Anda di halaman 1dari 10

Periodontitis Pada Masa Kehamilan

Monica Rahel Simalango


PERIODONTITIS PADA MASA KEHAMILAN
(PERIODONTITIS DURING PREGNANCY)

Monica Rahel Yohana Simalango


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara
Jalan Alumni No. 2 Kampus USU Medan 20155
Email : monicarachel815@gmail.com

ABSTRACT
The diseases of the teeth and the mouth is one of the diseases that commonly develops
in society. Periodontitis is a common oral disease. Periodontitis is an inflammatory disease
of the supporting tissues of the teeth caused by inflammation of the gums that is not treated.
Periodontitis can occur to anyone, including pregnant women. During pregnancy there are
several changes both physically and physiologically. Hormonal changes during pregnancy
and lack of maintaining oral health can increase the occurrence of periodontitis. Therefore,
it is very important to maintain healthy teeth and mouth during pregnancy. Brushing teeth at
least twice a day, using dental floss and check into the dentist regularly can reduce the risk
of periodontitis. The ideal time to treat periodontitis during pregnancy is in the second
trimester of pregnancy.
Keywords: Periodontitis, Pregnancy, Maintain
ABSTRAK
Penyakit gigi dan mulut adalah salah satu penyakit yang lazim berkembang di
masyarakat. Periodontitis merupakan salah satu penyakit mulut yang banyak dijumpai.
Periodontitis merupakan penyakit radang pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh
radang gusi yang tidak terobati. Periodontitis dapat terjadi pada siapa saja termasuk ibu
hamil. Pada masa kehamilan terjadi beberapa perubahan baik secara fisik maupun fisiologis.
Perubahan hormonal pada saat kehamilan dan kurangnya menjaga kesehatan gigi dan mulut
dapat meningkatkan terjadinya periodontitis. Oleh karena itu, pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut pada saat kehamilan. Menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, menggunakan
dental floss serta rajin memeriksakan gigi dan mulut ke dokter gigi dapat mengurangi resiko
terjadinya periodontitis. Waktu ideal perawatan penyakit periodontitis pada saat kehamilan
adalah pada trimester kedua kehamilan.

Kata kunci : Periodontitis, Kehamilan, Merawat

PENDAHULUAN
Periodontitis didefenisikan sebagai penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi
yang disebabkan oleh mikroorganisme atau kelompok mikroorganisme tertentu yang spesifik,
yang menyebabkan kerusakan progresif dari ligamen periodontal dan tulang.Periodontitis
adalah kelanjutan dari ginggivitis ke jaringan yang lebih dalam dan merupakan kombinasi
dari kehilangan pelekatan membran periodontal dan resorpsi tulang alveolar. Penyakit
periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut yang prevalensinya masih tinggi. 1

1
Periodontitis Pada Masa Kehamilan
Monica Rahel Simalango
Di Indonesia, penyakit periodontal merupakan penyakit kedua terbanyak yang diderita
masyarakat (± 73,50%) dan sebesar 4-5% penduduk menderita penyakit periodontal lanjut
yang dapat menyebabkan gigi goyang dan lepas. Hasil dari survei kesehatan rumah tangga,
60% penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut,salah satunya adalah penyakit
periodontal, yaitu sbeebsar 87,84% pada penduduk desa dan kota Indonesia.2

Beberapa hasil penelitian menyatakan periodontitis merupakan salah satu penyakit


yang biasa terjadi pada ibu hamil. Beberapa faktor yang menjadi penyebab dari penyakit
tersebut diantaranya adalah faktor internal seperti adanya perubahan hormonal dan faktor
eksternal seperti sikap dan perilaku ibu hamil dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya
(Piscoya, 2012).

Hasil penelitian Sunita Bamanikar3 (2013), menyatakan terdapat hubungan antara


pengetahuan, sikap, dan tindakan kesehatan gigi dan mulut dengan keadaan jaringan
periodontal pada ibu hamil. Total kelompok studi menunjukkan bahwa semua ibu hamil
menyikat giginya setidaknya dua kali sehari. Namun hanya 40,9% yang menggunakan dental
floss setiap hari, 31,2% menyikat gigi setelah makan dan 26,9% melakukan pemeriksaan gigi
setidaknya dua kali dalam setahun. Hasil penelitian lain menyatakn pada ibu hamil yang
menggunakan dental floss mengalami periodontitis sebesar 8,9% dan yang tidak mengalami
periodontitis sebesar 22,5%. Pada ibu hamil yang tidak menggunakan dental floss 9,1%
periodontitis dan 77,5% yang tidak mengalami periodontitis.1

Berdasarkan hal tersebut diatas, tulisan ini akan membahas mengenai hubungan
antara periodontitis selama masa kehamilan, patogenesis periodontitis, penanganan dan
perawatan periodontitis pada ibu hamil.

