Kasus 1
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas tutorial yang diberi oleh
drg. Anne Agustina Suwargiani, M.KM.
Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
Forensik kasus 1.
Laporan ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada drg. Anne Agustina
makalah ini dan berbagai arahan yang telah diberikan demi tersusunnya makalah ini
serta semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa
penyusun sebutkan satu persatu. Kami yakin dalam makalah ini masih banyak
kekurangan. Penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan makalah ini di
masa mendatang
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
berjatuhan korban jiwa di setiap bencana dan hal ini yang membuat
berperan penting dalam identifikasi baik dalam bencana alam maupun dalam
salah satu organ manusia yang kuat dan tidak mudah rusak.
Pada kasus ini masalah yang dihadapi oleh tim forensic FKG Unpad
adalah estimasi umur dari seorang tersangka apakah Ia masih anak-anak atau
sudah dewasa untuk menentukan vonis yang akan dijatuhkan. Oleh karena
itu, kita harus mengetahui tentang age estimation, mengapa gigi dijadikan
1.2 Tujuan
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
odontology sering berhadapan dengan penentuan umur dari tubuh yang tidak
diketahui dan juga pada manusia yang masih hidup. Pada kasus orang yang masih
hidup yang tidak memiliki dokumen identitas yang dapat diterima, verifikasi
jawab karena opininya sering ditanyakan ketika jalan lain untuk identifikasi telah
mengalami kesulitan. Gigi memiliki manfaat dapat terjaga dari pada jaringan lain.
Namun tidak boleh dilupakan bahwa parameter lain dibutuhkan untuk lebih akurat
dalam age estimation. Untuk alasan ini petunjuk dari gigi-geligi perlu
Usia adalah faktor esensial yang memiliki peran penting dalam segala aspek
dentistry. Usia, jenis kelamin, ras dan lain lain digunakan untuk identifikasi
seseorang. Usia merupakan faktor penting dalam clinical practice, penelitian, dan
6
Morfologi yang berbeda dihubungkan dengan tahap perkembangan yang berbeda.
anak-anak. Dental maturity lebih relevant karena tidak terlalu terpengaruh besar
Sudah disepakati bahwa data yang berasal dari perkembangan gigi adalah
1963;Liliequest dan Laundberg 1971). Gigi membentuk bagian tubuh yang unik
dari badan manusia dan merupakan bagian yang paling dapat bertahan dan kuat
dari skeleton. Tingkat bertahannya gigi dari berbagai paparan faktor fisik seperti
api dan membuat penilaian dari perkembangan gigi merupakan metode yang
dipilih dalam forensic age estimation. Berbagai survey menyatakan bahwa variasi
perkembangan pada umur yang lebih muda lebih sedikit dan variasi meningkat
2. Dental changes
morphological,radiological,dan biochemical.
7
2.1.2 Tujuan Age Estimation
mengungkapkan identitasnya
berbagai penyakit
8
9
2.2.1 Definisi
usia terhadap tubuh korban (jasad) yang tidak teridentifikasi maupun orang yang
masih hidup. Penentuan usia merupakan hal yang penting dalam mengidentifikasi
Pada kasus orang yang masih hidup, penentuan usia yang dilakukan
terhadap orang yang tidak memiliki identitas berupa dokumen pada tempat
Pada penelitian manusia purba, penentuan usia pada skeletal orang yang
Dokter gigi forensic memiliki tanggung jawab yang besar sejak penelitian
dalam bidang lainnya mengalami kesulitan dalam menentukan usia. Ada beberapa
hal yang membuat gigi memiliki ciri tersendiri sesuai usia manusia dan membuat
penentuan usia menggunakan gigi menjadi lebih efisien. Hasil akhir identifikasi
bergantung pada data gigi pre dan postmortem, pemeriksaan DNA dan fingerprint.
lebih panjang daripada jaringan lainnya, bahkan tulang, gigi pun dapat diperiksa
Historical Perspective
10
Britain, hukum mengatakan bahwa anak usia 7 tahun terbebas dari hukuman atas
tindak criminal yang mereka lakukan. Thomson (1836) seorang ahli forensic
mengakatan “Jika gigi ketiga molar belum tumbuh keluar, maka tidak ada
sangkalan bahwa pelaku belum melewati masa ulang tahun ke tujuhnya.” Maksud
gigi ketiga molar adalah molar permanen yang tumbuh setelah dua gigi desidui.
penentu usia. Di awal abad ke 19, akibat krisis ekonomi karena masa revolusi
industry, pekerja remaja dan kriminalita merupakan masalah social yang serius.
