Oleh :
Rahma Fuaddiah
2041412002
Pembimbing :
drg. Puji Kurnia , MDSc, Sp.KGA
A. Pendahuluan
Penyakit kronis pada rongga mulut yang sering dijumpai pada anak
adalah karies gigi. Karies gigi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme di rongga mulut yang pada jaringan keras gigi. Karies gigi
organik pada gigi (Garg dan Garg, 2014). Karies gigi terjadi karena adanya
interaksi antara bakteri yang mengasilkan asam dengan substrat yang dapat
Pit and fissure pada gigi posterior merupakan celah yang dalam dan
sempit pada bagian permukaan oklusal gigi yang rentan terhadap retensi sisa
perawatan professional yang fokus terhadap resiko, deteksi awal, dan perawatan
penyakit sedini mungkin pada tingkat mikro, diikuti dengan perawatan yang
paling minimal dan nyaman bagi pasien untuk memperbaiki kerusakan ireversibel
pada gigi yang diakibatkan oleh penyakit. Salah satu tindakan preventif penyakit
karies yaitu melakukan aplikasi pit and fissure sealent pada gigi posterior yang
Pit and Fissure sealant merupakan bahan yang diletakkan pada pit and
fissure gigi dan bertujuan untuk mencegah proses karies gigi. Saliva dan alat
pit and fissure sealant pada awal erupsi gigi permanen, diharapkan dapat
1
mencegah bakteri sisa makanan berada dalam pit dan fisur (Badrinatheswar,
2010). Sealant dapat mengurangi jumlah bakteri secara signifikan pada lesi
memproduksi asam karena terisolasi dari karbohidrat. Bahan sealant yang ideal
adalah bahan yang mempunyai kemampuan retensi yang tahan lama, kelarutan
terhadap cairan mulut rendah, biokompatibel dengan jaringan rongga mulut, dan
Indikasi :
Terjadi perubahan warna (stain) atau dekalsifikasi minimal pada Pit dan
fissure
Kontra Indikasi:
2
Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari
kontaminasi saliva.
(1) Tipe V, fisur yang dangkal dan lebar di bagian atas dan secara bertahap
menyempit ke arah bawah. Bentuk pit dan fisur ini memiliki self
(2) Tipe U, benbentuk seperti huruf U, memiliki area yang dangkal, lebar
dan hampir sama dari atas ke bawah. Bentuk pit dan fisur ini memiliki
(3) Tipe-I, pit dan fisur memiliki celah yang sangat sempit, dalam,
(4) Tipe IK, memiliki celah sangat sempit dan memiliki ruang yang
karies.
D. Bahan Sealant
a. Resin
seperti silikon dioksida (silika). Sealant ini biasanya resin yang bersifat
3
unfilled, tidak berwarna, atau transparan atau dapat berupa resin filled, opak,
tersebut efektif.
Resin based sealant filled merupakan salah satu bahan fissure sealant
1) Komposisi ResinKomposit
Resinmatriks
adalah matriks resin yang umum digunakan dalam resin komposit. Fungsi
matriks resin untuk membentuk ikatan silang polimer yang kuat pada bahan
GMA) dan viskositas rendah (TEGMA dan UEDMA yang berfungsi untuk
4
Monomer dengan berat molekul tinggi, khususnya Bis-GMA amatlah kental
pada temperatur ruang (25°C). Monomer dengan berat molekul lebih tinggi
Filler
keausan.
Couplingagent
karena coupling agent mempengaruhi kekuatan ikat antara filler dan resin
(a) Komponen silane akan berikatan dengan quartz, glass dan silika,
komponen organik ini akan mengikat filler ke resin matrik (Garg &
Gard, 2014).
Pigment
5
Berikut ini merupakan sifat dari resin komposit (1) Polymerization
shrinkage: stres yang terjadi akibat kontraksi saat polimerisasi dari resin
0,6 % dari berat molekul. Penyerapan air yang terlalu banyak dapat
keausan dipengaruhi oleh ukuran filler. Filler dengan ukuran yang besar
dan udara.
sekitar pit.
selama 30 detik.
6
Aplikasikan bahan fissure sealant pada salah satu fisur dan
Resin based sealant unfilled sesuai dengan namanya resin based sealant
tipe ini tidak mengandung filler melainkan hanya mengandung resin matrik,
digunakan dalam penelitian ini yang berbahan dasar Resin Bis-GMA adalah
Helioseal
HeliosealF
HeliosealClear
7
Berikut ini merupakan komposisi helioseal clear: Bis-GMA:
dioxide: tidak ada, titanium dioxide: tidak ada, stabilizer, catalyst: 0.7.
retensi yang baik. Helioseal memiliki sifat yang berbeda dari bahan
baik.
sealant menggunakan sonde dan brush dengan bahan pumice dan air.
Bersihkan permukaan gigi dan sisa pumice dengan semprotan air dan
udara.
daerah etsa sampai keujung cusp atau radius 3-4 mm sekitar pit.
dan isolasi gigi dari mukosa dan saliva. Kontaminasi saliva akan
detik.
