Disusun oleh :
Nailatul Husna
160112190087
Pembimbing
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2021
JUDUL : TRAUMATIK ULSER
NPM : 160112190087
Menyetujui :
Dosen pembimbing
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
2.1.2 Anamnesa...........................................................................................3
2.1.8 Odontogram.......................................................................................6
2.1.11 Prognosis............................................................................................8
2.2.1 Anamnesa.........................................................................................10
iii
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................16
3.1.1 Definisi.............................................................................................16
3.1.2 Etiologi.............................................................................................17
3.1.4 Patofisiologi.....................................................................................19
3.1.5 Histopatologi....................................................................................21
3.1.7 Perawatan.........................................................................................28
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................31
BAB V KESIMPULAN........................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
iv
BAB I
PENDAHULUAN
jaringan epitel, jaringan ikat, ataupun keduanya. 1,2 Ulser pada mukosa mulut
merupakan gambaran lesi yang umum dijumpai pada berbagai kalangan usia dan
jenis kelamin. Salah satu penyebab terjadinya ulser yaitu trauma. 2 Traumatik ulser
dapat terjadi akibat trauma berupa bahan kimia, makanan atau minuman panas,
mekanis karena tergigit, penggunaan sikat gigi yang terlalu keras, perawatan alat
orthodontik cekat, gigi tiruan yang tepinya tajam dan tidak stabil.1
sebesar 40,24%. Negara lain yang memiliki prevalensi traumatik ulser yang cukup
tinggi yaitu di Turki sebesar 30,47%, Thailand 13,2 %, Malaysia 12,4%, dan di
palatum dan tepi lidah. Umumnya memiliki gambaran klinis khas berupa ulser
tunggal dengan tepi ireguler, sedikit cekung dasar kekuningan, ukuran yang
sembuh maka perlu dicurigai adanya penyebab lain dan mungkin perlu dilakukan
biopsi.4
berusia 19 tahun yang datang ke Departemen Ilmu Penyakit Mulut RSGM Unpad
1
2
pada bulan April 2020 dengan keluhan terdapat sariawan pada bibir bawah bagian
LAPORAN KASUS
Nama : Nn.AQ
NRM : 2021-
Usia : 19 Tahun
Alamat : Jalan RR
2.1.2 Anamnesa
bawah bagian dalam kiri, sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengaku keluhan
muncul karena tidak sengaja tergigit saat makan. Rasa sakit pada sariawan
menyukai sayur, serta minum air putih hanya 5 gelas/hari. Pola istirahat
3
4
dokter gigi 10 tahun lalu untuk mengobati sakit gigi. Pasien ingin
keluhannya diobati.
Hipertensi : YA/TIDAK
Asma/Alergi : YA/TIDAK
Hamil : YA/TIDAK
Kontrasepsi : YA/TIDAK
Lain-lain : YA/TIDAK
Disangkal
Pernapasan : 18x/menit
Nadi : 78x/menit
5
Kelenjar Limfe :
Lain-lain :
33-37
Frenulum : Sedang
2.1.8 Odontogram
Darah : TDL
Mikrobiologi : TDL
D/ Coated tongue
D/ Crenated tongue
D/ Linea Alba
D/ Exfoliative cheilitis
D/ Torus palatinus
Dd/ Eksostosis
2.1.11 Prognosis
Ad bonam
8
2. Non Farmakologis
KIE :
menular
OHI :
Gambar 2-1 Traumatik Ulser pada Mukosa Labial Bawah e.c Trauma Mekanis
2.2.1 Anamnesa
sariawan yang berada di bibir bawah bagian dalam kiri. Pasien mengaku
warna putih kemerahan sudah memudar dan sudah tidak terasa sakit sejak
11
konsumsi buah dan air putih masih kurang. Pasien menyikat giginya
2x/hari, dan menyikat lidahnya namun tidak sering karena mudah mual.