Undang-undang social menyebutkan bahwa anak usia 9 tahun tidak boleh bekerja,
dan anak usia 13 tahun tidak boleh bekerja lebih dari 9 jam per hari. Hukuman
tindak criminal dijatuhkan pada anak di atas usia 7 tahun. Namun, tidak adanya
menentukan usia dilihat dari tinggi badan. Pada tahun 1836, AT Thomson,
seorang ahli hukum bidang kedokteran mengatakan bahwa anak dengan molar
pertama permanen yang belum erupsi, dapat dipastikan bahwa mereka belum
mencapai usia 7 tahun. Studi pertama kali diperlihatkan oleh Edwin Saunders,
bahwa gigi lebih akurat sebagai penentu usia daripada mengukur dari tinggi
badan.
usia pada gigi permanen dan juga meneliti tentang degenerasi lemak, kalsifikasi,
colloid deposit, netlike atrophy, dan pigment deposit pada jaringan pulpa gigi
1. Gigi merupakan organ terlama dan resilient, sehingga dipastikan gigi akan
3. Dalam banyak kasus, usia saat itu dengan usia biologis tidak selalu sama
karena adanya perkembangan yang variatif. Namun, berbeda dengan gigi yang
keadaannya akan selalu sesuai dengan fase usianya dan dapat menunjukkan
Usia kronologis adalah usia berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran.
seperti pada pengukuran maturitas somatik, misalnya usia tulang, menstruasi, dan
kronologis bila tidak ada data usia lain yang akurat. Informasi ini penting dalam
praktek medis dan dokter gigi untuk mengevaluasi perkembangan pasien. Usia
kronologis sering tidak cukup pada penilaian tahapan pertumbuhan dan maturitas
empat tahun akan tetapi masih merangkak dan belum dapat berbicara dengan
berusia satu tahun, maka dinyatakan bahwa usia mental anak tersebut adalah satu
dalam menangani stress atau masalah. Usia psikologis juga tidak selalu sama
Usia psikologis muda identic dengan umur anak-anak yang tidak mampu
sabar menghadapi masalah dinilai memiliki umur psikologis yang lebih tua.
Misalkan anak usia 15 tahun tapi mampu bersikap dewasa maka umur
mencapai suatu tahapan tertentu. Terdapat tiga bentuk usia biologis yaitu
termasuk proses pembuahan sel telur oleh sel sperma sampai terdapat bermacam-
macam sel yang berbeda fungsi dan macamnya. Perubahan karakteristik seks
1) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki bertambah besar,
Remaja laki-laki pada umumnya mempunyai kaki lebih panjang dari pada remaja
perempuan. Pertumbuhan yang terjadi pada masa pubertas pada anak perempuan
adalah 23-28 cm selama 18-24 bulan yang terjadi saat anak perempuan berumur 9
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-
laki. Tumbuh rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai
berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.
5) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan menjelang
puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu lengan, tungkai
(Kumalasari, dan Andhyantoro, 2012: 16).
perkembangan penis, testis (alat kelamin) dan perubahan suara laki-laki serta
rambut kemaluan pada kedua jenis kelamin merupakan tanda maturitas seksual.
Ada hubungan kuat antara maturitas seksual, somatik, dan skeletal, meskipun
terdapat beberapa perempuan yang maturitasnya jauh lebih awal atau lebih lambat
dari sesamanya. Pada klinik ortodonti, tidak digunakan maturitas seksual karena
Penentuan umur skeletal dapat dilihat berdasarkan tanda - tanda status maturitas
dalam sistem skeletal. Maturitas skeletal adalah bagian yang menyeluruh dari pola
cara membuat gambaran radiografi dari daerah yang terdapat banyak tulang dan
Tanda - tanda maturitas dapat dilihat dari ossifikasi pada tulang - tulang
perubahan pada waktu dan tingkat yang berbeda, sehingga dapat digunakan
Tumbuh kembang gigi desidui dapat dilihat dari usia minggu ke-30 intra uterin
4. Lahir
18
5. 1.5 bulan
6. 4.5 bulan
7. 7.5 bulan
19
8. 10.5 bulan
9. 1.5 tahun
Pada mixed dentition, terlihat gigi desidui dan gigi permanen berada di
dalam rongga mulut. Fase ini merupakan fase transisi dari fase gigi desidui ke fase
gigi permanen yang dimulai pada usia 6 tahun, ditandai dengan erupsinya molar
pertama permanen rahang bawah kemudian molar pertama permanen rahang atas
setelah itu disusul dengan erupsi insisivus pada rahang bawah dan rahang atas dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada proses erupsi gigi permanen, akan terjadi
resorpsi tulang dan akar gigi desidui yang mengawali pergantian gigi desidui oleh
gigi permanennya.
