Anda di halaman 1dari 13

JOURNAL READING

KADAR KORTISOL DAN PERUBAHAN HEMODINAMIK SELAMA

EKSTRAKSI GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI DAN NORMOTENSI

(Sumber : Z.B Agani, A. Benedeti, V.H Krasniqi, J. Ahmedi, Z. Sejfija, M.P

Loxha, A. Murtezani, A.N Rexhepi, Z. Ibraimi, Med Arh, 2015)

Oleh :

Nailatul Husna 160112190087

Pembimbing :

Drg. Farah Asnely Putri, Sp.BM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2021
Abstrak

Latar belakang : Pasien yang menjadi subjek perawatan bedah mulut

memproduksi banyak steroid dibandingkan dengan pasien sehat yang tidak

menjadi subjek perawatan dental apapun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menilai tingkat stres hormon kortisol dalam serum, tekanan darah dan denyut

nadi, dan untuk membandingkan efektivitas penggunaan lidokain dengan

adrenalin dibandingkan dengan lidokain tanpa adrenalin selama ekstraksi gigi.

Pasien dan Metode : Penelitian klinis ini mencakup pasien dengan indikasi

ekstraksi gigi yang terdiri dari pasien hipertensi dan normotensi.

Hasil : Tidak ada perbedaan statistik yang penting antar grup, untuk kadar kortisol

sebelum, selama dan sesudah ekstraksi gigi terlepas dari anestesi yang digunakan,

sementara nilai sistol dan diastol yang lebih tinggi pada pasien hipertensi dicatat

terlepas dari jenis anestesi.

Kesimpulan : Terdapat peningkatan sistol dan diastol yang signifikan pada kedua

grup pasien hipertensi dan normotensi, (terlepas dari anestesi yang digunakan

dengan atau tanpa vasokonstriktor), yang menjalani ekstraksi gigi. Penekanan

khusus dikaitkan dengan pasien hipertensi dimana perubahannya lebih signifikan.

Pada kadar kortisol dan denyut nadi, hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan

statistik yang signifikan antar grup.

Kata kunci : stres, anestesi lokal, kortisol, pasien hipertensi

1. Pendahuluan
Stres didefiisikan sebagai respon tubuh terhadap tekanan faktor eksternal.

(American Institute of Stress) Stres disebabkan berbagai macam faktor, rasa sakit

sebagai agen tunggal adalah salah satunya, selain itu stres dapat meningkatkan

rasa sakit. Reaksi pertama tubuh terhadap stres adalah reaksi alarm, dimana

impuls ditransmisi ke otak melalui jalur sensorik yang selanjutnya menstimulasi

korteks adrenal untuk memproduksi kortisol dan glukokortikoid. Selain

mempengaruhi korteks adrenal, disaat yang sama faktor stres menstimulasi sistem

saraf simpatik menyebabkan reaksi “fight” atau “flight”, meningkatkan tekanan

darah dan volume darah, menurunkan fungsi pencernaan disebabkan distribusi

aliran darah dari saluran pencernaan ke otot dan organ aktif lainnya, serta

meningkatkan konsentrasi glukosa. Reaksi stres adrenal yang berhubungan

dengan ekstraksi gigi lebih besar dibandingkan stres yang timbul selama

perawatan dental rutin yang lain. Pasien yang menjalani operasi bedah mulut

memproduksi steroid dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan pasien sehat

yang tidak menjalani perawatan dental.

Perhatian khusus ditujukan untuk pasien hipertensi. Tekanan sistol dan diastol

yang tinggi berhubungan erat dengan usia pasien. Pasien dengan tekanan darah

lebih dari 135/85 mmHg tergolong dalam pasien hipertensi.

