KELOMPOK 6
Oleh :
Tujuan:
- Membersihkan kamar pulpa dan saluran akar
Terdiri dari:
A. Preparasi
- Preparasi akses
- Outline form
- Eksploring
- Ekstirpating
B. Irigasi
2. Sterilisasi
Srerilisasi saluran akar dapat menggunakan medikamen intracanal yaitu
ChKM, erosphen, kalsium hidroksida. Bertujuan untuk mendapatkan
ruang pulpa yang steril dengan mematikan sisa sisa mikroorganisme yang
terdapat dalam saluran akar dan tubuli dentin yang dengan cara preparasi
saluran akar tidak dapat dicapai. Preparasi biomekanis eliminasi 70%
kuman-kuman saluran akar dan tubuli dentin. Sterilisasi ruang pulpa dapat
secara kimia, fisis dan kombinasi kimia fisis.
3. Obturasi
Bertujuan untuk membersihkan dan membentuk saluran akar untuk diisi dengan
bahan pengisi.
- Convenience form
- Resistence form
- Retention form
- Extention
- Toilet of cavity
- Outline form
Selama proses preparasi saluran akar dilakukan irigasi untuk membersihkan sisa
jaringan pulpa, jaringan nekrotik dan serbuk dentin. Tujuan irigasi saluran akar
yaitu mengeluarkan debris, melarutkan jaringan smear layer, antibakteri, sebagai
pelumas.
Teknik ini dimulai dari daerah korona menuju apikal. Pelebaran saluran
akar dimulai dari daerah sepertiga tengah dan sepertiga korona saluran
akar dengan menggunakan instrumen rotatif. Selanjutnya daerah sepertiga
apikal dipreparasi menggunakan K-file dengan gerakan memutar tanpa
tekanan, diikuti file berikutnya dengan ukuran yang lebih kecil sampai
salah satu file mencapai panjang kerja sebenarnya (file dimulai dari ukuran
besar ke ukuran yang lebih kecil)
2. Teknik step-back
Teknik ini menghasilkan bentuk corong yang lebih halus dari korona ke
apeks. Teknik ini merupakan teknik yang sering dilakukan di klinik.
Preparasi saluran akar dimulai dari daerah apikal menuju korona
menggunakan MAF yang panjangnya sesuai panjang kerja yaitu panjang
gigi dikurangi 2 mm. File lebih besar digunakan berikutnya dengan
panjang kerja 1 mm lebih pendek dari file sebelumnya sampai tiga nomor
di atas MAF. Setiap peningkatan nomor diikuti dengan pengurangan
panjang kerja sebesar 1 mm dan selalu dilakukan rekapitulasi dan irigasi.
Teknik step-back dapat digunakan untuk sebagian besar saluran akar,
seperti saluran akar lurus, saluran akar bengkok, saluran akar dengan
pembengkokan sempit. Teknik preparasi step-back mempunyai beberapa
keuntungan, yaitu: 1) kemungkinan terjadinya trauma periapikal lebih
kecil; 2) memudahkan pengambilan lebih banyak debris; 3) instrumen
yang menghasilkan bentuk corong yang baik akan memudahkan
penempatan kon gutta perchabaik dengan metode kondensasi lateral
maupun kondensasi vertikal.
Kesalahan pada saat preparasi saluran akar
1. Terdorongnya debris
2. Tersumbatnya saluran
3. Fraktur instrument
4. Perforasi
6. Instrumentasi berlebihan
7. Preparasi apikal
A. Siller atau pasta saluran akar, sebagai bahan perekat guttap point pada
dinding saluran akar, agar kedap terhadap cairan maupun udara. Siller ini
harus dapat menyatu dengan jaringan gigi dan tidak merangsang jaringan
apeks. Siller yang mnengandung resin dapat mengeras sehingga kebocoran
periapeks dapat dicegah. Konsistensi bentuk cair seperti dempul. Dua
metode yang populer untuk memasukkan ke dalam saluran akar adalah
dengan metode penyuntikan dan penggunaan jarum lentulo. Metode
penyuntikan dilakukan dengan semprit dan jarum khusus. Pasta dicampur
dan dimasukkan ke dalam tabung, tangkai yang disekrup dipasang dan
diputar sehingga pasta keluar melalui jarum khusus. Jarum dimasukkan
sejauh mungkin ke dalam saluran akar. Pasta disuntikkan sambil jarum
ditarik perlahan-lahan.
