Disusun Oleh :
Markus Hasaya S.
2013-16-098
Mayang Sari
2013-16-099
Mentari Ramadhani
2013-16-101
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I. PENDAHULUAN
3
4
9
10
13
14
15
16
DAFTAR PUSTAKA
18
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Halaman
Indeks debris
Indeks kalkulus
4
4
Karies Gigi
Karies gigi pada pasien ortodonti
Tahapan Karies gigi
5
6
6
10
10
11
13
13
15
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Ortodontik merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari
pertumbuhan struktur jaringan gigi, perkembangan oklusi gigi geligi serta mempelajari
cara
pencegahandanperawatan
kelainan
dentofasial,
termasuk
maloklusi
untuk
mendapatkan oklusi yang sehat,seimbang, stabil dan estetik. Maloklusi itu sendiri
merupakan penyimpangantumbuhkembanggigi geligi dan struktur anatomi terkait yang
efeknya dapat mengganggu kondisi psikologis seseorang.1
Maloklusi seperti gigi berjejal, tidak beraturan dan protusif sejak dahulu sudah
menjadi masalah yang mengganggu bagi sebagian masyarakat.2Prevalensi maloklusi di
Indonesia masih relative tinggi yaitu sekitar 80% dari total penduduk yang ada dan
merupakan salah satu dalam masalah kesehatan gigi dan mulut setelah karies gigi dan
penyakit periodontal.3
Selama perawatan ortodonti berlangsung, pembentukan plak, kalkulus, lesi white
spot dan gingivitis merupakan hal yang tidak dapat dihindari terutama bila oral hygiene
pasien buruk.4 Alat ortodonti merupakan faktor predisposisi terjadinya penumpukan plak.
Selain itu motivasi dan sikapkooperatif pasien yang kurang dalam menjaga kebersihan
mulutnya juga merupakan faktor lain dalam menumpuknya plak sehinggaoral hygiene
menjadi buruk. Kegagalan dalam menjaga oral hygiene selama perawatan akan berlanjut
pada kerusakan jaringan periodontal dan meningkatnya jumlah karies.5
BAB II
ORAL HYGIENE DALAM PERAWATAN ORTODONTI
Pemakaian alat ortodonti terutama alat ortodonti cekat membuat gigi lebih sukar
dibersihkan dan mempermudah terjadinya penumpukan plak pada gigi pasien. Plak merupakan
faktor penyebab penyakit periodontal dan kerusakan gigi. Oleh karena itu, pemeliharaan oral
hygienedalam perawatan ortodonti merupakan faktor utama dalam mencegah penumpukan
plak.6,16,17
A. Definisi Oral Hygiene
Oral hygieneadalah tindakan pemeliharaan rongga mulut agar tetap bersih dan
sehat untuk mencegah terjadinya karies, penyakit jaringan periodontal serta bau
mulut.Tujuan pemeliharaanoral hygieneadalah untuk menyingkirkan atau mencegah
timbulnya plak gigi dan sisa-sisa makanan yang melekat di gigi.2,3,7
Oral hygienemerupakan kebersihan rongga mulut seseorang yang dapat diukur
dari indikator yang disebut indeks. Ada beberapa indeks yang dapat digunakan untuk
menentukan statusoral hygieneseseorang yaitu indeks oral hygiene.8
Oral Hygiene Index(OHI) merupakan metode mengukur debris dan kalkulus yang
menutupi permukaan gigi dan terdiri dari dua komponen yakni indeks debris dan indek
kalkulus. Masing-masing indeks memilikinilai skor 03. Oral Hygiene Index(OHI)
diperoleh dengan menjumlahkan nilai indeks debris (Gambar 1)dan indeks kalkulus
(Gambar 2).8
3
Gambar 1
Gambar 2
Indeks Debris.
Indeks Kalkulus.
Alat yang digunakan untuk menentukan Oral Hygiene Index(OHI) adalah kaca
mulut dan sondehalf moon(berbentuk sabit).Tingkat kebersihan rongga mulut dapat dilihat
dari skor OHI yang didapat (tabel 1).9Skor OHI pada pasien yang dirawat ortodonti
harusberada pada tingkatan baik, karenaoral hygiene memegang peranan dalam
menentukan keberhasilan perawatan ortodonti.8
Oral Hygiene
Index
0 1.2
1.3 3.0
Mulut
Baik
Sedang
3.1 6.0
Buruk
Tabel 1
Gambar 3
Karies gigi
Gambar 4
Karies gigi pada pasien ortodonti.