PENGENALAN PERIODONTITIS
Periodontitis didefinisikan sebagai penyakit radang jaringan pendukung gigi yang
disebabkan oleh mikroorganisme atau kelompok mikroorganisme tertentu yang spesifik, yang
menyebabkan kerusakan progresif dari ligamen periodontal dan tulang alveolar. 3

Penampakan klinis yang membedakan periodontitis dengan gingivitis adalah


keberadaan kehilangan perlekatan (attachment loss) yang dapat dideteksi. Hal ini sering
disertai dengan pembentukan poket periodontal dan perubahan densitas serta ketinggian
tulang alveolar dibawahnya.3 Tanda tanda klinis terbentuknya poket periodontal seperti
kemerahan, penebalan gingiva tepi, perdarahan gingiva dan supurasi, kegoyahan gigi dan
terbentuknya celah antar gigi, rasa sakit lokal atau rasa sakit dalam tulang.

Periodontitis merupakan penyebab utama tanggalnya gigi pada orang dewasa.


Penyakit ini jarang sekali terjadi pada anak anak tetapi meningkat seiring bertambahnya usia
(Fotek, 2012).Periodontitis berdasarkan gejala klinis gambaran radiografis diklasifikasikan
menjadi periodontitis kronis dan periodontitis agresif.4

Periodontitis kronis merupakan penyakit yang secara progresif berjalan lambat.


Penyakit ini disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik. Walaupun periodontitis kronis
merupakan penyakit yang paling sering diamati pada orang dewasa, periodontitis kronis dapat

2
Periodontitis Pada Masa Kehamilan
Monica Rahel Simalango
terjadi pada anak-anak dan remaja sebagai respon terhadap akumulasi plak dan kalkulus
secara kronis.

Periodontitis agresif dikenal juga sebagai early-onset periodontitis. Periodontitis agresif


diklasifikasikan sebagai periodontitis agresif lokal dan periodontitis agresif generalis.
Periodontitis agresif biasanya mempengaruhi individu sehat yang berusia di bawah 30 tahun.
Periodontitis agresif berbeda dari periodontitis kronis pada usia serangan, kecepatan progresi
penyakit, sifat, dan komposisi mikroflora subgingiva yang menyertai, perubahan dalam
respon imun host, serta agregasi familial penderita.4

Seseorang yang terkena periodonitis akan merasakan gejala-gejala, seperti:

1. Nyeri saat mengunyah


2. Gusi berdarah dan terasa lunak jika disentuh
3. Penumpukan plak dan karang gigi pada gigi
4. Mulut terasa tidak enak dan napas menjadi bau
5. Penyusutan gusi, sehingga ukuran gigi terlihat lebih tinggi dari biasanya
6. Keluarnya nanah pada bagian yang membatasi gigi dan gusi
7. Jarak antara satu gigi dan gigi lainnya terasa renggang
8. Gigi tanggal

Gambar 1. Poket Periodontal

Gambar 2. Gambaran klinis periodontitis

PATOGENESIS PERIODONTITIS

3
Periodontitis Pada Masa Kehamilan
Monica Rahel Simalango
Terganggunya keseimbangan interaksi antara host dengan mikroba dalam
periodonsium dapat mendukung terjadinya periodontitis. Pada awalnya, terjadi pergeseran
dalam biofilm subgingiva yang dilihat dari perubahan keseimbangan bakteri komensal oleh
bakteri patogen. Namun pada dasarnya, infeksi bakteri itu sendiri tidak cukup untuk
menyebabkan kerusakan jaringan periodontal. Dalam degradasi jaringan pendukung gigi,
setidaknya dapat terjadi dengan terganggunya hubungan multifaktorial antara host dan bakteri
patogen dengan penambahan beberapa faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan non-
dimodifikasi.1

