Oleh :
Maghfira Ghina Suri
1311419020
Dosen Pembimbing :
drg. Surya Nelis, Sp. PM
1. Data Pasien
Nama : Aris Abdullah Syauqi Yulsin
Umur : 16 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Status Perkawinan : Belum menikah
No RM : 14660
B. Pemeriksaan Subjektif
Pasien datang dengan keluhan terdapat permukaan yang kesat dan kasar pada
gigi bawah depan bagian belakang sekitar 1 tahun yang lalu. Namun saat pemeriksaan
rongga mulut ditemukan lekukan berwarna ungu yang menonjol pada permukaan
ventral lidah. Tidak menyadari adanya lekukan menonjol berwarna ungu tersebut
karena tidak ada keluhan serta rasa sakit. Ukuran tidak bertambah besar. Rasa sakit (-
), sensasi terbakar (-) keluhan saat makan dan bicara (-) fluktuasi (-) saudara
sekandung memiliki kondisi yang sama (+) dan tidak terlalu besar, sulit mengunyah (-
), sulit menelan (-).
Ditemukan ada bercak kecokelatan seperti pipa pada attached gingiva rahang
atas dan rahang bawah. Mengetahui adanya bercak kecokelatan pada saat setelah
pemeriksaan, perih (-), belum pernah diobati (+), aktifitas luar ruangan (-) saat
menyikat gigi gusi berdarah (-) merokok (-), tinggal dilingkungan perokok (-) ayah
dan ibu pasien memiliki kondisi yang sama (+), saudara sekandung (-).
Riwayat kesehatan, pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik, pasien tidak
pernah dirawat di rumah sakit (-) kosnsumsi obat saat ini (-), konsumsi obat jangka
panjang (-), alergi obat dan makanan (-) general check up rutin (-).
Pasien menyikat gigi 2 x sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur), menyikat
lidah (-), obat kumur (-), benang gigi (-), keluhan lain seperti bau mulut (+), riwayat
sariawan (+) tetapi tidak sering biasanya karena tergigit (± 2 kali dalam 1 tahun) tidak
pernah diobati, biasanya sembuh sendiri. Mulut kering (-), gusi berdarah (-), gusi
bengkak (-), bibir kering (-), kebiasaan buruk menopang dagung (+), menghisap pipi
(-), mengunyah 2 sisi.
Ayah tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik. Ibu dan saudara
sedarah tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Kakek dan nenek tidak dicurigai
memiliki riwayat penyakit sistemik. Keluarga sedarah lainnya tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik.
Pasien seorang pelajar. Sering berkegiatan di dalam ruangan. pola makan teratur
(2-3xsehari), konsumsi air putih cukup, pola tidur cukup, konsumsi teh/kopi (-),
konsumsi buah dan sayur cukup, konsumsi rokok (-), konsumsi alkohol (-), obat-obat
terlarang (-). Pasien tinggal di rumah orang tuanya bersama saudara dan neneknya.
C. Pemeriksaan Obyektif
Keadaan pasien saat ini baik, pengukuran tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 89x
menit/menit, pernafasan 20x/ menit , berat badan 93 kg, tinggi badan 168 cm, wajah
simetris, bibir kompeten, bukaan mulut deviasi ke kanan, TMJ (-). Pemeriksaan
kelenjer limfe tidak teraba dan tidak sakit.
1. Lidah
Gambar 1. Ventral Lidah.
Terdapat lekukan yang sedikit menonjol berwarna biru keunguan pada ventral lidah
2. Gingiva
Gambar 3. Gingiva
Terdapat bercak kecokelatan memanjang dari distal 16 sampai distal 26 dan terdapat
bercak kecokelatan memanjang dari distal 32 sampai distal 43.
