Oleh:
drg. Surya Navisa Yunid
Narasumber:
drg. Riri Fitria Geofani, M.Kes.
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya. Karena itu kritik
kepada kita semua dan semoga makalah ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
Padang, 7 A g u s t u s 2023
PENDAHULUAN
Penyakit gigi dan mulut yang banyak dijumpai di masyarakat yaitu penyakit
inflamatorik dari jaringan penunjang gigi-geligi yang disebabkan oleh bakteri. Penyebab
penyakit periodontal terletak pada suatu proses kumulatif, yang akibatnya dapat
diperhitungkan dari ukuran akumulasi plak dan lamanya plak terakumulasi. Penyakit
gingiva yang hanya meliputi jaringan gingiva sekitar gigi dan merupakan penyakit
periodontal yang paling sering dijumpai baik pada usia muda maupun dewasa.
periodontal termasuk ligamen periodontal dan rongga alveolar gigi karena adanyaa
kumulasi bakteri patogen yang menghasilkan pembentukan biofilm pada gigi dan
pengunyahan dan hilangnya gigi. Kelainan ini sering dijumpai pada masyarakat.
Perawatan periodontitis ialah dengan initial phase therapy yang terdiri dari scaling, root
Secara umum penyakit periodontal disebab- kan oleh bakteri plak pada permukaan gigi.
Plak berupa lapisan tipis biofilm yang berisi kumpulan mikroorganisme patogen seperti
media, Tannerella forsythia, serta Fuso- bacterium nucleatum yang merupakan deposit
lunak (Ermawati,2012).
Prevalensi penyakit periodontal di Indonesia menduduki urutan kedua setelah
angka yang cukup tinggi. Melalui Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
tenaga medis khusus nya dokter gigi untuk memberikan edukasi serta tindakan lanjut
Laporan kasus ini bertujuan untuk mengetahui tentang Kuretase pada gingiva
beserta tatalaksananya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Periodontitis
2.1.1 Pengertian
microbial yang persisten. Keadaan ini didahului oleh gingivitis dan plak gigi yang
inflamasi kronis, migrasi epitelium penyatu ke apikal, kehilangan jaringan ikat dan
Gambar 1.Gambaran periodontitis sedang (Langlais, R.P dkk, 2016. Atlas Berwarna lesi Mulut
(Quamilla, 2016).
2.1.2 Etiologi
subgingiva dan respon imun-inflamasi host yang berkembang di gingiva dan jaringan
periodontal sebagai respon terhadap bakteri. Kerusakan jaringan yang dihasilkan dari
didahului dengan gingivitis, tetapi tidak semua kasus gingivitis berkembang menjadi
periodontitis. Pada gingivitis, lesi inflamasi terbatas pada gingiva, sedangkan pada
kerusakan secara langsung dan tidak langsung terhadap jaringan 6 pendukung gigi.
Bakteri yang melekat pada gigi membentuk plak dan termineralisasi menjadi
kalkulus. Plak gigi adalah biofilm yang berkembang sebagai kumpulan bakteri pada
jaringan lunak (misalnya, permukaan mukosa). Bakteri gram positif berkembang biak
dan membentuk biofilm yang terorganisir Karang gigi atau dental calculus adalah
diperkirakan karena kalkulus terlapisi oleh plak secara tidak merata. Efek perusak
utamanya diduga terkait dengan perannya sebagai tempat retensi plak dan toksin
dan sistemik). Beberapa faktor lokal termasuk karies, restorasi, susunan gigi, serta
penggunaan gigi tiruan maupun alat orthodonsi yang tidak tepat (Rama,2019).
ini bertanggung jawab atas kerusakan jaringan ikat dan kehilangan tulang alveolar
terhadap tiap individu sangat bervariasi tergantung faktor risiko yang dapat
memengaruhinya. Dari faktor risiko yang ada, hanya sedikit yang mampu merusak
kekebalan pasien itu sendiri seperti keseimbangan antara penghancuran (bakteri) dan
pertahanan (respon host) terganggu juga merupakan faktor risiko yang penting.
Periodontitis akan terjadi ketika bakteri yang sangat virulen ada pada respon host
hilangnya kolagen. Tahap inflamasi terjadi karena adanya respon tubuh terhadap
neutrofil, makrofag dan limfosit ke sulkus gingiva untuk menjaga jaringan serta
perlekatan epitel berubah lebih ke arah apikal. Jaringan akan kehilangan kesatuan dan
terlepas dari permukaan gigi sedangkan sulkus gingiva akan meluas dan berubah
Penyakit periodontal akan diawali dari perlekatan bakteri yang berlebih dan
dengan adanya mikroorganisme pada sulkus gingiva. Tahap initial lesion, akumulasi
dan peningkatan aliran darah. Perubahan inflmasi awal ini terjadi karena adanya
respon aktivasi mikroba oleh leukosit dan kemudian stimulasi dari sel endotel
(Rama,2019).
