Disusun oleh:
Seto Pramudita 1600221150007
Ivan Benedictus 1600221150008
Pembimbing:
Deddy Firman, drg., M.S
i
BAB I
PENDAHULUAN
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
di-imbangi dengan efek samping yang rendah. Dimasa lalu, asam malat dan sitrat
telah diguakan untuk stimulan seperti saliva, yang sekarang dihentikan karena
efek demineralisasi pada enamel gigi. Namun penggunaan asam malat 4,7persen
dengan xylitol dan fluorida menunjukan pnurunan demineralisasi.
Stimulasi lokal
Mengunyah permen karet atau makanan padat atau buahbuahan, disarankan
yang mengandung asam, dapat sangat efektif dalam merangsang aliran saliva.
Terapi laser tingkat rendah dapat menstimulasi kelenjar saliva, serta dapat
membantu mendapatkan kembali fungsi yang hilang. Akupuntur juga dapat
digunakan dalam usaha menanggulangi xerostomia dan telah terbukti metode ini
sangat efektif pada pasien yang menjalani terapi radiasi. Sengatan tegangan
rendah telah diuji coba pada pasien dengan hiposalivasi kelenjar liur. Namun fakta
yang ada belum memberikan jaminan pendekatan ini dapat digunakan dalam
penanggulangan xerostomia.
Stimulasi sistemik
Pada umumnya pengunaan stimulasi air liur adalah bromhexine, aethole
trithione, pilocarpine hydrochloride (hcl) dan cevimeline HCL, menunjukan
berbagai hasil yang beragam. Anethole trithione bertindak sebagai peningkat
regulasi mscarinic untuk menstimulasi aliran saliva pada pasien dengan
hiposalivasi kelenjar liur ringan. Namun, mereka tidak efektif pada pasien dengan
hiposalivasi kelenjar liur berat. Pilcocarpin terbukti efektif dalam meningkatkan
aliran saliva dan memberikan perbaikan gejala. Sebagai agen parasimptomatik,
merangsang reseptor kolinergi ke permukaan sel asinar. Indikasi saat ini untuk
pasien dengan radio terapi dan mereka dengan sindrom sjorgen. Kombinasi
penggunaan gabungan trihione anethole dan pilocarpine telah terbukti efektif,
trithione anethole berfungsi meningkatkan jumlah sel pada permukaan reseptor
dalam sel salivari acinar dan pilocarpine menstimulasi reseptor tersebut.
Cevimeline adalah obat lain parasimpathomimetik lain yang telah digunakan
untuk terapi mulut kering dengan sindron sjorgen.
Tindakan paliatif
7
palatum lebih sedikit dibandingkan di dasar mulut. Namun, masa dari resevoir
gigi palsu rahang atas dapat mengurangi retensi dari protesa. Kisaran volume
resevoir saliva dari 2,3 ml sampai dengan 5,3 ml dan memberikan aliran saliva
buatan selama 2 sampai 5 jam. Berikut ini contoh teknik pembuatan fungsional
geligi tiruan dengan resevoir pada palatal dalam pembuatan geligi tiruan penuh
disertai palatum yang dalam.
Tahapan-tahapannya sebagai berikut;
1. Lengkapi semua tahapan pekerjaan untuk pembuatan geligi tiruan penuh
konvensional sampai pada pemasangan percobaan pola lilin.
2. Pada pemasangan percobaan pola lilin dilakukan penambahan llin pada
permukaan palatal dari basisi geligi tiruan dan dilakukan evaluasi cara
berbicara pasien, kontur palatal disesuaikan seperlunya. Jika dibutuhkan
dibuatkan palatogram. (Gambar 1)
3. Setelah penambahan pola lilin, buat indeks permukaan palatal dengan
stone gips type III (gambar2). Pembuatan indeks ini berfunsi sebagai
panduan saat pembuatan dasar resevoir.
Gambar 3 dan 4; flasking dari palatal indeks dengan model lilin dari dasar
resevoir. Dasar resevoir dengan celah yang akan ditempati oleh resilient liner.
BAB III
SIMPULAN
12