Anda di halaman 1dari 2

Striktura Uretra Striktura Uretra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya.

Penyempitan lumen ini disebabkan karena dindingnya mengalami fibrosis dan pada tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis korpus spongiosum. Stiktura uretra disebabkan karena suatu infeksi, trauma pada uretra, dan kelainan bawaan. Infeksi yang sering terjadi akibat infeksi kuman gonokokus yang menginfeksi uretra beberapa tahun sebelumnya hingga terjadi striktura uretra. Jenis trauma yang dapat menyebabkan stiktura uretra adalah trauma tumpul pada selangkangan (straddle injury), fraktur tulang pelvis, dan instrumentasi atau tindakan transuretra yang kurang hati hati. Sebagai contoh tindakan yang kurang hati hati pada pemasangan kateter dapat menimbulkan salah jalan (false route) yang menimbulkan kerusakan uretra dan menyisakan striktura di kemudian hari. Patofisiologi yang terjadi pada stiktura uretra akan menimbulkan proses peradangan akibat trauma atau infeksi pada uretra akan menyebabkan terbentuknya jaringan sikatrik pada uretra. Jaringan sikatrik pada lumen uretra menimbulkan hambatan aliran urin hingga retensi urin atau anuria.

Retensi Urin Retensi urin adalah ketidak mampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul di dalam buli buli hingga kapasitas maksimal buli buli terlampaui, disertai rasa sakit yang hebat didaerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat . Proses miksi yang terjadi karena adanya koordinasi harmonik antara otot otot detrusor buli buli sebagai pemnampung dan pemompa urin dengan uretra yang bertindak sebagai pipa untuk menyalurkan urin. Retensi urin hampir sama dengan anuria, terjadi akibat adanya penyumbatan pada uretra, kontraksi buli buli yang tidak adekuat, atau tidak adanya koordinasi antara buli buli dan uretra. Gambaran secara klinis pasien mengeluh tertahan kencing atau kencing keluar sedikit sedikit. (Manuputty, 1995)

Etiologi Bisa dibagi menurut lokasi yaitu: a. Supravesikal, berupa kerusakan pada pusat miksi di medula spinalis S2 S4 setinggi vertebra thorakal 12 hingga vertebra lumbal 1, kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian atau seluruhnya, misal pada oprasi miles dan mesenterasi pelvis, kelainan medula spinalis misalnya, meningokel, tabes dorsalis, atau spasmus sfingter yang ditandai dengan rasa sakit yang hebat. b. Vesikal, berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada pasien diabetes melitus atau penyakit neurologis. c. Infravesikal berupa pembesaran prostat , kekakuan leher vesika, striktur, batu kecil, tumor pada leher vesika, atau fimosis.

Daftar Pustaka Manuputty D. Batu traktus urinarius dalam: Dalam:Reksoprojo S, Pusponegoro AD, Kartono D. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Jakarta: Binarupa Aksara. 1995

Anda mungkin juga menyukai