Secara mikroskopis gambaran klasik dari radang akut terlihat pada jaringan
junctional epithelium dan eksudat cairan jaringan dari leher gingiva. Tahap ini terjadi
dalam 4 hari dari awal akumulasi plak. Pada tahap ini belum tampak gejala klinis dari
peradangan. Tahap early lesion, tahap ini terjadi 7 hari setelah akumulasi plak dan
dapat bertahan lama. Pada tahap ini, pendarahan saat probing terlihat jelas.
ikat dibawah junctional epithelium. Sebagian besar limfosit (75% dengan sebagian
besar sel T) tetapi masih terdapat migrasi neutrofil, makrofag sel plasma dan sel mast.
15 Tahap established lesion berlangsung selama 2-3 minggu. Secara mikroskopis sel-
sel plasma terlihat mendominasi. Limfosit masih tetap ada dan jumlah makrofag
meningkat. Pada tahap ini, junctional epithelium dan epitel sulkus banyak terinfiltrasi
Secara klinis gingiva terlihat kemerahan dan kebiruan. Hal ini disebabkan
oleh ekstravasasi dari dari sel darah merah ke jaringan ikat dan pecahan hemoglobin
gingiva yang kronis. Tahap advanced lesion, tahap ini ditandai dengan bertambah
dalamnya poket, biofilm terus berkembang ke arah apikal. Infiltrasi sel peradangan
meluas lebih ke apikal ke dalam jaringan ikat. Banyak ditemukan sel plasma.
Terdapat 9 kehilangan perlekatan jaringan ikat dan tulang alveolar yang menunjukkan
2.1.4 Klasifikasi
manifestasi dari penyakit sistemik. Selain itu, klasifikasi penyakit periodontal serta
kronis adalah bentuk yang paling umum dan paling sering terjadi pada orang dewasa.
Meskipun demikian, periodontitis kronis juga dapat ditemukan pada anak-anak dan
remaja. Faktor sistemik atau lingkungan (misalnya, diabetes melitus, merokok) dapat
memodifikasi respon imun host terhadap biofilm gigi sehingga kerusakan periodontal
perkembangan lambat, tetapi dengan adanya kondisi sistemik yang parah atau faktor
4. Pembentukan poket
6. Kehilangan perlekatan
tergantung pada persentase tempat yang mengenai gigi (di atas atau di bawah 30%) dan
mengenai keparahan kehilangan perlekatan (ringan: 1 atau 2 mm, sedang: 3 atau 4 mm;
parah ≥5 mm). Perbedaan antara periodontitis kronis dan 12 agresif didasarkan pada
beberapa ciri klinis, yaitu onset usia, laju perkembangan, pola kerusakan tulang, tanda
dengan hilangnya tulang alveolar secara agresif, penyakit ini tampa didahului dengan
keluhan, tidak berhubungan dengan faktor lokal. Periodontitis agresif banyak diderita
oleh usia muda samapi dewasa muda sekita usia 12-18 tahun, dan jarang pada usia
penyebabkanya dapat disebabkan oleh banyak hal seperti reaksi hipersensitif dari reaksi
agresif lokal sangat berkaitan dengan fungsi neutrophil yang kemudian menghasilkan
kerusakan jaringan yang dimediasi neutrophil.Kelainan ini terlihat sebagai hasil dari
terjadi pada masa usia kurang dari 30 tahun. Pada area interproksimal terjadi kerusakan
perlekatan jaringan menyeluruh dan mengenai paling sedikit tiga gigi permanen selain
periodontitis lokal berat yang biasa dialami oleh masa pubertas. Kerusakan perlekatan
tidak normal, yang merupakan salah satu tanda klinis pada penyakit periodontal. Poket
dibedakan menjadi pseudo poket yang terjadi akibat pergerakan margin gingiva ke arah
korona, dan true poket yang terjadi karena pergerakan juntional epithelium ke arah
apikal.
Pendalaman sulkus gingiva terjadi akibat gerakan margin gingiva ke arah korona,
perpindahan gingiva attachment ke arah apikal atau kombinasi keduanya. selular dan
cairan eksudat menyebabkan degenerasi jaringan ikat sekitarnya, termasuk serat gingiva.
