TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Eritema multiforme (EM) merupakan penyakit kulit akut dan dapat sembuh
dengan sendirinya yang dicirikan dengan papul merah simetris yang timbul secara
tiba-tiba, dan beberapa menjadi lesi target yang tipikal kadang-kadang atipikal. EM
merupakan erupsi mendadak dan rekuren pada kulit dan kadang-kadang pada selaput
lendir dengan gambaran bermacam-macam spektrum dan gambaran khas berbentuk
iris (target lesion). Eritema menunjukkan perubahan warna kulit yang disebabkan
karena dilatasi pembuluh darah, khususnya pada dermis pars retikularis dan pars
papillaris. Pada kasus yang berat disertai gejala konstitusi dan lesi viseral.(1, 2)
2.2 Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui. Faktor-faktor penyebabnya selain alergi
terhadap obat sistemik, ialah peradangan oleh bakteri dan virus tertentu, rangsangan
fisik, misalnya sinar matahari, hawa dingin, faktor endokrin seperti keadaan hamil
atau haid, dan penyakit keganasan. Pada anak-anak dan dewasa muda, erupsi
biasanya disertai dengan infeksi, sedangkan pada orang dewasa disebabkan oleh obatobat dan keganasan.(2) Infeksi HSV yang mendahului adalah faktor presipitasi yang
paling sering terjadi, kadang-kadang juga ada infeksi lain yang mendahului, atau
paparan terhadap obat.
HSV adalah agen infeksius yang jelas hubungannya, dan Mycoplasma
pneumoniae, Histoplasma capsulatum, dan parapoxvirus (orf) yang ada tetapi jarang
ditemukan. EM terkait-Histoplasmosis telah dikatakan bahwa terjadi lebih sering
pada pasien-pasien yang juga mengalami eritema nodosum. Saat ini, bukti bahwa
virus EpsteinBarr adalah factor presipitasi masih tidaklah sempurna. Lebih jarang
lagi, EM juga dihubungkan dengan penyakit sistemik atau akibat obat.
sampai
nekrosis
epidermal
yang
konfluen.
Epidermo-dermal
junction
dengan infiltrat yang miskin sel dan mengandung kebanyakan makrofag dan
dendrosit. Perbedaan ini menunjukkan pathogenesis yang jelas untuk penyakitpenyakit tersebut.(3)
2.3 Manifestasi Klinis
Eritema multiforme, penyakit yang dicirikan dengan bentuk iris merah atau
macula bull's eye-like, papul, atau bulla yang terutama terbatas pada ekstremitas,
wajah, dan bibir. Penyakit ini biasanya ditemani oleh adanya demam ringan, malaise,
dan artralgia. Biasanya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda pada musim semi,
dengan durasi sekitar 2-4 minggu, dan sering terjadi rekurensi dalam beberapa tahun.
(4)
EM adalah penyakit yang berbeda dari SSJ dan NET dalam banyak tingkatan
gejala klinis, prognosis, dan etiologi. Kriteria klinis memungkinkan untuk
membedakan kedua bentuk EM dari SSJ dan NET pada pasien dengan jumlah yang
besar. Kriteria klinis ini mencakup tipe lesi dasar kulit, distribusi lesi, ada/tidaknya
keterlibatan lesi pada mukosa yang jelas, dan ada/tidaknya gejala-gejala sistemik.(1)
1. Tipe Lesi Kulit
Tipe lesi kulit yang khas pada EM berupa lesi target tipikal. Lesi
berdiameter <3cm, bentuk bulat dengan batas tegas, dan terdiri dari tiga zona,
dimana dua cincin konsentris dengan perubahan warna di sekitar zona pusat
lesi merupakan bukti kerusakan epidermis dalam pembentukan bulla atau
krusta. Lesi target tipikal ini kadang-kadang ditemukan sebagai lesi iris
