Anda di halaman 1dari 5

TATALAKSANA

Terdapat tiga tahap penanganan bibir sumbing yaitu tahap sebelum operasi, tahap
sewaktu operasi, dan tahap setelah operasi. Penanganan anak kelainan celah bibir dengan atau
tanpa celah palatum dan kelainan celah palatum memerlukan kerjasama tim, seperti bagian anak,
THT, bedah, gigi, ortopedi, ahli rehabilitasi suara dan pendengaran, dan beberapa bidang lain
seperti bedah saraf, mata, prostodontik, perawat, dan psikolog.1,2

Gambar 1. Tim Penanganan Anomali Kraniosefali1

Prioritas medis utama adalah memberikan makanan dan nutrisi yang cukup. Bayi dengan
bibir sumbing biasanya tidak mengalami masalah dalam pemberian air susu ibu ataupun minum
dari botol, akan tetapi bayi dengan bibir sumbing dan palatum atau celah palatum akan
bermasalah. Jika sumbing lebar, bayi akan sulit menyusu, lelah dan menelan banyak udara;
dibutuhkan preemie nipple. Posisi tegak saat minum susu juga mengurangi risiko regurgitasi.
Pada bayi dengan sumbing lebar, penggunaan protesis palatum membantu pemberian makanan
dan minuman.1

Selain tatalaksana tersebut, operasi rekonstruksi wajah dapat dilakukan untuk


memperbaiki fungsi organ hidung, gigi, dan mulut, perkembangan berbicara, serta memperbaiki
estetika wajah. Operasi meliputi perlekatan bibir, rekonstruksi bibir sumbing, dan rekonstruksi
celah palatum.1

Rekontruksi Bibir

1) Perlekatan Bibir: Pada bayi dengan bibir sumbing lebar, perlekatan ini berguna
membantu mempersempit celah, sebelum dilakukan rekonstruksi bibir. Pada umumnya
dilakukan dengan taping menggunakan plester hipoalergik yang dilekatkan antar pipi
melewati celah bibir. Plester ini digunakan 24 jam dan diganti setiap hari atau jika basah
akibat pemberian makan atau minum. Apabila plester tidak efektif, dapat dilakukan
operasi perlekatan bibir untuk mengubah sumbing sempurna menjadi sumbing sebagian
agar mengurangi tegangan saat dilakukan operasi rekonstruksi bibir. Operasi perlekatan
bibir dapat dilakukan pada bayi usia 2 sampai 4 minggu. Semakin tua usia bayi maka
operasi perlekatan bibir akan menimbulkan jaringan parut sampai dewasa, walaupun
telah dilakukan rekonstruksi bibir.1
2) Perlekatan bibir unilateral: Menggunakan Millard rotation, metode ini dimulai dengan
langkah pertama yaitu menentukan area operasi. Kemudian membuat fl ap segiempat di
mukosa vermilion di celah medial dan lateral, lalu menyatukan kedua mukosa. Penyatuan
mukosa itu dilakukan dengan benang jahit yang dapat diserap di bibir dalam, setelah itu
menjahit dengan benang yang tidak dapat diserap melewati kartilago septum di sisi tidak
bercelah melewati muskulus orbicularis oris, lalu kembali ke kartilago septum. Kemudian
dengan benang yang dapat diserap, menjahit di bagian otot bibir medial dan lateral
dengan teknik interrupted.1
3) Perlekatan bibir bilateral Metode ini sama dengan operasi unilateral, hanya berbeda
penggunaan teknik menjahit dengan teknik horizontal mattress.1

Rekontruksi Bibir Sumbing

1) Rekonstruksi Bibir Sumbing: Jika tidak dilakukan perlekatan bibir sebelumnya,


rekonstruksi ini dilakukan pada bayi usia 8-12 minggu. Di Amerika, para dokter bedah
menggunakan rule of ten untuk rekonstruksi bibir dengan kiriteria bayi setidaknya usia 10
minggu, berat 10 pon, dan hemoglobin 10 gram/dL.1
2) Rekonstruksi bibir sumbing unilateral Sebelum operasi, operator menentukan dasar ala
nasal, ujung vermilion, bagian tengah vermilion, dan panjang filtrum di bagian yang
sumbing. Melakukan insisi di bagian yang sumbing dan daerah yang akan direkonstruksi,
kemudian menjahit lapis demi lapis mulai dari muskulus orbikularis oris, lapisan mukosa,
lapisan kulit, dan kartilago di ala nasi.1
3) Rekonstruksi bibir sumbing bilateral Prinsip operasi ini sama dengan operasi unilateral.
Setelah itu membuat insisi untuk fi ltrum dan ala nasi dari prolabium, melonggarkan
tegangan muskulus orbikularis oris, dan menjahit lapis demi lapis mulai dari otot,
mukosa, kulit, filtrum, dan ala nasi.1