Hanya apikal pada epitel junctional, serat kolagen yang rusak, dan daerah di tempati oleh
inflamasi sel dan edema. Inflamasi ini terjadi karena adanya invasi bakteri dari daerah
periapikal dan lateral dinding poket. Bakteri terutama Porphyromonas gingivalis dan
diklasifikasikan menjadi poket gingiva yang terjadi karena pembesaran gingiva tanpa
terjadi kerusakan jaringan, terjadinya sulkus yang dalam karena peningkatan massa
menyebabkan gigi menjadi hilang perlekatannya dan menjadi goyang. Dua jenis poket
periodontal ada, yaitu suprabony poket (supracrestal atau supraalveolar) terjadi ketika
dasar poket adalah lebih ke koronal daripada dasar tulang alveolar. Pada intrabony poket
(infrabony, subcrestal, atau intraalveolar) terjadi ketika dasar dari poket lebih ke arah
apikal dari tulang alveolar. Pada infrabony poket lateral dinding poket terletak di antara
Permukaan gigi, dan poket dapat mempunyai kedalaman yang berbeda dan jenis
yang berbeda pada permukaan yang berbeda dari gigi yang sama dan pada permukaan
aproksimal dari interdental yang sama. Kedalaman poket juga dapat berbentuk spiral
(yaitu, berasal dari satu gigi permukaan dan memutar di sekitar gigi untuk melibatkan
Pengurangan atau eliminasi poket periodontal terbatas pada jaringan gingiva saja
dan tidak melibatkan struktur tulang yang mendasarinya, tanpa penggunaan operasi flap,
Kata kuretase dalam periodontik berarti scraping dinding gingiva dari poket
periodontal untuk meniadakan sakit ringan pada jaringan. Prosedur kuretase adalah
atau membuat perlekatan baru. Scaling adalah pengambilan deposit dari permukaan akar,
sedangkan root planning adalah membersihkan akar untuk menghilangkan jaringan yang
terinfeksi dan substansi gigi yang nekrotik. Scaling dan root planing secara tidak sengaja
dapat mencakup berbagai tingkat kuretase. Namun prosedurnya berbeda dengan alasan-
alasan yang berbeda dan indikasi. Keduanya harus dipertimbangkan bagian yang terpisah
Gambar 4 Kuretase
poket dan epitel junctional. Kuretase subgingiva mengacu prosedur yang dilakukan dari
apikal pada epitel junctional sampai jaringan ikat di tulang koronal. Hal ini juga harus
dipahami bahwa beberapa derajat kuretase adalah dicapai tidak sengaja selama scaling
dan root planing dan disebut curettage inadvertent. Kuretase secara umum juga
merupakam upaya atau cara untuk mengurangi poket yang dalam dengan cara membuat
penyusutan gingiva sebagai prosedur terpisah untuk mengurangi kedalaman poket oleh
meningkatkan susut gingiva, perlekatan jaringan ikat baru, atau keduanya (Dinyati
dkk,2016)
Gambar 5 Panah putih adalah curettage gingival. Panah hitam adalah curettage
subgingival.
Manfaat atau tujuan dari kuretase secara umum adalah membuat perlekatan baru
menjadi sehat baik warna,kontur, konsistensi dan tekstur permukaan. Alasan kuretase
dinding lateral poket periodontal. Jaringan ini terdiri atas,selain komponen biasa
peradangan kronis, dan juga mungkin berisi potongan kalkulus yang terlepas dan koloni
bakteri.Koloni bakteri ini yang menyebabkan kondisi patologis jaringan dan menghambat
penyembuhan. Jaringan granulasi meradang ini dilapisi oleh epitel dan epitel menembus
Kuretase juga dapat menghilangkan semua atau sebagian dari epitel pada garis
dinding poket dan epitel junctional yang mendasari. Kuretase untuk tujuan ini masih
berlaku, khususnya ketika upaya dilakukan untuk attachment baru, seperti yang terjadi
pada poket infrabony. Namun, pendapat berbeda mengenai apakah scaling dan kuretase
secara konsisten menghapus lapisan saku dan epitel junctional. Beberapa peneliti
melaporkan bahwa scaling dan root planing merobek lapisan epitel dari saku tanpa
menghapus junctional epithelium. Yang lain mengklaim bahwa kedua epitel structures
dan kadang-kadang ikut meradang mendasari jaringan, dihapus oleh kuretase. Beberapa
peneliti telah melaporkan bahwa penghapusan lapisan poket dan epitel junctional dengan
perbedaan yang signifikan antara scaling dan root planing dengan dan tanpa kuretase.
