KURETASE
OLEH :
Gia Utami
0810342049
DOSEN PEMBIMBING :
drg. Kosno Suprianto, MDSc Sp. Perio
DEPARTEMEN PERIODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yang menyerang gingiva dan jaringan
pendukung gigi lainnya, jika tidak dilakukan perawatan yang tepat dapat mengakibatkan
kehilangan gigi. Akumulasi bakteri plak pada permukaan gigi merupakan penyebab utama
penyakit periodontal (Lumentut dkk., 2013). Penyakit periodontal dimulai dari gingivitis yang
bila tidak terawat bisa berkembang menjadi periodontitis dimana terjadi kerusakan jaringan
pendukung periodontal berupa kerusakan fiber ligamen periodontal dan tulang alveolar
(Negrato dan Tarzia, 2010). Perawatan periodontal dalam bidang kedokteran gigi dibedakan
menjadi beberapa fase. Fase I yaitu fase non-bedah, bertujuan untuk mengeliminasi faktor
penyebab penyakit gingiva dan jaringan periodontal. Perawatan selanjutnya yaitu fase
maintenance (fase IV). Dalam terapi ini dilakukan pengecekan ulang kedalaman poket dan
kondisi inflamasi gingiva serta masih ada tidaknya plak dan kalkulus. Setelah itu, diputuskan
apakah akan dilakukan tindakan pembedahan periodontal (fase bedah atau fase II) atau akan
dilakukan tindakan restoratif (fase restoratif atau fase III) (Newman, 2012).
periodontal yaitu bertambah dalamnya sulcus gingiva terjadi akibat pergerakan tepi gingiva
kearah koronal atau pergerakan attachment gingiva ke apikal atau kombinasi kedua proses
tersebut. Tanda-tanda klinik yang menunjukkan adanya pocket periodontal meliputi tepi
gingiva berwarna merah kebiruan, marginal gingiva menebal, perdarahan, supurasi gingiva dan
gigi goyang, pembentukan diastema dan gejala-gejala lain seperti nyeri yang terlokalisir atau
nyeri yang dalam pada tulang (Bulkacz, 2002). Kuretase merupakan prosedur bedah
periodontal yang terbatas pada jaringan gingiva saja tanpa melibatkan jaringan di bawahnya.
Kuretase dicapai dengan menghilangkan jaringan granulasi terinflamasi kronis pada dinding
lateral dari poket periodontal. Prosedur ini diindikasikan untuk poket intraboni dangkal sampai
sedang pada area yang masih dapat terakses secara bedah tertutup (closed surgery). (Newman,
2012).
Jaringan granulasi yang terinflamasi dibatasi oleh epithelium dan deep strand
epithelium yang penetrasi ke dalam jaringan. Epithelium ini dibentuk sebagai pelindung
perlekatan serat baru pada area tersebut. Ketika sumber utama bakteri dapat dihilangkan dan
poket patologis dapat diselesaikan, dengan tidak dibutuhkan mengeliminasi jaringan granulasi
dengan kuretase. Jaringan granulasi diserap dengan lambat; bakteri muncul dengan tidak
adanya penambahan plak poket karena telah dirusak oleh pertahanan tubuh host, karena itu
kebutuhan akan kuretase untuk mengeliminasi jaringan granulasi perlu diketahui. Telah
ditunjukkan bahwa scaling dan root planning dengan kuretase dapat meningkatkan
perkembangan perbaikan kondisi jaringan periodontal dibandingkan dengan scaling dan root
Perikoronitis merupakan istilah yang berkaitan dengan inflamasi pada gingiva yang
disebabkan karena mahkota pada gigi yang erupsi sebagian. Perikoronitis sering terjadi pada
gigi molar tiga. Perikoronitis bisa akut, subakut, atau kronis (Carranza’s, 2006).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jaringan Periodontal
Manson dan Eley (1993) mengatakan bahwa jaringan periodontal adalah jaringan yang
mengelilingi gigi sebagai pendukung gigi dan untuk melindungi jaringan dibawahnya. Jaringan
periodontal terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal, dan tulang alveolar. Gingiva
adalah bagian dari jaringan periodontal yang menutupi tulang alveolar rahang atas dan rahang
bawah. Gingiva sehat mempunyai ciri berwarna coral pink, tekstur stippling, berbentuk tajam
seperti kerah baju dan konsistensi kenyal (Newman dkk., 2012). Pada area gingiva bebas
