Anda di halaman 1dari 22

CASE BASED DISCUSSION

Penyakit Kelainan Jaringan Periodontal

“PERIODONTITIS”

Oleh :

RAHMAT ANANDA
17100707360804001

Pembimbing :
drg. Netta Anggraini, MDSc, Sp. Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021

PENYAKIT KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan CaseBasedDiscussion yang berjudul

“PERIODONTITIS” guna melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik.

Padang, Oktober 2021


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(drg. Netta Anggraini, MDSc, Sp. Perio)

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit periodontal adalah penyakit yang kehilangan struktur kolagennya

pada daerah yang menyangga gigi,sebagai respon dari akumulasi bakteri di

jaringan periodontal.Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yang

menyerang gingiva dan jaringan pendukung gigi lainnya,jika tidak dilakukan

perawatan yang tepat dapat mengakibatkan kehilangan gigi (Carranza dkk.,

2012).Akumulasibakteri plak pada permukaan gigi merupakan penyebab utama

penyakit periodontal(Lumentut dkk., 2013).

Penyakit periodontal dibagi menjadi dua yaitu Gigivitis dan

Periodontitis(Pujiastuti, 2013). Gingivitis adalah proses inflamasi yang mengenai

jaringan gingiva tetapi tidak meluas kearah tulang alveolar,

ligamentumperiodontal, atau sementum. Penyebab gingivitis dibagi dalam tiga

kelompok yaitu disebabkan nekrosis, tidak berhubungan dengan plak, dan

akumulasi bakteri dalam plak (Puspaningrum dkk., 2015). Periodontitis adalah

suatu penyakit peradangan jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh

kelompok mikro organisme tertentu yang biasanya berasal dari plakgigi yang

dapat mengakibatkan penghancuran progresif jaringan ikat periodontal dan tulang

alveolar dengan pembentukan saku, resesi, atau keduanya. Infeksi periodontal

dimulai oleh invasi oral patogen yang berkolonisasi pada biofilm plak gigi di

permukaan akargigi(Carranza dkk., 2012).

Periodontitis merupakan faktor resiko yang berperan terhadap gangguan

fungsi pengunyahan dan hilangnya gigi,kelainan yang sering dijumpai dan

terjadipada manusia (Ermawati, 2012). Pada makalah ini akan mejelaskan

klasifikasi, etiologi, pathogenesis,serta rencana perawatan dari penyakit


periodontitis khusunya pada pasien yang ditangani operator seorang laki-laki

berumur 37 tahun.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui definisi,klasifikasi, etiologi, pathogenesis, serta rencana

perawatan dari penyakit periodontitis

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Peridontitis
Periodontitis adalah “suatu penyakit inflamasi pada jaringan penyokong

gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, mengakibatkan kerusakan

progresif pada ligamen periodontal dan tulang alveolar dengan pembentukan

poket, resesi atau keduanya.”Penampakan klinis yang membedakan

periodontitis dengan gingivitis adalah keberadaan kehilangan perlekatan

(attachmentloss) yang dapat dideteksi. Hal ini sering disertai dengan pembentukan

poket periodontal dan perubahan densitas serta ketinggian tulang alveolar

dibawahnya. Pada beberapa kasus, resesi gingiva marginal dapat menyertai

attachmentloss,yang menyembunyikan perkembangan penyakit apabila hanya

dilakukan pengukuran kedalaman poket tanpa dilakukan pengukuran tingkat

perlekatan klinis (Carranzaet al.,2012)

Periodontitis biasanya berkembang dari gingivitis yang sudah terjadi,

walaupun tidak semua gingivitis berkembang menjadi periodontitis. Perubahan

komposisi dan potensipatogenik dari mikroorganisme plak terhadap faktor

resistensi pejamu dan jaringan sekitarnya menentukan perubahan dari gingivitis

menjadi periodontitis dan keparahan kerusakan jaringan periodontal (Kodir dkk,

2018).

