibir .
17. Lalu kulit dan subkutis dibebaskan orbikularis oris secara tajam. Berikan handle
mess no.7 dengan mess 11 pada operator, sampai kira-kira sebatas sulkus
nasobialis.
18. Berikan gunting metzenbaum dan pinset cirugis pada operator untuk memisahkan
mukosa bibir dari rahang pada lekuk pertemuannya secukupnya.
19. Kemudian operator membebaskan otot dari mukosa hingga terbentuk 3 lapisan
hap : mukosa, otot dan kulit.
20. Kemudian berikan handle mess no.3 dengan mess no.15 pada operator untuk
membuat insisi dan pinggir atap lubang hidung.
21. Berikan gunting metzenbaum pada operator untuk membebaskan kulit dari
mukosa dan tulang rawan alae
22. Operator memperbaiki letak tulang rawan alae dngan tarikan jahitan yang
dipasang ke kulit, berikan needl holder dengan benang vicryl 5-0 dan pincet
cirugis serta mosquito dan gunting benang pada asisten.
23. Setelah jahitan terpasang lengkuk atap dan lengkung atas atap lubang hidung
lebih simetris.
24. Untuk menjahit luka di pinggir dalam atap lubang hidung, mukosa oral dan
jahitan diteruskan sampai ke dekat bukarkel merah bibir, berikan needle holder
dengan benang vicryl 5-0 dan pincet cirugis serta mosquito dan gunting benang
pada asisten.
25. Setelah itu otot dijahit lapis demi lapis dengan benang vicryl 5-0.
26. Jahitan kulit dimulai dari ujung busur cupido, berikan needle holder dengan
benang promiline 5-0 dan pincet cirugis serta mosquito dan benang pada asisten.

27. Jaringan kulit atau mukosa yang berlebihan dapat dibuang dengan menggunakan
gunting metzenbaum.
28. Setelah semua kulit dan mukosa dijahit, luka dirawat dengan cara terbuka
menggunakan salep mata antibiotik.
29. Perawat sirkuler melakukan sign out.
30. Inventaris kelengkapan kassa jarum instrumen.
31. Rapikan pasien
32. Dokumentasi alat instrumen, dan habis pakai.
Pengelolaan Instrumen :
a. Dekontaminasi instrumen dengan detergen enzymatic 10-15 menit.
b. Cuci dengan air bersih
c. Cuci dengan air mengalir
d. Di keringkan
e. Inventaris dan di packing.

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Teknik Instrumen pada By. A dengan Tindakan Labioplasty atas Indikasi
Facial di OK 07 RSSA MALANG telah dilaksanakan pada :
Hari
: Senin
Tanggal
: 24 Oktober 2016

Pembimbing

Pelatihan Instrumen

(Devi Fatmawati / Khusnul Hidayati)

Lucky Dwi Adi Ningtyas

Anda mungkin juga menyukai