terdapat sulkus gingiva yaitu celah dangkal yang mengelilingi gigi dan dibatasi oleh dinding
sebelah dalam dari gingiva bebas, permukaan gigi dan bagian koronal dari epitel cekat. Sulkus
gingiva merupakan kondisi normal, tetapi bila diperdalam oleh migrasi apikal dari epitelium
junctional dan ditambah kerusakan ligamen periodontal serta tulang alveolar, maka
Sedangkan, ligamen merupakan ikatan yang menghubungkan dua buah tulang. Akar
gigi berhubungan dengan soketnya pada tulang alveolar melalui struktur jaringan ikat yang
dapat dianggap sebagai ligamen. Ligamen periodontal tidak hanya menghubungkan gigi ke
tulang rahang tetapi juga menopang gigi pada soketnya dan menyerap beban yang mengenai
pendukung gigi (Carranza dan Newman, 1996). Penyebab penyakit periodontal menurut faktor
1. Faktor lokal, merupakan faktor yang berasal dari lingkungan rongga mulut, dibagi
a. Faktor Iritasi
Faktor inisial : bakteri plak bila berkumpul dalam sub gingiva menyebabkan
inflamasi gingiva.
Faktor predisposisi : misalnya restorasi gigi yang tidak sesuai, kesalahan alat
2. Faktor sistemik
Faktor sistemik adalah suatu kondisi tubuh yang dapat mempengaruhi jaringan periodontal.
Faktor sistemik sebagai penyebab penyakit didahului oleh adanya faktor lokal. Faktor sistemik
menyebabkan rendahnya resistensi jaringan periodontal, sehingga mudah terpengaruh efek dari
faktor lokal. Resistensi yang rendah berakibat pada munculnya gangguan atau kerusakan fungsi
2.4. Kuretase
Kuretase dapat dibedakan menjadi dibedakan menjadi dua macam, yaitu gingival
kuretase dan subgingival kuretase. Gingival kuretase bertujuan menghilangkan inflamasi pada
jaringan lunak lateral dinding poket, sedangkan subgingival kuretase merupakan prosedur yang
dilakukan pada apikal sampai ke epithelial attachment, yang berarti menghilangkan perlekatan
jaringan ikat ke puncak alveolar crest (Carranza, 2006). Tujuan kuretase adalah menurunkan
kedalaman poket dengan meningkatkan gingival shrinkage, jaringan ikat baru, atau keduanya
kuretase menghilangkan jaringan granulasi yang terinflamasi kronis yang terbentuk di dinding
lateral poket periodontal. Jaringan ini, terdiri dari komponen jaringan granulasi (proliferasi
fibroblast dan angioblastik), Area inflamasi kronis dan kalkulus serta beberapa koloni bakteri.
Perlu diketahui kadangkala kuretase dapat dilakukan tanpa disadari ketika melakukan scaling
3. Dapat dilakukan untuk membuat perlekatan baru pada poket periodontal tipe
jika penghilangan poket dilakukan dengan metode lain atau teknik bedah yang lebih agresif
dikontraindikasikan pada pasien dengan kondisi tertentu seperti usia, kondisi sistemik, ataupun
masalah psikologis.
5. Dapat dilakukan pada kunjungan recall sebagai metode perawatan maintenance pada
area yang mengalami inflamasi atau kedalaman poket rekuren, terutama jika bedah untuk
mengurangi poket sebelumnya sudah dilakukan. (Bathla, 2011; Newman dkk., 2012)
Kontraindikasi kuretase:
4. Pasien dengan kondisi sistemik tertentu, manfaat dibandingkan resiko dari prosedur
B. Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan Subjektif
1. CC
Pasien datang dengan keluhan kurang nyaman dengan gigi terasa kesat sehingga ingin
membersihkan karang gigi
2. PI
Pasien belum pernah membersihkan karang gigi sebelumya dan merasakan kesat pada
gigi sejak 10 tahun yang lalu dan merasakan bau mulut, kadang-kadang gusi berdarah
ketika menyikat gigi. Dan merasa ada beberapa gigi yang goyang
3. PDH
Pasien pernah kedokter gigi untuk melakukan pencabutan beberapa gigi . Pasien
menyikat gigi dua kali sehari, pagi dan sore hari, Pasien mengunyah dua sisi
4. FH
Ayah : tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
Ibu : tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
5. SH
Pasien merupakan seorang PNS. Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, minum-
minuman beralkohol maupun menggunakan obat-obatan terlarang.