Fase ini merupakan fase yang stabil dan hanya terjadi perubahan yang
sedikit. Gigi molar dan kaninus desidui dijumpai di antara gigi insisivus
Karateristik pada fase ini ditandai pergantian molar kedua dan kaninus
desidui dengan kaninus dan premolar permanen serta erupsi molar kedua.
22
Erupsi gigi permanen dan pergantian gigi desidui dengan gigi permanen
Gigi permanen pertama kali muncul pada usia sekitar 6 tahun. Sementara
itu, periode gigi permanen dimana seluruhnya hanya terdiri dari gigi permanen
dimulai ketika usia 11-13 tahun. Periode ini relatif lebih stabil dibandingkan
kecuali cusp-cusp gigi molar satu permanen yang terbentuk sebelum lahir.
Insisivus permanen berkembang pada sisi lingual atau palatal gigi insisivus
desidui dan bergerak ke arah labial pada saat erupsi. Gigi premolar berkembang di
perbedaan signifikan pada urutan erupsi gigi permanen di maksila dan mandibula.
Pada mandibula, gigi kaninus erupsi sebelum gigi premolar sedangkan pada
maksila gigi kaninus umumnya erupsi setelah gigi premolar. Urutan erupsi yang
P1- P2-C-M2-M3. Urutan erupsi yang paling umum pada mandibula yaitu gigi
1. Dental age-12
25
Erupsi caninus rahang atas, 2nd premolar rahang atas dan bawah.
PRIMARY PERMANENT
Mahkota lebih pendek, daerah oklusal Mahkota lebih besar, daerah oklusal
kecil, mengecil ke arah servikal besar, pengecilan kea rah servikal tidak
begitu terlihat
Enamel dan dentin lebih tipis Enamel dan dentin lebih tebal
Enamel rods pada area servikal Enamel rods pada area servikal
molar
mamelon
Bentuk akar lebar namun tipis Bentuk akar pendek dan bulbous
like/hourglass) defined)
2.5.1 Definisi
dari Inggris. Pada awal abad ke-19, dikarenakan perekonomian yang melemahsaat
terkait dengan implikasi dental pada penulaian usia dengan menyebarkan pamflet
yang berjudul “Teeth A Test of Age” kepada parlemen Inggris pada 1837.
Morphological method
Biochemical method
Radiological method
Tetapi, metode ini mungkin saja tidak dapat diterima secara etika, agama,
menyusun satu sistem yang berpatokan pada 6 faktor yang berhubungan dengan
usia:
bahkan makin usia lanjut, perlekatan gingiva turun kearah akar gigi
Pembentukan sekunder dentin oleh karena penggunaan gigi atau atrisi dari
periodontal dengan aposisi yang terus menerus dari gigi tersebut selama
akar gigi hingga jaringan dentin pada akar gigi berangsur-angsur mulai
dari akar gigi kearah servikal menjadi transparan. Transparansi dentin ini
dimulai pada dekade ketiga dari tebal tubular dentin 5 milimikron hingga
Dalam setiap irisan dasar, ciri-ciri gigi diberikan angka dan poin-poin
setiap nilai dari 6 faktor tersebut dimana setiap faktor yang mempunyai bobot
yang sama dan berarti 6 poin tersebut mempunyai nilai perkiraan usia yang sama.
31
Rumus: An + Pn + Sn + Cn + Rn + Tn = points
Persamaan yang tepat: y = 11.43 + 4.56x, dimana y = usia dan x = points
dari rumus diatas
32
poin dari 0-4, dibandingkan dari sistem 4 poin yang sebelumnya digunakan.
