Anda di halaman 1dari 15

Trumatik Ulser

Disusun oleh:
Nama : Andi Fachrudi
NIM : 40617036

Bagian Ilmu Penyakit Mulut


Fakultas Kedokteran Gigi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri
2019
Bagian isi
I. Identitas Pasien :
 Nama Pasien : R. Handi Bramanto
 Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 20 Maret 1993
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Griya Kebraon Barat 4 BD/8 003
 No. Rekam Medik : 11422
II. Anamnesis :
 Keluhan Utama :
Pasien merasa sakit ada sariawan kurang lebih 3 hari yang lalu karena tergigit.
 Riwayat Penyakit :
Sariawan muncul kurang lebih 3 hari yang lalu, awalnya lesi muncul ketika tergigit saat
makan pada bibir bawah kiri. Pasien belum pernah melakukan pengobatan pada lukanya.
Pasien tidak memiliki alergi udang. Pasien tidak memiliki penyakit sistemik.
 Riwayat Perawatan :
a. Gigi : Pesien pernah melakukan penambalan pada gigi
belakang kurang lebih 5 tahun yang lalu.
b. Jaringan Lunak Mukosa Mulut : Pasien pernah dilakukan perawatan pembersihan
karang gigi kurang lebih 1 tahun yang lalu.
 Obat-obatan yang telah/sedang dijalani : tidak
 Keadaan Sosial dan kebiasaan :
Pasien seorang mahasiswa kedokteran gigi (coass), pasien tidak merokok, pasien
peminum kopi, pasien menggosok gigi 2 kali sehari saat mandi pagi dan sore.
 Riwayat Penyakit Sistemik : taa
 Riwayat Penyakit Keluarga : Hipertensi (Ibu)
III. Pemeriksaan Klinis :
1. EKSTRA ORAL
a. Muka : Taa
b. Pipi kanan : Taa
Kiri : Taa
c. Bibir atas : Taa
Bawah : Taa
d. Sudut Mulut : Taa
e. Kelenjar limfe : Taa
- Submandibularis kanan : Taa
Kiri : Taa
- Submentalis : Taa
- Leher : Taa
f. Kelenjar saliva : Taa
- Parotis kanan : Taa
Kiri : Taa
- Sublingualis : Taa
g. Lain-lainya : Taa

2. INTRA ORAL
a. Mukosa labial atas (3): Pada mukosa labial atas kanan dankiri terdapat makula,
berwarna putih, irregular, berbatas jelas, multiple, bilateral, tidak dapat dikerok,
dan tidak sakit.
bawah (4) : Pada mukosa labial kiri terdapat ulser, berwarna putih
kemerahan, berbentuk irreguler, berbatas jelas, diameter
3x6 mm, unilateral, dan sakit.
b. Komisura kanan (5) : Taa
Kiri (6) : Taa
c. Mukosa bukal kanan (7) : Pada mukosa bukal kanan terdapat keratosis pada
pipi segaris oklusal gigi dari gigi P-M, berbatas jelas bilateral, tida dapat dikerok,
sewarna jaringan sekitar, tidak sakit.
Kiri (8) : Pada mukosda bukal kiri terdapat keratosis pada
pipi segaris oklusal gigi dari gigi P-M, berbatas jelas bilateral, tida dapat dikerok,
sewarna jaringan sekitar, tidak sakit
d. Labial fold atas (9) : TAA
Bawah (10) : TAA
e. Bukal fold atas (11) : TAA
Bawah (12) : TAA
f. Gingiva rahang atas (13) (14) (14) : Pada gigiva anterior terdapat makula,
berwarna kecoklatan, dari gigi C kanan sampai gigi C kiri, bilateral, irreguler,
berbatas jelas, dan tidak sakit.
Rahang bawah (16) (17) (18) : Pada gigiva anterior terdapat makula, berwarna
kecoklatan, dari gigi C kanan sampai gigi C kiri, bilateral, irreguler, berbatas
jelas, dan tidak sakit.
g. Palatum (19) (20) (21) (22) : TAA
h. Arkus palatoglosus anterior (23) : TAA
Posterior (24) : TAA
i. Lidah (25) (26) (27) (28) (29) : Pada permukaan dorsal lidah terdapat
ulser, irreguler, single, panjang kurang lebih 6 mm, sewarna jaringan sekitar,
jaringan sekitar normal, dan tidak sakit.
j. Dasar mulut (30) : TAA
IV. Diagnosis sementara : Traumatic ulser at causa mekanik tergigit
V. Penatalaksanaan lesi traumatic ulser:
- Pasien diinstruksikan untuk berkumur terlebih dahulu
- Keringkan lesi dengan menggunakan cotton pellet
- Aplikasikan povidone iodine 10% dengan cotton pellet
- Aplikasikan periokin gel dengan menggunakan cotton pellet
- Pasien diintruksikan untuk tidak makan dan minum selama 30 menit
Resep :
R/ periokin gel 2o ml tube No. I
ʃ 4 dd lit.or

