Anda di halaman 1dari 21

Fissured Tongue

• Fissured tongue adalah variasi dari lidah normal dengan anatomi yang terdiri dari single
midline fissure, double fissure, atau multiple fissure ada permukaan dorsal pada dua
pertiga anterior lidah

• Fissured tongue juga disebut dengan lingua fissurata, plicated tongue, scrotal tongue dan
groove tongue, kondisi ini terdapat pada populasi umum

• Secara klinis fissured tongue dikarakterisktikan dengan adanya groove dengan kedalaman
yang bervariasi dan tidak tersadari yang terdapat disepanjang dorsal dan atau dorsalateral
lidah
Etiologi Fissured Tongue Gambaran Klinis
• Penyebab dari fissured tongue • fisura dengan jumlah banyak pada
ini tidak diketahui, tetapi ini lidah, terdapat fisura atau groove
terjadi kemungkinan saat yang dalam pada permukaan dorsal
perkembangan dan seiring dan lateral lidah
bertambahnya umur. • Terdapat dua tipe fissura yang
• Selain itu fissura juga bisa terdapat pada seluruh dorsal lidah
terjadi karena herediter dan yang kedua hanya lokalisata saja
pada bagian lidah
Diagnosis Banding
• Diagnosis banding dari fissured tongue
adalah geographic tongue.
• Geographic tongue adalah kondisi
inflamasi ringan dengan deskuamasi pada Gambar Geographic tongue
keratin superfisial dan papila filiform dengan lesi lokalisata
• Geographic tongue adalah lesi berbentuk
seperti cincin yang terdapat pada dorsum
dan margin lidah
• Secara klinis penampakan lesi ini terdiri
dari berawarna putih, kuning atau abu-abu
dengan adanya sedikit elevasi pada daerah
periperal

Gambar Geographic tongue


dengan batas putih yang menonjol
Perawatan
• Tidak ada perawatan khusus yang diberikan kepada pasien dengan kasus fissured
tongue, dokter gigi dapat menginstruksikan untuk membersihkan atau menyikat
lidah agar fissura pada lidah tetap terjaga kebersihannya

• Selain itu juga dapat memberikan ketenangan pada pasien


Exfoliative Cheilitis

• Exfoliative cheilitis (EC) adalah kondisi inflamasi kronis yang terjadi pada

vemilion bibir atas, bawah atau keduanya dan ditandai dengan adanya

hiperkeratosis dan deskuamasi permukaan keratin bibir yang terus-menerus.

• Biasanya bibir bawah lebih sering terlibat dibandingkan bibir atas


Etiologi

• Dikaitkan dengan faktor predisposisi, meliputi gangguan psikologis seperti stres dan kebiasaan

parafungsional seperti menggigit dan mengisap bibir, atau secara tidak sadar menjilat bibir secara

berulang yang diduga merupakan mekanisme penyebab trauma dan deskuamasi

• Lesi ini seringkali terkontaminasi oleh candida ,khususnya pada kasus-kasus yang berhubungan

dengan xerostomia

• EC juga dapat menjadi manifestasi penyakit sistemik seperti penyakit HIV AIDS, defisiensi vitamin

B6, hipervitaminosis A, dan kemoterapi


Patogenesis

Stimulus stres akan


diterima di sistem perubahan neurokimia dan gelombang Stres yang berat akan memicu
limbik otak yang diteruskan ke hipotalamus yang lebih banyak sitokin proinflamasi
akan mengawali terjadinya respon stres untuk meningkatkan epidermal
berupa dilepaskannya hormon growth factor (EGF)
kortikotropin
menyebabkan hiperproliferasi
dan deskuamasi yang terus-
menerus

Respon tubuh terhadap trauma atau iritasi Permukaan epitel yang mengalami
kronis dapat menyebabkan inflamasi berupa hiperkeratosis secara klinis terlihat lebih
hiperplasia reaktif dan peningkatan tebal dari permukaan disekitarnya dan
proliferasi keratinosit, sehingga terjadinya selanjutnya epitel dapat mengalami
hiperkeratosis pada epitel deskuamasi
Gambaran Klinis
• Exfoliative cheilitis ditandai dengan
produksi dan deskuamasi keratin yang terus-
menerus.