Kriteria lain, atrisi (A), periodontitis (P), dentin sekunder (S), dan transparansi
akar (T) dari 12 gigi anterior, berhubungan dengan usia dan dengan derajat yang
transparan selama dekadde ketiga dimulai pada ujung akar dan meluas kekoronal
seiring dengan usia. Hal itu ditemukan bahwa, tranparensi dari dentin akar meluas
ke koronal dari ujung akar selama dekade ketiga. Keuntungan besar dari metode
ini adalah hasil yang baik diperoleh hanya dengan mengukur akar yang utuh saja.
evaluasi dari enam kriteria yang telah diberitahukan sebelumnya. Tujuh tahap
tersebut, yaitu:
1. Attrition (A)
4. Cement Apposition ( C )
5. Root Resorption ( R )
34
6. Apical Translucency ( T )
dan menyatakan bahwa lebih jelas ketika ketebalan bagian dasar gigi adalah
0,25 mm
Formula:
(8.98XT)
Gustafson :
1. Atrisi
2. Dentin sekunder
3. Periodontitis
4. Aposisi Sementum
5. Transparensi Akar
35
tersebut, yaitu:
2. Warna Gigi
3. Jenis kelamin
radiologi dimanfaatkan dalam proses estimasi umur, yang merupakan salah satu
alat-alat penting dalam identifikasi dalam ilmu forensik. Penentuan usia dengan
makhluk hidup dan mati yang tidak diketahui. Berbagai gambar radiografi yang
imaging.
berikut:
dimulai
waktu erupsi gigi dan kalsifikasi gigi. Analisis radiografi ini dilakukan
apabila anak sedang pada perkembangan gigi, dan secara khusus pada saat
– 2,5 tahun)
37
tahun dan menerbitkan grafik perkembangan numerik untuk mereka. grafik ini
tidak memiliki survei terpisah untuk laki-laki dan perempuan. American Dental
Kekurangan:
diperiksa dan dinilai dari rahang atas dan bawah gigi kemudian ditotal dan
Keuntungan dari metode ini adalah bahwa hal itu dapat diterapkan untuk
individu dengan atau tanpa molar ketiga dan yang anak perempuan dan anak laki-
Pada metode ini digunakan radiografi panoramic atau lateral oblique untuk
Metode ini Dilakukan pada anak anak dan remaja.Penilaian dilakukan pada 7 gigi
• Untuk gigi dengan akar 2,total jarak antar sisi dalam apeks tetap di
evaluasi
• Rumus
Perkiraan umur pada org dewasa bisa dilakukan dengan penentuan secara
radiologi dari pengurangan ukuran kavitas pulpa sebagai akibat dari deposisi
dentin sekunder
Dalam metode ini rasio gigi-pulpa dihitung untuk 6 gigi rahang atas dan
bawah seperti gigi insisiv sentral dan lateral RA, premolar 2 RA, insisiv lateral
korelasi antar reduksi ruang pulpa koronal dan umur kronologis.Pada metode ini
yang perlu dipertimbangkan hanya gigi premolar dan molar rahang bawah yang
Keterangan:
mencapai umur 17 tahun oleh karena pada umur ini terjadi pertumbuhan molar
ketiga. Namun hal tersebut justru dijadikan acuan untuk molar ketiga sebagai
karena mudah dikenali dan diketahui mulai dari awal mula kalsifikasi hingga
menjadi bentuk yang dewasa. Adapun hal yang mendukung lainnya adalah karena
gigi setiap individu selalu melewati tahapan yang sama. Saat akhirnya tahapan
giginya, dengan skor maksimal yaitu 100, dapat dijadikan penjumlahan dan
nantinya semua gigi akan dirata-ratakan dan membentuk skor dengan maksimal
100 pula. Sistem skor ini menyajikan perbedaan antara laki-laki ataupun
1. 7 gigi kiri mandibular yang diperiksa dimulai dari molar kedua, molar
incisivus sentral.
2. Seluruh gigi diukur dengan skala A-H sesuai kriteria tertulis setiap
tahapan. Setiap stage tertanda (A-H) dan setiap tahapan tersbut tidak boleh
3. Setiap tahap terdapat 1,2, atau 3 kriteria tertulis yang diberi tanda (a,b,c). 1
4. Jika ada kasus borderline, maka diambil tahapan yang paling awal
mata telanjang
gigi tetap dari benih gigi tanpa kalsifikasi sampai selesainya pembentukan akar
gigi yaitu:
bagian lain
terlihat
disposisi dentin
masih terbuka
pengklasifikasian dan penentuan skor tiap gigi selesai, maka semua skor akan
dijumlahkan dan dikonversikan ke dalam tabel konversi maturasi gigi geligi yang
Metode Demirjian dipilih pada penelitian ini karena kriteria tiap tahapnya jelas
berdasarkan bentuk dan proporsi panjang akar, menggunakan nilai relatif terhadap
46
reliabilitas pemeriksaan.