2.2 Etiologi Periodontitis

Secara umum penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri plak pada

permukaan gigi, dimanaplak berupa lapisan tipis biofilm yang berisi kumpulan

mikroorganisme patogen seperti Porphyromonasgingivalis,


Actinobacillusactinomycetemcomitans, Prevotelaintermedia, Tannerellaforsythia

sertaFusobacteriumnucleatum yang merupakan deposit lunak (Ermawati, 2012).

2.3 Klasifikasi Periodontitis

MenurutAmerican AcademyofPeriodontology penyakit periodontitis terbagi

dua macam yaitu : (Soeprapto, 2017).

a. Periodontitis Kronis

Periodontitis kronis disebabkan oleh akumulasi plak dan kalkulus, biasanya

terjadi pada orang dewasa >35 tahun, tidak sakit. Progresnya lambat –

sedang, kerusakkan tulangnya horizontal.Peridontitis kronis dapat

disubklasifikasikan menjadi bentuk localizeddangeneralizeddan dibagi

menjadi ringan, sedang atau berat berdasarkan penampakannya,sebagai

berikut (Sudirman, 2016) :

 Localized: < 30% daerah yang terlibat

 Generalized: > 30% daerah yang terlibat

 Ringan : clinicalattachmentloss(CAL) 1-2 mm

 Sedang : clinicalattachmentloss(CAL) 3-4 mm

 Berat : clinicalattachmentloss(CAL) = 5 mm

Sedangkan tanda klinis dari periodontitis kronis adalah :

1. Inflamasi gingiva dan pendarahan

Adanya dan keparahan inflamasi gingiva tergantung pada status

kebersihan mulut;bila buruk, inflamasi gingiva akan timbul dan terjadi

pendarahan waktu penyikatanatau bahkan pendarahan spontan.


2. Poket

Secara teoritis, bila tidak ada pembengkakan gingiva, poket sedalam

lebih dari 2 mmmenunjukkan adanya migrasi ke apikal dari

epitheliumkrevikular, tetapipembengkakan inflamasi sangat sering

mengenai individu usia muda sehingga poketsedalam 3-4 mm dapat

seluruhnya merupakan poket gingiva atau poket ‘palsu’. Poketsedalam

4 mm menunjukkan adanya periodontitis kronis tahap awal

3. Resesi gingiva

Resesi gingiva dan terbukanya akar dapat menyertai periodontitis

kronis tetapi tidakselalu merupakan tanda dari penyakit. Bila ada resesi,

pengukuran kedalaman pokethanya merupakan cerminan sebagian dari

jumlah kerusakan periodontal seluruhnya.

4. Mobilitas gigi

Derajat mobilitas gigi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

 Grade 1. Hanya dirasakan

 Grade 2 mudah dirasakan, pergeseran labiolingual 1 mm

 Grade 3 pergeseran labiolingual lebih 1 mm, mobilitas dari gigi ke

atas dan ke bawah pada arah aksial

5. Kerusakan tulang alveolar

Resorpsi tulang alveolar dan kerusakan ligamen periodontal adalah

tanda palingpenting dari periodontitis kronis dan merupakan salah satu

penyebab lepasnya gigi.Tanda radiografi yang pertama dari kerusakan

periodontal adalah hilangnya densitastepi alveolar.


b. Periodontitis Agresif

Periodontitis agresif biasa terjadi pada pasien sehat, umumnya dewasa

muda < 35 tahun. Akumulasi plak dan kalkulus sedikit tidak sebanding

dengan kerusakan tulangnya. Progresnya cepat, kehilangan tulang vertikal

dan bersifat genetik.periodontitis agresif dapat diklasifikasikan menjadi

localizeddan generalizedberdasarkan penampakan umumnya dan

penampakan spesifik sebagai berikut (Sudirman, 2016) :

Localized:

 penyakit terjadi pada saat usia pubertas

 Localizedpada molar pertama atau insisivus dengan

proximalattachmentloss padasetidaknya dua gigi permanen yang

salah satunya adalah molar pertama

 Respon serum antibodi yang kuat pada agen penginfeksi

Generalized:

 Biasanya pada individu berusia dibawah 30 tahun (namun dapat

juga lebih dari 30tahun)

 Proximalattachmentlosstergeneralisir setidaknya pada tiga gigi

selain molar pertamadan insisivus

 Respon serum antibodi yang buruk pada agen penginfeksi

2.4 Patogenesis Periodontitis

Periodontitis adalah gangguan multifaktorial yang disebabkan oleh bakteri

dan gangguan keseimbangan pejamu dan parasit sehingga menyebabkan destruksi


jaringan (Novak, 2006). Proses terjadinya periodontitis melibatkan

mikroorganisme dalam plak gigi dan faktor kerentanan pejamu. Faktor yang

meregulasi kerentanan pejamu berupa respon imun terhadap bakteri

periodontopatogen (Sandoval&Puy, 2008).