R/ Becom C caplt. No. X


ʃ 1 dd 1 pc
Intruksikan pasien:
1. Pasien diinstruksikan untuk menggunakan obat oles periokin gel 3 x sehari setelah
menggosok gigi dan berkumur dengan menggunakan cotton pellet
2. Pasien diinstruksikan untuk mengkonsumsi obat Becom C setelah makan.
3. Pasien diinstruksikan untuk mengkonsumsi periokin gel dan obat Becom C secara
teratur.
4. Pasien diinstruksikan untuk kontrol 7 hari kemudian (28-12-2018).

Gambar 1. Foto intra oral mukosa labial bawah kiri terdapat ulser
(kunjungan pertama 21-12-2018)

Kontrol 1:
S = Pasien datang pasca perawatan sariawan hari ke 7, pasien sudah tidak merasakan
sakit pada sariawannya, pasien menggunakan obat sesuai instruksi, obat periokin gel
tersisa ¾ tube dan obat Becom C tersisa 3 butir.
O = EO = Normal
IO = pada mukosa labial bawah kiri terdapat makula, berwarna kemerahan,
bentuk irregular, berbatas jelas, single, diameter kurang lebih 3 mm, dan tidak sakit.
A = traumatik ulser belum sembuh
P = - menjaga OH
-Melanjutkan mengkonsumsi obat Becom C dan periokin gel
- hati-hati saat makan dan berbicara
- menganjurkan mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
- intruksi kontrol 7 hari kemudian hari ke-14 (04-1- 2019)

Gambar 2. Foto intra oral mukosa labial bawah kiri terdapat makula (kontrol ke-1 28-12-2018)

Kontrol 2 :
S = Pasien datang pasca perawatan sariawan hari ke-14, pasien sudah tidak
merasakan sakit pada sariawannya. pasien mengatakan bahwa saat disentuh dengan
lidah tidak terasa kasar, pasien tidak memakai obat sesuai instruksi obat digunakan
secara teratur, saat ini obat periokin gel tersisa 2/3 tube dan obat Becom C telah
habis. Pasien membawa obat.
O = EO = Normal
IO = Pada mukosda labial bawah kiri terdapat makula, berwarna kemerahan,
single, irreguler berbatas jelas, diameter kurang lebih 2 mm, unilateral dan tidak
sakit.
A = Traumatic ulser belum sembuh
P = - menjaga OH
- Melanjutkan penggunaan obat periokin gel
- hati-hati saat makan dan berbicara
- menganjurkan mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
Gambar 3. Foto intra oral mukosa lebial bawah kiri terdapat makula (kontrol ke-2 4-1-2019)
PEMBAHASAN
A. Lesi Terapi
1. Definisi Traumatic Ulcer
Ulser adalah suatu defek pada jaringan epitel berupa lesi cekung berbatas jelas yang telah
kehilangan lapisan epidermis (Greenberg dan Glick, 2003). Ulser adalah suatu luka terbuka dari
kulit atau jaringan muka yang memperlihatjkan disintegritas dan nekrosis jaringan sedikit demi
sedikit. Ulser meluas melewati lapisan basal dari epitel dan ke dalam dermisnya,
penyembuhannya diikuti dengan pembentukan jaringan parut (Langlais dkk, 2013).
Ulser traumatik biasanya terasa sakit dan lesinya berupa ulser tunggal berbatas eritema
dengan dasar yang dilapisi pseudomembran. Menurut Mosby’s Dental Dictionary (2008),
Traumatic ulcer adalah bentukan lesi ulseratif yang disebabkan oleh adanya trauma. Traumatic
ulcer dapat terjadi pada semua usia dan pada kedua jenis kelamin. Lokasinya biasanya pada
mukosa pipi, mukosa bibir, palatum, dan tepi perifer lidah (Langlais dkk, 2013).

