PERIODONTITIS
Oleh :
LOVEA NABILLA
18100707360804013
Modul 2.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
PENDAHULUAN
turut berperan secara tidak langsung dengan cara memfasilitsasi penumpukan dan
berjejal (crowded ) , karies gigi yang berada dekat tepi gingiva, tambalan yang
over hanging, dan tepi restorasi yang tidak baik. Di samping itu, berperan pula
didalam jaringan periodonsium yang terbatas pada gingiva, yang disebabkan oleh
mikroorganisme yaang membentuk suatu koloni serta membentuk plak gigi yang
melekat pada tepi gingival. Gingivitis bila tidak dirawat dapat berkembang
penebalan gingiva tepi, perdarahan gingiva dan supurasi, kegoyahan gigi dan
terbentuknya celah antar gigi, rasa sakit lokal atau rasa sakit dalam tulang.
Penyakit ini jarang sekali terjadi pada anak anak tetapi meningkat seiring
bertambahnya usia.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
kegoyangan gigi.
2.3 Etiologi
berkolonisasi di dalam plak gigi. Plak gigi adalah substansi yang terstruktur,
lunak, berwarna kuning, yang melekat pada permukaan gigi. Kandungan dari plak
individu yang rentan terkena periodontitis secara genetik dan adanya satu atau
lebih faktor risiko seperti stres atau depresi yang dapat mengubah respon imun
mulut.
dalam periode tertentu. Faktor risiko adalah faktor lingkungan, tingkah laku dan
biologis yang memiliki sebab-akibat tertentu dengan proses penyakit dan dapat
gigi dan faktor kerentanan pejamu. Faktor yang meregulasi kerentanan pejamu
adanya plak subgingiva. Perluasan plak subgingiva ke dalam sulkus gingiva dapat
makrofag dan limfosit ke sulkus gingiva untuk menjaga jaringan pejamu dan
tingkah laku seperti merokok, stres dan diabetes. Respon pejamu yang tidak
periodontal.
keseimbangan jumlah bakteri dengan respon pejamu, hal ini dapat terjadi akibat
subjek sangat rentan terhadap infeksi periodontal atau subjek terinfeksi bakteri
dalam jumlah yang besar. Sistem imun berusaha menjaga pejamu dari infeksi
ini dengan mengaktifasi sel imun seperti neutrofil, makrofag dan limfosit untuk
berproliferasi sepanjang akar gigi dan bagian korona dari epitelium penyatu
terlepas dari akar gigi. Neutrofil menginvasi bagian korona epitelium penyatu dan
permukaan gigi. Sulkus akan meluas secara apikal dan pada tahap ini sulkus
1. Periodontitis Kronis
terjadi. Inflamasi berasal dari gingivitis yang tidak dirawat, dan bila proses
konsisten dengan faktor local dan biasanya sering ditemukan bersama kalkulus
subgingival. Perkembangan periodontitis kronis dapat meningkat oleh penyakit
menjadi :
atau pada decade kedua atau ketiga hidup, walaupun tidak menutup
riwayat ada tidaknya riwayat keluarga dengan penyakit agresif (genetic) atau
dapat juga dengan mengetahui komposisi mikroflora yang terlibat atau adanya
gangguan pada respon imun pasien. Periodontitis agresif dapat dibagi menjadi
Periodontitis tipe ini waktu onsetnya terjadi pada saat pubertas. Secara
setidaknya 2 gigi, salah satu dari gigi adalah molar pertama permanen dan gigi
lainnya adalah insisiv atau setidaknya 2 gigi lain selain gigi insisiv atau molar
pertama. LAP pada dasarnya merupakan respon serum antibody terhadap agen
infeksi.
walaupun kedalaman dari poket dan resorpsi tulang parah yang terjadi. Pada
banyak kasus terlihat juga jumlah plak dalam mulut pasien sangat minimal
sehingga terlihat tidak konsisten dengan kerusakan yang terjadi pada jaringan
periodontitis tipe ini terdapat terjadi pada pasien dengan kebersihan oral yang
baik. Namun walaupun jumlah plak yang minimal dalam mulut, plak yang
terdapat dalam mulut pasien yang mengalami periodontitis tipe ini memiliki
tingkat normal komposisi mikroflora oral. Pada beberapa kasus juga ditemukan
menyebabkan attachment loss pada 3 gigi selain molar pertama dan incisiv.