Kelenjar Limfe :
Lain-lain :
simetris
Frenulum : Sedang
Radiologi : TDL
Darah : TDL
Mikrobiologi : TDL
13
D/ Post Traumatik ulser pada mukosa labial bawah e.c trauma mekanis
(proses penyembuhan)
Dd/Tuberculosis ulcer
Dd/Addison’s disease
D/ Crenated tongue
D/ Linea Alba
Dd/Frictional keratosis
D/ Torus palatinus
Dd/ Eksostosis
KIE
OHI
setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta menggunakan alat bantu
sikat lidah
Gambar 2-7 Kontrol 1 Minggu Post Traumatik Ulser Pada Mukosa Labial Bawah
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1 Definisi
mulut yang timbul akibat trauma mekanis, kimiawi maupun termal yang
tergigit, iritasi gigi tiruan yang tajam, terkena gigi patah yang runcing,
biasanya pada daerah yang mudah tergigit seperti mukosa bukal (42%),
muka labial bawah (9%), dan lidah (25%).3,6 Traumatik ulser juga dapat
kesehatan. 3
Durasi ulser biasanya terjadi selama 2-14 hari dan akan sembuh
apabila ulser tidak kunjung sembuh setelah 14 hari, dan mungkin perlu
dilakukan biopsi.4
16
17
3.1.2 Etiologi
tidak sengaja tergigit, tertusuk ujung sikat gigi, penggunaan gigi tiruan
yang tepinya tajam. Dalam keadaan yang tidak biasa, lesi dapat diinduksi
sendiri karena kebiasaan buruk yang dalam hal ini berkaitan dengan
masalah psikologis.6
hidrogen peroksida, larutan pembersih gigi tiruan dan obat kumur yang
adanya kontak dengan zat bertemperatur tinggi, atau dingin yang ekstrim
(cryogenic burns) seperti kontak dengan bur, cairan nitrogen, dan juga
rokok. Selain itu, makanan dan minuman panas juga dapat menyebabkan
Salah satu contohnya yaitu pada saat dokter gigi melepas atau
menggunakan cotton roll kering, tekanan negatif dari saliva ejector, atau
tidak sengaja melukai mukosa dengan instrument atau bur pada saat
menambal.3,6
18
dan intensitas dari penyebabnya, biasanya berupa lesi ulser tunggal yang
dan kronis. Ulser akut biasanya terdapat riwayat trauma, terasa sakit dan
kemerahan. Gambaran lesi ulser akut sangat mirip dengan lesi Stomatitis
penyebab trauma dieliminasi. Gambaran klinis lesi akut dapat dilihat pada
oleh operator seperti riwayat trauma, waktu lesi muncul, jumlah lesi, durasi dan
rekurensi lesi. Riwayat medis, obat-oban yang dikonsumsi dan riwayat keluarga
3.1.4 Patofisiologi
Mukosa oral terdiri dari lapisan epitel gepeng berlapis yang tipis
dan rapuh yang banyak disuplai oleh pembuluh darah. Epitel oral
penyembuhan luka akan cepat terjadi, namun terjadinya kerusakan sel juga
mengenai mukosa rongga mulut. Proses dari trauma menjadi lesi pada
luas jaringan yang terlibat.5 Proses awal setelah terpapar trauma pada
Disamping itu ada pelepasan histamin dari sel-sel mast yang menyebabkan
tidak terlihat adanya vaskulitis. Gejala dari traumatik ulser yaitu sakit, rasa
berubah menjadi makula berwarna merah, dan dalam waktu singkat bagian
epitel maka terbentuk cekungan dangkal. Ulser akan ditutupi oleh eksudat
21
fibrin kekuningan dan apabila dasar ulser berubah warna menjadi merah
3.1.5 Histopatologi
yang hilang dan digantikan jaringan fibrin, serta banyaknya neutrofil pada
dengan sel epitel berproliferasi diantara dasar jaringan granulasi dan fibrin
clot.3,6
dan jaringan parut (fibrosis) yang ditemukan pada jaringan yang lebih
dalam. Berbagai sel inflamasi dan infiltrasi juga terlihat. Regenerasi epitel
inflamasi pada rongga mulut yang paling sering terjadi, dengan prevalensi
karakteristik ulser yang terjadi berulang di mukosa oral pada pasien tanpa
menyebabkan lesi oral yang secara klinis mirip dengan lesi RAS.5,11
sebelum ulser muncul. Ulser terasa sakit, bentuknya bulat atau oval
pada pasien yang sehat tanpa penyakit sistemik. Daerah ini meliputi
mukosa labial, lateral, dan ventral lidah, dasar mulut, palatum lunak, dan
keras dan gingiva cekat. Lesi dapat muncul pada mukosa berkeratin
adalah faktor genetik, defisiensi darah, imun yang tidak stabil, dan faktor
lokal seperti trauma dan merokok. Riwayat keluarga merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya RAS. Lebih dari 40% penderita RAS memiliki
keluarga yang juga memiliki riwayat RAS. Presentase tersebut lebih tinggi
pada orang yang memiliki kedua orang tua yang memiliki riwayat RAS.