• Tanda klinis yang ditemukan pada penderita


dapat berupa hiperkeratosis, deskuamasi,
eritema, fissuring lips, bahkan kadang
terjadi perdarahan yang akhirnya menjadi
krusta.
Diagnosis Banding

• Diagnosis banding untuk exfoliative cheilitis adalah Actinic


cheilitis, yaitu lesi premaligna yang umumnya terjadi pada
vermilion bibir bawah yang disebabkan oleh paparan sinar
ultraviolet kronis.

• Disebabkan oleh paparan radiasi ultraviolet jangka panjang,

• Secara klinis, penyakit ini ditandai dengan penebalan tanpa rasa


sakit dan perubahan warna putih di vermilion, terlihat adanya
deskuamasi, atrofi, bahkan krusta, pecah-pecah, atau erosif
Perawatan
• Perawatan topikal yang telah dilaporkan untuk mengobati lesi ini, yaitu kortikosteroid,
salep antibakteri dan antijamur, tabir surya, produk herbal (misalnya, ichthammol,
Calendula officinalis), petroleum jelly, salep urea 20%, salep asam salisilat 2%-3%,
salep tacrolimus 0,1%, dan cryotherapy dengan nitrogen cair.

• Perawatan sistemik seperti antidepresan, agen antijamur, dan kortikosteroid memiliki


keberhasilan yang bervariasi
• Salah satu terapi yang sering diberikan adalah steroid topikal, namun beberapa penelitian
menyatakan bahwa pemberian steroid topikal maupun sistemik tidak efektif

• Antifungal dapat diberikan pada lesi ini, namun hanya bekerja terhadap infeksi sekunder candida
dan tidak dapat mencegah pembentukan lapisan keratin
Diabetes Mellitus

• Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia


kronis akibat defek sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

• Kelainan metabolik pada karbohidrat, lipid, dan protein diakibatkan oleh


pentingnya insulin sebagai hormon anabolik
Klasifikasi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus Tipe 1


Jenis diabetes ini merupakan 5% -10% dari
subjek yang didiagnosis dengan diabetes
dan disebabkan oleh kerusakan sel β Diabetes Mellitus Tipe 2
pankreas. Diabetes tipe 1 menyumbang 80% Lebih dari 90% -95% penderita diabetes
-90% dari diabetes pada anak-anak dan termasuk dalam tipe ini dan sebagian besar
remaja adalah orang dewasa. Obesitas adalah
alasan utama di balik resistensi insulin
yang merupakan penyebab utama diabetes
tipe 2
Diabetes monogenik
• Diabetes monogenik terjadi karena adanya defek
genetik pada gen tunggal pada sel β pankreas
Diabetes Melitus Gestasional
yang mengakibatkan terganggunya fungsi sel β
DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan,
atau berkurangnya jumlah sel β.
dimana intoleransi glukosa didapati pertama
• Secara konvensional, diabetes monogenik
kali pada masa kehamilan, biasanya pada
diklasifikasikan menurut usia onsetnya sebagai
trimester kedua dan ketiga
diabetes neonatal sebelum usia enam bulan atau
Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY)
sebelum usia 25 tahun
Prediabetes
• Individu dengan pradiabetes tidak memenuhi kriteria mengidap
diabetes tetapi berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 di masa
mendatang.
• Menurut ADA, individu didefinisikan memiliki pradiabetes jika
mereka memiliki gangguan kadar glukosa plasma puasa (IFG)
antara 100-125 mg / dL (5,6-6,9 mmol / L) atau gangguan tes
toleransi glukosa (IGT) dengan 2 -h kadar glukosa plasma pada
tes toleransi glukosa oral (OGTT) 140-199 mg / dL (7,8-11,0
mmol / L)
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Terapi Non Farmakologis

