Oleh:
Astri Nuur Sa’diyyah (2014730012)
Fernita Cahyaningrum (2014730031)
Pembimbing:
Dr. Aryanto Z. Habibie, Sp.BP
EMBRIOLOGI
EMBRIOLOGI
EMBRIOLOGI
ANATOMI
ANATOMI
DEFINISI
• Labioschisis : adanya celah pada bibir
• Labioschisis adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya
prosesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama
perkembangan embrionik.
Contoh :
L-----L : lokasi sumbing berada di bibir
kanan dan kiri, sumbing komplit.
---SHAL : lokasi sumbing komplit pada soft
palate, hard palate, alveolus dan bibir
bagian kiri.
L------ : lokasi sebelah kanan inkomplit.
EPIDEMIOLOGI
Diagnosis terbanyak pada populasi cleft lip and palate :
• Cleft lip-palate 46 %
• Cleft palate 33%
• Cleft lip 21 % 86% bilateral dan 68% unilateral
• Laki-laki dominan mengalami cleft lip-palate, perempuan dominan mengalami cleft palate
• Dalam populasi kulit putih, cleft lip dengan atau tanpa cleft palate terjadi pada sekitar 1 dari 1.000
kelahiran hidup = 2x lebih umum dari populasi di Asia, dan sekitar setengahnya seperti di Indonesia.
ETIOLOGI
• Umumnya terdapat beberapa faktor (multifaktor)
• Genetic factors
• 40% sindrom malformasi Van der Woude
syndrome, microdelesi kromosom 22q.
• Terdapat riwayat orofacial clefting pada
keluarga menaikkan kemungkinan terkena sekitar
4% pada anaknya.
• Enviromental Teratogen
• Paparan intrauterin
• Obat : antikonvulsan (fenitoin), retinoic acid
• Terpapar rokok selama kehamilan :
menggandakan insidens
• Alkohol
• Infeksi selama kehamilan : toksoplasmosis, rubella
• Defisiensi asam folat, DM
LABIOPALATOGNATOSCHIZIS
• Kesulitan menyusui, makan, berbicara, dan mendengar.
• Riwayat keluarga dengan keluhan serupa, adanya riwayat Celah anatomis yang
defisiensi nutrisi/vitamin pada ibu dan penggunaan obat- terlibat, lengkap atau
obatan teratogenik selama trimester pertama kehamilan. tidaknya celah, unilateral
• Adanya riwayat penyalahgunaan alkohol dan kebiasaan atau bilateral, adanya
merokok saat hamil. keterlibatan organ lain.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TATALAKSANA
TATALAKSANA
PRE-OPERATIF
PRE-SURGICAL ORTHOPEDICS AND SURGICAL MOLDING
• Upaya untuk mengoreksi deformitas sebelum dilakukan pembedahan definitive.
• Terdapat 2 metode yaitu aktif dan pasif.
Metode pasif : menggunakan penerapan tegangan statis atau gaya tekan untuk melakukan
perubahan bentuk wajah lip taping, nasoalveolar molding (NAM)
Metode aktif : Latham device
TATALAKSANA
Nasoalveolar Molding (NAM) Lip Taping
PRE-OPERATIF
Latham device
TATALAKSANA
OPERATIF
• Operasi pertama : Labioplasty usia > 3 bulan (syarat rule of ten terpenuhi)
• Operasi kedua : palatoplasty pada usia 10-12 bulan
• Operasi revisi labio/palato/rhino setelah 6 bulan
• Operasi ketiga : alveolar bone graft pada usia 7-9 tahun, menggunakan cancellous bone graft dari
krista iliaca
• Speech therapy
TATALAKSANA
RULES OF TEN
Get a modern
PowerPoint
Berat badanPresentation
minimal 10 ponds
that(4-5kg)
is
beautifully designed.
• Celah palatum durum menyebabkan kesulitan makan karena ketidakmampuan untuk menghasilkan
tekanan intraoral negatif dan memungkinkan refluks makanan antara hidung dan mulut.
• Celah palatum mole gangguan pada port velopharyngeal dan disfungsi bicara selanjutnya.
• Tujuan primer : memisahkan kavitas oral dan nasal, dan mempervbaiki velopharyngeal port
• Tujuan sekunder : fistula palatal dan pencegahan gangguan pertumbuhan rahang atas.
TEKNIK OPERASI
CLEFT PALATE UNILATERAL REPAIR
• Membuat insisi pada celah di palatum durum 1-2 mm di lateral
tepi celah, insisi 1 cm di posterior tuberositas maksila dan
mengarah ke anterior, kemudian bersatu dengan insisi di medial.
• Setelah di insisi lapisan submukoperiosteum bilateral dibuka
untuk mengidentifikasi foramen palatina tempat keluar arteri
palatina mayor.
• Tepi posterior palatum durum diidentifikasi dan memotong serat
otot dan mukosa, dan mukoperiosteum nasal dipisahkan dan
tepinya dijahit satu sama lain.
• Otot velar dijahit dengan horizontal mattress dan akhirnya
melekatkan mukoperiosteal oral.
TEKNIK OPERASI
CLEFT PALATE BILATERAL REPAIR
• Pemasangan pembidaian pada kedua siku tangan untuk mencegah tangan bayi memegang bibir.
• Luka operasi dibersihkan teratur dengan hidrogen peroksida.
• Luka operasi dibubuhi salep polimiksin β-bacitracin.
• Jahitan diangkat pada hari kelima sampai hari ketujuh.
KOMPLIKASI PASCA BEDAH
• Dengan adanya teknik pembedahan yang makin berkembang, 80% anak dengan labioschisis yang telah
ditatalaksana mempunyai perkembangan kemampuan bicara yang baik.
• Terapi bicara yang berkesinambungan menunjukkan hasil peningkatan yang baik pada masalah
berbicara pada anak labioschisis.
DAFTAR PUSTAKA
• Chung, Kevin C. 2017. Grabb and Smith’s Plastic surgery. 8th edition. Philadelphia: Wolters Kluwe.
• Brunicardi, F Charles, et al. 2019. Schwartz Principles of Surgery. 11th ed vol 1. New York: McGraw-Hill.
• Ellis, Harold. 2006. Clinical Anatomy: Applied Anatomy for Student & Junior Doctors. 11th edition. USA:
Blackwell Publishing.
• Sadler, Thomas W. 2012. Langman’s medical embryology (12th Edition ed.). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
TERIMAKASIH