Indikasi dilakukannya kuretase adalah jaringan edema dan meradang, poket dangkal,
poket suprabony, sebagai bagian dari persiapan awal sebelum membuka prosedur bedah
dalam upaya untuk mencapai kualitas jaringan yang dapat ditangani dengan mudah.
Kuret dapat dicoba sebagai prosedur nondefinitif untuk mengurangi peradangan ketika
teknik bedah yang agresif (misalnya, flaps). Kontra indikasi, terbagi menjadi lokal dan
sistemik. Kontra indikasi bentuk poket yang berliku-liku (tortuous), poket berada di
daerah yang sulit dilakukan misalnya pada molar, dinding poket fibrotic (contohnya pada
kasus hiperplasia oleh karena dilantin sodium pada penderita epilepsi), furcation
LAPORAN KASUS
Nama :Tn. S
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
No. RM : 001226
3.2 Anamnesis
Seorang Pasien laki-laki berusia 20 tahun datang ke poli gigi RST dengan
keluhan seluruh giginya terdapat karang gigi. Pasien merasa tidak nyaman saat
berbicara karena merasa bau mulut, pasien belum pernah membersihkan karang
gigi. Pada saat menyikat gigi kadang-kadang terdapat pendarahan spontan pada
gigi atas belakang sebelah kanan. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik dan tidak mengkonsumsi obat rutin. Pasien ingin karang
giginya dibersihkan.
Keluhan utama
Seorang Pasien laki-laki berusia 20 tahun datang ke poli gigi RST dengan keluhan
seluruh giginya terdapat karang gigi.
Keluhan Tambahan
Pasien merasa tidak nyaman saat berbicara karena merasa bau mulut, Pada saat
menyikat gigi kadang-kadang terdapat pendarahan spontan pada gigi atas belakang
sebelah kanan.
DIAGNOSIS
Kunjungan 1 :
diisolasi.
Dilakukan scalling dan root planing serta kuretase pada gigi 14 Prosedurnya sebagai
berikut :
Alat :kaca mulut, ekskavator, pinset, sonde (1 set), Kuret Gracey/Universal Scaler
ultrasonic
Syringe
Tahapan kerja
a. Lakukan asepsis dan antisepsis secara intraoral dan ekstraoral dengan povidone
iodine
f. Lakukan kuretase dengan gerakan horizontal stroke pada dinding lateral poket
gerakan menyekop
Kunjungan ke II
pengecekkan kembali kondisi rongga mulutnya. Pada kunjungan ini tidak ada alagi
probe.
Gambar 7. Setelah 3 hari terlihat tidak ada pendarahan spontan pada saat dilakukan
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bakteri plak merupakan penyebab primer dari penyakit periodontal. Penyakit periodontal
sendiri memiliki etiologi dan patogenesis yang multifaktorial, adanya bakteri patogen yang berperan
tidak cukup menyebabkan terjadinya kelainan. Pada infeksi yang disebabkan bakteri maupun
mikroba lain yang infeksius dan toksik, dapat dijumpai peningkatan leukosit. Pada radang akut
leukosit yang berperan yaitu neutrofil dan monosit, sedangkan pada radang kronik yang berperan
mengurangi dan menghilangkan terjadinya poket periodontal serta memperbaiki perlekatan dan
Carranza FA, Newman MG, Takei HH, KlokkevoldPR. Carranza’s clinical periodontology. 11th ed. St.
Louis: Saunders Elsevier. 2012.
Dr jaffar raza syed; Periodontal pocket; Published on Apr 22, 2015; Published in: Health & Medicine.
http://www.slideshare.net/drjaffarraza/023periodontal-pocket.
Tyas, W. E., Susanto, S.H., Adi, S.M., & Udiyono, A. 2016. Gambaran Kejadian Penyakit Periodontal
Puskesmas Srondol. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Kota Semarang, Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 4, pp. 510–513.
Langlais, R.P dkk, 2016. Atlas Berwarna lesi Mulut Yang Sering Ditemukan: 85
Quamilla, N. 2016 . Frekuensi Tingkat Kesehatan Periodontal Pada Remaja Smp Negeri 3 Banda Aceh
Yang Diperiksa Melalui Cpitn, 1(2), pp. 175–186.
Susilawati, I Dewa Ayu. Periodontal infection is a “Silent Killer”. Stomatognatic. J.K.G Unej. 2011;
8(1): 21-26.