Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah KGK VIII, issu lima (5) dengan judul Gingiva Enlargement tanpa
halangan suatu apapun.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, baik berupa bantuan moral maupun bantuan material. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. drg. Iriana fitiariski selaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis
dalam penyelesaian makalah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, merupakan bagian tersendiri bagi penulis apabila
diberikan saran dan kritik yang bersifat membangun guna meningkatkan pengetahuan
dan kesempurnaan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembesaran gingiva adalah suatu peradangan pada gingiva yang disebabkan
oleh banyak faktor baik faktor lokal maupun sistemik, yang paling utama adalah
faktor lokal yaitu plak bakteri. Tanda klinis yang muncul yaitu gingiva membesar,
halus, mengkilat, konsistensi lunak, warna merah dan pinggirannya tampak
membulat. Hal ini menimbulkan estetik yang kurang baik, sehingga memerlukan
perawatan yaitu gingivektomi.
Definisi
gingivektomi
adalah
pemotongan
jaringan
gingiva
dengan
membuang dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan
keradangan gingiva sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan estetik
baik. Keuntungan gingivektomi adalah teknik sederhana, dapat mengeliminasi poket
secara sempurna, lapangan penglihatan baik, morfologi gingival dapat diramalkan
sesuai keinginan. Kontrol plak yang tidak optimal bakteri plak supragingiva yang
menimbulkan keradangan pada gingival didekatnya. Keradangan yang terjadi
menyebabkan terjadinya kekambuhan atau pembesaran gingiva, oleh karena itu
selama masa penyembuhan diperlukan oral hygiene yang baik. Bakteri plak
merupakan penyebab utama penyakit keradangan pada jaringan periodontal sehingga
tanpa kontrol plak, kesehatan periodontal tidak akan pernah tercapai. Pada gigi yang
crowded memudahkan terjadi akumulasi plak dan menyulitkan pembersihan plak.
Sebenarnya aspek keberhasilan perawatannya tergantung pada kontrol plak.
B. Rumusan Masalah
Apakah gingivektomi merupakan salah satu treatment pilihan untuk
penyembuhan gingival enlargement oleh karena obat-obatan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui gingivektomi merupakan salah satu treatment pilihan untuk
penyembuhan gingival enlargement oleh karena obat-obatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gingival Enlargement
Gingiva enlargment adalah pembesaran gingiva, pertumbuhan gingiva yang
berlebihan yang disebabkan oleh pertambahan besar/size sel-sel yang dikandungnya
(hipertrofi), atau pertambahan sel-selnya (hiperplasia).
a.
b.
c.
d.
e.
2. Grade I
3. Grade II
4. Grade III
1. Inflammatory enlargement
Chronic inflammatory enlargement. Secara klinis tampak spt balon pada
interdental dan atau margin gingiva. Secara klinis tdk sakit, kecuali adanya
komplikasi infeksi akut atau adanya trauma. Etiologi chronic enlargement, akumulasi
plak
2. ENLARGEMENT IN PUBERTY
Muncul pada saat pubertas, pada remaja pria maupun wanita, t.u pada area yg
terdapat akumulasi plak. Tanda klinis berupa pembesaran ~ faktor lokal. Pada
area marginal dan interdental dengan gambaran bulbous di interproksimal
papila. Gambaran klinis ~ keradangan kronis gingival. Pembesaran akan
berkurang setelah masa pubertal lewat, ttp tidak menghilang jika faktor lokal
blm dihilangkan.
pseudo
membran
terkadang
ditemukan.
5. False enlargement
1. Leukimia
10
2.5
Gingivektomi
Gingivektomi adalah pengambilan jaringan gingival yang tidak sehat yang
membentuk dinding dari poket dengan disertai skeling dan rootplanning (Manson,
1993).
Indikasi
1. Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang tetap ada
walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan mulut yang cermat
berkali-kali, dan keadaan dimana prosedur gingivektomi akan menghasilkan
daerah perlekatan gingiva yang adekuat.
11
memuaskan.
3. Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) di mana terdapat daera
perlekatan gingiva yang cukup lebar.
4. Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak.
5. Flap perikoronal.
Kontraindikasi
1. Adanya kelainan (poket) dimana diperlukan pembentukan/perbaikan kontur
dari tulang untuk memperbaiki morfologi.
2. Dasar poket terletak di daerah mukogingival junction.
3. Pada keadaan yang mementingkan estetik, seperti pada bagian anterior
maksila. (Manson, 1993).
2.5.1
1.
Prosedur Gingivektomi
Melakukan anestesi lokal yang memadai dengan teknik blok atau infiltrasi
12
2.
3.
4.
intan kasar.
Mengeksisi jaringan di daerah interproksimal menggunakan pisau bermata kecil
seperti pisau Orban No. 1/2 . Perhatikan bahwa sudut mata pisau tersebut kira-
5.
6.
kira sama dengan sudut mata pisau yang lebar ketika melakukan insisi awal.
Jaringan gingiva yang telah dieksisi dibuang
Membersihkan deposit yang menempel pada permukaan akar dengan skaling dan
root planing. Pada tahap ini, pembuangan dinding jaringan lunak poket
periodontal membuat permukaan akar lebih mudah dicapai dan memperluas
lapang pandang operator dibandingkan pada tahap-tahap lain. Pembersihan
permukaan akar pada tahap ini menentukan keberhasilan seluruh prosedur
bedah.
13
7.
Menyempurnakan kontur gingiva seperti yang diinginkan dengan bur intan atau
8.
9.
2.5.2
pascaoperasi. Nasehat berikut ini harus diberikan secara tertulis (Manson, 1993).
1. Hindari makan atau minum selama 1 jam.
14
2. Jangan minum-minuman panas atau alkohol selama 24 jam. Jangan berkumurkumur satu hari setelah operasi.
3. Jangan makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan kunyahlah
makanan dengan sisi yang tidak dioperasi.
4. Minumlah analgesik bila anda merasa sakit setelah efek anestesi hilang.
Aspirin merupakan kontraindikasi selama 24 jam.
5. Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan kumur
klorheksidin di pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat melakukan
pengontrolan plak secara mekanis. Larutan ini dapat langsung digunakan pada
hari pertama setelah operasi asalkan tidak dikumurkan terlalu kuat di dalam
mulut. Teh, kopi dan rokok harus dihindari bila anda menggunakan larutan
kumur klorheksidin untuk mengurangi stain.
6. Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan
menggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan; jangan berkumur;
hubungi dokter anda bila perdarahan tidak juga berhenti.
7. Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.
8. Bila tahap pascaoperasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan
bengkak timbul 2-3 hari kemudian, segeralah hubungi dokter anda.
2.6
Bedah Periodontal
15
2.6.1
16
KontraIndikasi
1. Pasien yang tidak kooperatif
2. Adanya penyakit sistemik, seperti kardiovascular, kelainan darah, kelainan
hormonal, dan kelainan neurologis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan bedah periodontal, yakni
(1) adanya pengetahuan tentang sterilisasi, (2) asistensi yang kompeten, (3) peralatan
yang tersedia lengkap, (4) disertai dengan model studi dan gambar. Sebelum
dilakukan bedah periodontal, berikut ini adalah prinsip umum bedah periodontal:
(Turker, 1998).
1. Persiapan pasien mencakup informed concent, re-evaluasi terapi fase 1,
premedikasi.
2. Tersedianya alat-alat emergensi
3. Pencegahan penularan infeksi
4. Sedasi dan anestesi menggunakan oral benzodiazepine.
5. Scalling dan rootplanning
6. Hemostatis
7. Periodontal pack ( pembalut periodontal)
17
2.6.4
1. Kuretase
2. Gingivectomny (gingivoplasty)
3. Bedah periodontal
4. Bedah mucoginggival
5. Bedah prostetik
C. Gingivoplasti
Gingivoplasti merupakann teknik pembentukan ulang gingiva untuk
menciptakan kontur fiologis gingiva tanpa adanya poket. Gingivoplasti
sebenarnya serupa dengan gingivektomi, tetapi tujuannya berbeda. Gingivektomi
dilakukan untuk mengeliminasi poket-poket periodontal dan mencakup
pembentukan ulang bagian dari teknik gingivektomi. Tujuan utama gingivoplasti
adalah restorasi kontur fisologis gingiva yang dapat membantu mencegah
terjadinya rekurensi penyakit periodontal. Pada akhirnya gingivoplasti harus
dapat meningkatkan akses untuk melakukan kontrol plak dengan efesien oleh
pasien.