dikarenakan tampakannya yang seperti pelangi (rainbow-like appearance).(1)
Lesi target yang muncul dini seringnya memiliki zona yang gelap di
tengah dan zona merah di bagian luarnya, tetapi dapat berubah menjadi tiga
zona dengan perubahan warna. Setiap cincin konsentris pada lesi target
kebanyakan menunjukkan urutan kejadian dari proses patologis serupa yang
sedang terjadi. Hal ini dapat menjelaskan mengapa hanya pada beberapa
pasien yang memiliki jumlah lesi yang berkembang penuh, dimana lesi target
tipikal belum tampak atau terbentuk sepenuhnya, sementara pada pasien lain
semua lesi memiliki perkembangan yang sama, sehingga menunjukkan
tampakan klinis yang monomorfik. Tidak menutup kemungkinan bahwa
hanya beberapa lesi target yang ditemukan, sehingga pemeriksaan kulit
lengkap sangatlah penting.(1)
Pada EM, lesi target atipikal juga dapat menemani lesi target tipikal
atau sebagai lesi kutanues primer. Kebanyakan lesi ini ditemukan sebagai
bentuk yang bulat, edema, palpable, serupa dengan EM, tetapi hanya
memiliki dua zona dengan/tanpa tepi yang jelas. Lesi ini harus dapat
dibedakan dengan lesi target yang rata (makula) atipikal yang ditemukan pada
SSJ atau NET, dan kelainan lain selain EM. Diagnosis lain tersebut ditemukan
sebagai lesi bulat yang juga serupa dengan EM, tetapi hanya memiliki dua
zona dengan/tanpa tepi yang jelas, tetapi non-palpable (dengan pengecualian
inti bentuk vesikel/bulla).(1)
2. Distribusi Lesi
Meskipun ada variasi dari tiap individu, lesi-lesi yang banyak biasanya
sering ditemukan. Pada umumnya, lesi pada EM timbul lebih sering pada
ekstremitas dan wajah; lesi target kebanyakan pada ekstremitas superior, sama
halnya dengan erupsi lainnya secara keseluruhan pada EM. Dorsum manus
dan region antebrachium adalah lokasi lesi yang paling banyak ditemukan,
tetapi volar manus, leher, wajah, dan badan juga lokasi umum dari lesi.
Keterlibatan lesi pada kaki jarang ditemukan. Lesi EM juga dapat muncul
pada arena yang terpapar sinar matahari. Sebagai tambahan, lesi cenderung
membentuk kelompok, terutama pada siku dan lutut.(1)
Fenomena Koebner dapat ditemukan, dengan lesi target yang muncul
di sekitar area yang mengalami trauma kutis seperti goresan (perhatikan
gambar 1F), atau sebagai eritema dan pembengkakan dari lipatan proksimal
kuku pada lokasi yang sering mengalami trauma. Trauma harus mendahului
onset erupsi EM karena fenomena Koebner tidak akan muncul ketika lesi EM
sudah ada.(1)
3. Lesi Mukosa
Keterlibatan mukosa yang berat adalah ciri dari EM mayor. Keterlibatan
mukosa biasanya tidak ada pada EM minor, dan jika ditemukan biasanya lesi
hanya beberapa dan sedikit bergejala. Lesi mukosa primer EM berbentuk
vesikobullosa dan sangat cepat berkembang menjadi erosi yang sangat sakit
yang melibatkan mukosa buccal dan bibir, seperti halnya mukosa pada mata
dan genitalia. Pada bibir, erosi sangat cepat berkembang menjadi krusta yang
perih. Erosi pada mukosa anogenitalia seringnya lebih besar dan polisiklik
dengan permukaan yang basah.(1)
Gejala-gejala sistemik hampir selalu muncul pada EM mayor dan tidak ada atau
terbatas pada EM minor. Pada EM mayor, gejala sistemik biasanya mendahului dan
menemani lesi kulit berupa demam dan asthenia dengan derajat yang bervariasi.
