Oleh:
Salsabila Nuha Zafira G1G014001
Ichsani Alfina G1G014004
2019
DIAGNOSIS KELAINAN PERIODONTAL (AAP 1999) & FASE
PERAWATAN PERIODONTAL
1. Penyakit gingiva
tidak dapat dilihat secara klinis, pada tahap yang lebih lanjut akan
terlihat tanda dan gejala secara klinis. Gingivitis yang diinduksi plak
serta jaringan dan sel radang dari host. Interaksi plak dan host
Gambar 6 (A) dan (B) Pria berusia 29 tahun dengan infeksi herpes
primer dan peradangan gingiva yang parah,(C) dan (D) Enam
minggu setelah pemberian asiklovir sistemik.
lidah atau mukosa yang dapat dihilangkan dengan kain kasa dan
6) Lesi traumatik
2012).
2. Periodontitis Kronis
diamati pada dewasa, namun dapat terjadi juga pada anak-anak dan
remaja sebagai respon terhadap akumulasi plak dan kalkulus kronis. Hal
hanya diamati pada dewasa, diubah menjadi deksripsi yang lebih umum
berupa “chronic” periodontitis, yang artinya dapat terjadi pada tahap usia
Porphyromonas gingivalis.
probing)
2012).
(Armitage, 1999).
b. Gambaran klinis
1) Terjadi pada orang dewasa, namun dapat juga terjadi pada anak-
anak
dengan hilangnya perlekatan dan tulang alveolar yang cepat, pada satu
dibedakan menjadi:
1) Localized agressive periodontitis
dengan cepat.
mastikasi.
ringan
2012).
Gambar 11 Severe generalized aggressive periodontitis pada pasien laki-
laki berusia 22 tahun dengan riwayat keluarga kehilangan gigi awal
melalui penyakit periodontal. (A) aspek klinis memperlihatkan plak dan
inflamasi minimal, Provisional wire-and resin splint telah ditempatkan
oleh dokter gigi umum untuk menstabilkan gigi. (B) radiografi
memperlihatkan sifat penyakit yang parah, general dengan semua gigi
yang erupsi terkena.
yang diderita, bukan dari akumulasi plak dan kalkulus akibat dari adanya
1) Acquired neutropenia
2) Leukemia
3) Lainnya
b. Gangguan genetik
2) Down syndrome
4) Papilla-Levefre syndrome
5) Chediak-Higashi syndrome
6) Histiocytosis syndrome
8) Lainnya
1) Gambaran Umum
2013).
2) Etiologi
3) Gambaran Klinis
g) Ada rasa sakit dan nyeri yang cepat, kadang terasa perih
panas
et al., 2012).
b. NUP (Necrotizing Ulcerative Periodontitis)
2) Etiologi NUP
a. Abses Gingiva
terlokalisir yang dapat berasal dari infeksi bakteri dan plak, trauma,
dan impaksi benda asing. Secara klinis abses gingiva terlihat adanya
eksudat. Dalam waktu 24-48 jam lesi menjadi fluktuatif disertai mata
lesi yang berisi eksudat, gigi yang berada dekat dengan gigi tersebut
benda asing seperti bulu sikat, duri ikan yang menusuk jaringan
b. Abses Periodontal
A B
Gambar 14 (A) Abses periodontal pada gigi 48, (B) Drainase abses
periodontal gigi 46 melalui poket.
c. Abses Perikoronal
terjadi akibat akumulasi plak dan kalkulus pada permukaan gigi. Lesi
endodontik yang muncul serentak pada gigi yang sama disebut lesi
anatomis melalui foramen apikal dan kanal lateral. Faktor etiologi yang
diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus, serta faktor resiko seperti
trauma, resorpsi akar, perforasi, dan anomali gigi. Inflamasi pulpa yang
Tanda klinis yang muncul dapat berupa probing depth secara lokal,
dalam dan dapat meluas hingga ke apeks gigi (Carranza et al., 2012).
al., 2012).
c. Lesi Gabungan
2) Restorasi gigi
3) Fraktur akar
5) Gingival excess
a) Pseudopocket
d. Trauma oklusal
dan memerlukan tindakan segera (Fedi et al, 2005). Situasi darurat yang
2) Acute pericoronitis
b. Abses
1) Abses gingiva
2) Abses periodontal
3) Abses perikoronal
alat bantu selain sikat gigi yaitu benang gigi maupun pembersih
e. Splinting
mm, dan derajat 3 yaitu kegoyangan > 1 mm pada segala arah dan
Karies khususnya pada daerah proksimal dan serikal gigi serta pada
(Widyastuti, 2009).
g. Kontrol Diet
fase ini:
a. Bedah Periodontal
diantaranya:
1) Kuretase gingiva
2) Gingivektomi
saat diangkat atau dipisahkan dari gigi dan tulang alveolar. Flap
periodontal didesain untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
sebagai berikut:
yang cukup
c. Rekonturing Tulang
e. Pemasangan implant
yang ideal untuk gigi yang hilang, serta evaluasi respon terhadap terapi
skor plak
kalkulus
(Kiswaluyo, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Fedi, P.F., Vernino, A.R., Gray, J.L., 2005, Silabus Periodonti, EGC, Jakarta.
Ismail, A.K., 2015, Penatalaksanaan Ekstrusi Gigi Incisivus Lateral Pada Kasus
Pathologic Tooth Migration Periodontitis Kronis Dengan Menggunakan
Splint Fixed Appliance, Odonto Dental Jurnal, 2(2):22-24.
Li, X., Kolltveit, K.M., Tronstad, L., Olsen I., 2000, Systemic Disease Caused by
Oral Infection, Clinical Microbiology Reviews, 13(4):547-558.
Langlais R.P., Miller C.S., Nield-Gehrig J.S., 2013, Atlas Berwarna Lesi Mulut
yang Sering Ditemukan.4rd ed. EGC, Jakarta.
Louisa, M., Yunarti, S., 2015, Lesi Endoperio, Makasar Dent J., 4(3):83-90.
Manson, J.D., Eley, B.M., 2013, Buku Ajar Periodonti, Hipokrates, Jakarta.
Murakami, S., Mealey, B.L., Mariotti, A., Chapple, I.L.C., 2018, Dental Plaque-
Induced Gingival Conditions, Journal of Clinical Periodontology,
45(20):S17-S27.