Karies gigi disebabkan oleh plak bakteri yang ada di sekitar gigi dalam jangka
waktu tertentu. Untuk terjadinya lubang atau karies pada permukaan licin gigi yang dapat
terlihat secara klinis dibutuhkan waktu kira-kira 18 bulan 6 bulan. Karies gigi pada tahap
awal tidak menimbulkan rasa sakit, namun pada tahap lanjut dapat menimbulkan rasa sakit.
Gambar 5
Tahapan Karies gigi.
Beberapa kondisi yang menyebabkan hal tersebut yakni frekuensi konsumsi gula,
mulut kering dan oral hygiene yang buruk. Oral hygiene dapat dirawat secara pribadi di
rumah dengan cara menyikat gigi secara tepat dan teratur. Tujuannya yakni untuk
meminimalkan bakteri penyebab penyakit di rongga mulut dengan mencegah pembentukan
6
plak bakteri dan menyingkirkannya. Jika plak bakteri bertambah banyak, gigi akan mudah
terkena karies. Karena sisa makanan yang mengandung gula akan dipakai bakteri untuk
memproduksi asam yang akan mendemineralisasikan enamel. Selain di rumah, perawatan
oral hygiene dapat dilakukan di klinik dokter gigi. Dokter gigi akan menyingkirkan plak
dan kalkulus yang sulit disingkirkan secara pribadi di rumah.
Oral hygiene yang buruk juga berhubungan dengan gingivitis. Gingivitis
merupakan inflamasi yang terjadi pada gingiva. Selain gingivitis, penyakit pada jaringan
periodontal adalah periodontitis. Kedua penyakit tersebut dibedakan berdasarkan saku
yang terbentuk. Pada gingivitis, saku yang terbentuk saku gusi, sedangkan pada
periodontal saku yang terbentuk saku periodontal. Gingivitis jika tidak dirawat maka akan
menjadi periodontitis.
Matsson 1999). Plak bakteri pada anak-anak biasanya terdiri dari bakteri patogen yang
konsentrasinya rendah.
Gambar 6
Gingiva sehat, Gingivitis, Periodontitis.
Tirthankar (2002), tingkat pendidikan merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor
sosial ekonomi yang mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Tingkat pendidikan sangat
berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku hidup sehat. Seseorang dengan
tingkat pendidikan tingi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan
yang akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat.
Sedangkan pada faktor usia dan jenis kelamin, anak-anak yang berusia diantara
11-14 tahun dan jenis kelamin perempuan memiliki kesehatan rongga mulut yang lebih
buruk (WHO). Jika dihubungkan dengan ras, orang Asia dan Afrika memiliki kesehatan
rongga mulut yang lebih buruk daripada orang Eropa dan Amerika.
sedikit lebih sulit, karena alat ortodonti cekat tidak dapat dilepas sendirioleh pasien,
sehingga pemakaian alat ortodonti cekat dibutuhkan perawatan yang lebih intensif untuk
mencegah komplikasi.5
Dokter
gigi
berkewajiban
untuk
mengedukasi
kepada
pasien
Sikat gigi yang digunakan pada pasien ortodonti harus memiliki bulu
sikat yang lembut(soft). Pada saat perawatan ortodonti, sikat gigi yang
digunakan untuk alat ortodonti cekat atau lepasan terdiri dari dua jenis, yaitu
sikat gigi manual dan sikat gigi elektrik (Gambar 3 dan Gambar 4).11
Gambar 7
Sikat Gigi Manual.
Gambar 8
Sikat Gigi Elektrik.
Gambar 9
Sikat gigi dengan baris tengah bulu sikat berukuran lebih pendek.
