Anda di halaman 1dari 2

Epulis Fissuratum

Epulis fissuratum adalah hyperplasia mukosa akibat trauma ringan kronik oleh
pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai akantoma fissuratum pada
kulit. Epulis fissuratum muncul berhubungan dengan pinggiran gigi palsu. Epulis
biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau mandibula. Kebanyakan epulis
fissuratum terjadi pada ras kulit putih. Ini berhubungan dari dominasi ras kulit putih
untuk sering menggunakan gigi palsu. Kebanyakan kasus terjadi pada wanita. Pada
kenyataannya, wanita lebih suka menggunakan gigi palsu dalam waktu yang lebih lama,
karena alasan estetik. Kemungkinan, perubahan epitel menjadi atropi pada wanita
menopause, mempengaruhi kejadiannya pada wanita yang lebih tua. Epulis fissuratum
terbanyak terjadi pada umur 50, 60, dan 70-an, tapi dapat ditemukan pada hampir seluruh
umur. Epulis fissuratum pernah ditemukan pada anak kecil. Faktanya, lesi berhubungan
dengan penggunaan gigi palsu dan proses iritasi yang kronis memiliki insidensi lebih
tinggi pada individu yang lebih tua.
Pemeriksaan pada pasien epulis fissuratum patient typically ditemukan
pembengkakan pada mukosa hiperplastik, dimana meliputi pinggiran dari gigi palsu. Lesi
lebih sering pada bagian depan dari gigi palsu. Lesi pada daerah lingual jarang
ditemukan. Lesi ini lebih sering pada bagian anterior rahang. Permukaan dari massa
epulis fissuratum : halus, biasanya berbentuk ulseran atau papiler. Ukuran dari lesi epulis
fissuratum lesion bervariasi; pada beberapa lesi kecil, tapi dapat meliputi seluruh mukosa
vestibuler yang kontak dengan gigi palsu. Walaupun sering dalam warna mukosa, eritema
juga bisa terjadi, jika terjadi inflamasi. Beberapa lesi muncul mejadi granuloma piogenik,
disebabkan proliferasi kapiler.
Penyebab dari epulis fissuratum adalah iritasi kronis ringan pada tempat
pemasangan gigi palsu. Biasanya, berhubungan dengan resopsi dari tulang alveolar,
supaya gigi palsu dapat bergerak pada mukosa vestibuler, mengakibatkan inflamasi
hiperplasi jaringan yang berproliferasi pada tepi gigi palsu tersebut.
Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi
timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang baik namun
tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih berat
lagi. Meski lesi ini sangat jarang dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun
sebagai tindakan preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang
telah dibuang tersebut.
Pemeriksaan gigi rutin, dapat mencegah epulis fissuratum. Pasien yang
menggunakan gigi palsu jarang sadar, bahwa mereka juga perlu memeriksakan kesehatan
mulut mereka ke dokter gigi, sehingga meningkatkan resiko terjadinya epulis fissuratum.
Dengan penatalaksanaan segera, prognosis dari epulis fissuratum ini adalah baik.
Masalah yang mungkin terjadi adalah, massa pada daerah mukosa vestibuler dan
berhubungan dengan gigi palsu sering lolos dari diagnosis sebagai epulis fissuratum.
Sayangnya, pada kasus yang jarang, massa ini dapat menjadi skuamos sel karsinoma atau
sudah bermetastase. Karena itu, jaringan ini, setelah diesktirpasi harus diperiksa secara
histologis. Perlu disarankan kepada pasien untuk memeriksakan gigi mereka secara rutin
jika dibutuhkan dan jika ada gangguan pada jaringan mulut.

Anda mungkin juga menyukai