Tahap awal perkembangan periodontitis adalah inflamasi pada gingiva

sebagai respon terhadap serangan bakteri.Periodontitis dihubungkan dengan

adanya plak subgingiva. Perluasan plak subgingiva ke dalam sulkus gingiva dapat

mengganggu perlekatan bagian korona epitelium dari permukaan gigi.

Mikroorganisme yang terdapat di dalam plak subgingiva seperti

Porphiromonasgingivalis,Actinobacillusactinomycetemcomitans,Tannerelaforsyth

ia, Provotellaintermedia dan Treponemadenticola akan mengaktifkan respon imun

terhadap patogen periodontal dan endotoksin tersebut dengan merekrut neutrofil,

makrofag dan limfosit ke sulkus gingiva untuk menjaga jaringan pejamu dan

mengontrol perkembangan bakteri. Faktor kerentanan pejamu sangat berperan

dalam proses terjadinya periodontitis. Kerentanan pejamu dapat dipengaruhi oleh

genetik, pengaruh lingkungan dan tingkah laku seperti merokok, stres dan

diabetes. Responpejamu yang tidak adekuat dalam menghancurkan bakteri dapat

menyebabkan destruksi jaringan periodontal (Carranza, 2012).

Tahap destruksi jaringan merupakan tahap transisi dari gingivitis ke

periodontitis. Destruksi jaringan periodontal terjadi ketika terdapat gangguan pada

keseimbangan jumlah bakteri dengan responpejamu, hal ini dapat terjadi akibat

subjek sangat rentan terhadap infeksi periodontal atau subjek terinfeksi bakteri

dalam jumlah yang besar. Sistem imun berusaha menjaga pejamu dari infeksi ini

dengan mengaktifasi sel imun seperti neutrofil, makrofag dan limfosit untuk
memerangi bakteri. Makrofag distimulasi untuk memproduksi

sitokinmatrixmetalloproteinases (MMPs) dan prostaglandin E2 (PGE2).

SitokinMMPs dalam konsentrasi tinggi di jaringan akan memediasi destruksi

matriks seluler gingiva, perlekatan serat kolagen pada apikal epitel penyatu dan

ligamen periodontal. Sitokin PGE2 memediasi destruksi tulang dan menstimulasi

osteoklasdalam jumlah besar untuk meresorbsi puncak tulang alveolar

(Sandoval&Puy, 2008).

Kehilangan kolagen menyebabkan sel epitelium penyatu bagian apikal

berproliferasi sepanjang akar gigi dan bagian korona dari epitelium penyatu

terlepas dari akar gigi. Neutrofil menginvasi bagian korona epitelium penyatu dan

memperbanyak jumlahnya. Jaringan akan kehilangan kesatuan dan terlepas dari

permukaan gigi.Sulkus akan meluas secara apikal dan pada tahap ini

sulkusgingiva akan berubah menjadi poket periodontal (Carranza, 2012).

2.5 Perawatan Periodontitis

Perawatan periodontal bukanlah suatu perawatan dental yang berdiri sendiri.

Agar perawatanperiodontal berhasil dengan baik, terapi periodontal haruslah

mencakup. Faktor utama penyebabpenyakit periodontal ada 2 macam atau

kombinasi keduanya, yaitu faktor local dan faktorsistemik. Faktor local yang

utama adalah plak. Perawatan periodontal meliputi beberapa fase (Bakar, 2014) :

1. Fase I (Terapi Inisial) yaitu fase yang dilakukan dengan menghilangkan

beberapa faktor etiologi yang terjadi dan dilakukan tanpa tindakan bedah.

