PENDAHULUAN
Kata periodontium berasal dari bahasa Latin, yaitu peri-, yang berarti sekeliling, dan
-odons, yang artinya gigi.Sehingga periodontium berarti sekeliling gigi atau, jaringan yang
Gingiva pada anak-anak tampak lebih merah, vaskularisasi lebih banyak dan flabby, tidak
banyak ditemukan stippling, sedangkan ligament periodontal pada anak lebih lebar dan
mengandung lebih sedikit fiber.Tulang alveolar pada anak memiliki sedikit trabekula dan
kalsifikasi, namun memiliki lebih banyak ruang sumsum dan supply pembuluh darah yang besar.
Inflamasi gingiva atau gingivitis merupakan kelainan periodontal yang sering dan umum
terjadi anak dan dewasa muda.Keadaan ini disebabkan oleh bakteri plak dan dihubungkan
dengan respon host, kelainan gingiva ini juga dipengaruhi berbagai faktor penyebab termasuk
kondisi sistemik pasien.Insidensi dan tingkat keparahannya meningkat dari anak-anak ke dewasa
muda. Mencapai puncak prevalensi 80% yaitu pada anak umur 11 sampai 13 tahun.(Carranza,
2012).
Gingivitis kronis merupakan suatu penyakit gusi yang timbul secara perlahan-lahan
dalam waktu yang lama.Rasa sakit atau nyeri jarang dirasakan, sehingga hal ini menjadi alasan
utama gingivitis kronis kurang mendapatkan perhatian.Apabila dibiarkan tanpa perawatan yang
1
baik dan benar, maka dapat berlanjut menjadi periodontitis.Rasa sakit merupakan salah satu
simptom yang membedakan antara gingivitis kronis dan gingivitis akut (Carranza, 2012).
Tujuan penulisan makalah ini untuk memberikan pengetahuan secara mendasar tentang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PERODONTIUM
perkembangan anak.
1. Warna Gingiva :jumlah pembuluh darah dan jaringan ikat di gingiva berubah seiring
bertambahnya usia. Pembuluh darah menurun seiring bertambahnya usia. Oleh karena
itu warna normal jaringan gingiva berubah dari merah muda (usia muda) menjadi gelap
pink (usia lebih tua), karena melanosit, yang bertanggung jawab atas produksi melanin,
biasanya hadir dalam epitelium oral pada anak dan dewasa muda.
2. Stippling :Permukaan seperti kulit jeruk, mulai terlihat antara usia 2 dan 3 tahun.
3
3. Lebar gingiva cekat : lebih lebar pada anak – anak dibandingkan orang dewasa, Pelebaran
ini bukan merupakan proses linear. Lebar gusi cekat pada gigi tetap muda yang baru
tumbuh lebih sempit dibandingkan gigi susu dan membutuhkan 5 sampai 8 tahun
sebelum gusi cekat gigi permanen mencapai lebar gusi cekat gigi susu.
2.2DEFINISI GINGIVITIS
pada plak gigi dan merupakan penyebab utama terjadinya gingivitis. Mikroorganisme tersebut
menghasilkan enzim, antigen, toksin yang dapat mengaktivasi sel makrofag an sel T pada
Penyebab utama dari gingivitis adalah bakeri pada plak gigi (Carranza, 2012). Plak gigi
atau dental plaque adalah deposit lunak berwarna putih kekuningan yang melekat pada
Etiologi gingivitis tidak berdiri sendiri, terdiri dari beberapa faktor, yaitu initial factor,
predisposing factor, aggrevating factor dan perpetuating factor.Initial factor terdiri dari plak dan
bakteri. Predisposing factor terdiri dari kalkulus, tambalan overhang, dan alat ortodontik.
Modifying faktor terdiri dari kebiasaan buruk seperti bernapas melalui mulut, bruxism, dsb.
Aggrevating factor terdiri dari penyakit sistemik seperti malnutrisi, defisiensi vitamin C,
seperti oral hygiene yang buruk.Namun faktor utamanya atau penyebab utama dari gingivitis
4
Pada dewasa muda gingivitis marginalis merupakan gingivitis yang sering muncul.
