bs di op umur 3
bln,apa namanya operasiny(adhesi kah)?
Rule of ten :bayi berumur lebih 10 minggu, berat 10 pon atau 5 kg, dan
memiliki hemoglobin lebih dari 10 gr% dan tak ada infeksi lekosit di bawah
10.000
Dalam penanganan penderita CLP dipedukan kerjasama para spesialis dalam suatu
tim yang akan diatur dalam sebuah protokol CLP, yaitu:1
1 Pasien umur 3 bulan (the over tens)
a Operasi bibir dan hidung
b Pencetakan model gigi
c Evaluasi telinga
d Pemasangan grommets bila perlu
2 Pasien umur 10 - 12 bulan
a Operasi palatum
b. Evaluasi pendengarann dan telinga
3 Pasien umur 1 - 4 tahun
a Evaluasi bicara, dimulai 3 bulan pasca operasi, follow up dilakukan oleh
speech pathologist.
b. Evaluasi pendengaran dan telinga
4 Pasien umur 4 tahun
Kalau bicara tetap jelek dipertimbangkan repalatografy atau pharyngoplasty.
5 Pasien umur 6 tahun
a Evaluasi gigi dan rahang, pembuatan model
a. Melakukan nasoendoskopi bagi yang memerlukan
b. Evaluasi pendengaran
6 Pasien umur 9-10 tahun
Alveolar bone graft
7 Pasien umur 12 -13 tahun
a Final touch untuk operasi-operasi yang dulu pemah dilakukan, bila masih ada
kekurangannya.
8 Pasien umur 17 tahun
a. Evaluasi tulang-tulang muka
b. Operasi advancement osteotomy Le Fort I
2. Umur palatoplasti jgn lbh dr 2 thn,knp?krn normaalny operasi palatum pd
umur 10-12 bulan krn pd umur 2 thn anak mulai berbicara agar proses bicara
tdk terganggu
3. Etiologi
Belum diketahui dengan pasti (idiopatik),namun beberapa hipotesis:
a. Kekurangan zat2 yg diperlukan untuk tumbuh kembang organ2 terkait
selama masa embrional seperti defisiensi gizi(vitamin,asam folat,vitamin
c,anemii
b. Ggn sirkulasi termasuk stress dan perdarahan pd saat kehamilan terutama
trimester pertama kehamilan
c. Liat foto
d. Liat foto
e. Konsumsi alcohol,rokok,obat tertatogenik
7. Knp sengau?
Nasal escape,krn palatum tdk bs mnutup
8. Knp hb rendah tdk bs op?krn penyembuhan luka terhambat,op bs
mnyebabkan kehilangan darah
9. Knp klo anemia?oksigen kurang->penyembuhan terganggu?
10.Diet post op?
Diet lunak cair 2 minggu,minimal 3 hr d RS,tdk boleh mengisap
. Perawatan Pasca-Operasi
Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adequate
- Berikan makan cair selama 3 minggu mempergunakan alat penetes atau sendok.
- Lanjutkan dengan makanan formula sesuai toleransi.
- Lanjutkan dengan diet lunak
- Sendawakan bayi selama pemberian makanan.
Tingkatkan penyembuhan dan pertahankan integritas daerah insisi anak.
- Bersihkan garis sutura dengan hati-hati
- Oleskan salep antibiotik pada garis sutura (Keiloskisis)
- Bilas mulut dengan air sebelum dan sesudah pemberian makan.
- Hindari memasukkan obyek ke dalam mulut anak sesudah pemberian makan
untuk mencegah terjadinya aspirasi.
- Pantau tanda-tanda infeksi pada tempat operasi dan secara sistemik.
- Pantau tingkat nyeri pada bayi dan perlunya obat pereda nyeri.
- Perhatikan pendarahan, edema, drainage.
- Monitor keutuhan jaringan kulit
- Perhatikan posisi jahitan, hindari jangan kontak dengan alat-alat tidak steril
Teknik Millard membuat dua flap yang berlawanan di mana pada sisi medial
dirotasi ke bawah dari kolumella untuk menurunkan titik puncak ke posisi normal dan
sisi lateral dimasukkan ke arah garis tengah untuk menutupi defek pada dasar kolumella.3
Bagian bibir yang normal disiapkan untuk menerima bagian sisi yang sumbing
pada teknik Miliard, untuk itu maka sisi yang sehat dengan cupids bow harus diiris
sepanjang bawah kolumella dan dibebaskan ke bawah, ke arah estetika normal. Bagian
bibir yang sumbing harus diiris sedemikian rupa untuk mengisi gap celah yang telah
disiapkan pada bibir yang sehat.3,5
I. Anatomi
Anatomi bibir dan hidung merupakan hal yang penting dalam memahami
kelainan yang disebabkan oleh celah facial. Elemen yang terdapat pada bibir normal
terdiri dari philtrum sentral, sebelah lateral dibatasi oleh collum philtral dan sebelah
inferior dibatasi oleh tuberkel dan cupid bow. Cupid bow merupakan bagian tengah
dari bibir atas yang dibentuk oleh philtrum groove dan collum philtral yang
kedalamannya berbeda untuk tiap individu, sedangkan tuberkel adalah bagian
tengah vermillion yang menonjol. Pertemuan antara vermillion dan kulit merupakan
jembatan mukokutaneus yang biasa disebut white roll. Dua cuping hidung
dipisahkan oleh kolumella pada bagian luar dan septum pada bagian dalam. 4,5
Otot primer pada bibir adalah orbicularis oris, yang memiliki dua komponen
yaitu komponen eksternal dan internal. Serabut otot internal berjalan horizontal
atau sirkumferensial yang berperan dalam proses makan. Sedangkan serabut otot
eksternal berjalan obliq dan berfungsi untuk membentuk ekspresi dan pergerakan
bibir saat berbicara. 4,5
Kompetensi oris dikendalikan oleh m. orbicularis oris, dengan musculus ekspresi wajah
lainnya daerah otot ini dikenal dengan istilah modiolus.
1. Muskulus elevator terdiri dari m. levator labii superior alaeque nasi, m. levator labii superior,
m. zygomaticum major, m. zygomaticum minor dan m. levator anguli oris.
2. Muskulus retraktor bibir atas disusun oleh m. zygomaticum major, m. zygomaticum minor
dan m. levator anguli oris.
3. Muskulus depresor meliputi m. depresor anguli oris dan m. depresor labii inferior. Muskulus
retraktor bibir bawah terdiri dari m. depresor anguli oris dan m. platysma, sedangkan m.
mentalis berfungsi untuk protrusi bibir.8
Serabut superficial dari orbicularis menembus garis tengah dan masuk ke
lateral kulit yang berlawanan dengan philtral groove forming dari philtrum collum.
Hasilnya bagian sentral philtral collum tertekan akibat tidak adanya serabut otot
yang secara langsung masuk ke dermis pada garis tengahnya. Tuberkel bibir
terbentuk oleh pars marginalis, pembagian orbicularis sepanjang vermillion
membentuk tuberkel bibir dengan terjadinya eversi dari otot, vermillion cutaneous
junction.5,6
Pada bibir atas, levator labii superioris berperan dalam pembentukan bibir.
Serabutnya berjalan dari arah medial lingkaran infraorbita, melingkupi kebawah
masuk ke daerah dekat vermillion cutaneus junction. Hampir semua dari serabut
medial elevator labii superioris ke bawah untuk masuk ke sudut ipsilateral dari
collum philtrum dan vermillion junction, membantu untuk mempertahankan daerah
terbawah collum philtrum dan puncak dari cupid bow. 4,5
Begitu halnya dengan otot-otot nasal juga memegang peranan penting. Levator superioris
alaeque berjalan dari arah processus frontralis maxillaris dan masuk pada permukaan mukosa
pada bibir dan ala nasalis transverse berjalan sepanjang dorsum nasal dan melingkupi sekeliling
ala untuk masuk sepanjang ambang nasi dari lateral ke medial menuju tulang nasal anterior dan
puncak incisal. Kemudian seratnya bergabung dengan serabut obliq dari orbicularis dan depressi
septi, dimana berjalan dari alveolus diantara sentral dan lateral incisors kemudian masuk ke kulit
culomella selanjutnya ke puncak nasi dan lantai dasar dari crura media.4,5
Celah unilateral demikian mengganggu perjalaran akhir yang normal serabut
otot yang menyilang embryologic fault line dari processus nasalis dan maxillaris.
Hasilnya simetris tetapi terjadi pembentukan otot yang abnormal diantara
equilibrium normal yang ada dengan kelompok otot oral dan nasolabial. Dengan
adanya premaksila yang tidak terkendali, terbentuk deformitas dengan perbedaan
pertumbuhan dari masing-masing elemen. Alar cartilages merenggang keluar dan
berputar ke arah caudal, dimana terjadi subluksasi dari posisi yang normal.
Konsekuensinya puncak nasi melebar, columella memendek serta dasar ala nasi
berputar menjauhi kepala.4,5
Vaskularisasi berasal dari a. labialis superior dan inferior, cabang dari a. facialis. Arteri
labialis terletak antara m. orbicularis oris dan submukosa sampai zona transisi vemlilion-
mukosa.8
Inervasi
Inervasi sensoris bibir atas berasal dari cabang n. cranialis V (n.
trigeminus) dan n. infraorbitalis. Bibir bawah mendapat inervasi sensoris
dari n. mentalis. Pengetahuan inervasi sensoris ini penting untuk melakukan
tindakan blok anestesi. Inervasi motorik bibir berasal dari n. cranialis VII (n.
facialis). Ramus buccalis n.facialis menginervasi m. orbicularis oris dan m.
elevator labii. Ramus mandibularis n. facialis menginervasi m. orbicularis oris
dan m. depressor labii.8
III. Embriologi
Secara embriologik rangka dan jaringan ikat pada wajah (kecuali kulit dan otot),
termasuk palatum, berasal dari sel-sel neural crest di cranial, sel-sel inilah yang memberikan
pola pada pertumbuhan dan perkembangan wajah. Pertumbuhan facial sendiri dimulai sejak
penutupan neuropore (neural tube) pada minggu ke-4 masa kehamilan yang kemudian
dilanjutkan dengan rangkaian proses kompleks berupa migrasi, kematian sel terprogram, adhesi
dan proliferasi sel-sel neural crest.8
Ada 3 pusat pertumbuhan facial, yaitu :
1. Sentra prosensefalik,
Bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan lobus frontal otak, tulang frontal.
dorsum nasal dan bagian tengah bibir atas, premaksila dan septum nasal (regio fronto-nasal).
2. Rombensefalik
Membentuk bagian posterior kepala, lateral muka dan sepertiga muka bagian bawah (regio
latero posterior). Ada bagian-bagian yang mengalami tumpang tindih akibat impuls-impuls
pertumbuhan yang terjadi, disebut diacephalic borders.
3. Diasefalik
Diacephalik borders pertama yaitu sela tursika, orbita dan ala nasi, selanjutnya ke arah
filtrum; dan filtrum merupakan penanada (landmark) satu-satunya dari diacephalic borders
yang bertahan seumur hidup. Diacephalic borders kedua adalah regio spino-kaudal dan leher.9
1. Teori Fusi
Disebut teori klasik. Pada akhir minggu keenam dan awal minggu ketujuh masa
kehamilan, prosesus maksilaris berkembang ke arah depan menuju garis
median, mendekati prosesus nasomedialis dan kemudian bersatu. Bila terjadi
kegagalan fusi antara prosesus maksilaris dengan prosesus medialis maka celah
bibir akan terjadi.8
IV. Patofisiologi
Ketika proses perkembangan embriologi dari kepala dan leher terjadi, akan
diikuti dengan proses pembentukan celah pada wajah. 6,11 Selama minggu ketiga dan
kedelapan, lima prominences pada wajah digabungkan. Bibir kemudian berkembang
antara minggu ketiga dan ketujuh yang diikuti dengan langit-langit antara minggu
kelima dan kedua belas minggu. Karena proses ini sangat rumit, beberapa faktor-
faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi jenis dan tingkat keparahan
celah bibir dan langit-langit dan mengakibatkan kerusakan jaringan berbagai yang
terlibat.11
Postoperasi
Makanan oral : untuk anak yang masih menyusui, setelah operasi boleh
langsung disusui. Namun ada beberapa center yang masih menganjurkan
untuk memberikan makanan lewat NGT sampai 10 hari postoperatif
kemudian baru bisa makan sebagaimana biasa.5
Perawatan Bibir : garis jahitan luka yang terbuka pada dasar dari bibir
dan hidung dapat dibersihkan menggunakan cotton swabs yang dicelupkan
ke hidrogen peroksida serta antibiotik topikal dapat diberikan beberapa kali
sehari. Pengangkatan jahitan luka yang permanen pada 5 sampai 7 hari
postoperatif jika menggunakan cyanoacrylate adhesive, tidak ada
penatalaksanaan tambahan selama periode pertengahan postoperatif dan
secara bertahap mulai meningkat 6-12 bulan setelah rekonstruksi. Kedua
orang tua juga diinstruksikan untuk memijat bibir atas selama fase ini dan
mencegah untuk menempatkan anak pada daerah yang terkena cahaya
matahari langsung sampai scarnya sembuh.5
Prognosis
Tindakan operasi yang berhati-hati dan rekonstruksi yang mendetail
pada umumnya menghasilkan perbaikan yang lebih baik, sehingga terlihat
sebagai bibir yang normal. Pada kenyataannya banyak faktor yang
berpengaruh di luar dari teknik perbaikan itu sendiri. Pada akhirnya, hasil
yang dicapai tergantung dari komplikasi yang terjadi, keadaan tulang
tengkorak dimana terjadi celah, dan efek pertumbuhan dan perkembangan
jaringan dari masing-masing individu.5