2. Etiologi Traumatic Ulcer


Etiologi traumatik ulcer ini disebablan oleh trauma oral bisa fisik ataupun kimia. Trauma
fisik yang biasa terjadi termasuk pipi atau lidah yang tergigit, iritasi gigi tiruan yang tidak sesuai,
trauma dari benda asing atau bahkan trauma dari sebuah sikat gigi karena terlalu bersemangat
menyikat gigi (Langlais dkk, 2013).Traumatic ulcer disebabkan oleh trauma berupa bahan-bahan
kimia, panas, listrik, atau gaya mekanik (Langlais dkk, 2013). Ulser traumatik terjadi karena
tergigit, adanya gigi yang tajam, atau gigi tiruan yang kasar (Langlais dkk, 2013).
Menurut Houston (2009),traumatik ulser disebabkan oleh berbagai factor (Langlais dkk, 2013):
 Trauma mekanis : sering ditemukan di mukosa bukal, mukosa labial bibir atas dan
bawah, dan batas lateral lidah. Mocobucofold, gingiva dan mukosan palatal juga dapat
terlihat .contoh trauma mekanis : trauma saat menyikat gigi, gigi yang patah atau tajam,
tambalan yang kurang sempurna, iritasi gigi tiruan, iritasi kawat ortodonti, iritasi bahan
kedokteran gigi lainnya.
 Trauma kimia : trauma kimia dapat merusak berbagai daerah pada membran mukosa.
Contoh trauma kimia : aspirin, hydrogen peroksida, silver nitrat,dan fenol.
 Suhu yang panas : lesi biasanya terjadi pada posterior mukosa bukal dan palatum. Contoh
: makanan atau minuman terlalu panas.
3. Patofisiologi Traumatic Ulcer
Pada awal lesi terdapat infiltrasi limfosit yang diikuti oleh kerusakan epitel dan infiltrasi
neutrofil ke dalam jaringan. Sel mononuklear juga mengelilingi pembuluh darah (perivaskular),
tetapi tidak terlihat adanya vaskulitis (Cawson dan Odell, 2008).
Gejala ulser traumatik ini adalah sakit, ketidaknyamanan dalam 24 hingga 48 jam sesudah
trauma terjadi. Gambaran lesi ulser bergantung pada faktor iritannya. Mukosa berubah menjadi
makula berwarna merah, yang dalam waktu singkat bagian tengahnya berubah menjadi jaringan
nekrotik dengan epitelnya hilang sehingga terjadi lekukan dangkal. Ulser akan ditutupi oleh
eksudat fibrin kekuningan dan apabila dasar ulser berubah warna menjadi merah muda tanpa
eksudat fibrin, menandakan lesi sedang memasuki tahap penyembuhan.Mukosa oral terdiri dari
lapisan epitel gepeng berlapis yang tipis dan rapuh yang banyak disuplai oleh pembuluh darah.
Epitel oral mempertahankan integritas struktural dengan proses pembaruan sel terus-menerus
dimana sel-sel yang dihasilkan oleh pembelahan mitosis dalam lapisan terdalam bermigrasi ke
permukaan untuk menggantikan sel yang terbuka. Pembaruan sel berlangsung cepat, sehingga
penyembuhan luka akan cepat terjadi, namun kemungkinan untuk kerusakan sel juga tinggi.
Suplai darah yang melimpah dan kerapuhan sel epitel, menjadi risiko untuk terjadinya infeksi,
inflamasi, dan trauma meningkat (Cawson dan Odell, 2008).
Ulser ini akan sembuh dengan sendirinya tanpa meninggalkan jaringan parut dalam waktu
10 hingga 14 hari apabila iritan penyebab dihilangkan karena terjadi proses keratinisasi dan
pembaharuan sel-sel epitel mukosa oral (Cawson dan Odell, 2008).