Metode ini didasarkan pada senyawa asam yang terdapat dalam lapisan
adanya senyawa ini pada lapisan dentin gigi . Asam aspartat memiliki laju
usia. Sebagian besar protein dalam tubuh kita mengandung asam L-aspartat,
dimana akan diubah menjadi asam D-aspartat yang terkandung dalam tulang, gigi,
A. Mengumpulkan Data
Postmortem)
2. Pemeriksaan Klinis
3. Pemeriksaan Radiografi
B. Survey
C. Evalusi
metode Schour & Masseler tidak membutuhkan waktu lama dan tidak dapat
membedakan survei untuk pria atau wanita. Sedangkan metode Moores telah
membedakan survei untuk pria dan wanita, variasi intraobserver terbatas, begitu
banyak tahapan dan sulit ditentukan batasan setiap tahapnya (sistem rating), serta
ada variasi intraobserver, batas antara tahap 1 sampai 8 terlihat jelas, identifikasi
didasarkan pada gigi mandibula, tidak melibatkan gigi molar ketiga dalam
yang tinggi untuk memperkirakan usia kronologis. Kemudian pada metode Nolla,
dapat digunakan untuk identifikasi individu dengan atau tanpa gigi molar ketiga,
serta tidak ada perbedaan yang signifikan pada identifikasi pria sedangkan pada
wanita ada.
waktu yang singkat. Sedangkan metode yang sering digunakan dalam forensik
49
odontologi adalah metode Demirjian. Menurut survei, metode ini paling akurat
dalam hal evaluasi mineralisasi gigi molar ketiga untuk kebutuhan forensik
estimasi umur, serta efisien karena hanya memiliki 10 tahap identifikasi dan
3.1 Case
berat badan 49 kg dan tinggi badan 149 cm. secara umum, UY memiliki
yang didaptkan mengenai kepastian usia UY, hanya didapatkan dari keterangan
orang tua dan kakaknya saja. Yang menyebutkan jarak tahun lahir antara UY dan
hakim pengadilan yang akan diberikan kepada UY, dimana vonis tersebut akan
Polisis lalu menghubungi Tim Dokter Gigi FKG Unpad untuk membantu
mmnentukan usia dari UY. Hasil pemeriksaan intra oral, ditemukan oral hygene
yang sedang, terdapat gangrene radix gigi 46, dan seluruh gigi M3 UY belum
Dokter gig Ahmad Dhani pada tahun ini akan memilih rencana kerja
50
51
Instruksi:
1) Apakah yang akan dilakukan oleh tim Forensik Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjajaran?
3.2 Terminologi
Identitas primer
Gangrene radix
3.4 Hipotesis
3.5 Mekanisme
UY diduga membunuh ON
Pemeriksaan fisik,
IO, dan radiograf
UY diduga berusia di bawah
17 tahun
Radiograf: panoramik
-
53
7) Apa metode yang paling baik, efektif, efisien digunakan dan apa
alasannya?
54
BAB IV PEMBAHASAN
dari forensic odontology adalah gigi. Gigi dapat menentukan identitas seseorang
apakah ia seorang perempuan atau seorang laki-laki, selain itu, dari gigi kita juga
usianya: anak-anak, remaja, dan dewasa. Metode yang efektif digunakan untuk
mengestimasi usia adalah metode Schour & Masseler karena membutuhkan waktu
odontologi adalah metode Demirjian. Menurut survei, metode ini paling akurat
dalam hal evaluasi mineralisasi gigi molar ketiga untuk kebutuhan forensik
estimasi umur, serta efisien karena hanya memiliki 10 tahap identifikasi dan
Penentuan usia seseorang dapat dilakukan dengan melihat dari gigi orang
tersebut. Hal ini dapat mempermudah proses identifikasi umur seseorang karena
gigi merupakan suatu elemen atau organ manusia yang tahan banting dan tidak
mudah rusak.
dengan metode morfologi, metode radiografi dan metode chemical. Selain itu,
umur seseorang juga dapat langsung dilihat dari klasifikasi gigi di mulut pasien
secara klinis. Klasifikasi gigi pasien bisa masih berupa primary dentition, mixed
Schour & Masseler karena membutuhkan waktu yang singkat. Sedangkan metode
Metode ini paling akurat dalam hal evaluasi mineralisasi gigi molar ketiga untuk
kebutuhan forensik estimasi umur, serta efisien karena hanya memiliki 10 tahap
55
56
DAFTAR PUSTAKA
handbook. Elsevier.
issue 12.
http://www.ijahs.net/uploads/2/6/7/7/26772457/05_ijahs_1(12)_01_ra.pdf
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4130013/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4130020/