Sikat gigi interdental merupakan sikat gigi manual yang dipakai untuk
menyingkirkan plak subgingiva mulai dari kedalaman saku 2-2,5mm. Saat ini
jenis sikat gigi interdental bervariasi, mulai dari kekerasan bulu sikatnya,
bentuk bulu sikatnya dan desain pegangan sikatnya. Tetapi bulu sikat gigi
dengan ujung membulat dianjurkan untuk mencegah terjadinya trauma pada
gingiva.9,11,16
Ada beberapa teknik menyikat gigi seperti menyikat secara vertikal
horizontal, teknik memutar dan teknik Bass. Teknik tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Teknik menyikat gigi yang baik
harus dapat membersihkan seluruh permukaan gigi termasuk daerah interdental
dan tidak merusak atau melukai permukaan gigi dan jaringan lunak seperti
abrasi dan resesi gingiva.8,12,16
Teknik menyikat secara horizontal dan vertikal dapat menyebabkan
abrasi gigi dan resesi gingiva. Sedangkan teknik memutar tidak membersihkan
daerah interdental. Teknik menyikat gigi yang banyak dianjurkan oleh para
11
dokter gigi karena dinilai cukup efektif dalam membersihkan plak gigi, yaitu
teknik Bass. Teknik Bass merupakan teknik penyikatan yang baik karena
kepala bulu sikat gigi pada permukaan gigi, lebih tepatnya di tepi gingival
(batas gigi dengan gingiva), karena merupakan tempat menumpuknya plak.
Miringkan kepala sikat gigi kira-kira sebesar 45 derajatmenghadap permukaan
gigi. Tujuannya agar bulu sikat dapat masuk ke celah antara gigi dengan
gingival yang disebut saku gingiva, dan membersihkan plak yang ada di
dalamnya agar terhindar dari komplikasi yang terjadi.8,16
Heanue dkk (2003) dan Robinson dkk (2005) menemukan bahwa
penggunaan sikat gigi elektrik lebih signifikan dalam menjaga oral
hygienedibandingkan sikat gigi manual.Sikat gigi elektrik dapat lebih efektif
untuk menghilangkan plak yang menempel dipermukaan gigi dibandingkan
dengan sikat gigi manual. Sikat gigi elektrik digerakkan oleh motor sehingga
mempunyai kekuatan yang stabil dan dapat menjangkau permukaan gigi yang
sulit dijangkau oleh sikat gigi manual. Sikat gigi elektrik kurang begitu dikenal
oleh masyarakat dikarenakan masih merupakan teknologi baru.7,9,12,16
Frekuensi penyikatan gigi juga merupakan faktor yang mempengaruhi
efektifitas penyikatan gigi. Jika penyikatan lebih sering dilakukan, maka gigi
dan rongga mulut lebih bersih sehingga mencegah akumulasi plak dan
timbulnya gingivitis. Penyikatan gigi harus dilakukan minimal 2 kali sehari
khususnya setelah sarapan pagi dan sebelum tidur selama 2-3 menit.7,9,12,13
2. Pemakaian Dental Floss
12
Gambar 10 dan 11
Pemakaian Dental Floss.
Saat ini, ada begitu banyak produk pasta gigi yang diperkaya dengan
kandungan sesuai kebutuhan gigi kita, seperti tartar control, pemutih atau
penyegar napas. Namun pemakaian pasta gigi ber-flouridemerupakan salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
dalam
pemeliharaan
oral
dan
menghilangkan
plak,
noda
(Gambar7).11,14,15
Gambar 12
Menyikat gigi dengan pasta gigi ber-fluoride.
dan
sisa
makanan
BAB III
RINGKASAN
Ortodontik merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari
pertumbuhan struktur jaringan gigi, perkembangan oklusi gigi geligi serta mempelajari
cara pencegahan dan perawatan kelainan dentofasial, termasuk maloklusi. Selama
15
perawatan ortodonti berlangsung, pembentukan plak, kalkulus, lesi white spot dan
gingivitis merupakan hal yang tidak dapat dihindari terutama bila oral hygiene pasien
sangat buruk. Alat ortodonti merupakan faktor predisposisi terjadinya penumpukan plak.
Selain itu motivasi dan sikap kooperatif pasien yang kurang dalam menjaga kebersihan
mulutnya juga merupakan faktor lain dalam menumpuknya plak sehinggaoral hygiene
menjadi buruk. Kegagalan dalam menjaga oral hygiene selama perawatan akan berlanjut
pada kerusakan jaringan periodontal dan meningkatnya jumlah karies.
Oral hygiene merupakan kebersihan rongga mulut seseorang yang dapat diukur
dari indikator yang disebut indeks. Ada beberapa indeks yang dapat digunakan untuk
menentukan status oral hygiene seseorang yaitu indeks oral hygiene, yaitu dengan
mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi. Terdiri dari dua komponen
yakni indeks debris dan indeks kalkulus yang kemudian keduanya dijumlahkan.
