Disusun oleh:
Nama : Andi Fachrudi
NIM : 40617036
2. INTRA ORAL
a. Mukosa labial atas (3): Pada mukosa labial atas kanan dankiri terdapat makula,
berwarna putih, irregular, berbatas jelas, multiple, bilateral, tidak dapat dikerok,
dan tidak sakit.
bawah (4) : Pada mukosa labial kiri terdapat ulser, berwarna putih
kemerahan, berbentuk irreguler, berbatas jelas, diameter
3x6 mm, unilateral, dan sakit.
b. Komisura kanan (5) : Taa
Kiri (6) : Taa
c. Mukosa bukal kanan (7) : Pada mukosa bukal kanan terdapat keratosis pada
pipi segaris oklusal gigi dari gigi P-M, berbatas jelas bilateral, tida dapat dikerok,
sewarna jaringan sekitar, tidak sakit.
Kiri (8) : Pada mukosda bukal kiri terdapat keratosis pada
pipi segaris oklusal gigi dari gigi P-M, berbatas jelas bilateral, tida dapat dikerok,
sewarna jaringan sekitar, tidak sakit
d. Labial fold atas (9) : TAA
Bawah (10) : TAA
e. Bukal fold atas (11) : TAA
Bawah (12) : TAA
f. Gingiva rahang atas (13) (14) (14) : Pada gigiva anterior terdapat makula,
berwarna kecoklatan, dari gigi C kanan sampai gigi C kiri, bilateral, irreguler,
berbatas jelas, dan tidak sakit.
Rahang bawah (16) (17) (18) : Pada gigiva anterior terdapat makula, berwarna
kecoklatan, dari gigi C kanan sampai gigi C kiri, bilateral, irreguler, berbatas
jelas, dan tidak sakit.
g. Palatum (19) (20) (21) (22) : TAA
h. Arkus palatoglosus anterior (23) : TAA
Posterior (24) : TAA
i. Lidah (25) (26) (27) (28) (29) : Pada permukaan dorsal lidah terdapat
ulser, irreguler, single, panjang kurang lebih 6 mm, sewarna jaringan sekitar,
jaringan sekitar normal, dan tidak sakit.
j. Dasar mulut (30) : TAA
IV. Diagnosis sementara : Traumatic ulser at causa mekanik tergigit
V. Penatalaksanaan lesi traumatic ulser:
- Pasien diinstruksikan untuk berkumur terlebih dahulu
- Keringkan lesi dengan menggunakan cotton pellet
- Aplikasikan povidone iodine 10% dengan cotton pellet
- Aplikasikan periokin gel dengan menggunakan cotton pellet
- Pasien diintruksikan untuk tidak makan dan minum selama 30 menit
Resep :
R/ periokin gel 2o ml tube No. I
ʃ 4 dd lit.or
Gambar 1. Foto intra oral mukosa labial bawah kiri terdapat ulser
(kunjungan pertama 21-12-2018)
Kontrol 1:
S = Pasien datang pasca perawatan sariawan hari ke 7, pasien sudah tidak merasakan
sakit pada sariawannya, pasien menggunakan obat sesuai instruksi, obat periokin gel
tersisa ¾ tube dan obat Becom C tersisa 3 butir.
O = EO = Normal
IO = pada mukosa labial bawah kiri terdapat makula, berwarna kemerahan,
bentuk irregular, berbatas jelas, single, diameter kurang lebih 3 mm, dan tidak sakit.
A = traumatik ulser belum sembuh
P = - menjaga OH
-Melanjutkan mengkonsumsi obat Becom C dan periokin gel
- hati-hati saat makan dan berbicara
- menganjurkan mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
- intruksi kontrol 7 hari kemudian hari ke-14 (04-1- 2019)
Gambar 2. Foto intra oral mukosa labial bawah kiri terdapat makula (kontrol ke-1 28-12-2018)
Kontrol 2 :
S = Pasien datang pasca perawatan sariawan hari ke-14, pasien sudah tidak
merasakan sakit pada sariawannya. pasien mengatakan bahwa saat disentuh dengan
lidah tidak terasa kasar, pasien tidak memakai obat sesuai instruksi obat digunakan
secara teratur, saat ini obat periokin gel tersisa 2/3 tube dan obat Becom C telah
habis. Pasien membawa obat.
O = EO = Normal
IO = Pada mukosda labial bawah kiri terdapat makula, berwarna kemerahan,
single, irreguler berbatas jelas, diameter kurang lebih 2 mm, unilateral dan tidak
sakit.
A = Traumatic ulser belum sembuh
P = - menjaga OH
- Melanjutkan penggunaan obat periokin gel
- hati-hati saat makan dan berbicara
- menganjurkan mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
Gambar 3. Foto intra oral mukosa lebial bawah kiri terdapat makula (kontrol ke-2 4-1-2019)
PEMBAHASAN
A. Lesi Terapi
1. Definisi Traumatic Ulcer
Ulser adalah suatu defek pada jaringan epitel berupa lesi cekung berbatas jelas yang telah
kehilangan lapisan epidermis (Greenberg dan Glick, 2003). Ulser adalah suatu luka terbuka dari
kulit atau jaringan muka yang memperlihatjkan disintegritas dan nekrosis jaringan sedikit demi
sedikit. Ulser meluas melewati lapisan basal dari epitel dan ke dalam dermisnya,
penyembuhannya diikuti dengan pembentukan jaringan parut (Langlais dkk, 2013).
Ulser traumatik biasanya terasa sakit dan lesinya berupa ulser tunggal berbatas eritema
dengan dasar yang dilapisi pseudomembran. Menurut Mosby’s Dental Dictionary (2008),
Traumatic ulcer adalah bentukan lesi ulseratif yang disebabkan oleh adanya trauma. Traumatic
ulcer dapat terjadi pada semua usia dan pada kedua jenis kelamin. Lokasinya biasanya pada
mukosa pipi, mukosa bibir, palatum, dan tepi perifer lidah (Langlais dkk, 2013).
6. Diagnosa Banding
SAR (Stomatitis Aphtosa Rekuren)
KONSEP MAPPING
Fase penyembuhan
Hemostatis
Trombosi
t
Inflamasi
Neutrofil Makrofag
Poliferasi
Maturasi
Menurut Houston (2009),traumatik ulser disebabkan oleh berbagai factor (Langlais dkk,
2013) Trauma mekanis sering ditemukan di mukosa bukal, mukosa labial bibir atas dan bawah,
dan batas lateral lidah. Mocobucofold, gingiva dan mukosan palatal juga dapat terlihat .Contoh
trauma mekanis : trauma saat menyikat gigi, gigi yang patah atau tajam, tambalan yang kurang
sempurna, iritasi gigi tiruan, iritasi kawat ortodonti, iritasi bahan kedokteran gigi lainnya
(Langlais dkk, 2013).
Gambaran klinis dari traumatic ulcer bervariasi dalam ukuran dan bentuknya sesuai
dengan penyebabnya. Biasanya traumatic ulcer mempunyai gambaran khas berupa ulser tunggal
dengan batas yang tidak teratur, tampak sedikit cekung tidak ada indurasi, jika dipalpasi terasa
lunak dan sakit. Pada bagian tengah ulser biasanya berwarna kuning-kekuningan, dengan batas
yang tegas dan adanya membran fibrinopurulen. Sedangkan di perifer lesi pada awalnya terdapat
daerah eritematous, kemudian perlahan-lahan warnanya menjadi lebih muda karena proses
keratinisasi (Field, 2003).
Berdasarakan anamnesis dari pemeriksaan klinis, diagnosis untuk kasus ini adalah
traumatic ulser etcausa mekanis tergigit. Ulser berlokasi pada bagian bibir bawah kiri, lesi
berwarna putih kekuningan dan tepinya kemerahan serta berdiameter kurang lebih 3x6 mm. pada
kasus ini ulser disebabkan oleh trauma mekanis tergigit ketika makan.
Perawatan yang dilakukan adalah Pasien diintruksikan untuk mengunyah perlahan
ketika makan serta memberikan terapi berupa pemberian periokin gel. Pasien juga diberikan
intruksi untuk menjaga OH dan pemberian obat periokin gel dan Becom C.
Saat kontrol pertama hari ke 7 pasien sudah tidak merasakan sakit pada sariawan bibir
bawah dalam sebelah kiri, pemeriksaan ekstra oral normal sedangkan pemeriksaan intra oral
masih terdapat makula, berwarna kemerahan, berbatas jelas, bentuk irregular, single, diameter
kurang dari 3 mm, dan tidak sakit. Pasien diinstruksikan untuk melakukan kontrol 2 hari 14
dikarenakan ulser masih belum sembuh.
Saat kontrol kedua hari ke 14 pasien sudah tidak merasakan sakit pada sariawan bibir
bawah kiri, pemeriksaan ekstra oral normal, pemeriksaan intra oral terdapat makula, berwarna
kemerahan, bentuk irreguler, berbatas jelas berdiameter kurang lebih 2 mm, dan tidak sakit.
Traumatik ulser belum sembuh dikarenakan pasien menggunakan obat tidak sesuai instruksi.
Obat Periokin mengandung clorheksidin glukonat 0,2 % sebagai antiseptik, metilsalisilat 0.07 %
untuk mengatasi rasa sakit, Mentol 0.06 % mengurangi rasa sakit dengan sensasi dingin, dan
bahan tambahan lainnya. Obat ini mempercepat proses penyembuhan karena kandungan
antiseptiknya berguna sebagai bakteriostatik sehingga mengurangi mikroorganisme yang
menginfeksi sel epitel.
DAFTAR PUSTAKA
Langlais RP, Miller CS, Nield-Gerhrig JS. Atlas Bewarna Lesi Mulut yang Sering Ditemukan.
2013. 4rd ed. Indonesia: EGC.
Regezi J A, Sciubba J.J., Jordon R. C. K. Oral pathology Clinical Pathologic Correlations.
2009. 5th ed. India: Elsevier.
Cawson RA., Odell EW. Oral Pathology and Oral Medicine. 2008. 8th ed. Uk: Elsevier.
Burket LW., Greenberg MS. Burket’s Oral Medicine. 2008. 11th ed. Hamilton, Ont: BC Decker.
Field A., Longman L. Tyldsley’s Oral Medicine Oxford Fift edition. 2003. Oxford University
press.
Ghom A. G. Texbook of Oral medicine 2nd ed. 2014. USA: Jaypee