2. Pasien dan Metode

Penelitian dilakukan di Klinik bedah mulut di Pristhina Clinical University

Stomatological Center, Kosovo. Studi klinis prospektif ini terdiri dari pasien yang

terindikasi ekstraksi gigi, yang dibagi menjadi 2 grup : grup 1- pasien normotensi

(40 pasien) dan grup 2- pasien hipertensi (40 pasien). Grup 1 dan 2 selanjutnya

dibagi lagi menjadi 2 subgrup. Pasien pada subgrup 1 diberi perlakuan anestesi
lokal lidokain dengan adrenalin (larutan anestesi lidokain 2ml 2% 1:100.000

adrenalin), sementara pasien subgrup 2 diberi perlakuan anestesi lokal tanpa

adrenalin (2% tanpa adrenalin 2ml). Setiap pasien melalui data anamnesis dan

klasifikasi yang detail. Beberapa sampel darah diambil, sebagai berikut :

 Sampel darah pertama diambil 30 menit sebelum pemberian anestesi

 Sampel darah kedua diambil selama perawatan (dari ekstraksi gigi atau

debridemen)

 Sampel darah ketiga diambil 30 menit setelah perawatan

Sampel darah yang diambil untuk menilai kadar stres yang berasal dari hormon

kortisol menggunakan metode RIA. Tiap sampel darah yang diambil sebanyak

2ml dimasukan kedalam tube. Sentrifugasi darah dilakukan untuk memisahkan

serum dari plasma. Sampel disimpan dalam suhu 18 oC dan dianalisis di

Laboratorium endokrinologi di Clinical Institutes of University Clinical Center of

Kosova. Hasil kadar kortisol yang didapat dianalisa dengan kurva standar. Hasil

dikalkulasi menggunakan kurva semi logaritma dengan B/TB/B0 (%) dalam

sumbu vertikal dan konsentrasi kortisol dalam sumbu horizontal (nmol/L).

Konversikan hasil dari nmol/L (nM) dalam mg/L dengan cara mengalikan

koefisien 0,326. Untuk menganalisa data disaat yang sama dilakukan kontrol

kualitas data, sehingga sampel kontrol digunakan untuk hasil kualitas keamanan.

Sampel ini dibuat sama seperti sampel penelitian dan dianalisis menggunakan

metode statistik yang sama. Nilai normal kortisol adalah : saat pagi dari 260

sampai 720 nM, dan 50 sampai 350 nM saat malam hari. Tekanan darah diukur

dengan alat manual Sprengler Official 7, sementara denyut nadi dan saturasi

oksigen diukur menggunakan c NONIN Onyx 9500.


Pengukuran tekanan darah, denyut nadi dan saturasi oksigen pada hari

ekstraksi dilakukan sebagai berikut :

 Pengukuran pertama dilakukan 30 menit sebelum aplikasi anestesi

 Pengukuran kedua dilakukan selama perawatan (dari ekstraksi, wound rinse,

debridemen)

 Pengukuran ketiga dilakukan 30 menit setelah ekstraksi

Hasil dari semua pengukuran dibandingkan dengan nilai normal dari setiap

parameter.

Analisis statistik

Tes yang digunakan untuk analisis statistik adalah Kruskal Walis test

dan Dunn’s Multiple Comparison test, One Way ANOVA dan Bonferroni

Multiple Comparison test.

3. Hasil

Berdasarkan tes yang digunakan, pada kadar kortisol sebelum ekstraksi,

terlepas dari jenis anestesi yang digunakan tidak ditemukan perbedaan statistik

yang penting antar grup pasien hipertensi dan normotensi, H vs. N, P>0.05 (Tabel

1)

Kadar Kortisol dan Perubahan Hemodinamik Selama Ekstraksi Gigi pada

Pasien Hipertensi dan Normotensi

Tabel 1 Nilai kortisol sebelum ekstraksi gigi. H-Hipertensi; N-Normotensi


Grup N Rata- SD Min Maks 95%Cl
rata
Lidokain dengan P=0.145
H 20 312.80 156.68 125 690 239.47 386.13 p>0.05 H vs.N
adrenalin KW=3.86
N 20 406.40 156.29 157 710 333.26 479.56
Lidokain tanpa P=0.436
adrenalin H 20 357.35 170.22 138 820 277.68 437.02 F=0.84 p>0.05 H vs.N
N 20 304.70 104.15 167 560 255.96 353.44
Total P=0.678
H 40 335.08 163.05 125 820 282.92 387.23 KW=0.77 p>0.05
N 40 355.55 140.84 157 710 310.50 400.60 H vs.N

Hasil yang sama juga terlihat pada kadar kortisol selama ( H vs.N, P>0.05)

dan sesudah ( H vs. N, P>0.05) ekstraksi gigi, terlepas dari jenis anestesi yang

digunakan (Tabel 2, tabel 3).