6. PMH
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan saat ini dalam kondisi sehat
Pemeriksaan Objektif
1. Pemeriksaan Ekstra Oral
- Profil : cembung
- Muka : oval, simetris
- Mata : Normal, isokhor, Sklera non ikterik, Konjungtiva non anemis
- Leher : Normal
- Kelenjar Limfe
kiri : tidak teraba, tidak sakit
kanan : tidak teraba, tidak sakit
- Bibir : normal, kompeten
- TMJ : normal
Gingiva
Bentuk : membulat
Warna : putih kekuningan
Konsistensi : kenyal, lunak
Stippling :-
Pitting test :+
Permukaan :licin
Resesi : 11,12,,21,22,24
Interdental papil : tumpul
Stilman’s cleft :-
MC Call’s Festoon : -
Frenulum : sedang
Perkusi :-
Mobility :-
Oklusi
Kontak Prematur:-
Atrisi :-
Abrasi :-
Odontogram
Bentuk resorbsi tulang : vertikal
Evaluasi oral hygiene
RKP : 59%
Kalkulus : Supragingiva dan subgingiva, sedang, terlokalisasi pada daerah bukal
posterior atas dan lingual rb
C. Diagnosa
Berdasarkan pemeriksaan intra oral terdapat kalkulus supragingiva dan subgingiva,
OHI sedang. Berdasarkan rontgen foto ditemukan adanya resorpsi tulang secara vertikal
dapat ditegakkan diagnosa yaitu periodontitis kronis lokalisata.
Etiologi : plak dan kalkulus
Sikap pasien : kooperatif
D. Prognosa : good prognosis dengan kehilangan tulang vertikal dan tidak ada keterlibatan
furkasi, dengan pasien yang kooperatif. Pasien tidak ada penyakit sistemik, tidak merokok
dan tidak mengkonsumsi alkohol.
E. Rencana perawatan
1. Fase Initial : DHE, Scalling dan root planning
2. Fase Korektif : Kuretase 14, 15
o Evaluasi respon terhadap terapi fase II dengan pemeriksaan periodontal
3. Fase Restoratif: Pembuatan alat prostetik yang ideal untuk gigi yang hilang
4. Fase Pemeliharaan: Evaluasi kesehatan periodontal setiap minimal 6 bulan sekali,
dengan cek RKP, probing depth, ada tidaknya inflamasi gingival.
F. Perawatan yang telah dilakukan
- 04-07-2016 Scaling dan Root planing
- 11-07-2016 Kontrol 1 minggu : RKP, DHE
- 15-08-2016 Kontrol 1 bulan : RKP, Probing Depth, DHE
G. Pemeriksaan Intraoral 6 Minggu Pasca SRP
Rekam Kontrol Plak
Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III
Tanggal : 04-07-2016 Tanggal : 11-07-2016 Tanggal : 15-08-2016
Persentase : 59% Persentase : 20% Persentase : 10,8 %
Gigi 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
Fasial MIS MIS MIS 445 434 MIS 544 533 334 434 553 778 MIS MIS MIS MIS
Palatal MIS MIS MIS 344 333 MIS 765 333 423 333 223 333 MIS MIS MIS MIS
Mob - - - - - - - - - - - - - - - -
BOP - - + - - - - - - - + - - + + -
Resesi - - - - - - - - - - - - - - - -
Gigi 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Fasial MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS
Lingual MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS MIS 111 222
Mob - - - - - - - - - - - - - - - -
BOP - - - - - - - - - - - - - - - -
Resesi - - - - - - - - - - - - - - - -
H. Perawatan lanjutan :
1. DHE
2. Kuretase pada gigi 14 dan 15
TAHAPAN PEKERJAAN KURETASE
7 Agustus 2016
PEMBAHASAN