 Scalling dan rootplanning : tindakan pengambilan plak dan

kalkulus dari permukaan gigi sampai daerah junctionalepithelium.


Scalling dan rootplanning ini merupakan suatu kesatuan dimana

setelah dilakukan scalling maka dilanjutkan rootplanning yang

merupakan suatu tindakan membersihkan sisa kalkulus dan jaringan

yang nekrotik di bawah junctionalepithelium untuk

mendapatkan permukaan yang halus dan licin.

 Splinting sementara : tindakan mengembalikan kondisi gigi

yang goyang denganmelingkarkan alat seperti kawat 0.2mm

2. Fase II (Fase Bedah) yaitu kelanjutan dari evaluasi respon terapi fase I dan

disertai dengan tindakan bedah.

 Kuretase : proses membuang dinding poket yang mengalami

granulasi/fibroblastic/angiblastik dan inflamasi. Tindakan ini

bertujuan untukmempercepat proses penyembuhan.

3. Fase III yaitu bisa disebut juga fase restorative. Pada fase ini tindakan yang

dilakukan antara lain : pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang

ideal untuk gigi yang hilang.

BAB 3
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

DATA DIRI

Nama Pasien : Ma’mun

Umur : 37 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-kali

Pekerjaan : Kurir

Alamat : Lubuk Gajah No.11 rt.01/rw.02Pauh V

Tanggal Pemeriksaan : 19 Februari 2020

1. Keluhan Utama : Seorang pasien laki-laki datang ke

RSGM dengan keluhan terdapat

karang gigi dan mulut terasa bau

sejak 1 tahun yang lalu, pasien juga

mengeluhkan berdarah saat menyikat

gigi. Pasien ingin giginya

dibersihkan

Riwayat Medis Gigi dan Mulut : Belum pernah ke dokter gigi

2. Riwayat medis umum : -

3. Riwayat kesehatan Gigi dan Mulut :

a. Menyikat Gigi

- Interval : 1 kali sehari

- Waktu : mandi pagi

- Gerakan : maju mundur

- Yang disikat : bagian atas gigi


b. Pasta : pepsodent

c. Obat kumur : tidak ada

A. PEMERIKSAAN OBJEKTIF

General Jasmani : Sehat

Rohani : Komunikatif dan kooperatif

Lokal : Ekstra Oral : Bibir : Simetris

TMJ : Normal

Intra Oral : Tonsil : Normal

Palatum : Normal

Gingiva :

a. Warna:

 Merah : 17,16,15,25,26,27,28,34,33,32,31,41,42,43,44

(bagian vestibular)

 Merah Kebiruan : 38,37,36,35,45,46,47,48 (bagian vestibular)

17,16,15,14,13,12,11,21,22,23,24,25,26,27,

28,38,37,36,35,34,33,32,31,41,42,43,44,45,4

6,47,48 (bagian oral)

b. Konsistensi

 Oedema : 17,16,15,25,26,27,38,37,36,46,47,48

(bagian vestibular)

c. Resesi Gingiva : 17,16,26,27 (bagian vestibular)

d. GingivaEnlargement: -

FORMULA GIGI
1817 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Keterangan :

18 : Sisa Akar (Radiks)


17 : Karies Superfisial
38 : Karies Superfisial
37 : Karies Superfisial
36 : Karies Superfisial
48 : Karies Superfisial

 Oral Hygiene (OH) :

Debris Indeks :

Gigi 16 11 26 36 31 46

Skor 2 1 2 2 1 2

Calculus Indeks :

Gigi 16 11 26 36 31 46

Skor 2 1 2 3 3 3

OHI-S :

1,6 + 2,3 = 3,9 (Buruk)

Alasan : Berdasarkan hasil pemeriksaan Oral Hygiene Index didapat

skor debris index (1,6) dan skor kalkulus index (2,3) ,

sehinggaskor oral hygieneindex pasien adalah (skor debris

index + skor kalkulus index = 1,6 + 2,3 = 3,9 (Buruk)


Berdasarkan ketentuan derajat kebersihan mulut(Soeprapto,

2017) :

Derajat Kebersihan Mulut Skor

Baik 0,0 – 1,2

Sedang 1,3 – 3,0

Buruk 3,1 – 6,0

B. DIAGNOSIS : Periodontitiskronis

Alasan : Karena berdasarkan hasil pemeriksaan pada pasien ditemukan

adanya penumpukan plak supragingiva dan subgingiva,disetai dengan

terbentuknya kalkulus,serta adanya inflamasi pada gingival, serta adanya

mobility derajat 1 pada region 17, 16, 26, 27.