Konsep pemakaian pasta saluran akar bersama-sama bahan utama adalah
untuk mendapatkan pengisian yang hermetis dan apeksifikasiannya dapat
setipis mungkin.
Kandungan endomethasone: Zinc Oxide yang dicampur dengan
Paraformaldehyde dan corticosteroids
Indikasi : Untuk prosedur pengisian saluran akar permanen
Cara peletakkan pasta saluran akar :
- Teknik sederhana yang efektif adalah mengoleskan pasta saluran
akar pada cone gutta-percha
- Dapat juga dikombinasikan dengan pengulasan pasta pada dinding
saluran akar dengan menggunakan jarum lentulo yang digeserkan
sepanjang panjang kerjanya.
Pasta saluran akar yang ideal harus :
D. Kalsium Hidroksid
dan aksi utamanya berasal dari pemisahan ion kalsium (Ca2+) dan ion
Banyak cara digunakan untuk pengisian saluran akar dengan gutta-percha dan
sealer. Ada beberapa cara teknik pengisian antara lain:
a. Single cone
b. Kondensasi lateral
c. Kondensasi vertikal
d. Thermoplasticized gutta percha
1. Teknik single cone : teknik pengisian saluran akar dengan cara satu gutta
point (cone) yang dimasukkan ke dalam satu saluran akar.
2. Teknik kondensasi lateral
Menggunakan kerucut utama (master cone) yang dipaskan pada
saluran yang telah dipreparasi. Master cone dimasukkan ke dalam saluran
akar pada panjang kerja yang telah ditetapkan. Harus pas sekali dan terasa
sulit jika ditarik (Tug-back). X-ray foto dibuat untuk menentukan
penyesuaian (fit) diapikal dan lateral master cone.
Kerucut gutta-percha disesuaikan, jika menonjol keluar melalui
foramen apikal, ujungnya dapat dipotong sehingga kerucut yang
dimasukkan kembali pas (Tug-back) dan dapat menutup saluran apikal ± 1
mm kurang dari pertemuan pulpo periapikal saluran akar jika master cone
telah terletak tepat dalam saluran akar, maka master cone dikeluarkan
terlebih dahulu (sebaga trial). Kemudian saluran akar di keringkan dan
dinding-dinding saluran akar dilapisi dengan selapis tipis pasta saluran
akar. Separuh apikal master cone dilapisi dengan sealer dengan hati-hati
ditempatkan kembali ke dalam saluran. Sebuah spreader dimasukkan disisi
master cone dan ditekan ke arah apikal pada gutta percha tambahkan,
tindakan ini dilakukan dengan meletakkan gutta percha tambahan
(sekunder lateral) sejajar dengan spreader dan segera memasukkannya ke
dalam lubang yang tercipta setelah spreader dikeluarkan. Pelapisan sealer
tidak diperlukan untuk kerucut-kerucut sekunder. Proses ini diulangi
sampai seluruh saluran terisi dan padat. Setelah ketepatan pengisian
diperiksa dengan x-ray foto, kelebihan gutta percha dipotong dengan
instrument panas, kemudian ditumpat sementara.
3. Teknik kondensasi vertikal (gutta percha panas)
Teknik ini diperkenalkan dengan tujuan untuk mengisi saluran akar
baik lateral maupun saluran aksesori yang tentunya tidak ketinggalan
saluran akar utama. Metode ini digunakan pada teknik preparasi step-back,
menggunakan pluger yang dipanaskan, dilakukan penekanan pada gutta
percha yang telah dilunakkan dengan panas ke arah vertikal sehingga gutta
percha mengalir dan mengisi seluruh lumen saluran akar. Dasar teknik
kondensasi vertikal adalah:
a. Bentuk saluran akar harus meruncing seperti corong secara
kontinyu dari orifis hingga apeks
b. Hasil preparasi yang dicapai harus sesuai dengan bentuk asli
saluran akar.
c. Bentuk foramen apikal tidak boleh diubah (mengalami
transformasi).
d. Foramen apikal harus kecil agar kelebihan gutta percha tidak
terdorong melalui foramen saat kondensasi vertikal.
0 0
80 C dan temperatur pada daerah apikal 40-42 C. Keuntungan teknik ini
adalah penutupan saluran akar bagus sekali, ke arah apikal dan lateral.
Kerugian teknik ini adalah memerlukan waktu yang lama, ada resiko
fraktur vertikal akar akibat kekuatan yang tidak semestinya, dan kadang
pengisian yang berlebih dengan gutta percha dan sealer tidak dapat
dikeluarkan kembali dari jaringan apikal.
