PERIODONTITIS
Oleh :
MARWANSYAH
17100707360804052
Modul 2.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
PENDAHULUAN
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2013, sebanyak 25,9% masyarakat Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut,
di Sumatra Barat yaitu sebanyak 22,2%. Salah satu kelainan dalam rongga mulut
yang ditandai dengan adanya inflamasi gingiva, poket periodontal, dan resesi
periodontal, tulang alveolar dan sementum. Gingiva adalah bagian mukosa rongga
bawahnya. Gingiva normal memiliki warna merah muda, konsistensi yang kenyal
dan tekstur stippling atau seperti kulit jeruk. Ligamen periodontal adalah jaringan
berfungsi melindungi pembuluh darah dan saraf, perlekatan gigi terhadap tulang
dan pertahanan benturan keras akibat tekanan oklusal. Tulang alveolar adalah
jaringan keras yang tersusun dari lapisan-lapisan tulang yang berfungsi sebagai
penyangga gigi. Sementum adalah bagian yang menyelimuti akar gigi, bersifat
keras, tidak memiliki pembuluh darah dan berfungsi sebagai perlekatan ligamen
ini menyebabkan terjadinya inflamasi kronis pada jaringan penyangga gigi yang
terdiri dari gingiva, tulang alveolar, ligamen periodontal, dan sementum (Ticoalu
dkk, 2016).
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Periodontitis
apikal, kehilangan jaringan ikat dan kehilangan tulang alveolar. Gambaran klinis
apikal. Terjadi kehilangan tulang alveolar dan kegoyangan gigi (Quamilla, 2016).
2.1.2 Etiologi
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik). Faktor lokal merupakan
penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi, sedangkan faktor sistemik
dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum. Faktor Lokal yang dapat
makanan, Pernafasan mulut, Sifat fisik makanan dan Trauma dari oklusi. Faktor
sistemik Respon jaringan terhadap bakteri, rangsangan kimia serta fisik dapat
diperberatoleh keadaan sistemik. Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan
material ini terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat. Gangguan
keseimbangan tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-
sel untuk penyembuhan, sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau
lapisan tipis biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan.
Lapisan ini melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih atau putih
kekuningan. Plak yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis adalah plak yang
berada tepat di atas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar ke bawah
2008).
kasar dan alat-alat yang kotor berada dimulut (alat ortodontik, gigi tiruan)
dapat mengiritasi gusi dan meningkatkan faktor resiko. Serta kesalahan
Kalkulus yang terdapat pada gingiva tepi dan yang over kontur.
gigi dan faktor kerentanan pejamu. Faktor yang meregulasi kerentanan pejamu
dan limfosit ke sulkus gingiva untuk menjaga jaringan pejamu dan mengontrol
pengaruh lingkungan dan tingkah laku seperti merokok, stres dan diabetes.
Respon pejamu yang tidak adekuat dalam menghancurkan bakteri dapat
saku gingiva dan resesi gingiva. Di Inggris 54% orang dewasa memiliki pocket
berat (lebih dari 6 mm). Kehilangan jaringan dan prevalensi pocket periodontal
meningkat menurut umur, bahwa 43% mengalami kehilangan jaringan kurang dari
4mm dan 8% mengalami kehilangan jaringan lebih besar dari 8 mm. Hampir tiga
per empat gigi orang dewasa telah terlihat terdapat plak gigi dan 73% memiliki
Penilaian dan gambaran yang bisa terlihat secara radiograf pada penyakit
1. Kekaburan dan putusnya kontinuitas lamina dura, pada bagian mesial atau
Tipe ini adalah tipe periodontitis yang berjalan lambat, terjadi pada 35
bakteri gram negatif. Tidak ditemukan kelainan sel darah dan disertai
kehilangan tulang. Periodontitis dewasa kronis ini ada dua yaitu lokalisata
dan generalisata.
1. Periodontitis prepubertas.
Tipe ini adalah tipe yang terjadi setelah erupsi gigi sulung.
2. Periodontitis juvenil.
vertikal yang hebat pada molar pertama tetap, dan mungkin pada insisivus
tetap. Biasanya akumulasi plak sedikit dan mungkin tidak terlihat atau
hanya sedikit inflamasi yang terjadi. Bakteri yang terlibat pada tipe ini
lokal yang ada. Penyakit ini dikaitkan dengan penyakit sistemik (seperti
Diabetes Mellitus.