Biasanya
prinsip-prinsip
gingivoplasti
digabungkan
dengan
18
yang
diinginkan.
Perhatiakan
baikbaik
bagian
papila
19
Nippers
Nippers merupakan alat kecil yang dpaat mengeksisi sebagaian
kecil gingiva dan bahkan tulang, bila dibutuhkan. Alat ini cukup kecil
untuk dimasukkan kedalam interdental untuk membentuk papila. Dengan
adanya nippers, pembentukan kontur jaringan bukan hanya lebih mudah,
tetapi juga membutuhkan waktu yang lebih sedikit.
b.
Scarping
Dengan menggunakan scalpel sebagai hoe, dan dengan mengangkat
Rotary Abrasives
20
d.
Elektrokauter
Dalam
menggunakan
teknik
ini
hal
paling
penting
adalah
21
22
Gambar 1. Disain flep berdasarkan jaringan yang terlibat. A. Flep ketebalan penuh;
B. Flep ketebalan sebagian
2. Klasifikasi berdasarkan penempatan flep sebelum dijahit
a. Flep tidak diposisikan (unrepositioned/undisplaced flap), yaitu f1ep
yang dikembalikan pada posisi semula pada waktu hendak dijahit.
b. Flep yang diposisikan (repositioned/displaced flap), yaitu flep yang
diposisikan apikal, koronal atau lateral dari posisi semula pada waktu
akan dijahit. Flep dapat diposisikan karena dengan insisi gingiva cekat
dipisahkan dari tulang alveolar, sehingga bagian gingiva yang sudah
tidak melekat dapat digeser. Flep pada sisi palatal tidak dapat
diposisikan, karena pada sisi palatal tidak ada gingiva cekat.
E. Desain flep
Ada tiga disain flep yang digunakan dalam bedah saku, yaitu :
23
1.
Flep konvensional/tradisional.
Insisi pada flep sebelah vestibular dan flep sebelah oral sampai ke atau
mendekati puncak papila interdental, sehingga papilla interdental terpotong
dua atas bagian vestibular dan bagian oral. Flep konvensional digunakan
apabila:
a. Ruang interdental terlalu sempit, sehingga keutuhan papila interdental
tidak mungkin dipertahankan.
b. Flepnya hendak diposisikan ke posisi yang baru. Tehnik bedah yang
menggunakan flep konvensional adalah modifikasi flep Widman, flep
tidak diposisikan, dan flep posisi apikal. Tipe flep ini dibuat dengan
menggunakan insisi bevel kedalam (internal bevel incision) dan
terpotongnya papilla interdental di tengah. Dengan insisi bevel
kedalam sisi interproksimal tidak
c. sepenuhnya tertutup kembali oleh flep pada waktu dijahit.
2.
3.
24
incision).
Insisi
ketiga
berupa
insisi
interdental
25
BAB III
KONSEPTUAL MAPPING
3.2
Hipotesa
26
BAB IV
PEMBAHASAN
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Gingivektomi adalah pengambilan jaringan gingival yang tidak sehat yang
membentuk dinding dari poket dengan disertai skeling dan rootplanning
2. Bedah Periodontal bagian dari terapi periodontal dengan maksud untuk
meningkatkan akses dan pandangan (visibility) untuk scalling dan
rootplanning, membuang jaringan granulasi, dan memperbaki jaringan
periodontal
28
5.2 Saran
Sebagai seorang dokter gigi, disamping harus bisa berkomunikasi dan
diagnosa yang tepat dengan anak juga diharuskan mengetahui cara perawatan
periodontal yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
29