4. Gambaran Klinis Traumatic Ulcer


Gambaran klinis dari traumatic ulcer bervariasi dalam ukuran dan bentuknya sesuai
dengan penyebabnya. Biasanya traumatic ulcer mempunyai gambaran khas berupa ulser tunggal
dengan batas yang tidak teratur, tampak sedikit cekung tidak ada indurasi, jika dipalpasi terasa
lunak dan sakit. Pada bagian tengah ulser biasanya berwarna kuning-kekuningan, dengan batas
yang tegas dan adanya membran fibrinopurulen. Sedangkan di perifer lesi pada awalnya terdapat
daerah eritematous, kemudian perlahan-lahan warnanya menjadi lebih muda karena proses
keratinisasi (Field, 2003).
Rasa sakit pada ulser biasanya timbul terutama saat memakan makanan yang panas,
pedas, atau asin. Mukosa yang rusak karena bahan kimia, seperti terasa burn sensation oleh
aspirin, lapisan epitel mukosanya menjadi nekrosis dengan gambaran plak berwarna putih.
Kemudian epitel yang mengalami nekrosis ini mengelupas dan meninggalkan daerah ulserasi.
Oleh sebab itu traumatic ulcer yang disebabkan oleh bahan kimia bentuk lesinya memiliki batas
yang tidak jelas (Langlais dkk, 2013).
Lokasi, ukuran, dan bentuk lesi tergantung trauma yang menjadi penyebab. Secara
simtomatik, gambaran yang paling sering berupa ulser tunggal dan sakit dengan permukaan lesi
halus, berwarna putih kekuningan atau merah, dengan tepi eritem tipis. Ulser biasanya lunak
pada palpasi, dan sembuh tanpa berbekas dalam 6-10 hari, secara spontan atau setelah
menghilangkan penyebab. (Langlais dkk, 2013).

5. Histologi traumatic ulser


Lesi traumatik ulser akut dan kronis memiliki perbedaan gambaran histologis, yaitu
keterlibatan sel makrofag antara kedua lesi tersebut. Pada lesi akut, permukaan epithelium yang
hilang digantikan oleh jaringan fibrin yang banyak mengandung neutrophil, sedangkan pada lesi
kronis sel makrofag yang banyak terlihat adalah eosinophil, kemudian pada lesi akut regenerasi
sel epithelium dimulai pada tepi ulser dan pada lesi kronis regenerasi epithelium mungkin tidak
terjadi (Regezi et al., 2009).

6. Diagnosa Banding
SAR (Stomatitis Aphtosa Rekuren)
KONSEP MAPPING

Ulser Ttrauma mekanik Tergigit ketika makan Klinik

Ttrauma kimiawi  Ulser


Etiologi  Berbatas jelas
 reguler
Ttrauma termal
 berwarna putih tepi kemerahan
 single
Ttrauma elektrik  diameter kurang lebih 3 mm
 Unilateral
 Terasa sakit

Fase penyembuhan

Hemostatis

Trombosi
t

Vasokontriksi clot sealing Sekresi growth faktor

Inflamasi

Neutrofil Makrofag

Fagosit debris dan mikroorganisme Fagosit bakteri

Sekresi enzim intraseluler Sekresi enzim ekstraseluler

Aktivasi trombosit Memindahkan jaringan devital

Pelepasan Fibroblas Memperbaiki kerusakan jaringan

Poliferasi

Angiogenesis Deposisi Kolagen Pembentukan jaringan granulasi Epitelisas


i

Maturasi

Penyusunan jaringan kolagen oleh fibroblas Traumatik ulser sembuh


KESIMPULAN

Menurut Houston (2009),traumatik ulser disebabkan oleh berbagai factor (Langlais dkk,
2013) Trauma mekanis sering ditemukan di mukosa bukal, mukosa labial bibir atas dan bawah,
dan batas lateral lidah. Mocobucofold, gingiva dan mukosan palatal juga dapat terlihat .Contoh
trauma mekanis : trauma saat menyikat gigi, gigi yang patah atau tajam, tambalan yang kurang
sempurna, iritasi gigi tiruan, iritasi kawat ortodonti, iritasi bahan kedokteran gigi lainnya
(Langlais dkk, 2013).
Gambaran klinis dari traumatic ulcer bervariasi dalam ukuran dan bentuknya sesuai
dengan penyebabnya. Biasanya traumatic ulcer mempunyai gambaran khas berupa ulser tunggal
dengan batas yang tidak teratur, tampak sedikit cekung tidak ada indurasi, jika dipalpasi terasa
lunak dan sakit. Pada bagian tengah ulser biasanya berwarna kuning-kekuningan, dengan batas
yang tegas dan adanya membran fibrinopurulen. Sedangkan di perifer lesi pada awalnya terdapat
daerah eritematous, kemudian perlahan-lahan warnanya menjadi lebih muda karena proses
keratinisasi (Field, 2003).
Berdasarakan anamnesis dari pemeriksaan klinis, diagnosis untuk kasus ini adalah
traumatic ulser etcausa mekanis tergigit. Ulser berlokasi pada bagian bibir bawah kiri, lesi
berwarna putih kekuningan dan tepinya kemerahan serta berdiameter kurang lebih 3x6 mm. pada
kasus ini ulser disebabkan oleh trauma mekanis tergigit ketika makan.
Perawatan yang dilakukan adalah Pasien diintruksikan untuk mengunyah perlahan
ketika makan serta memberikan terapi berupa pemberian periokin gel. Pasien juga diberikan
intruksi untuk menjaga OH dan pemberian obat periokin gel dan Becom C.
Saat kontrol pertama hari ke 7 pasien sudah tidak merasakan sakit pada sariawan bibir
bawah dalam sebelah kiri, pemeriksaan ekstra oral normal sedangkan pemeriksaan intra oral
masih terdapat makula, berwarna kemerahan, berbatas jelas, bentuk irregular, single, diameter
kurang dari 3 mm, dan tidak sakit. Pasien diinstruksikan untuk melakukan kontrol 2 hari 14
dikarenakan ulser masih belum sembuh.
Saat kontrol kedua hari ke 14 pasien sudah tidak merasakan sakit pada sariawan bibir
bawah kiri, pemeriksaan ekstra oral normal, pemeriksaan intra oral terdapat makula, berwarna
kemerahan, bentuk irreguler, berbatas jelas berdiameter kurang lebih 2 mm, dan tidak sakit.
Traumatik ulser belum sembuh dikarenakan pasien menggunakan obat tidak sesuai instruksi.
Obat Periokin mengandung clorheksidin glukonat 0,2 % sebagai antiseptik, metilsalisilat 0.07 %
untuk mengatasi rasa sakit, Mentol 0.06 % mengurangi rasa sakit dengan sensasi dingin, dan
bahan tambahan lainnya. Obat ini mempercepat proses penyembuhan karena kandungan
antiseptiknya berguna sebagai bakteriostatik sehingga mengurangi mikroorganisme yang
menginfeksi sel epitel.
DAFTAR PUSTAKA

Langlais RP, Miller CS, Nield-Gerhrig JS. Atlas Bewarna Lesi Mulut yang Sering Ditemukan.
2013. 4rd ed. Indonesia: EGC.
Regezi J A, Sciubba J.J., Jordon R. C. K. Oral pathology Clinical Pathologic Correlations.
2009. 5th ed. India: Elsevier.
Cawson RA., Odell EW. Oral Pathology and Oral Medicine. 2008. 8th ed. Uk: Elsevier.
Burket LW., Greenberg MS. Burket’s Oral Medicine. 2008. 11th ed. Hamilton, Ont: BC Decker.
Field A., Longman L. Tyldsley’s Oral Medicine Oxford Fift edition. 2003. Oxford University
press.
Ghom A. G. Texbook of Oral medicine 2nd ed. 2014. USA: Jaypee

Anda mungkin juga menyukai