Mikroorganisme tersebut meliputi, Aggregatibacter (sebelumnya Actinobacillus)


actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythia, dan Treponema
denticola telah dianggap sebagai organisme utama penyebab dari periodontitis. Selain itu,
biasa juga ditemukan mikroorganisme jenis Campylobacter rektus, Fusobacterium nucleatum,
Prevotella intermedia. Mikroorganisme pathogen ini melepaskan berbagai macam antigen
bakteri dan faktor potensial virulensi, termasuk enzim proteolitik, leukotoxins, endotoksin
(lipopolisakarida (LPS) bakteri gram negatif), yang kemudian merangsang host untuk
menghasilkan mediator inflamasi.1

Peran host dalam inisiasi dan perkembangan penyakit diketahui secara jelas.
Keberadaan bakteri patogen tidak cukup untuk menyebabkan penyakit periodontitis tanpa
didukung oleh adanya keadaan host yang rentan. Apabila host memiliki kerentanan yang
relatif rendah terhadap penyakit, maka bakteri patogen mungkin tidak memiliki efek klinis.
Hal ini mungkin disebabkan oleh immunoinflammatory host yang sangat efektif dalam
merespon dan menghilangkan organisme patogen dan meminimalkan kerusakan jaringan
periodontal. Sebaliknya, apabila host memiliki kerentanan terhadap penyakit yang relatif
tinggi, maka efek dari bakteri patogen dapat dilihat dengan adanya kerusakan jaringan
periodontal.

Tidak semua individu memiliki respon immunoinflammatori yang sama untuk


organisme patogen karena adanya perbedaan dalam kerentanan host tersebut. Demikian juga
respon terhadap pengobatan periodontal dapat bervariasi, bergantung pada kemampuan
penyembuhan luka dan kerentanan host untuk perkembangan penyakit yang lebih lanjut.1

Bakteri periodontal dan faktor virulensinya yang terdapat dalam poket periodontal
menginduksi respon imun host periodontal yang meliputi produksi sitokin inflamasi (IL-1,
PGE2, TNF-α dan sebagainya) dan antibodi terhadap bakteri. 20 Jika respon imun ini dan
neutrofil tidak mampu menjaga pertahanan host akibat infeksi lokal (seperti rendah respon
IgG ibu untuk bakteri), maka bakteri dan/atau faktor virulensi dan sitokin inflamasi dapat
mendapatkan akses sistemik melalui sirkulasi darah.

PENYEBAB PERIODONTITIS

Periodontitis disebabkan oleh radang gusi yang tidak terobati. Peradangan ini dipicu


oleh penumpukan plak sehingga lambat laun membentuk karang gigi sebagai media
berkembangbiaknya bakteri.5

4
Periodontitis Pada Masa Kehamilan
Monica Rahel Simalango
Bakteri yang awalnya hanya mengiritasi bagian gusi di sekitar gigi (gingiva), lambat
laun menyebabkan terbentuknya celah atau kantong pada gusi yang memisahkan antara
jaringan gusi dengan gigi sehingga menyebabkan gigi mudah tanggal. Bakteri tersebut akan
menginfeksi lebih dalam lagi hingga merusak jaringan dan tulang di dalam gusi.

Selain radang gusi yang tidak terobati, terdapat beberapa faktor yang bisa
meningkatkan risiko seseorang terkena periodontitis. Di antanya adalah merokok, obesitas,
kurang gizi, konsumsi obat-obatan yang mengurangi produksi air liur, perubahan hormon
seperti saat menstruasi dan kehamilan (estrogen dan progesteron), atau penyakit-penyakit
tertentu, seperti diabetes dan leukemia.5

Selain itu tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah dapat mengakibatkan
kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan rongga mulut, sehingga hal ini menjadi
kendala dalam usaha peningkatan kesehatan gigi dan mulut.

HUBUNGAN PERIODONTITIS DENGAN KEHAMILAN


Peningkatan hormon seksual terutama hormon progesteron dan estrogen pada masa
kehamilan dapat menimbulkan perubahan pada rongga mulut berupa meningkatnya
permeabilitas pembuluh darah gingiva sehingga menjadi sangatpeka terhadap iritasi lokal
seperti plak, kalkulus dan karies.8

Selain masalah hormonal, penyebab utama periodontitis saat hamil adalah buruknya
kebersihan mulut yang memudahkan terjadinya iritasi pada gingiva oleh enzim dan toksin
bakteri anaerob yang terkandung dalam plak kemudian masuk ke dalam jaringan.