Penyakit ini sering terlihat pada dewasa muda/remaja tapi anak-anak umur 10-
11 tahun juga dapat terinfeksi dan pada dasarnya merupakan respon serum
antibody yang lemah terhadap agen infeksi. Pada periodontitis ini, pola dari
hilangnya tulang bisa vertikal atau horizontal. Tanda-tanda klinis penyakit ini
perlekatan gingiva. Bakteri yang sering diisolasi dari periodontitis ini adalah
Actynomyces Actynomicetencomitans.
bawah ini :
a. Hematologi Disorder
- Acquired Neutropenia
Neutropenia adalah kelainan pada darah yang diidentifikasi dengan jumlah sel
neutrofil (salah satu leukosit) yang rendah. Neutrofil berfungsi untuk penangkal
infeksi dengan membunuh bakteri yang ada dalam darah. Oleh karena itu pasien
menjadi rentan terhadap infeksi bakteri dan hal ini dapat mengancam kehidupan
mereka jika tidak segera ditangani. Salah satu gejala yang ditemui Neutropenia
adalah gingivitis berat. Gingivitis yang tidak tertangani inilah yang menjadi
periodontitis kemudian.
- Leukemia adalah suatu kejadian dimana produksi sel darah putih yang
berlebihan dan merupakan gangguan pembentukan sel darah putih yang terjadi
b. Genetic Disorders
mungkin setelah penyebab penyakit itu ditemukan. Tujuan dari perawatan ini
adalah untuk mencegah kerusakan jaringan yang lebih parah dan kehilangan
gigi. Menurut Glickman ada empat tahap yang dilakukan dalam merawat penyakit
periodontal yaitu
dengan penambalan lesi karies, koreksi tepi tambalan proksimal yang cacat
2. Tahap fungsional
yang perlu dan dapat dilakukan adalah oklusal adjustment, pembuatan gigi
palsu, perawatan ortodonti, splinting (bila terdapat gigi yang mobiliti) dan
3. Tahap sistemik
sistemik memerlukan kerja sama dengan dokter yang biasa merawat pasien
LAPORAN KASUS
A. Identifikasi Masalah
Umur : 39 Tahun
Alamat : Nanggalo
B. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
rongga mulutnya
a. Menyikat Gigi
b. Pasta : pepsodent
C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Lokal
Ekstra Oral
Bibir : Simetris
TMJ : Normal
KGB : Normal
Intra Oral
Lidah :Normal
Gingiva :
a. Warna:
b. Konsistensi
d. Gingiva Enlargement: -
FORMULA GIGI
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Keterangan :
1 pada regio 41
E. FAKTOR ETIOLOGI
Plak
Kalkulus
Kebiasaan merokok
F. PROGNOSIS : Meragukan
Pasien merokok
Pasien kooperatif
Pasien komunikatif
G. RENCANA PERAWATAN
Kuret Masker
Hoe
Keterangan :
Solution
sesudah scaling
yang sama.
Keterangan :
Scalling, root planning dan kuretase supra gingiva dan sub gingiva
gingiva.
sesudah scaling
supragingival dan subgingival pada rahang atas dan rahang bawah apabila
Keterangan :
Scalling supra gingiva dan sub gingiva pada pada rahang atas dan
sesudah scaling
H. DOKUMENTASI
Pemeriksaan Klinis
Rontgen Periapikal
DAFTAR PUSTAKA
3. http://www.google.co.id/url?q=http://ocw.usu.ac.id/course/download/611PERI
ODONSIA-DASAR/kgm 427_slide_penyakit_periodontal.
4. Virgita,Amalia.2013.http://www.scribd.com/doc/142575256/Definisi-
Jaringan-Periodontal. [On Line] [17 Mei 2014]