Peneliti mengemukakan bahwa 2-34% gingivitis terjadi ada anak usia 2 tahun dan 18-38% pada
anak usia 3 tahun.Gingivitis pada anak biasanya tidak separah pada orang dewasa, walaupun
dengan jumlah bakteri dan nilai plak yang sama. Pada anak usia pra sekolah jarang menjadi
(Srivastava, 2011)
Tahapan terjadinya gingivitis secara berurutan dilihat dari keadaan klinis dikategorikan
Manifestasi pertama dari inflamasi gingiva adalah perubahan vaskular yang meliputi
dilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah. Perubahan inflamasi tahap awal terjadi pada respon
terhadap aktivasi mikroba dari leukosit dan stimulasi yang akan datang dari sel endotelial. Secara
klinis, respon awal gingiva terhadap akumulasi plak tidak terlihat. Perubahan yang tidak nampak
dapat juga dideteksi padajunctional epitheliumdan jaringan penghubung perivaskular pada tahap
awal ini. Sebagai contoh, matriks jaringan perivaskular mengalami perubahan dan terdapat
eksudat dan endapan dari serabut pada daerah yang terinfeksi. Dan juga leukosit segera mulai
(Carranza,2012).
5
Gambar 2. Tahapan II gingivitis: early lesion (Lindhe, 2003)
Tahap ini berkembang secara perlahan dari initial lesion selama 1 minggu setelah
akumulasi plak dimulai. Secara klinis, tahap ini mungkin muncul sebagai gingivitis awal, tahap
ini memiliki persamaan dan berkembang secara perlahan dari initial lesion. Seiring berjalannya
waktu, tanda klinis seperti eritema akan muncul serta adanya perdarahan pada saat dilakukan
probing. Aliran cairan gingival dan jumlah transmigrasi leukosit mencapai maksimum antara 6
Perkembangan tahap ini ditandai dengan lebih dominannya sel plasma dan limfosit B dan
kemungkinan menjadi penghubung dengan pembentukan poket gingiva kecil. Pada gingivitis
kronis, yang terjadi 2 sampai 3 minggu setelah akumulasi plak pertama, pembuluh darah menjadi
padat, vena jadi melemah, dan aliran darah menjadi lambat (gambar 2.3). Hasilnya adalah terjadi
6
anoxemia gingiva, yang memberi warna kebiruan pada gingiva. Established lesion dapat
7
2.5 KLASIFIKASI PENYAKIT GINGIVA
1. Gingivitis akut : memiliki onset yang tiba – tiba dan durasi yang pendek namun sakit.
Yang termasuk dalam gingivitis akut antara lain abses gingiva dan Acute Necrotizing
2. Gingivitis kronis : memiliki onset yang lambat, durasi yang panjang, tidak sakit kecuali
terdapat komplikasi eksaserbasi akut atau subakut. Merupakan bentuk yag umum dari
gingivitis.
1. Gingivitis lokalisata : gingivitis yang mengenai gingiva dari satu atau beberapa gigi.
3. Papiliary gingivitis : melibatkan interdental papil dan sering meluas ke margin gingiva
yang dekat.