3. Mukosa Bukal
D. DIAGNOSIS
1. Lingual Varikositas
Lingual varikositas juga dikenal dengan kaviar lidah atau sublingual varises ,
dianggap sebagai perubahan fisiologis yang terkait dengan bertambahnya usia,
biasanya berkembang karena degenerasi vena sublingual. Hal ini terlihat di bawah
permukaan lidah di sepanjang kelenjar sublingual di mana permukaan mukosa tipis
dan tembus cahaya yang memungkinkan visualisasi struktur pembuluh darah
submukosa. Varikosistas intraoral pada umumnya ditemukan di bagian permukaan
dua pertiga anterior ventral lidah dan dapat meluas ke tepi lateral lidah dan dasar
mulut. Meskipun lingual varikosistas paling sering terdapat pada permukaan ventral
lidah, namun sering juga dapat terjadi di bibir dan dasar mulut, dan juga dapat terjadi
pada mukosa bukal, komisura labial, dan terkadang pada palatum durum dan
palatum.1,6-7
Gambaran klinis dari lingual varikositas ini biasanya multiple, papula bewarna
ungu kebiruan dan dapat terlihat pada ventral dan pinggiran lateral dan kadang-
kadang terlihat pada mukosa pipi dan bibir. Jika terdapat pada permukaan ventral
lidah menunjukkan adanya lekukkan dan dilatasi pembuluh darah vena.7
Lynge Pedersen 2015 menemukan hubungan antara lingual varikositas dengan
penyakit kardiovaskuler. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh hendstrom 2015
yang menunjukkan juga terdapat hubungan antara lingual varikositas dengan
hipertensi. Hubungan lingual varikositas dengan penyakit kardiovaskular masih
menjadi kontroversi, namun Hedstrom 2015 menunjukkan adanya hubungan antara
lingual varikositas dengan hipertensi (klasifikasi penyakit kardiovaskular). Hal yang
dapat dijelaskan mengenai hubungan antara lingual varikositas dengan hipertensi
dapat meliputi terjadinya anasmotosis sirkulasi pada sistem pembuluh darah vena
pada lidah atau dampak dari hemodinamik melalui arterio-venous shunts dimana
tekanan pembuluh darah arteri mempengaruhi pembuluh darah vena. Sedangkan pada
pasien ini tidak memiliki penyakit sitemik hipertensi, dengan TD : 120/80 mmHG.7
Beberapa penelitian juga mengemukakan bahwa penggunaan gigi tiruan
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya lingual varikositas. Penggunaan gigi
tiruan yang tidak pas dapat berkontribusi terhadap berkembangnya lingual varikositas
pada jaringan yang rentan terhadap traumatik karena penuaan, pada pasien ini tidak
menggunakan gigi tiruan. 7
2. Pigmentasi Gingiva
Diagnosis banding :
No Pigmentasi Gingiva Smokers Melanosis
1 Gambar
Warna gingival umumnya adalah pink koral. Warna gingival bervariasi di antara
individu yang berbeda dan diduga terkait dengan pigmentasi kulit. Bervariasi dari
cokelat muda sampai gelap atau hitam. Warna gingival tergantung pada jumlah dan
ukuran pembuluh darah, ketebalan epitel, tingkat keratinisasi dan pigmen di dalam
epitel gingival.12
Pigmentasi gingival adalah perubahan warna pada pada gingival karena berbagai
lesi dan kondisi terkait beberapa etiologi endogen dan eksogen. Mungkin berkisar dari
etiologi fisiologis (missal: pigmentasi ras) hingga manifestasi sistemik (missal:
penyakit Addison) dan neoplasma (missal: melanoma dan sarcoma Kaposi).
Pigmentasi gingival digambarkan sebagai perubahan warna keunguan yang menyebar
atau sebagai bercak coklat dan coklat muda atau hitam yang tidak beraturan, striae
atau untaian. Melanin,karoten, hemoglobin tereduksi, dan oxy-hemoglobin adalah
pigmen utama yang berkontribusi terhadap warna normal gingiva. Deposisi
berlebihan dari melanin yang terletak di lapisan sel basal dan supra basal epitel akan
menghasilkan hiperpigmentasi gingiva.12
Secara luas, pigmentasi gingival dapat diklasifikasikan sebagai fisiologis atau
patologis.9,13-14
1. Pigmentasi gingiva fisiologis (etnis/ras)
2. Pigmentasi gingival patologik
Penyakit endokrin : penyakit Addison, sindrom Albright, akromegali dan
sindrom nelson
Sarkoma Kaposi
Smokers melanosis
Hemangioma
Amalgam tattoo
Proses pigmentasi terdiri dari tiga fase : 14
1. Aktivasi melanosit
Aktifasi melanosit terjadi karena adanya rangsangan yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti paparan asap rokok, perubahan hormon dan sinar
matahari yang menstimulasi meningkatnya melanin.
2. Sintesis melanin
Sintesis melanin : Pada fase sintesis, melanosit membentuk butiran butiran yang
disebut lanosom. Proses ini terjadi ketika enzim tirosinase mengubah tirosin
menjadi asam amino menjadi molekul DOPA (dhroxypenilalanine). Tirosin
mengubah DOPA menjadi dopanquine kimia sekunder dan dopaquinne diubah
menjadi eumelanin (memberi warna gelap) dan pheomelanin (memberi warna
terang).
3. Ekspresi melanin
pada fase ini, melanosom diubah dari melanosit menjadi keratinosit yang
terletak pada lapisan epidermis kulit. Setelah itu, melanin tampak pada kulit.