Tabel 2 Nilai kortisol selama ekstraksi gigi


Grup N Rata- SD Min Maks 95%Cl
rata
Lidokain dengan P=0.300
H 20 332.20 147.57 158 617 263.13 401.27 p>0.05
adrenalin F=2.405
N 20 407.05 163.74 180 791 330.23 483.68 H vs.N
Lidokain tanpa P=0.595
adrenalin H 20 400.65 162.84 129 845 324.44 476.86 F=0.522 p>0.05
N 20 362.90 102.86 175 557 314.76 411.04 H vs.N
Total P=0.773
H 40 366.43 157.26 129 845 316.12 416.73 F=0.256 p>0.05
N 40 384.98 136.80 175 791 341.21 428.74 H vs.N

Tabel 3 Nilai kortisol 30 menit setelah ekstraksi gigi


Grup N Rata- SD Min Maks 95%Cl
rata
Lidokain dengan P=0.579
H 20 364.80 157.54 169 715 291.07 438.53 p>0.05
adrenalin KW=1.09
N 20 405.80 150.29 195 760 335.46 476.14 H vs.N
Lidokain tanpa P=0.704
adrenalin H 20 429.40 184.69 185 896 342.97 515.83 F=0.35 p>0.05
N 20 431.35 125.61 247 650 372.56 490.14 H vs.N
Total P=0.462
H 40 397.10 172.57 169 896 341.9 452.3 KW=1.54 p>0.05
N 40 418.58 137.32 195 760 374.65 462.5 H vs.N

Nilai tekanan sistolik menghasilkan perbedaan statistik yang signifikan

antara nilai tekanan sistolik sebelum, selama dan sesudah ekstraksi pada grup

pasien hipertensi (H) dan grup pasien normotensi (N), (P<0.0001) terlepas dari

jenis anestesi yang digunakan (Tabel 4, tabel 5, tabel 6).

Tabel 4 Tekanan sistolik 30 Menit sebelum ekstraksi gigi


Grup N Rata- SD Min Maks 95%Cl
rata
Lidokain dengan P<0.0001
H 20 145.5 13.17 120 160 139.34 151.66 P<0.001
adrenalin KW=30.6
N 20 114.7 8.66 90 130 110.7 118.8 H vs.N
Lidokain tanpa P<0.0001
adrenalin H 20 147.00 13.02 120 170 140.91 153.09 KW=20.64 P<0.001
N 20 116.75 12.70 85 145 110.81 122.69 H vs.N
Total P<0.0001
H 40 146.25 12.95 120 170 142.11 150.39 KW=56.4 P<0.001
N 40 115.75 10.77 85 145 112.30 119.20 H vs.N

Tabel 5 Tekanan sistolik selama ekstraksi gigi


Grup N Rata- SD Min Maks 95%Cl
rata
Lidokain dengan P<0.0001
H 20 143.75 12.23 130 170 138.02 149.48 P<0.001
adrenalin F=21.33
N 20 116.50 10.77 100 140 111.46 121.54 H vs.N
Lidokain tanpa P<0.0001
adrenalin H 20 144.00 17.59 120 180 135.77 152.23 KW=22.39 P<0.001
N 20 116.50 10.89 90 140 111.40 121.60 H vs.N
Total P<0.0001
H 40 143.88 14.96 120 180 139.09 148.66 KW=48.29 P<0.001
N 40 116.50 10.69 90 140 113.08 119.92 H vs.N

Tabel 6 Tekanan sistolik 30 menit setelah ekstraksi


Grup N Rata- SD Min Maks 95%Cl
rata
Lidokain dengan P<0.0001
H 20 138.50 18.50 110 170 129.84 147.16 P<0.001
adrenalin KW=24.66
N 20 110.00 10.26 90 130 105.20 114.80 H vs.N
Lidokain tanpa P=0.0014
adrenalin H 20 136.75 18.52 110 170 128.08 145.42 KW=13.10 P<0.001
N 20 117.75 11.53 95 140 112.36 123.14 H vs.N
Total P<0.0001
H 40 137.63 18.29 110 170 131.77 143.48 KW=38.03 P<0.001
N 40 113.88 11.46 90 140 110.21 117.54 H vs.N

Perlu dicatat adanya perbedaan statistik signifikan dimana tekanan sistol

lebih tinggi pada pasien hipertensi dibandingkan dengan pasien yang tekanan

darahnya normal, terlepas dari jenis anestesi yang digunakan.