C. FAKTOR ETIOLOGI

 Plak

 Kalkulus

 Teknik penyikatan gigi yang salah& waktu penyikatan gigi yang salah.

D. PROGNOSIS : BAIK

 Pasien tidak memiliki penyakit sistemik

 Pasien kooperatif

 Ada motivasi untuk sembuh

 Pasien komunikatif

 Sisa tulang adekuat

E. RENCANA PERAWATAN
1. Alat dan Bahan

 Alat standar (sonde,pinset,escavator,kaca mulut)

 ProbPeriodontal

 Sicklescaler

 Kuretgrecy

 Mikromotor

 Mikrobrush dan rubber cup

 Providon iodin

 Kapas

 Dislossingsolution

 Iodin tincture

 Pasta Profiklaksis

 Masker

 Handscone

2. Kunjungan I (Setting I) : Membersihkan kalkulus /karang gigi

supragingival dan subgingival pada rahang atas

Keterangan :
 Melakukan pengukuran Papilarybleedingindex pada bagian

vestibular dan oral baik sebelum dan sesudah melakukan setting I

denganmenggunakan Prob Periodontal

 Melakukan pengukuran PlaqueControlRecord sebelum dan sesudah

melakukan setting Idenganmenggunakan Disclosing Solution

 Melakukan pengukuran kedalaman saku (KS), jarak CEJ-CGM

(CC), Level Attachment (LA), Lebar Keratin Gingiva (KG), dan

Lebar AttachedGingiva (AG) sebelum melakukan setting I dengan

menggunakan ProbPeriodontal.

 Melakukan pengukuran Oral Hygiene Index (Debris Index dan

Calculus Index) sebelum melakukan setting I dengan menggunakan

sonde serta melihat secara visual

 Scalling, rootplanning supra gingiva dan sub gingiva pada pada

rahang atas dengan alat scaling manual sebelumnya gunakan

providoniodine dengan cara di oleskan pada seluruh permukaan

gigisampai gingiva.

 Melakukan polishing dengan menggunakan pasta

profiklaksissesudah scaling

 Pemberian obat kumur pada pasien serta memberikan intruksi

bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar,serta menjelaskan

kepasien untuk datang kembali pada minggu berikutknya pada hari

yang sama.

3. Kunjungan II (Setting II) : Membersihkan kalkulus /karang gigi

supragingival dan subgingival pada rahang bawah


Keterangan :

 Melakukan pengukuran Papilarybleedingindex pada bagian

vestibular dan oral baik sebelum dan sesudah melakukan setting I

dengan menggunakan ProbPeriodontal

 Melakukan pengukuran PlaqueControlRecord sebelum dan sesudah

melakukan setting Idenganmenggunakan Disclosing Solution

 Melakukan pengukuran kedalaman saku (KS), jarak CEJ-CGM

(CC), Level Attachment (LA), Lebar Keratin Gingiva (KG), dan

Lebar AttachedGingiva (AG) sebelum melakukan setting II dengan

menggunakan ProbPeriodontal.

 Melakukan pengukuran Oral Hygiene Index (Debris Index dan

Calculus Index) sebelum melakukan setting II dengan menggunakan

sonde serta melihat secara visual

 Scalling, rootplanning dan supra gingiva dan sub gingiva

menggunakan scaller serta melakukan kuretase pada padaregio 17,

16, 26, 27 dengan kuret grecyno 7-8 sebelumnya gunakan

providoniodine dengan cara di oleskan pada seluruh permukaan

gigisampai gingiva.