Warna kulit bisa mempengaruhi aktifitas produksi melanin. Semua orang kecuali
albino memiliki kemungkinan untuk mengalami distribusi melanin fisiologis
diseluruh epidermis. Eumelanin (melanin gelap) biasanya diproduksi lebih banyak
pada individu kulit gelap dan rambut gelap. Melanosit pada individu berkulit gelap
dan hitam sangat reaktif, berbeda dengan individu berkulit terang. Pigmentasi gingiva
sering terjadi pada kelompok etnis Afrika, India, Asia dan Mediterannia. Hal ini
terjadi karena hiperaktifitas melanosit yang ditentukan secara genetik. Pigmentasi
gingiva merupakan sifat genetik yang terjadi pada beberapa populasi yang disebut
sebagai pigmentasi fisiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, prevalensi
pigmentasi melanin pada satu populasi genetik yang sama terlihat 89% memiliki
pigemntasi gingiva, sehingga pigmentasi gingiva bisa berkaitan dengan faktor genetik
dan pengaruh lain sepeti faktor lingkungan dan kebiasaan merokok.12
Penyakit periodontal bisa juga mempengaruhi perubahan warna pada mukosa
mulut. Pigmentasi gingiva bisa diperparah oleh gingivitis, Hal ini terjadi karena
adanya peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Vinni, dkk (2017) melakukan
penelitian tentang hubungan status periodontal dengan pigmentasi gingiva dan
didapatkan hasil bahwa tingkat pigmentasi melanin pada gingiva berhubungan dengan
status periodontal dan bisa dijadikan sebagai penanda awal terjadinya penyakit
periodontal.15
Perbedaan pigmentasi gingiva dan smokers melanosis dapat dilihat dari penyebab
terjadinya. Smokers melanosis biasanya terjadi pada seorang perokok yang dikaitkan
dengan durasi merokok dan dosis nikotin dari rokok. Smokers melanosis
menyebabkan perubahan aktifitas melanin di rongga mulut karena rangsangan asap
rokok, sedangkan pigmentasi gingiva terjadi karena perubahan melanin yang
dipengaruhi oleh genetik, faktor fisiologis dan pengaruh sinar matahari. Untuk
gambaran klinis, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pigmentasi gingiva dan
smokers melanosis.15
1. Demirel BG, Koca R, Tekin NS, Erdem D. Is caviar disease (sublingual varices)
associated with trauma. OHDM. 2016; 15(2): 87-8.
2. Al-Shayyab MH, Baqain ZH. Sublingual varices in relation to smoking,
cardiovascular disease, denture wearing, and consuming vitamin rich foods. Saudi
Med J. 2015; 36(3): 310-5.
3. Ongole R, Prveen BN. Textbook of oral medicine, oral diagnosis and oral
radiology.Ed 2.Elsevier.2013. New Delhi.15-25.
4. Langlais Robert P, et.al. Color Atlas of Common Oral Disease fourth edition.
Lippincott William & Wilkins, a Wolters Kluwer Business: Philadelphia. 2009
5. Byrd Julie A, et al. Glossitis and other tongue disorders. Dermatol Clin 21.2003
123–134. Elsevier Science (USA).
6. Ongole R, Prveen BN. Textbook of oral medicine, oral diagnosis and oral
radiology.Ed 2.Elsevier.2013. New Delhi.15-25.
7. N. Akkaya, D. Ölmez, G. Özkan. Evaluation of the factors associated with
sublingual varices: a descriptive clinical study. Folia Morphol., 2019,. Vol. 78,
No. 2, pp. 325–330 DOI: 10.5603/FM.a2018.0101
8. Burket, Lester W, Martin S. Greenberg, and Michael Glick. Burket's Oral
Medicine: Diagnosis & Treatment. Edisi 12. New York: Bufallo University ,
2015.
9. Langlais Robert P. 2012. Atlas Bewarna Kelainan RonggaMulut Yang Sering
Ditemukan. Hipokrates; Jakarta
10. Gupta. 2015. Gingival Depigmentation by Different Technique. Journal of Dental
and Medical Sciences; India
11. Rjendran, R dan Sivapathasundaram, B. (2012). Shafer’s Teksbook of Oral
Pathology. Edisi 7. India: Elsevier.
12. Shahna. N., et al. Gingival pigmentation : A review of literature. IJADS. 2019:
5(2): 83-91
13. A. Rehab., et al. Gingival pigmentation (cause,treatment and histological
preview). Future dental journal. 2017. 11(3) :1-7
14. A.J.Muchtar.,et al. Esthetic management of gingival hyperpigmentation: report of
two cases. Int.journal of dental clinics. 2011. 3(2): 115-116
15. Vinni, Goyal et al. Correlation of smoking, periodontal health status and gingival
melanin pigmentation. 2017. IJHSR;Vol 7(1).