Artralgia dengan pembengkakan sendi kadang-kadang ditemukan, sama halnya
keterlibatan pneumonia atipikal, dimana manifestasi pulmonal dari EM dengan
penyakit lain terkait infeksi seperti M. pneumoniae tidaklah jelas. Ginjal, hepar, dan
kelainan hematologi pada EM mayor jarang ditemukan.(1)
Dengan mengintegrasikan keempat kriteria klinis ini, perbedaan antara EM mayor,
EM minor, dan SSJ dapat dijabarkan :
Gejala klinis berupa spectrum yang bervariasi dari eruosi local kulit dan selaput
lender sampai bentuk berat berupa kelainan multisystem yang dapat menyebabkan
kematian. Didapati 2 tipe dasar :
1. Tipe maukal eritema
Erupsi timbul mendaak simetrik dengan tempat prediksi dipunggung tangan,
telapak tangan, bagian ekstensor ekstremitas, dan selaput lender. Pada
keadaan berat dapat juga mengenai badan. Lesi terjadi tidak serentak tetapi
(pada fixed drug eruption jumlah lesi lebih sedikit).(1) EM rekuren selama masa
kanak-kanak dapat menyerupai erupsi cahaya polimorfik atau juvenile spring
eruption dimana hal ini diinduksi oleh sinar matahari dan berkembang pada paparan
pertama terhadap matahari di musim semi.
Pada pasien dengan sistemik lupus eritematosa (SLE), kadang-kadang lesi
pada individu menyerupai lesi target pada EM, tetapi juga ditemukan lesi yang khas
pada SLE. Lesi awal pada vaskulitis, biasanya vaskulitisurtikaria, dapat menyerupai
lesi target pada EM. Biposi kulit diperlukan untuk menyingkirkan SLE dan vaskulitis;
ditambah dengan peningkatan laju endap darah, autoantibodi, dan penurunan kadar
komplemen serum.(1)
2.5 Penatalaksanaan
Untuk semua bentuk eritema multiforme, penanganan yang paling penting
adalah penanganan simtomatik, yaitu antihistamin oral, analgesik, perawatan kulit,
dan soothing mouthwashes (yaitu dengan membilas mulut dengan warm saline water
atau dicampur dengan difenhidramin, xylocaine, dan kaopectate).(6)
Pada kasus ringan diberi pengobatan simtomatik, meskipun sedapat-dapatnya
perlu dicari penyebabnya. Pada penyakit ini biasanya dapat diberikan pengobatan
kortikosteroid per oral, misalnya berupa prednison 3 x 10 mg sehari.(2, 7)
Manajemen eritema multiforme melibatkan penentuan etiologi bila mungkin.
Langkah pertama adalah untuk mengobati kecurigaan penyakit menular atau untuk
menghentikan obat kausal.(7) Penanganan terhadap infeksi seharusnya setelah kultur
dan/atau pemeriksaan serologis dilakukan. Pengobatan topikal berupa antiseptik
topikal untuk lesi kulit yang telah erosi dan bilasan antiseptik/antihistamin dan
anestetik lokal untuk lesi mukosa. Penggunaan cairan antiseptik, seperti klorhexidin
0.05% saat mandi dapat mencegah superinfeksi. Pengobatan topikal, termasuk yang
melibatkan organ genitalia, harus dilakukan dengan gauze dressing atau hidrokoloid.
Pemberian preparat topikal mata harus diberikan oleh ahli oftalmologi, seperti
lubrikan untuk mata kering, usapan pada forniks konjungtiva, dan pembersihan
yang lebih besar dan lebih efektif dalam menekan EM terkait HSV yang rekuren.(8)
2.6 Prognosis
Kebanyakan kasus eritema multiforme bersifat self-limited. Pada EM minor,
lesi berkembang lebih 1-2 minggu dan pada akhirnya mereda dalam 2-3 minggu
tanpa jaringan parut. Bagaimanapun, rekurensi EM minor umum terjadi dan
kebanyakan diawali oleh infeksi subklinis dari HSV.(6)
Eritema multiforme mayor memiliki angka kematian kurang dari 5% dan
perlangsungannya lebih lama dimana penyembuhan membutuhkan 3-6 minggu. Lesi
kulit biasanya sembuh dengan meninggalkan lesi hipo/hiperpigmenatasi. Jaringan
parut biasanya tidak ada, kecuali setelah infeksi sekunder.(6) Rekurensi ditemukan
sekitar 20-25% dari kasus EM. Meskipun penyakit ini dapat sembuh secara spontan
dalam 10-20 hari, beberapa pasien dapat mengalami 2-24 kali episode dalam setahun.
(8)