AIDS
adanya ulserasi berat pada jaringan lunak dan kerusakan cepat pada
Periodontitis refraktori
ulseratif nekrosis akut dalam jangka lama dan tidak dirawat, atau
2008).
yaitu:
Fase I : Fase terapi inisial, merupakan fase dengan cara menghilangkan beberapa
faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan bedah periodontal
atau melakukan perawatan restoratif dan prostetik. Berikut ini adalah beberapa
g. Perawatan ortodontik.
berkembang sebagai suatu hasil dari penyakit sebelumnya dan menjadi factor
predisposisi atau rekurensi dari penyakit periodontal. Berikut ini adalah beberapa
b. Penyesuaian oklusi.
c. Pembuatan restorasi tetap dan alatprostetik yang ideal untuk gigi yang
hilang.
yang halus dan bersih. Bila plak dan kalkulus terbatas permukaan enamel saja
maka dilakukan scalling saja, namun jika terdapat expose dari akar maka
dilakukan scalling dan rootplaning. Alat-alat yang digunakan yaitu, sickle scaller
2.3 Kuretase.
biasanya dilakukan apabila setelah scalling dan root planing inflamasi masih ada,
poket infraboni dengan kedalaman sedang dan poket supraboni dengan kedalaman
kurang dari 5 mm. Kuretase dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
permukaan akar.
anaerob.
Menjaga OH.
kumur Minosep.
kemerahan.
kemerahan.
kuret gracey. Kuret gracey ukuran (1-4) digunakan untuk gigi anterior, (5-6)
untuk gigi anterior dan premolar, (7-10) untuk bagian bukal dan lingual gigi
posterior, (11-12) untuk bagia mesial gigi posterior, dan (13-14) untuk bagian
1) Sangat baik: tidak ada kehilangan tulang, kondisi gingiva sangat baik,
2) Baik: sisa tulang adekuat, pasien kooperatif, tidak ada faktor sistemik,
ekstraksi.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identifikasi Masalah
Umur : 25 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
B. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Riwayat Medis Gigi dan Mulut : Pasien sudah pernah datang ke dokter
gigi sebelumnya.
a. Menyikat Gigi
b. Pasta : pepsodent
C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
TMJ : Normal
KGB : Normal
Palatum : Normal
Gingiva :
a. Warna:
O: 14, 15, 26
b. Konsistensi
c. Resesi Gingiva
V: 15, 14, 24, 25, 26, 31, 32, 33, 34, 41, 42, 44
O: 14
d. Gingiva Enlargement: -
FORMULA GIGI
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Keterangan :
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
kalkulus, serta adanya inflamasi pada gingival, serta adanya mobility derajat
F. FAKTOR ETIOLOGI
Plak
Kalkulus
G. PROGNOSIS: Sedang
Pasien kooperatif
H. RENCANA PERAWATAN
Prob Periodontal
Sickle scaler
Kuret
Chisel
Hoe
Povidon iodine
Kapas
Disclossing solution
Pasta fletcher
Masker
Hand scone
Scalling, root planning dan kuretase supra gingiva dan sub gingiva
sesudah scaling.
yang sama.
3. Kunjungan II (Setting II) : Membersihkan kalkulus/karang gigi
Keterangan :
Scalling, root planning dan kuretase supra gingiva dan sub gingiva
sesudah scaling.
supragingival dan subgingival pada rahang atas dan rahang bawah apabila
Scalling, root planning dan kuretase supra gingiva dan sub gingiva
pada pada rahang atas dan rahang bawah dengan alat scaling manual
sesudah scaling.
Fitria, E. Kadar IL-1B dan IL-8 sebagai Penanda Periodontitis, Faktor Resiko
Kelahiran Prematur. J. PDGI, 56 (2): 60-64.
Wijaya, Ni. Putu. A. P., Ulfah, N., Krismariono, A. (2016). Keparahan Gingivitis
pada Pasien Poli Gigi Puskesmas Mulyorejo Tahun 2016 Menggunakan
Gingval Index. Universitas Airlangga. Tesis.