Penelitian yang dilakukan Wardhani (2012) menunjukkan adanya hubungan antara


tingkat kebersihan mulut ibu hamil dengan status gingiva nya yaitu semakin buruk tingkat
kebersihan mulut ibu hamil maka semakin buruk juga status gingivanya. Status ginggiva
yang buruk dan tidak ditangani lebih lanjut akan menyebabkan penyakit ginggiva yang lebih
parah yaitu periodontitis.8

Siklus peningkatan produksi hormon estrogen dan progesteron seringkali mengubah


komposisi mikrobiota biofilm, biologis jaringan gingiva dan pembuluh darah. Peningkatan
kadar hormon estrogen dan progesteron pada masa kehamilan diyakini dapat mempengaruhi
kesehatan gingiva. Perubahan yang terjadi pada gingiva tampak berlebihan yang ditandai
dengan kehilangan perlekatan ginggiva dari tulang dan plak yang cukup banyak.9

Peran utama dari progesteron adalah untuk menjaga kehamilan (yaitu untuk
memungkinkan perkembangan janin) dengan mendukung endometrium, penurunan
kontraktilitas otot polos di dalam rahim, dan mempengaruhi respon imun maternal.

Adapun peran estrogen adalah meningkatkan ukuran rahim, menebalkan dinding


rahim dan mukosa vagina, dan meningkatkan suplai darah dalam jumlah yang besar.
Selanjutnya, bersama-sama dengan estrogen, progesteron yang diperlukan untuk
pengembangan kelenjar susu.1

5
Periodontitis Pada Masa Kehamilan
Monica Rahel Simalango
PENANGANAN DAN PERAWATAN PERIODONTITIS PADA IBU HAMIL
Dalam melakukan perawatan gigi dan mulut pada masa kehamilan, dokter gigi harus
berhati-hati dengan mempertimbangkan perlindungan bagi ibu hamil dari calon bayi yang
sedang berkembang, khususnya pada trimester pertama (Burket, 1971 ; McCarthy, 1979;
Lynch, 1984). Adakalanya dokter gigi menghindari perawatan gigi dan mulut pada trimester
pertama dengan berdasarkan pertimbangan riwayat medis pasien, misalnya pada pasien yang
mengalami rasa lesu, pusing, mual dari muntah-muntah.10

Periode ideal untuk perawatan gigi lengkap ibu hamil adalah awal trimester kedua
(kehamilan minggu ke 14-20), dikarenakan :

1. Tidak ada resiko teratogenesis


2. Mual dan muntah berkurang
3. Uterus belum cukup besar

Scalling atau pembersihan karang gigi juga diperlukan guna menghilangkan karang gigi
dan bakteri dari permukaan gigi atau bagian bawah gusi. Jika bakteri dan plak bertumpuk di
akar gigi, maka metode root planning diperlukan untuk membersihkan dan mencegah
penumpukan bakteri dari permukaan gigi atau bagian bawah gusi.6

Selain itu, pemberian obat-obatan pada masa kehamilan merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan. Seperti kita ketahui, dalam kedokteran gigi obat-obatan berfungsi untuk
menyempurnakan hasil perawatan gigi yang dilakukan. Tetapi pada pasien hamil sebaiknya
pemberian obat-obatan sedapat mungkin dihindari, terutama pada trimester pertama (Mc
Carthy,1979; Scully dan Cawson,1993; Sonis dkk,1995). Hal ini bertujuan untuk
menghindari kemungkinan terjadinya pengaruh teratogenik obat pada janin.9

Perawatan terhadap jaringan periodontal harus secara rutin dilakukan, meskipun penyakit
periodontal khusunya periodontitis sudah diatasi. Pasien perlu diinstruksikan untuk
melakukan home care dengan baik dan secara rutin kontrol ke dokter gigi.10

PENCEGAHAN PERIODONTITIS
Prinsip pencegahan penyakit periodontal adalah kontrol plak mekanis secara teratur
dan konsisten pada gigi dan sulkus gingiva, yang meliputi menyikat gigi, menggunakan alat
pembersih interdental, dan berkumur-kumur dengan larutan fluor.6

Gambar 1. Menyikat gigi rutin

6
Periodontitis Pada Masa Kehamilan
Monica Rahel Simalango

Gambar 2. Menggunakan dental floss

Pertahanan jaringan periodontal dapat ditingkatkan juga dengan nutrisi yang baik.
Salah satu nutrisi yang berkaitan dengan peningkatan pertahanan jaringan periodontal adalah
vitamin c.6

Ibu hamil juga dianjurkan untuk menghindari makan makanan yang manis dan
lengket, karena makanan yang manis dapat diubah oleh bakteri menjadi asam yang dapat
merusak lapisan gigi. Makanan yang bersifat lengket dikhawati rkan akan tinggal lama
dalam mulut sehingga kemungkinan terjadinya asam akan lebih besar.