menentukan lokasi dari ulcer pada pasien yang terkena penyakit ini. Pada
1) RAS Minor
RAS.14
24
2) RAS Mayor
lebih lama. Terhitung 10% dari tipe RAS mayor ini merupakan
3) RAS Herpetiform
jaringan parut.14
salah satu kanker rongga mulut yang paling sering terjadi, sebanyak 95%
dari semua kasus keganasan rongga mulut. Lesinya persisten pada rongga
seiring waktu. Bentuk lesinya seperti kawah dengan tepi indurasi dan
bibir bawah, dasar mulut, bagian ventral dan lateral lidah. Lesi biasanya
3. Ulser Tuberculosis
memperkirakan 9,4 juta kasus insiden dan 11,1 juta kasus umum TB
Lesi oral klasik muncul sebagai ulkus soliter biasanya dengan daerah yang
paling sering terkena adalah di lidah, diikuti oleh gingiva, dasar mulut,
langit-langit mulut, bibir, dan mukosa bukal. Bentuk lesi ireguler dan
3.1.7 Perawatan
Pada ulser rongga mulut yang tidak ditangani dengan baik, dapat
terasa sakit. Apabila clorhexidin digunakan dalam jangka waktu lama dan
membentuk gel adhesif yang dapat menetap selama beberapa jam. Gel
dari asam amino yang memiliki peranan penting untuk tubuh manusia.20
dan regulasi sel yaitu pada saat pembelahan sel sehingga terjadi regenerasi
buah dan sayur, serta air putih. Buah dan sayur banyak mengandung
vitamin dan mineral yang bagus untuk metabolisme tubuh. Air mineral
juga mengandung beberapa mineral yang penting bagi tubuh antara lain
Jika lesi mencapai jaringan ikat maka ulkus akan sembuh dalam
PEMBAHASAN
bibir bawah bagian dalam yang muncul akibat tergigit pada saat makan. Pasien
ujung sikat gigi, penggunaan gigi tiruan yang tepinya tajam. 6 Selain itu, traumatik
ulser juga dapat disebabkan oleh trauma kimiawi seperti iritasi akibat anestesi
lokal, bahan tambal, dan juga trauma termal akibat makanan dan minuman
panas.6,7
2mm berwarna putih dikelilingi daerah eritem pudar, ireguler, dasar cekung dan
gambaran klinis traumatik ulser berupa lesi ulser tunggal yang cekung, bagian
tengah berwarna putih kekuningan yang merupakan jaringan nekrotik disebut juga
30
31
stomatitis (RAS) karena memiliki gambaran klinis yang mirip. Hal yang
membedakan RAS dengan traumatik ulser adalah riwayat rekurensi, bentuk lesi
RAS yang bulat atau oval dan simetris, sedangkan bentuk traumatik ulser ireguler.