4. Gingivitis difus : mengenai margin gingiva, gingiva cekat dan interdental papil.
Klasifikasi terbaru penyakit dan kondisi yang mempengaruhi jaringan periodontium , sesuai
konsensus international pada International Workshop for The Classification of The Periodontal
8
Dental Plaque–Induced Gingival Diseases 1. Primary herpetic gingivostomatitis/APHG
These diseases may occur on a periodontium 2. Recurrent oral herpes
with no attachment loss or with attachment 3. Varicella zoster
loss that is stable and not progressing. B. Other
I. Gingivitis associated with dental plaque III. Gingival diseases of fungal origin
only A. Candida species infections: generalized
A. Without local contributing factors gingival candidiasis
B. With local contributing factors (see Box B. Linear gingival erythema
4-4) C. Histoplasmosis
II. Gingival diseases modified by systemic D. Other
factors IV. Gingival lesions of genetic origin
A. Associated with endocrine system A. Hereditary gingival fibromatosis
1. Puberty-associated gingivitis B. Other
2. Menstrual cycle–associated gingivitis V. Gingival manifestations of systemic
3. Pregnancy associated conditions
a. Gingivitis A. Mucocutaneous lesions
b. Pyogenic granuloma 1. Lichen planus
4. Diabetes mellitus–associated gingivitis 2. Pemphigoid
B. Associated with blood dyscrasias 3. Pemphigus vulgaris
1. Leukemia-associated gingivitis 4. Erythema multiforme
2. Other 5. Lupus erythematosus
III. Gingival diseases modified by 6. Drug induced
medications 7. Other
A. Drug-influenced gingival diseases B. Allergic reactions
1. Drug-influenced gingival enlargements 1. Dental restorative materials
2. Drug-influenced gingivitis a. Mercury
a. Oral contraceptive–associated gingivitis b. Nickel
b. Other c. Acrylic
IV. Gingival diseases modified by d. Other
malnutrition 2. Reactions attributable to:
A. Ascorbic acid deficiency gingivitis a. Toothpastes or dentifrices
B. Other b. Mouth rinses or mouthwashes
c. Chewing gum additives
Non–Plaque-Induced Gingival Lesions d. Foods and additives
I. Gingival diseases of specific bacterial 3. Other
origin VI. Traumatic lesions (factitious,
A. Neisseria gonorrhoeae iatrogenic, or accidental)
B. Treponema pallidum A. Chemical injury
C. Streptococcus species B. Physical injury
D. Other C. Thermal injury
II. Gingival diseases of viral origin VII. Foreign body reactions
A. Herpesvirus infections
9
BAB III
Gingivitis kronis pada anak atau dewasa muda biasanya terhenti saat tahap awal dari
penyakit , hal ini dikarenakan sel T-lymfositsecara histologi mudah menerobos lesi atau jaringan
lnak, sedangkan pada gingivitis kronis orang dewasa secara histologi di terobos oleh plasma sel
gigi lengkap pada anak – anak. Pembentukan antibodi terhadap mikroorganisme ini mengikuti
bentuk koloni bakteri, sebagaimana tubuh mengenal antigen, yang diproduksi secara
Tujuan dari perawatan gingivitis pada rentang usia ini adalah untuk menunjukkan pentingnya
kesehatan periodontal sejak dini. Sehingga kebiasaan menjaga kesehatan mulut terbawa sampai
usia dewasa. Berikut adalah beberapa tipe gingivitis yang muncul pada usiamuda :
1. Gingivitis eruptiva
3. Gingivitis alergi
5. Gingivitis artefacta
10
3.2 Gingivitis Eruptiva
Tipe gingivitis ini berhubungan dengan erupsi gigi yang sulit dan biasanya hilang setelah
gigi tumbuh. Insidensi gingivitis anak sering muncul pada anak usia 6-7 tahun yaitu rentang usia
gigi permanen pertama erupsi. Insidensi tertinggi dari gingivitis eruptiva biasanya muncul karena
margin gingiva tidak mendapatkan perlindungan dari kontur mahkota selama fase inisial dari
proses erupsi gigi dan penumpukan makanan terus menerus pada gingiva, sehingga