Selain itu nilai tekanan diastolik menghasilkan perbedaan statistik

signifikan antara nilai diastolik sebelum, selama dan sesudah ekstraksi pada grup

pasien hipertensi (H) dan pada grup pasien normotensi (N), (P<0.0001) terlepas

dari jenis anestesi yang digunakan (Tabel 7, tabel 8, tabel 9).

Tabel 7 Tekanan diastolik 30 menit sebelum ekstraksi


Grup N Rata- SD Min Maks 95%Cl
rata
Lidokain dengan P<0.0001
H 20 87.50 6.39 80 100 84.48 66.57 P<0.001
adrenalin KW=27.03
N 20 78.75 8.41 60 90 91.51 74.92 H vs.N
Lidokain tanpa P<0.0001
adrenalin H 20 89.50 10.87 60 100 84.41 94.58 KW=20.88 P<0.001
N 20 74.75 6.78 60 80 71.57 77.92 H vs.N
Total P<0.0001
H 40 88.50 8.86 60 100 85.67 91.33 KW=34.7 P<0.001
N 40 76.75 7.81 60 90 74.25 79.25 H vs.N

Tabel 8 Tekanan diastolik selama ekstraksi


Grup N Rata- SD Min Maks 95%Cl
rata
Lidokain dengan P=0.029
H 20 84.25 7.48 70 100 80.74 87.75 P<0.05
adrenalin KW=7.1
N 20 76.75 10.67 50 100 71.75 81.74 H vs.N
Lidokain tanpa P<0.0001
adrenalin H 20 86.50 10.89 70 110 81.4 91.59 F=19.63 P<0.001
N 20 73.50 6.71 60 90 70.36 76.64 H vs.N
Total P<0.0001
H 40 85.38 9.29 70 110 82.4 88.34 F=24.97 P<0.001
N 40 75.13 8.95 50 100 72.26 77.98 H vs.N

Tabel 9 Tekanan diastolik 30 menit setelah ekstraksi


Grup N Rata- SD Min Maks 95%Cl
rata
Lidokain dengan P=0.001
H 20 82.00 9.65 70 100 77.48 86.51 P<0.01
adrenalin KW=13.91
N 20 70.75 9.50 50 95 66.30 75.19 H vs.N
Lidokain tanpa P=0.019
adrenalin H 20 84.75 9.93 70 105 80.1 89.4 KW=7.9 P<0.05
N 20 76.00 9.40 60 100 71.6 80.4 H vs.N
Total P<0.0001
H 40 83.38 9.77 70 105 80.25 86.5 KW=20.46 P<0.001
N 40 73.38 9.70 50 100 70.27 76.48 H vs.N

Perlu dicatat adanya perbedaan statistik yang signifikan dimana tekanan

diastol lebih tinggi pada pasien hipertensi dibandingkan dengan pasien yang

tekanan darahnya normal, terlepas dari jenis anestesi yang digunakan.

Belum ditemukan adanya perbedaan statistik yang signifikan pada nilai

denyut nadi sebelum, selama, dan sesudah ekstraksi gigi antar grup pasien

normotensi dan hipertensi, terlepas dari jenis anestesi yang digunakan, H vs. N,

P>0.05(Tabel 10, tabel 11, tabel 12).