0
thermoplastis dengan gutta percha di atas 45 C memberi kecenderungan
bahan pengisi mengalami pengerutan bila gutta percha menjadi dingin
kecuali bila dimampatkan dengan instrumentasi ke arah apeks.
Metode termoplastik mempunyai satu cacat yang sama dengan
semua teknik injeksi, yaitu kurang dapat membawa gutta percha dengan
tepat ke dekat foramen apikal dan tidak melebihinya, sekalipun metode ini
dapat mengisi saluran lateral pada semua celah-celahnya. Teknik injeksi
mengandalkan gutta percha yang dipanasi dan diplastiskan untuk mengalir
ke apikal dengan tekanan apikal yang minimal, bila dibandingkan dengan
kekuatan dan tekanan yang digunakan pada kondensasi lateral dan
vertikal. Kecuali bila tekanan vertikal dikombinasi dengan metode injeksi
pengisian.
Indikasi teknik pengisian kondensasi vertikal adalah untuk saluran akar tumbuh
lengkap dan sesuai dengan pemilihan teknik preparasi yang digunakan misalnya
preparasi step back, crown down, step down, balance force.
Selama melakukan teknik kondensasi kemungkinan dapat terjadi keretakan akar,
penyebab :
Cara mengatasi :
Mastercone patah pada waktu trial gutta point, untuk itu dapat dilakukan
pencegahan:
1. Diagnostic set
3. Bur diamond
6. File
7. Spuit
9. Gunting
12. Spreader
II. Bahan
a. Cotton roll
b. Cotton pellet
c. Kapas
d. Alkohol
e. NaOCL 1.05%
f. H2O22%
g. Calsium hidroxyde
h. Papper point
i. Caviton
j. Eugenol
k. Gutta percha
l. Endometason (sealer)
Tahap Pekerjaan
saluran akar.
Kunjungan 1 :
panjang kerja
Kunjungan 2:
1. Outline form, akses preparasi dari palatal dengan menggunakan round bur
2. Buang semua jaringan karies dan email yang tidak didukung oleh dentin
sehat
3. Membuka kamar pulpa dan membuang atap kamar pulpa dengan round
bur
saluran akar. Irigasi sesering mungkin dengan NaOCl 1.05% dan H 2O2 2
% secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl
Tentukan Initial Apical File (IAF) yaitu nomor file yang pertama kali
misalnya : IAF nomor 15, perbesar dengan file nomor 20, 25 dan 30
dengan MAF (Master Apical File). Ukuran MAF akan sama dengan
MAC (Master Apical Cone sama dengan cone gutta percha pertama)
Preparasi saluran akar dimulai dengan file ukuran lebih besar dari MAF
Lakukan preparasi dengan gerakan yang sama sampai file terasa longgar
Ganti file dengan ukuran 1 nomor lebih besar dan panjang kerja
dikurangi 1mm
3. Letakkan cotton pellet pada kamar pulpa dan letakkan kapas kering
diatasnya
Kunjungan 3:
1. Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi, palpasi,
sondasi, tekan dan mobility. Jika tes dan keluhan masih positif, lakukan
7. Letakkan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan kapas kering
Kunjungan 4:
1. Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi, palpasi,
sondasi, tekan dan mobility. Jika tes dan keluhan tidak lagi dilakukan,
4. Irigasi dengan NaOCl 1.05% dan H2O2 2 % , pastikan sudah tidak ada
5. Keringkan saluran akar dengan paper point. Ulangi sampai saluran akar
kering dan terakhir gunakan paper point yang berukuran kecil untuk
mencapai apeks
saluran akar sampai ±1mm mendekati foramen apical dan beri tanda,
7. Lakukan foto rontgen dan pastikan tidak terjadi over filling atau under
dengan gutta percha yang sesuai dengan hand file yang terakhir masuk
12. Kavitas dibersihkan dari sisa sealer dan gutta percha kemudian
Kunjungan 5:
Walton, R. E., & Torabinejad, M. (1998). Prinsip dan Praktek Ilmu Endodonsi
(Penerjemah N. Sumawinata) Cetakan ke-1. Jakarta: EGC.
Zulfi, A. B. 2016. “Perawatan Saluran Akar Pada Gigi Permanen Anak Dengan
Bahan Gutta Percha.” Jurnal PDGI 65 (2)(2):60–67.