Biasanya pasien RAS memiliki riwayat genetik, hormon dan imun yang tidak
stabil, sedangkan yang paling khas dari traumatik ulser yaitu adanya riwayat
trauma. 6, 11
Lesinya persisten pada rongga mulut, dapat berbentuk plak ataupun ulserasi.
lesinya terus berkembang seiring waktu. Bentuk lesinya seperti kawah dengan tepi
indurasi dan rolled, dasarnya seperti beludru. Apabila lesi muncul pada vermilion
tuberkulosis yang memiliki gambaran klinis mirip, bentuk lesi ireguler dan
penegakan diagnosa RAS, OSCC dan ulser tuberkulosis, karena pasien hanya
mengalami ulser rongga mulut yang disebabkan oleh trauma. Dalam kasus ini
faktor penyebab terbentuknya ulser adalah trauma mekanis karena mukosa labial
triamcinolone acetonid topikal, vitamin B12 dan asam folat. Terapi suportif juga
dapat diberikan berupa diet lunak, konsumsi buah dan sayur, air mineral 2L/hari
Pada kasus ini terapi farmakologis yang diberikan kepada pasien adalah
Vitamin B12 akan membentuk asam amino yang digunakan untuk sintesis
protein yang selanjutnya akan diserap tubuh dan membentuk struktur sel seperti
DNA dan regulasi sel yaitu pada saat pembelahan sel sehingga terjadi regenerasi
Pasien juga diberikan KIE untuk mengonsumsi buah dan sayur, air
minimal 2L/hari, konsumsi makanan tinggi protein dan istirahat yang cukup.
Pasien juga diberikan oral hygiene instruction (OHI) berupa sikat gigi 2x/hari
pagi setelah sarapan dan malah sebelum tidur, serta menyikat lidahnya
sudah hilang. Pada hari ke-10 sariawan pada bibir bawah bagian dalam sudah
tidak terdapat keluhan, dan masih terdapat pseudomembran tipis berukuran 1mm
33
dengan tepi eritema pudar pada daerah post traumatik ulser tersebut yang
sebagai mediator inflamasi dan sedang berlangsungnya proses regenerasi sel epitel
akan terjadi dalam kurun waktu 7-10 hari. Proses penyembuhan pada pasien ini
2x/hari. Pasien juga meningkatkan konsumsi buah, dan makanan berprotein tinggi
seperti telur dan tempe, namun masih kurang dalam konsumsi sayur, sehingga lesi
Pada saat kontrol, pasien tetap diinstruksikan untuk menjaga oral hygiene
dan meningkatkan konsumsi buah, sayur, makanan tinggi protein seperti telur,
daging, tempe dan juga tahu, serta menjaga pola istirahat yang baik 8jam/hari.
KESIMPULAN
dapat ditegakan diagnosis traumatik ulser. Traumatik ulser dapat disebabkan oleh
faktor mekanis, kimiawi dan termal. Pada kasus ini penyebab terjadinya traumatik
ulser adalah trauma mekanis, yaitu tidak sengaja tergigit saat makan.
serta minum air putih hanya 5 gelas/hari. Pola istirahat tidak teratur, karena pasien
0,2% dikumur 2x/hari, vitamin B12 diminum 2x/hari, dan pemberian vaselin
album untuk mengobati bibir yang mengelupas. Serta pemberian KIE dan OHI
kepada pasien.
Pasien datang kembali pada hari ke-10 untuk melakukan kontrol. Pasien
mengaku telah mengikuti instruksi dengan baik, sehingga pada saat kontrol ulser
34
DAFTAR PUSTAKA
2019;31(2):102–7.
4. Langlais RP, Miller CS. Color Atlas of Common Oral Diseases. 5th ed.
United States of America: Jones and Barlett Learning Books; 2017. 1–159
p.
6. Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RC. Oral Pathology Clinical Pathologic
7. Fitzpatrick SG, Cohen DM, Clark AN. Ulcerated Lesions of the Oral
2020;8(30):86–92.
35
36
Cavity. 2002;Oktober:1–11.
2016;2016:1–14.
http://dx.doi.org/10.1016/j.medcle.2016.04.016
15. Soeprapto A. Ilmu Penyakit Mulut. In: Wijaya E, editor. Buku Pedoman
dan Tata Laksana Praktik Kedokteran Gigi. Yogyakarta: STPI Bina Insan
2018.