Gambar 3. Makanan bergizi yang baik selama masa kehamilan

PEMBAHASAN
Wanita memerlukan perhatian yang lebih besar dibanding pria dalam hal menjaga
kesehatannya, yaitu pada masa puber, kehamilan dan menopause. Umumnya selama masa
kehamilan, seorang wanita akan mengalami berbagai keluhan seperti mual dan muntah, dan
mungkin rasa tidak nyaman dalam rongga mulut.

Salah satu perubahan yang terjadi pada masa kehamilan yaitu adanya perubahan
hormonal yang memicu respon plak berlebih yang memudahkan terjadinya penyakit
periodontal. Ibu hamil memiliki risiko yang tinggi terhadap perkembangan kerusakan
jaringan periodontal selama kehamilan. Hal ini dikarenakan oleh adanya perubahan pola
makan dan kebersihan mulut, sehingga risiko penyakit periodontal cukup signifikan. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh sikap dan perilaku ibu hamil yang kurang peka dalam

7
Periodontitis Pada Masa Kehamilan
Monica Rahel Simalango
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya serta kurang mendapatkan pengetahuan mengenai
pentingnya kesehatan gigi dan mulut.

Selama masa kehamilan, kadar estrogen dan progesteron terus meningkat sehingga
dapat mengakibatkan perubahan pada rongga mulut khususnya pada gingiva. Peningkatan
kadar hormon estrogen dan progesteron ini dapat mempengaruhi terjadinya periodontitis,
yang biasanya dimulai pada bulan ke-2 dan ke-3 saat kehamilan. Keadaan periodontitis ini
akan terus terjadi selama masa kehamilan, dan akan menurun tingkat keparahannya seiring
dengan menurunnya kadar hormon estrogen dan progesteron.9

Estrogen dan progesteron memiliki efek biologik signifikan yang dapat


mempengaruhi sistem organ lain termasuk rongga mulut. Reseptor untuk estrogen dan
progesteron telah dibuktikan ada dalam gingiva. Reseptor estrogen juga ditemukan pada
fibroblast periosteal, tersebar fibroblas dari lamina propria dan juga fibroblas ligamen
periodontal, serta osteoblas.1

Efek hormon estrogen terhadap jaringan periodontal

1. Mengurangi keratinisasi sambil meningkatkan glikogen epitel yang mengakibatkan


penurunan dalam efektivitas barier epitelium
2. Meningkatkan proliferasi sel dalam pembuluh darah Merangsang PMNL fagositosis
3. Menghambat kemotaksis PMNL Produksi Suppress leukosit dari sumsum tulang
4. Menghambat cytokins proinflamasi yang dihasilkan oleh sumsum
5. Mengurangi peradangan dimediasi sel T
6. Merangsang proliferasi fibroblas gingival
7. Merangsang sintesis dan pematangan jaringan ikat gingival
8. Meningkatkan jumlah inflamasi gingiva tanpa peningkatan plak

Efek hormon progesteron terhadap jaringan periodontal

1. Meningkatkan dilatasi pembuluh darah, sehingga meningkatkan permeabilitas


2. Meningkatkan produksi prostaglandin
3. Meningkatkan PMNL dan prostaglandin E2 dalam cairan sulkus gingiva (GCF) 25
4. Mengurangi glukokortikoid efek anti-inflamasi
5. Menghambat sintesis kolagen dan noncollagen di PDL fibroblast
6. Menghambat proliferasi proliferasi fibroblast gingiva manusia
7. Menghambat tingkat dan pola produksi kolagen pada gingiva sehingga potensi
perbaikan dan pemeliharaan berkurang
8. Meningkatkan kerusakan metabolisme folat yang diperlukan untuk pemeliharaan dan
perbaikan jaringan

Kondisi periodontal juga dapat mempengaruhi kesehatan janin dan kondisi kehamilan.
Penyakit periodontal dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dengan atau tanpa
disertai BBLR.