Gingivitis eruptiva umumnya berhubungan dengan erupsi gigi molar permanen pertama
dan kedua.Kondisi ini biasanya menyebabkan rasa sakit dan dapat meningkat menjadi
Perawatan
mulut
Gingivitis erupsi disertai rasa nyeri, dibutuhkan irigasi menggunakan cairan cholhexidine
Gambar 5. Gingivitis Eruptiva disertai gingivitis marginalis kronis yang parah karena oral
11
3.3 Gingivitis Pubertas
Insidensi dari gingivitis pada tepi gingiva meningkat pada anak yang mulai beranjak
dewasa, puncak pertumbuhan pada anak adalah usia 9 sampai 14 tahun, kemudian
menurun drastic setelah periode pubertas. Manifestasi gingivitis pubertas yang paling
gingiva juga dicatat terjadi pada anak laki – laki dan perempuan dan keduanya terjadi
Gambar 6.Gingivitis pubertasdisertai peradangan dan pembesaran gusi dikarenakan oral hygiene
Respons gingiva yang berubah selama tahap perkembangan ini dianggap sebagai hasil
perubahan hormonal yang memperbesar respon vaskular dan inflamasi terhadap plak gigi dan
3.4Gingivitis alergi
alergi selama musim bunga. Matsson juga mengemukakan pasien dengan alergi kompleks yang
12
memiliki gejala untuk waktu yang lama, secara signifikan memperlihatkan perubahan jaringan
Perawatan :
Obat antihistamin
Gambar 7. Pasien riwayat bernafas melalui mulut dengan rhinitis alergika (Carranza, 2012)
3.5Gingivitis artefacta
Merupakan jenis gingivitis yang terjadi karena perbuatan anak itu sendiri, umumnya
muncul pada margin gusi dan papilla.Biasanya timbul karena trauma misalnya gusi terkena jari
kuku.Lesi ini dapat berupa stippling yang terlokalisir dari gusi atau luka di margin gusi.
Diagnosis gingivitis artefacta dapat ditegakkan melalui tanya jawab dengan pasien anak dengan
13
melihat area yang terasa sakit, biasanya anak langsung menunjukkan lesi atau regio yang sakit
tersebut.
Perawatan :
Pemeriksaan menyeluruh dari daerah yang mengalami iritasi dan melakukan perawatan ,
bila diperlukan
Menginformasikan anak dan orang tua bahwa jari anak adalah penyebab rasa sakit dan
Penyakit ini ditandai dengan peradangan margin gusi tanpa kehilangan tulang alveolar
atau jaringan ikat. Hal ini biasanya berhubungan dengan erupsi gigi susu dan permanen.
Biasanya hilang secara spontan.Sebagian besar radang gusi kronis pada anak-anak dikaitkan
dengan plak dan iritan seperti tepi gigi karies yang kasar, tambalan overhang, dll.Prevalensi
gingivitis kronis meningkat saat pubertas dan kehamilan terkait dengan permulaansekresi
hormone seks.
Perawatan :
Memberikan profilaksis oral, intruksi dan prosedur kesehatan gigi dan mulut, anjuran diet
Menghilangkan faktor iritan local contohnya : melakukan penambalan gigi yang karies,
14
Regio yang paling sering terkena lesi gingiva lokal pada anak – anak adalah gigi insisive
permanen rahang bawah. Kondisi ini juga biasa dikenal dengan namaStillman’s cleft. Gigi yang
terpapar biasanya lebih cenderung ke labial dari lengkung gigi dibandingkan gigi insisive lain.
Sehingga pada sisi labial tidak terdapat atau hanya sedikit dukungan tulang alveolarnya.
Faktor penyebab utama dari resesi gingiva lokal adalah trauma oklusal yang berhubungan
dengandeep bite atau cross bite (anterior). Faktor lain yang menyebabkan resesi gingiva lokal
adalah frenulum labial yang tinggi ke tepi free gingiva, yang dapat menarik keluar margin
Pseudogingival recession
Pseudogingival recession : Jarang terjadi, margin gusi memiliki gambaran resesi seperti
bentuk kountur yang tidak teratur yang disebabkan oleh peradangan dari interdental papil.Margin
True gingival recession:adalah kondisi dimana margin gingiva turun ke apikal melewati CEJ.