Diet DM

Terapi Nutrisi Latihan Jasmani


Medis (TNM)

Edukasi
Terapi Farmakologis

Obat Hipoglikemik
Oral Insulin

Pemicu sekresi
insulin
(Sulfonilurea)
Penambah sensitivitas
terhadap
insulin(Biguanid)

Penghambat
glukosidase alfa

Incretin mimetic,
penghambat DPP-4
BAB IV

PEMBAHASAN

• Seorang pasien perempuan usia 53


tahun datang dengan keluhan bibir Pada pemeriksaan intra oral terdapat plak • diagnosis yang ditegakan
serta mulut kering dan sulit makan
putih di mukosa bukal kanan dan kiri adalah kandidiasis oral.
disertai penurunan nafsu makan.
yang dapat diswap dan meninggalkan • Kandidiasis oral adalah infeksi
• Pasien merasa badannya lemas dan daerah eritema, terdapat plak putih pada oportunistik paling umum yang
pernah mengalami pingsan 18 hari dorsum lidah, dapat diswap, menyerang mukosa rongga
sebelum masuk rumah sakit selama mulut. Pada sebagian besar
meninggalkan daerah eritema, disertai
lima menit
fisure pada 1/3 posterior dorsum lidah, kasus, lesi disebabkan oleh
serta terdapat purpura multipel berwarna jamur Candida albicans
merah pada median palatum
Diketahui pasien memiliki riwayat penyakit
dilaporkan bahwa DM dapat memicu
diabetes melitus. DM dapat memicu berbagai
burning mouth syndrome, gangguan
penyakit di rongga mulut diantaranya
pengecapan rasa, disfungsi pada
menyebabkan gingivitis dan kelainan jaringan
saliva, serta xerostomia
periodontal lainnya, meningkatkan risiko
terjadinya karies dan kandidiasis oral

• pasien juga memiliki riwayat hipertensi, di


• pasien juga memiliki riwayat hipertensi, di
mana obat-obatan yang dikonsumsi
mana obat-obatan yang dikonsumsi penderita
penderita hipertensi juga dapat
hipertensi juga dapat mengakibatkan
mengakibatkan xerostomia.
xerostomia.
• Kondisi hiposalivasi juga dipengaruhi oleh
• Kondisi hiposalivasi juga dipengaruhi oleh
usia, di mana semakin bertambahnya usia,
usia, di mana semakin bertambahnya usia,
produksi saliva akan semakin menurun
produksi saliva akan semakin menurun
• Perawatan yang dilakukan pada pasien
terdiri atas perawatan non farmakologis
yaitu menjelaskan kepada pasien mengenai • dilakukan pula perawatan farmakologis
hasil pemeriksaan, keadaan mulutnya dan yaitu berupa pemberian resep nystatin oral
penyakit yang dideritanya. suspensi 4x2ml yang digunakan dengan
• Pasien diinstruksikan untuk melakukan bed cara kulum buang
rest dan rawat semi intensif untuk • diberikan instruksi untuk membersihkan
mengembalikan kondisi imunnya lidah dan mulut dengan kasa yang dibasahi
NaCl 0,9% 3 kali sehari, serta kompres
bibir dengan NaCl 0,9% 3 kali sehari dan
mengoleskan vasline pada bibir
BAB V

SIMPULAN

Seorang pasien perempuan pasien memiliki keluhan Faktor predisposisi yang adalah
usia 53 tahun didiagnosa mulut dan bibir kering yang riwayat penyakit diabetes
dengan kadidiasis oral disertai tubuh yang lemas melitus, hipertensi, serta usia
yang sudah lanjut yang
mengakibatkan kondisi
xerostomia

Terapi yang diberikan pada pasien


berupa pemberian antijamur, yaitu
Pasien mengikuti intruksi
nystatin, serta NaCl dan
dokter dengan baik sehingga
Chlorehxidine untuk menjaga
dua minggu kemudian keluhan
kebersihan mulut pasien, dan
pasien berkurang
vaseline untuk melembabkan bibir

Anda mungkin juga menyukai