Untuk itu dokter gigi berkewajiban untuk mengedukasi kepada pasien
bagaimanacarapenyikatan gigi, pemakaian dental floss, penggunaan pasta gigi yang
mengandung fluoride dan penggunaan obat kumuryang dipakai untuk memelihara oral
hygiene. Pemilihan sikat gigi dengan bulu yang lembut dan baris tengah bulu sikat yang
berukuran lebih pendek dianjurkan pada pengguna alat ortodonti cekat. Selain itu edukasi
tentang teknik menyikat gigi seperti teknik vertikal, horizontal, roll dan teknik Bass juga
diperlukan. Untuk membersihkan daerah interdental pasien juga dianjurkan untuk
menggunakan dental floss. Penggunaan pasta gigi ber-fluoride akan membantu proses
mineralisasi struktur gigi dan mencegah karies. Untuk mencegah gingivitis dan
pembentukan plak gigi diperlukan obat kumur yang mengandung Chlorhexidineyang
16
efektif membunuh bakteri gram positif dan negatif. Selain itu obat kumur yang
mengandung triclosan dan Thymol dapat membantu menghilangkan stain pada gigi.
Jika selama perawatan orthodonti oral hygiene tidak dijaga dengan penyakitpenyakit di rongga mulut akan muncul seperti karies dan penyakit pada jaringan
periodontal. Hal ini disebabkan karena alat ortodonti yang digunakan didalam mulut
memberikan daerah retensi untuk akumulasi dari plak. Akumulasi plak tersebut dapat
didukung juga oleh diet karbohidrat yang berlebihan.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Lau P, Wong R. Risks and complications in orthodontic treatment. Hong Kong Dental
Journal, 2006;3:12-22.
2. Hobson RS, Clark JD. How UK orthodontists advise patients on oral hygiene. Br J
Orthod, 1998;25:64-6.
3. Derks A dkk. Caries preventive measures used in orthodontic practices: An evidencebased decision?. Am J Orthod Dentofacial Orthop, 2007;132:165-70.
4. Kharsa MAI. The importance of oral hygiene in orthodontic treatment. The Orthodontic
cyberjournal, 2008: 1-9.
5. Benson PE dkk. Fluorides, orthodontics and demineralization: a systematic review.
Journal of Orthodontics, 2005; (32): 10214
6. Ardhana Wayan. Biomekanika Ortodontik. Universitas Gadjah Mada, 2010.
7. Arici S, Alkan A, Arici N. Comparison of different toothbrushing protocols in poortoothbrushing orthodontic patients. European Journal of Orthodontics, 2007; 29: 48892.
8. Maulani Chaerita, Seluk Beluk Kawat Gigi, Jakarta : PT. Gramedia 2009.
9. Laing E, dkk. An Update on Oral Hygiene Products and Techniques. Dental update,
2008: 270-9.
10. Kitayama S dkk. Enamel Bonding of Self-etch and Phosphoric Acid-etch Orthodontic
Adhesive Systems. Dental Materials Journal, 2007; 26(1): 135-43.
11. www.google.com images for orthodonti. 2010
12. Costa MR dkk. Efficacy of Ultrasonic, Electric and Manual Toothbrushes in Patients
with Fixed Orthodontic Appliances. Angle Orthodontist, 2007; 77 (2): 361-6.
13. Kassab MM, Cohen RE. The etiology and prevalence of gingival recession. J Am Dent
Assoc 2003; 134; 220-5.
14. Lucas VS. The relationship between odontogenic bacteraemia and orthodontic treatment
procedures. European journal of orthodontics, 2002; 24: 293-301
15. Song Li dkk. A method for producing controlled fluoride release from an orthodontic
bracket. European Journal of Orthodontics, 2007; (29): 5504.
16. Brusca MI. dkk. Influence of different orthodontic brackets on adherence of
microorganisms in vitro. Angle Orthodontist, 2007; 77(2): 331-5.
17. Bahirrah S. Pergerakan Gigi Dalam Bidang Ortodonsia Dengan Alat Cekat. Universitas
Sumatera Utara.
18
18. Thilagrani, P, Prakash Agarwal, A, Muqtadir Quadri, S, Rajmani, H, Tiwari, A, & Dash,
D 2015, 'Association of Periodontal Health with Orthodontic Appliances among Indian
Patients', Journal Of International Oral Health, 7, 1, pp. 44-47, Dentistry & Oral Sciences
Source, EBSCOhost, viewed 15 October 2015.
19