Derajat keparahan dari true gingival recession tidak memiliki ciri klinis yang signifikan sampai
15
Gambar 8. True gingival recession pada gigi anterior (Satheesh, 2017)
Perawatan :
Membuat model studi dan melakukan perekaman / fotografi dari kondisi resesi
Bila pseudogingival recession terjadi maka dilakukan recal pemeriksaan berkala tiap 6
bulan
Pada gigi ektopik atau yang mengalami traumatik oklusi, disarankan untuk dilakukan
Pembesaran gingiva pada anak – anak juga dapat terjadi karena penggunaan alat orthdonti, yang
seringkali menyulitkan proses pembuangan plak. Perubahan gingiva dapat terjadi satu sampai
dua bulan setelah pemasangan alat orthodonti, bersifat sementara, dan jarang menyebabkan
kerusakan jaringan dalam waktu yang lama. Fakta bahwa kebanayakan perawatan orthodonti
16
dilakukan pada usia pubertal maka perubahan gingiva yang terjadi biasnaya berhubungan dengan
Gambar 9.Gingivitis kronik marginalis Chronic pada perawatan orthodonti dengan OH buruk
(Carranza,2012)
Hiperplasia gingiva sering terlihat pada anak-anak yang menderita epilepsi dan
1969). Saat ini,Phenytoin gingival hyperplasia dikenal sebagai Phenytoin induced gingival over
bukal lebih sering terkena daripada sisi posterior dan lingual.Gingiva tampak berwarna merah
muda, tegas dan tidak mudah berdarah saat probing, sampai menjadi infeksi sekunder atau
pembengkakan.
Hiperplasia gingiva yang berhubungan dengan terapi obat membentuk pseudo pocket dan
membengkak menutupi mahkota gigi. Tingkat perlekatan epitel biasanya tetap ada
Masalah yang timbul berhubungan dengan hiperplasia gingiva karena terapi obat :
17
• Kesulitan dalam pengunyahan
• Gangguan bicara
• Trauma jaringan
Perawatan :
1. Bila kurang dari sepertiga mahkota klinis tertutup, berikan instruksi pada anak dan
orang tua tentang metode pengendalian plak yang tepat dan efisien, juga saran
2. Bila 1/3 sampai 2/3 mahkota klinis tertutupi; perawatan di rumah dengan alat irigasi
3. Bila lebih dari 2/3 mahkota klinis tertutup dan tidak menanggapi instruksioral
Meningkatkan visibilitas dari area operasi dan memungkinkan kontrol untuk area
yang terbatas.
18
Metode ini self sterilizing dan tidak membutuhkan periodontal pack
Sedikit perdarahan dan menyediakan daerah kerja yang kering dan visibilitas
lebih baik
Cepat sembuh
Cepat
Penyembuhan tertunda
19
Hilangnya respon taktil umpan balik dan wajib menggunakan pelindung mata
kepatuhan pasien. Setelah operasi beberapa pasien dengan gingivitis karena obat menunjukkan
kekambuhan jaringan fibrosa.Pada beberapa kasus seperti itu alat tekanan untuk pertumbuhan
gingiva karena obat diberikan segera setelah operasi pengangkatan jaringan hiperplastik,
dilakukan pencetakan gigi dan dibuat splint.Periodontal dressing dilepas setelah satu minggu
pasca operasi dan insersi spint. Alat biasanya hanya dipakai saat malam hari (Srivastava, 2011).
dengan kesehatan gigi dan mulut yang buruk.Keterlibatan gingiva meliputi jaringan tepi dan
papilla.Anak – anak dengan gingivitis scorbutic biasanya mengeluhkan rasa sakit yang prah, dan
hemoragi spontan muncul. Fain dkk percaya bahwa perdarahan dan gingivitis yang muncul pada
pasien kanker disebabkan karena kekurangan vitamin C atau scurvy dibandingkan keganasan
Gingivitis scorbutik yang parah jarang terjadi pada anak. Namun, dapat terjadi pada anak
dengan alergi jus buah terutama pada anak yang tidak mendapatkan nutrisi dan supplement
vitamin C. Saat pemeriksaan darah menunjukkan defisiensi vitamin C dan muncul berbagai
kondisi sistemik yang mungkin terjadi, gingivitis membutuhkan asam askorbik 250 sampai 500
mg per hari. Dewasa muda dan orang dewasa membutuhkan vitamin C 1 gram per hari selama
dua minggu untuk mempercepat proses penyembuhan,Pada kasus yang tidak terlalu parah,
20
gingivitis sering muncul. Peradangan dan pembesaran jaringan margin gingiva dan papilla
jumlah sel dari gingiva.Istilah klinisnya adalah pertumbuhan berlebih atau pembesaran.Secara
fibromatosis) dapat terjadi sebagai efek samping dari penggunaan obat sistemik, termasuk
fenitoin, siklosporin, dan nifedipin.Gingiva hiperplasia mungkin juga berasal dari genetik.Lesi
ini dikenal sebagai hereditary gingival fibromatosis (HGF), yang merupakan kondisi yang
jarang, cirinya dengan membaurkan pembesaran gingiva, kadangkala meliputi bagian utama,
atau total, permukaan gigi (Lindhe, 2003). HGF adalah autosompenyakit dominan, akibat
Rutherford atau Laband sindrom, namun kejadian dan tingkat keparahannya bervariasi
tergantungpada penetrasi dan ekspresivitas yang bermutasi gen. Seringkali ini adalah penyakit
21
Gambar 10.(kiri) Gambaran klinis gigi anterior dari hereditary gingival overgrowth pada anak
laki-laki usia 6 tahun ras Kaukasian (Doufexi, 2006). (kanan) Gingival fibromatosis yang parah
Biasanya, HGF hadir sebagai massa lunak yang besar, padat, elastis, jaringan fibrosa
yang tidak sensitive, yang melampaui tulang alveolar dan meluas ke permukaan gigi, sehingga
pada perluasan pembesaran gingiva, pasien mengeluhkan terganggunya fungsi penguyahan dan
masalah estetika, karena biasanya terdapat tonjolan bibir, dan jaringan gingiva yang menutupi
gigi.Perawatan HGF adalah operasi, seringkali dengan serangkaian gingivektomi, tapi sering
terjadi relaps. Jika volume gingival growth sangat luas, direposisi atau pembedahan dengan flap
untuk menghindari kerusakan jaringan ikat akibat gingivektomi sehingga eliminasi dari
22
BAB IV
KESIMPULAN
Seorang dokter gigi khusus nya spesialis kesehatan gigi anak, diharapkan mampu untuk
menegakkan diagnosis dari suatu kelainan jaringan periodontal, sangat penting mengetahui
pengetahuan dasar tentang gingivitis, definisi, mekanisme, klasifikasi gingivitis, dan macam –
macam kelainan periodontal yang mungkin terjadi pada anak dan dewasa muda.
Gingivitis adalah inflamasi yang melibatkan hanya jaringan gingiva disekitar gigi tanpa
merusak jaringan pendukung.Gingivitis kronis pada anak harus dapat dibedakan dengan keadaan
fisiologinya, karena struktur jaringan peridontal anak- anak berbeda dengan orang dewasa.Pada
Karena setiap anak unik, maka perawatan anak-anak dirancang dan disesuaikan dengan
pada proses tumbuh kembang anak itu sendiri. Dalam menangani kasus gingivitis pada anak –
23
anak dan dewasa muda dibutuhkan kerja sama antara anak , orang tua, dokter gigi dan orang
sekitar, dengan tujuan tercapainya suatu kebiasaan yang baik dalam mengelola kesehatan gigi
dan mulut sehingga saat dewasa dapat terhindarkan dari penyakit periodontal.
DAFTAR PUSTAKA
10.
Hayat Al-Ghutaimel, Hisham Riba, Salem Al-Kahtani, and Saad Al-Duhaimi. 2014.
Common Periodontal Diseases of Children and Adolescents. Riyadh, Saudi Arabia. International
24
Lindhe, Jan. 2003. Cinical Periodontology and Implant Dentistry. Blackwell
Munksgaard.p3-9
McDonald, Ralph E, Avery, David R, Dean, Jeffrey A. 2011. Dentistry for The Child and
Srivastava, Vinay Kumar. 2011. Modern pediatric Dentistry.1 st ed. New Delhi, India
25