Tabel 10 Denyut nadi 30 menit sebelum ekstraksi
Grup N Rata- SD Min Maks 95% CI
rata

Lidocaine H 20 74.65 12.37 51 102 68.86 80.44 P=0.36


dengan
adrenaline
N 20 81.45 13.49 63 110 75.13 87.76 F=2.02 P>0.05 H vs.N

Lidocaine tanpa H 20 81.40 8.70 63 96 77.33 85.47 P=0.449


adrenaline
N 20 78.10 10.61 60 96 73.13 83.06 KW=1.60 P>0.05 H vs.N

Total H 40 78.03 11.10 51 102 74.47 81.57 P=0.454


N 40 79.78 12.10 60 110 75.9 83.64 KW=1.58 P>0.05 H vs.N

Tabel 11 Denyut nadi selama ekstraksi


Grup N Rata- SD Min Maks 95% CI
rata

Lidocaine H 20 77.25 58 118 71.47 83.03 P=0.147


dengan 12.34
adrenaline
N 20 85.60 15.27 63 122 78.45 92.75 KW=3.83 P>0.05 H vs.N

Lidocaine H 20 81.25 62 110 75.11 87.39 P=0.754


tanpa 13.12
adrenaline
N 20 78.65 11.39 59 98 73.32 83.98 F=0.283 P>0.05 H vs.N

Total H 40 79.25 12.74 58 118 75.17 83.32 P=0.629


N 40 82.13 13.76 59 122 77.72 86.52 F=0.464 P>0.05 H vs.N

Tabel 12 Denyut nadi 30 menit setelah ekstraksi


Grup N Rata- SD Min Maks 95% CI
rata

Lidocaine H 20 75.20 57 98 69.47 80.92 P=0.140


dengan 12.23
adrenaline
N 20 83.55 14.25 60 110 76.88 90.22 F=2.02 P>0.05 H vs.N

Lidocaine H 20 80.40 67 98 75.94 84.86 P=0.371


tanpa 9.54
adrenaline
N 20 76.65 7.58 63 87 73.1 80.2 F=1.00 P>0.05 H vs.N

Total H 40 77.80 11.14 57 98 74.24 81.36 P=0.331


N 40 80.10 11.79 60 110 76.33 83.87 F=1.11 P>0.05 H vs.N

4. Diskusi

Prosedur dental seperti ekstraksi gigi biasanya menyebabkan rasa takut

berlebih pada pasien dibandingkan saat pasien menjalani prosedur dental lain.

Pasien yang sedang menjalani operasi bedah mulut memproduksi stroid dalam
jumlah besar dibandingkan dengan pasien sehat yang tidak sedang dalam

perawatan dental. Banks, meneliti kadar kortisol selama prosedur bedah mulut,

dan menunjukkan bahwa kortisol tetap meningkat 7 jam setelah perawatan bedah.

Sementara itu, Walker menjelaskan hubungan kortisol dan rasa sakit melalui

stimulasi pulp elektrik dan terjadi peningkatan kadar kortisol 10 menit setelah

stimulasi.

Data penelitian yang dilakukan Miller menunjukkan peningkatan kadar

kortisol yang jelas dalam saliva setelah selesai dilakukan ekstraksi sebanyak 80%

kasus sebagai hasil stres yang diproduksi setelah ekstraksi, yang lebih dari

perawatan rutin dental. Hasil yang sama ditunjukkan oleh penelitian Chamani.

Hill menyimpulkan kadar kortisol meningkat pada saat dilakukan ekstraksi

dan menurun setelah dilakukan perawatan.

Perubahan hemodinamik; pada beberapa penelitian sebelumnya

sehubungan dengan evaluasi perubahan tekanan darah selama perawatan dental,

kasus ekstraksi gigi diutamakan, dimana hasilnya cukup bervariasi.

Hasil penelitian yang dilakukan Tsutchihashi menunjukkan bahwa tidak

bisa disimpulkan peningkatan tekanan darah yang terjadi saat ekstraksi gigi

berdasarkan tekanan darah dasar atau stres mental, tetapi disebabkan oleh gigi

yang diekstraksi dan jumlah anestesi yang digunakan untuk mengontrol rasa sakit.

Stres yang disebabkan oleh rasa sakit merupakan faktor penentu dalam

peningkatan tekanan darah selama perawatan bedah mulut.