 Melakukan polishing dengan menggunakan pasta

profiklaksissesudah scaling

 Pemberian obat kumur dan Menjelaskan kembali cara menyikat gigi

yang baik dan benar serta Mengintruksikan untuk datang kembali

pada minggu berikutnya dihari yang sama.


4. Kunjungan III (Setting III) : Kontrol Membersihkan kalkulus /karang gigi

supragingival dan subgingival pada rahang atas dan rahang bawah apabila

masih belum bersih

Keterangan :

 Melakukan pengukuran Papilarybleedingindex pada bagian

vestibular dan oral baik sebelum dan sesudah melakukan setting I

denganmenggunakan Prob Periodontal

 Melakukan pengukuran PlaqueControlRecord sebelum dan sesudah

melakukan settingIIIdenganmenggunakan Disclosing Solution

 Melakukan pengukuran kedalaman saku (KS), jarak CEJ-CGM

(CC), Level Attachment (LA), Lebar Keratin Gingiva (KG), dan

Lebar AttachedGingiva (AG) sebelum melakukan setting III dengan

menggunakan ProbPeriodontal dan bahan iodinetincture.

 Melakukan pengukuran Oral Hygiene Index (Debris Index dan

Calculus Index) sebelum melakukan setting III dengan menggunakan

sonde serta melihat secara visual

 Scalling, rootplanning supra gingiva dan sub gingiva pada pada

rahang atas dan rahang bawah dengan scallersebelumnya gunakan

providoniodine dengan cara di oleskan pada sluruh permukaan

gigisampaigingiva.

 Melakukan polishing dengan menggunakan pasta

profiklaksissesudah scaling

 Pemberian obat kumur dan Menjelaskan kembali cara menyikat gigi

yang baik dan benar serta Mengintruksikan untuk


mengkonsumsisayur serta buah-buahan,dan melakukan kunjungan

kedokter gigi minimal 6 bulan sekali


DAFTAR PUSTAKA

Bakar, A. 2014. Kedokteran Gigi Klinis Ed.2. Yogyakarta: Quantum

Carranza, F. A., Klokkevold, P. R., Takei, H, H., dan Newman, M. G., 2012,

Carranza’sClinicalPeriodontology,Saunders, animprintofElsevierInc, St.

Louis, Missouri

Ermawati, Tantin. 2012, Periodontitis dan Diabetes Melitus. Stomatognatic. J.K.G

Unej.; 9(3): 152 – 154.

Kodir, A. I. A.,Herawati, D., dan Murdiastuti, K., 2018, Perbedaan Efektivitas

Antara PemberianSecara SistemikCiprofloksasin Dan Amoksisilin

Setelah Scaling&Root Planing PadaPeriodontitis Kronis Penderita

Hipertensi, J KedGi, Vol. 5, No. 4, Oktober 2014: 323 – 328

Lumentut, R. A. N., Gunawan, P. N. andMintjelungan, C. N., 2013, Status

Periodontal dan Kebutuhan Perawatan pada Usia Lanjut, Journal e-GIGI,

1(2), pp. 79–83.

Novak JM, Novak KF. 2006,Chronicperiodontitis. In : Newman MG, Takei HH,

Klokkevold PR, Carranza FA, editors. Carranza’sclinicalperiodontology.

10 edn. Philadelphia: SaundersElsevier,. p. 494-499.

Pujiastuti, P., 2013, Obesitas dan penyakit periodontal, Stomagtonatic, 9(2),

Jurnal Unej, pp. 82–85.


Puspaningrum, E. F., Hendari, R. dan Mujayanto, R., 2015, Ekstrak

CymbopogonCitratus Dan Eugenia Aromaticum Efektif Untuk

Penyembuhan Gingivitis, ODONTO Dental Journal, 2, pp. 47–51.

Sandoval RM, Puy CL.2008,Periodontal status

andtreatmentneedsamongspanishmilitarypersonnel. Med Oral Patol Oral

CilBucal; 13(17): E464-9.

Soeprapto, A., 2017, Pedoman Dan Tatalaksana Praktik Kedokteran Gigi, STPI

Bina Insan Mulia: Yogyakarta

Sudirman, P., L., 2016. Periodontitis, Fakultas Kedokteran Program Studi

Pendidikan DokterGigi Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai