Oleh :
ANDWITYA PRAMESHWARI
2041412021
Pembimbing :
drg. Gunawan, Sp. RKG
KAJIAN LITERATUR
menopang gigi. Periodonsium adalah jaringan kompleks yang terdiri dari pembuluh
darah, saraf, dan kumpulan serat, yang memberikan nutrisi dan sensibilitas,
morfofungsional dari sistem stomatognatik, dan "desain" nya tidak hanya merespon
fungsi intrinsik yang berkaitan dengan nutrisi atau pendukung gigi tetapi juga
empat jaringan yang terletak di dekat gigi: (1) tulang alveolar (AB), (2) sementum
akar (CR), (3) ligamentum periodontal (PL), dan (4) gingiva (G) (Muñoz-Carrillo
et al., 2019).
memiliki stippling pada permukaannya, berwarna merah muda pucat atau coral
pink , warnanya bervariasi dan terdapat korelasi dengan pigmentasi kulit. Gingiva
knife edge yang berbatasan dengan gigi. Margin gingiva yang sehat melekat ke CEJ
dan menyelimuti gigi dengan bentuk seperti kerah (colar like scalloped fashion)
pada permukaan fasial dan lingual. Sulkus gingiva sehat memiliki kedalaman 1-3
mm serta tidak terjadi perdarahan saat dilakukan probing. Sulkus gingiva sehat
memiliki cairan interstitial (cairan sulkus gingiva) dalam jumlah yang kecil,.
Gambar 1.2 Gingiva sehat: berwarna coral pink, terdapat stippling, margin seperti knife
edge.
rumit antara mikrobiota subgingiva, respons imun dan inflamasi inang, dan faktor
modifikasi lingkungan (Lang & Bartold, 2018). Bakteri adalah etiologi utama di
penyakit periodontal, dan diperkirakan lebih dari 500 spesies bakteri yang berbeda
mampu berkoloni di rongga mulut (Saini et al., 2009). Bakteri tersebut dapat
ditemukan pada plak dan kalkulus pada permukaan gigi yang juga merupakan
etiologi dari penyakit periodontal. Plak adalah biofilm bakteri pada permukaan gigi,
yang tidak dibersihkan dari lapisan luar gigi akan menjadi tempat berkumpulnya
bakteri. Bakteri tersebut akan mengeluarkan zat yang bersifat asam dan dapat
merusak gingiva. Disamping itu bakteri mendukung perubahan plak yang tidak
dibersihkan sehingga akan menjadi karang gigi atau kalkulus. Penyakit periodontal
yang disebabkan oleh plak (gingivitis) dapat terjadi hanya karna plak dengan atau
tanpa keterlibatan faktor lokal atau bisa dimodifikasi oleh faktor sistemik, obat-
obatan, atau oleh malnutrisi. Gingivitis yang disebabkan oleh plak dapat terjadi
perlekatan yang stabil dan tidak bersifat progresif. Penyakit gingiva yang tidak
disebabkan oleh plak meliputi yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur atau
virus tertentu, asal genetik, kondisi sistemik (kondisi dermatologis, reaksi alergi),
Gambar 1.3 Gingivitis yang dipengaruhi oleh hormon dan obat-obatan. (a) oleh hormone
kehamilan. (b) dan (c) oleh obat-obatan. (b) oleh obat antihipertensi, nifedipine, yang
merupakan antagonis kalsium. (c) oleh cyclosporine, sebuah imunosupresan yang
digunakan untuk mencegah penolakan transplantasi organ.
Gambar 1.4 Benign Mucous Membrane Pemphigoid sebagai contoh lesi yang tidak
disebabkan plak tanpa keterlibatan sosioekonomi. Jaringan gingiva yang sloughing
menyebabkan ulserasi yang menyakitkan pada gingiva.
Gambar 1.5 Gingiva seorang lelaki berumur 29 tahun yang mengalami infeksi herpes
primer dan inflamasi gingiva yang parah.
Gambar 1.7 Respon alergi parah secara umum pada gingiva akibat dari aditif pada
permen karet.
Gambar 1.8 Trauma pada gingiva yang diakibatkan kuku jari pasien.
Gambar 1.9 Pertumbuhan berlebih gingiva proliferasi akibat impaksi benda asing.
1.3 Gingivitis
periodontitis jika tidak diobati. Tahapan dari radang gusi pertama kali dijelaskan
oleh Page dan Schroeder pada tahun 1976 (Rathee & Jain, 2020).
leukosit dan sel endotel terhadap plak (biofilm bakteri). Tahap ini tidak
tempat peradangan. Tahap ini terjadi selama dua sampai empat hari.
b) Early Lesion: Early lesion berubah dari initial lesion dalam kurun waktu 1
diantara rete peg atau ridge. Pada tahap ini juga dapat terjadi bleeding on
komplemen diaktifkan.
c) Established Lesion: Tahap ini ditandai dengan pergeseran dari respons imun
sel plasma, limfosit T dan B. Secara klinis, perubahan warna dan kontur
Ini dikategorikan dalam tahap radang gusi sedang hingga parah. Tahap ini
Gingivitis dapat terjadi dengan onset yang cepat dan durasi yang
singkat serta dapat terasa sakit atau nyeri. Berdasarkan perjalan dan
durasi, gingivitis terbagi menjadi dua jenis, yaitu gingivitis rekuren dan
yang memiliki onset lambat dan durasi yang lama. Gingivitis ini tidak
dan merupakan tipe yang paling sering ditemui. Gingivitis kronis adalah
ditemukan pada biofilm dengan jaringan dan sel inflamasi pada host.
Interaksi antara host dan plak gigi dapat berubah akibat adanyak efek dari
(autoimun).
1.3.3 Deskripsi Gingivitis
dan difus. Gingivitis terlokalisir terbatas pada gingiva dari satu atau
yang berdekatan. Papila lebih sering terkena daripada margin gingiva, dan
tanda gingivitis paling awal sering terjadi pada papilla. Gingivitis difus
al., 2018):
a. Gingivitis marginal terlokalisir terbatas pada satu atau lebih daerah margin
gingiva.
Gambar 1.11 Gingivitis terlokalisir, difus pada daerah fasial gigi berwarna merah
intens, dan margin gingiva gigi anterior lainnya berwarna merah mudah gelap
gingivitis difus umum dan perlu dievaluasi apabila dicurigai menjadi faktor
etiologi.
Gambar 1.15 Gingivitis difus umum melibatkan gingiva marginal, papilla, dan
attached.
1.3.4 Temuan Klinis
1) Perubahan Warna
2) Perubahan Konsistensi
traumatik seperti lesi akibat kimia, fisik dan termal. Lesi akibat kimia
lidah dan cara menggosok gigi yang salah yang dapat menyebabkan
resesi gingiva. Lesi karena termal dapat berasal dari makanan dan
minuman yang panas. Gambaran umum pada kasus gingivitis akut
gingiva.
akar. Penebalan pada gingiva yang diamati pada gigi kaninus ketika
McCall festoon.
dan stain pada permukaan mahkota dan akar gigi. Sedangkan root planing
dari jaringan nekrotik maupun sisa bakteri dan produknya yang melekat pada
permukaan akar (sementum). Tindakan scaling perlu diikuti dengan root planing
plak dan perlekatan kalkulus. Scalling dan root planning mempunyai keterbatasan,
antara lain: tidak dapat mencapai daerah poket dengan kedalaman lebih dari 3mm
dan tidak dapat mencapai daerah bifurkasi yang merupakan cekungan pada akar
gigi, namun scaling dan root planing masih tetap merupakan perawatan utama,
sulkus gingiva.
a. Preventive periodontic
melakukan scaling dan root planing ini mampu menghilangkan etiologi dari
sendiri serta mampu mencegah penjalaran penyakit kearah lebih parah jika
plak. Dengan adanya prosedur scalling dan root planning dapat mengurangi
terjaga
f. Pasien Hemophilia
umumnya terdiri dari 3 bagian, yakni handle (pegangan), shank (penghubung antra
Gambar 1.17 (a) Kuret, (b) Sickle, (c) File, (d) Chisel, (e) Hoe.
Gambar 1.18 (A) Columbia #4R-4L universal curette. (B) Younger-Good #7-8,
McCall's #17-18, and Indiana University #17-18 universal curettes
yang bertemu pada satu ujung yang tajam. Shank yang lurus untuk gigi
dengan sudut antara blade dengan gigi , aktifasi alat dengan gerakan
dari sisa kalkulus dan semetum yang rusak. Desain dari hoe scaller yaitu
permukaan ujung yang datar dengan aspek dalam blade, cutting edge
dibevel 45°blade agak bengkok terdiri dari dua titik kontak dengan
poket sehingga terdapat dua kontak dengan gigi, alat diaktivasi dengan
kontak.
Gambar 1.21 (A) Hoe Scaler dirancang untuk permukaan gigi yang berbeda,
menunjukkan kontak "dua titik". (B) Hoe Scaler di pocket periodontal. Bagian
belakang blade dibulatkan untuk memudahkan akses. Instrumen menyentuh
gigi pada dua titik untuk stabilitas.
kalkulus yang besar atau lembaran kalkulus yang mengilap. File scaler
menjadi kasar jika tidak digunakan dengan benar. Oleh karena itu,file
scaler tidak cocok untuk SRP. File scaler terkadang digunakan untuk
instrument double ended dengan shank lurus dan bengkok. Blade sedikit
yang besar.
1. Asesibilitas
operator terhadap pasien. Hal ini penting karena berkaitan pula dengan
kenyamanan dan ketahanan fisik operator selama perawatan. Scaling dan root
sehingga membutuhkan waktu dan energi yang cukup, oleh karena itu perlu
lantai.
Saat bekerja dari posisi jam 9-12, sebarkan kaki terpisah sehingga kaki
b. Posisi pasien
Pasien harus dalam posisi supine dan tempatkan sedemikian rupa mulut
Badan : Tumit pasien harus sedikit lebih tinggi dari ujung hidung.
dental unit adalah yang paling diinginkan (gambar a). Namun apabila tidak
digunakan untuk menarik pipi atau lidah; jari telunjuk digunakan untuk menarik
memastikan bahwa instrumen bersih, steril, dan dalam kondisi yang baik.
Ujung kerja instrumen yang runcing atau pisau harus tajam agar efektif.
wilayah kerja. Suction yang adekuat diperlukan dan dapat dicapai dengan
saliva ejector atau respirator. Wilayah kerja harus dibilas sesekali dengan
air.
5. Stabilisasi Alat
grasp. Modified pen grasp merupakan metode yang paling efektif dan
stabil untuk scaling dan root planning. Pada modified pen grasp, bagian
bawah ujung jari tengah berada pada shank. Cara ini memungkinkan
pen grasp, bagian sisi ujung jari tengah berada pada shank
Gambar 1.28 kanan: Modified pen grasp; kiri: Pen grasp.
instrumen selama mengasah dan pada saat penggunaan syringe air dan
periodontal.
maupun ekstra oral (pada jaringan lunak). Tumpuan pada gigi yang
tumpuan pada ekstra oral. Intra oral finger rest terdiri dari 4 cara, yaitu:
conventional (tumpuan pada gigi dalam 1 rahang sisi yang sama), cross
opposite arch (tumpuan pada gigi pada rahang yang berlawanan), finger
on finger (tumpuan pada jari telunjuk/ibu jari tangan yang lain yang
tengah dan jari manis pada sisi lateral kanan mandibula, digunakan
meletakkan jari tengah dan jari manis sisi telapak pada lateral kiri
Gambar 1.34 Kanan: Palm-up Finge rest; Kiri: Palm-Dwon Finger rest
gigi, hal ini akan menyebabkan trauma pada jaringan lunak terutama
Gambar 1.35 Blade scaler, terdiri dari 3 bagian, (a) Lower one third, (b) Middle
third, (c) Upper one third
Gambar 1.36 Adaptasi blade pada gigi (sisi kiri benar, sisi kanan salah)
gingiva.
planning stroke.
Gambar 1.38 Gerakan scaling. (a) Vertical stroke, (b) Oblique stroke, (c) Horizontal
stroke.
dasarnya kalkulus sudah tidak lagi sebanyak pada tahap scaling. Jika
area permukaan gigi yang akan dibersihkan. Dengan gerakan yang kuat
permukaan gigi dan permukaan gigi tidak ada yang kasar. Alat dengan
saat tindakan scaling, darah yang keluar cukup banyak maka pandangan
karena itu untuk mencegah trauma dan kerusakan jaringan yang lebih
besar, maka alat scaler harus diaplikasikan dan digunakan secara hati-
hati serta yang lebih penting lagi adalah pemilihan alat dengan
itu operator dituntut untuk menguasai morfologi gigi per gigi dengan
antara adanya kalkulus atau karena adanya bentukan yang variatif dari
permukaan akar.
kontak antara 2 gigi, yaitu daerah K karena pada daerah ini terdapat
terlepas.
+ gerakan yang kuat dan dalam jarak pendek arah vertikal (koronal),
+ maupun oblique mengungkit dan menarik kalkulus terlepas dari gigi.
Rekam Kontrol Plak (RKP) diciptakan oleh O’Leary dkk dan digunakan
untuk memantau pelaksanaan control plak oleh pasien yang dirawat. Untuk
plak (disclosing solution atau disclosing tablet). Yang dicatat adalah ada atau
vestibular, distal dan oral) dan diberikan tanda positif pada permukaan gigi
NILAI PLAK
Umur : 21 Tahun
X
8
8
+
7
6
6
+ +
5
4
4
+
3
+
2
2
+
1
1
1
+
2
2
+
3
3
4
4
+
5
6
6
7
7
X
8
XX +
+
+
depth
dimasukkan kedalam sulkus gingiva atau poket. diukur pada 6 sisi pengukuran
distal). Tahapan menentukan gigi pada setiap kuadran yaitu gigi yang memiliki
kedalaman poket paling dalam. Jika terdapat lebih dari 1 gigi pada setiap kuadran
maka yang dipilih hanya 1 gigi per kuadran dengan kedalaman poket yang paling
dalam.
Teknik probing
dalam sulkus atau poket menyusuri junctional epitelium. Teknik gerakan probing
stroke:
1. Masukkan probe kedalam sulkus atau poket dan dijaga agar tip probe
permilimeter. Tip probe tidak boleh sampai keluar dari dalam sulkus atau poket
Gambar 1.40 Teknik walking stroke
tangkai instrument (arah vestibular) dan satu jari (arah oral), gigi didorong ke segala
arah.
pendarahan gingiva yang timbul setelah prob diselipkan pada sulkus gingiva. Probe
yang diperiksa meliputi permukaan oral dan vestibular dan dinilai menurut kriteria
Skor 1: Muncul titik perdarahan 20 - 30 detik setelah probing pada sulkus gingiva
Skor 2: Terlihat garis tipis darah atau beberapa titik perdarahan pada tepi gingiva
Skor 3: Interdental papila terlihat dipenuhi dengan sedikit atau banyak darah
TELAAH KASUS
Umur : 21 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
a) Chief complaint
Pasien datang ke RSGM dengan keluhan gigi bawah sebelah kiri terasa kasar
b) Present Illness
scalling terakhir kali 2 tahun yg lalu. Pasien terakhir kali ke dokter gigi
melakukan penambalan gigi 36 pada bulan Maret 2020. Pasien menyikat gigi
2 kali sehari dengan gerakan membulat dengan tekanan sedang dan tidak
disertai penggunaan obat kumur serta dental floss. Pasien mengunyah 2 sisi.
e) Family History
Ayah dan Ibu pasien diketahui tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
f) Social History
Pasien merupakan mahasiswi tahun akhir dan tidur selama ±7 jam. Pasien
a) Mata : TAK
b) Leher : TAK
c) Bibir : TAK
d) TMJ : TAK
a) Mukosa : TAK
b) Gingiva
- Bentuk : TAK
- Konsistensi : TAK
- Pitting test :-
- Stippling : (+)
- Permukaan : TAK
- Resesi : (-)
- Stillman’s cleft :-
- MC.Call’s festoon : -
- Frenulum : sedang
- Perkusi :-
- Mobility :-
c) Oklusi
- Permukaan gigi
o Abrasi :-
o Erosi :-
permukaan lingual gigi 31, 32, 33, 36, 47, 46, 42 dan 41 dan pada
permukaan labial pada gigi 31, 32, 41 dan 42. Terdapat karies
- Prognosa : Baik
c) Tahapan perawatan gigi (menyeluruh)
3) Fase bedah :-
NILAI PLAK
Kunjungan I
Persentase: 20,7%
Gigi 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
Kunjungan I x 111 111 111 111 211 121 211 112 111 111 111 111 111 111 X
Facial Kunjungan II X X
Kunjungan III X X
Kunjungan I X 111 111 121 111 211 111 112 111 111 111 111 121 111 111 X
Palatal Kunjungan II X X
Kunjungan III X X
Mobility X - - - - - - - - - - - - - - X
BOP X - - - - - - - - - - - - - - X
Gigi 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Kunjungan I X X 132 111 111 112 111 121 112 211 211 111 121 112 111 X
Facial Kunjungan II X X X
Kunjungan III X X X
Kunjungan I X X 111 112 211 211 212 111 111 111 111 112 121 111 211 X
Palatal Kunjungan II X X X
Kunjungan III X X X
Mobility X X - - - - - - - - - - - - X
BOP X X - - - - - - - - - - - - X
BAB III
PROSEDUR KERJA
ALAT BAHAN
g. Suction
h. Disclosing Solution
i. Povidone iodine 3%
j. Pasta gigi
Pegang alat dengan teknik pen grasp atau modified pen graps dengan
finger rest atau Extraoral finger rest harus digunakan pada gigi maksila
kalkulus bisa terlepas dari permukaan gigi, tip ujung scaler manual juga
melakukan perawatan.
8. Jika seluruh seluruh permukaan gigi telah halus dan bersih dari kalkulus,
povidon iodin.
g. Instrusksikan pasien untuk tidak terlalu keras saat menyikat gigi dan
lengket
c. RKP
c. RKP
d. Probbing depth
DAFTAR PUSTAKA
Lang, Niklaus P., and P. Mark Bartold. 2018. “Periodontal Health.” Journal of
1(2):360–63.
Rathee, Manu, and Prachi Jain. 2020. “Chapter · June 2020.” (June).
Saini, Rajiv, PP Marawar, Sujata Shete, and Santosh Saini. 2009. “Periodontitis, a