Hasil serupa juga diungkapkan oleh Abraham yang membuktikan

peningkatan tekanan darah sebanyak 10 sampai 70 mmHg pada pasien normotensi

dan hipertensi selama ekstraksi gigi, selain itu Nakamura pada penelitiannya
menyimpulkan adanya peningkatan pada sistol selama ekstraksi gigi. (+10.8 +/-

3.5 mmHg).

Sebagai pengaruh dari katekolamin pada perubahan parameter

hemodinamik, terutama tekanan darah, beberapa peneliti menyebutkan adanya

hubungan antara produksi katekolamin dan peningkatan tekanan darah.

Aplikasi atau penggunaan vasokonstriktor dalam anestesi lokal tidak

menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan pada pasien dengan tensi

normal, meskipun ada peneliti yang mengamati peningkatan tekanan arteri

sistolik, khususnya setelah dilakukan ekstraksi gigi. Hal tersebut dikaitkan dengan

munculnya perasaan cemas saat dilakukan atau setelah ekstraksi gigi. Tekanan

darah dapat meningkat selama pemberian anestesi lokal.

Stres yang disebabkan rasa sakit merupakan faktor yang berpengaruh

dalam meningkatnya tekanan darah selama perawatan bedah mulut. Selain itu

faktor psikologis juga menjadi salah satu alasan meningkatknya tekanan darah

selama ekstraksi gigi. Namun, tingkat kecemasan atau dampak stres mental dapat

menyiratkan perubahan pada tekanan arteri selama ekstraksi. Perubahan

hemodinamik yang signifikan ditemukan pada pasien dengan hipertensi terkontrol

yang menjalani ekstraksi gigi terlepas dari anestesi yang digunakan dengan atau

tanpa vasokonstriktor. Pasien hipertensi yang diberikan anestesi lokal dengan

vasokonstriktor menunjukkan perubahan hemodinamik serupa seperti pasien

normotensi yang menjalani prosedur dan kondisi yang sama.

Nilai denyut nadi bervariasi bergantung pada gigi mana yang diekstraksi,

dan jumlah anestesi lokal yang digunakan untuk mengontrol rasa sakit saat

perawatan dilakukan. Dan juga setelah pemberian anestesi lokal lidokain 2%


dengan 1:100000 adrenalin, ditemukan adanya peningkatan denyut nadi pada 19%

kasus dan pada tekanan arteri 30% kasus.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Gungormus, tidak ada perubahan

signifikan pada tekanan arteri sistol, diastol, dan denyut nadi pada semua

pengukuran pada pasien normotensi dan hipertensi. Pada penelitian lain yang

dilakukan Liau menyimpulkan adanya peningkatan denyut nadi selama ekstraksi

gigi ketika anestesi lokal dengan vasokonstriktor digunakan. Sedangkan

Paramesvaran menyimpulkan sebaliknya yaitu terjadi penurunan denyut nadi

selama ekstraksi gigi.

Laragnoil tidak melaporkan adanya peningkatan tekanan darah pada

pasien dengan penyakit jantung selama perawatan yang menggunakan anestesi

lokal dengan vasokonstriktor, sementara itu Neves melaporkan pada pasien

dengan penyakit jantung iskemik yang menjalani perawatan restorasi gigi terjadi

sedikit peningkatan pada tekanan arteri sistolik.

Selain itu, Meyer membandingkan perubahan hemodinamik pada pasien

hipertensi dan normotensi selama ekstraksi gigi dengan anestesi, dengan atau

tanpa epineprin dan mencatat perubahan ini kebanyakan sama.

Pada penelitiannya Meyer mengukur perubahan hemodinamik selama

ekstraksi gigi pada pasien hipertensi dan normotensi, serta menyimpulkan bahwa

peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi selama perawatan bedah mulut

serupa atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pasien normotensi.

5. Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan peningkatan sistol dan diastol tekanan

darah pada kedua grup (terlepas dari anestesi yang digunakan dengan atau tanpa
vasokonstriktor) pasien hipertensi dan normotensi, yang menjalani perawatan

ekstraksi gigi. Khususnya pada pasien hipertensi dimana perubahan tersebut lebih

signifikan. Pada kadar kortisol dan denyut nadi, hasil penelitian ini menunjukkan

tidak ada perbedaan statistik yang signifikan antar grup.

Anda mungkin juga menyukai