Walaupun beberapa penelitian mengemukakan bahwa bila faktor risiko lainnya pada
kondisi kehamilan dapat dikontrol, sehingga tidak ada hubungan yang kuat dengan penyakit

8
Periodontitis Pada Masa Kehamilan
Monica Rahel Simalango
periodontal, namun mayoritas penelitian sepakat kalau ada hubungan yang kuat antara
penyakit periodontal dengan kehamilan. Perawatan periodontal pada ibu hamil juga dikatakan
dapat menurunkan risiko kelahiran prematur dan BBLR sehingga dapat dikatakan kondisi
periodontal memiliki hubungan dengan kondisi kehamilan.9

KESIMPULAN
Periodontitis merupakan penyakit yang menyerang jaringan penyokong gigi dan dapat
menyebabkan kerusakan ligament periodontal, kehilangan tulang alveolar yang akan
mengarah kepada kehilangan gigi.

Kondisi kehamilan akan memicu terjadinya kelainan jaringan periodontal berupa


periodontitis dan epulis gravidarum yang disebabkan karena peningkatan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Sedangkan penyakit periodontal sendiri juga dapat mempengaruhi
kondisi kehamilan melalui perpindahan bakteri beserta produknya melalui plasenta yang
dapat merangsang pelepasan modulator imun sehingga dapat mengakibatkan rupture pada
dinding rahim.

Hubungan antara kehamilan dan penyakit periodontal merupakan hubungan dua arah
dimana masing-masing saling mempengaruhi. Faktor utama yang mempengaruhi adalah plak
bakteri yang didukung oleh perubahan hormonal pada masa kehamilan.

Pada masa kehamilan, dokter gigi dapat melakukan perawatan gigi dan mulut, tetapi
harus dengan mempertimbangkan perlindungan terhadap ibu hamil dan janin yang sedang
berkembang. Waktu perawatan yang terbaik adalah pada trimester kedua.

Menjaga kebersihan mulut dan gigi sangat penting terutama selama kehamilan.
Menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, berkumur dengan obat kumur, menggunakan dental
floss, serta makan makanan yang tidak lengket dalam mengurangi resiko menumpuknya plak
yang merupakan cikal bakal dari periodontitis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Trisnayati T. Status Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Rappang Kabupaten Sidrap (berdasarkan usia kehamilan dan tingkat pendidikan). Skripsi
Kedokteran Gigi. Universitas hasanuddin,2012

2. Sriyono NW. Pencegahan penyakit gigi dan mulut guna meningkatkan kualitas hidup.
Rapat terbuka majelis guru besar. 8 Desember. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
2009. hal.12.

3. Sudirman PL . Periodontitis. Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter


Gigi Universitas Udayana. Bali. 2016.hal.

9
Periodontitis Pada Masa Kehamilan
Monica Rahel Simalango
4. Wijayanto, Rudy. Perbedaan Efektivitas Antimikroba Asam Hialuronat 2% Dan
Metronidazol Gel 25% Terhadap Bakteri Anaerob Sebagai Terapi Tambahan Setelah
Kuretase Pada Periodontitis Kronis. Diss. Universitas Gadjah Mada, 2013.

5. Alodokter.com. (2018, 14 Februari). Periodontitis. Diakses pada 20 Oktober 2019, dari


https://www.alodokter.com/periodontitis

6. Pintauli S, Hamada T. Menuju Gigi & Mulut Sehat. Ed 2. Medan: USU Press, 2017:40-41

7. Warongan G., Wagey F., & Mintjelungan C. Gambaran status gingiva pada ibu hamil di
puskesmas baru manado. Jurnal e-GiGi. 2015; 3(1) : 5

8. Soulissa AG.Hubungan Kehamilan Dan Penyakit Periodontal.Jurnal PDGI. 2014; 63(3) :2

9. Hasibuan, S., & DI, K. (2004). Perawatan Dan Pemeliharaan Kesehatan Gigi-Mulut
Pada Masa Kehamilan. Medan: USU digital library, 1-6.

10. Lubis SA. & Rusyanti Y. Kerusakan Jaringan Periodontal Akibat Penyalahgunaan
Orthodontic Elastic Band : Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjajaran, Bandung, 2016 : 95

10

Anda mungkin juga menyukai