Rekontruksi Celah Palatum

1) Rekonstruksi Celah Palatum Rekonstruksi ini bertujuan membantu perkembangan


berbicara, mencegah kemungkinan gangguan pertumbungan maksilofasial, dan gangguan
oklusi. Secara umum, rekonstruksi ini dilakukan pada bayi usia 8-12 bulan.1
2) Rekonstruksi celah palatum unilateral Operasi ini dimulai dengan menentukan daerah
operasi di tepi celah palatum pada teknik Bardach two-fl ap. Melakukan insisi celah di
palatum durum 1-2 mm di lateral tepi celah, insisi 1 cm di posterior tuberositas maksila
dan mengarah ke anterior, kemudian bersatu dengan insisi di medial. Setelah insisi
dilakukan, lapisan submukoperiosteum bilateral dibuka untuk mengidentifi kasi foramen
palatina tempat keluar arteri palatina mayor. Kemudian tepi posterior palatum durum
diidentifi kasi dan memotong serat otot dan mukosa, dan mukoperiosteum nasal
dipisahkan dan tepinya dijahit satu sama lain. Selanjutnya otot velar dijahit dengan
horizontal mattress dan akhirnya melekatkan mukoperiosteal oral.1
3) Rekonstruksi celah palatum bilateral Prosedur ini dapat dilakukan dengan beberapa
teknik, seperti teknik Bardach two-flap dengan prosedur sama dengan unilateral.
Kemudian pada teknik Wardill-Kilner/ V-Y advancement, membuat flap mukoperiosteal
berbentuk Y oral di ujung palatum sekunder, dan melakukan prosedur seperti teknik
Bardach two-flap. Teknik Furlow menggunakan prosedur berbeda, yaitu Z-plasti, dengan
membuat flap mukosa oral dan flap otot, kemudian dijahit tumpang tindih dengan
membentuk huruf Z.1
Edukasi Pre dan Post Operasi 2,3

PRE OPERASI

 Hindari ibuprofen atau obat-obatan yang dapat mengencerkan darah dua minggu sebelum
operasi.
 Jika pasien mengalami infeksi saluran pernapasan atas pada saat operasi, kami perlu
menjadwal ulang. Sehingga orang tua perlu memperhatikan kesehetahan anak
 Makanan padat atau cairan kental harus dihentikan 8 jam sebelum operasi. ASI atau susu
formula dapat diberikan hingga 6 jam sebelum operasi. Air atau cairan bening (seperti jus
apel, pedialyte, atau air) dapat diberikan hingga tiga jam sebelum operasi. Alasan untuk
ini adalah untuk mencegah aspirasi, atau mengisap isi perut ke dalam paru-paru, yang
bisa sangat berbahaya.
 Bawalah dot dan susu formula khusus yang digunakan anak Anda.

POST OPERASI
 Anak dapat segera mulai menyusu setelah operasi. Menggunakan alat bantu (dot), atau
munyusu langsung juga diperbolehkan
 luka bekas operasi dibiarkan terbuka dan tetap menggunakan sendok atau dot khusus
untuk memberikan minum bayi.
 Jika menggunakan dot khusus, perlu membuat lubang yang lebih besar agar anak dapat
lebih mudah menysunya. Biasanya mencoba cairan bening terlebih dahulu, kemudian
susu formula setelah anak Anda minum beberapa teguk.
 Diet cair wajib pada minggu pertama, maka minggu kedua Anda dapat meningkatkan
konsistensi untuk makan bubur. Tujuannya adalah agar bayi Anda minum sebanyak yang
mereka lakukan sebelum operasi, tetapi kemungkinan itu tidak akan terjadi terjadi selama
beberapa hari pertama.
Referensi
1. Irawan H. Teknik Operasi Labiopalatoskizis. CKD-215. 2014;41(4): 304-308
2. Widodo DW. Tatalaksana komprehensif prosedur Millard modifikasi dengan
nasoalveolar molding pada labiognatopalatoskizis komplit bilateral. ORLI. 2018;48(1):
89-94
3. Stacey Folk. Cleft Palate Consent Post Operation[Internet]. Cited on 30 Agusgtus 2021.
Available from : https://folkplasticsurgery.com/assets/pdf/Cleft-Palate-Consent-Post-op-
instructions.pdf

Anda mungkin juga menyukai