8
Aplikasikan bahan fissure sealant pada salah satu fisur dan biarkan
mm dari fisur.
karena sifatnya yang dapat melepas fluor, yang berasal dari reaksi asam basa
air.
rendah, kejadian karies di bawah sealant GIC rendah, dalam jangka panjang
Aplikasi GIC:
selama 10 detik
takar yang disediakan pabrik dengan 2 tetes cairan. Serbuk dan cairan
9
ini diletakkan di atas paper pad. Teknik pencampurannya adalah
serbuk dibagi menjadi dua bagian yang sama, setengah bagian serbuk
yaitu rendahnya daya tekan dan kekuatan tarik yang dimiliki oleh bahan
dalam jumlah besar dan ikatannya dengan enamel lebih baik dari resin
lebih cepat dan mudah tanpa perlu etsa dan bonding dan tidak
c. Resin-modifiedGIC
1) Komposisi Resin-modifiedGIC
Bahan RMGIC terdiri atas powder dan liquid. Powder berisi partikel
10
glass fluoro-alumino silikat yang radiopak. Powder RMGIC terutama
terdiri dari glass sedangkan liquid terdiri dari 4 bahan utama, yaitu:
polimerisasi
2) Sifat RMGIC
berbagai sifat dari bahan glass ionomer. RMGIC memiliki sifat mekanis
yang lebih rendah dibandingkan dengan resin komposit tetapi lebih baik
dentin dan email, fluor yang dilepaskan dan kombinasi waktu kerja yang
lebih lama dalam waktu pengerasan yang lebih singkat. Disamping itu
karena dilakukan hanya satu kali penyinaran akan mengurangi radiasi yang
mungkin timbul dari sumber sinar seperti yang dilakukan pada penambalan
Restorasi yang dibentuk juga dapat segera dipoles, selain itu kekuatan
pada serangan asam akan tetap menjadi lebih baik. Berikut ini merupakan
11
a) waktu kerja: 3 menit 45 detik
3) ReaksiPolimerisasi
Reaksi polimerisasi RMGIC terjadi melalui reaksi asam basa dan aktivasi
sinar. Pada dasarnya kedua reaksi polimerisasi ini dapat dijelaskan sebagai
berikut (1) tahap pertama, reaksi asam basa akan segera terjadi ketika
(2) Kedua, aktivator dan inisiator kimia akan teraktivasi untuk memicu
dipercepat dengan aktivasi sinar karena terjadi polimerisasi dari HEMA dan
E. FotoKasus
cc
12
F. Alat dan bahan
Alat
Diagnostic Set
Light Cure
Microbrush
Brush
Treeway syringe
handpiece
Bahan
Etching Agent
Articulating Paper
Cotton Roll
Pumice
G. Prosedur
1. Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll atau rubber untuk menghindari
kontaminasi saliva.
2. Bersihkan seluruh permukaan gigi yang akan dilakukan pit dan fissure sealant
menggunakan sonde pada pit and fissure, lalu aplikasikan pumice dan air
dengan brush.
cusp atau radius 3-4 mm sekitar pit, lalu diamkan selama 20 detik.
13
6. Aplikasikan bahan fissure sealant pada fissure dan biarkan mengalir keseluruh
permukaan fissure.
seluruh fissure sudah tertutup oleh bahan sealant. Apabila terdapat bagian
yang tidak terisi atau tidak rata, bahan sealant boleh langsung ditambah untuk
menutupi area yang diinginkan. Setelah itu, cek retensi menggunakan ujung
sonde.
14
Gambar 4. Prosedur Pit and Fissure Sealant (Guerra dkk, 2016)
terjaganya adaptasi yang erat antara sealant dengan permukaan gigi. Diantaranya
1. Isolasi
karena menutupi mikroporositas yang dihasilkan oleh proses pengetsaan dan hal
tersebut akan menurunkan retensi bahan sealant. Bahan sealent dari resin
memiliki sifat hidrophobik. Oleh karena itu daerah sekitar gigi harus diisolasi dan
harus dipastikan bahwa tidak ada kontaminasi saliva ataupun air yang mengenai
2. Pengetsaan
Perawatan pit and fissure sealant memerlukan prosedur etsa asam untuk
memberikan retensi bagi material yang digunakan. Etsa asam harus mengenai
permukaan gigi dengan baik agar terbentuk mikroporus yang berperan dalam
sekunder.
3. Pengeringan
15
Pengeringan setelah etsa harus diperhatikan sampai terlihat permukaan yang
opaque karena hal tersebut disebabkan oleh sifat resin yang hidrofobik. Apabila
gigi tidak dikeringkan dengan baik dan tidak didapatkan tampilan gigi seperti
opaque setelah dilakukan pengeringan, maka retensi dan ikatan antara gigi
Daftar Pustaka
Anusavice, K. J., Shen, C., & Rawls, H. R. (Eds.). (2012). Phillips' science of dental
materials. Elsevier Health Sciences.
Bachtiar, Zulfi A dan Putri, Rizky A. 2018. Penatalaksanaan Fissure Sealent Pada Gigi
Anak. Talenta Publisher
Garg, N., dan Garg, A. 2014. Textbook of Operative Dentistry. In Stomatology Edu
Journal (Vol. 1).
Selwitz, R. H., Ismail, A. I., & Pitts, N. B. (2007). Dental caries. Lancet, 369(9555), 51–
59.
Munos HE dkk. (2013) Pit and fissure sealants: an overview. Academy of General
Dentistry: 96-8.
Simonsen RJ, Neal RC. (2011) A Review of the clinical application and performace of pit
and fissure sealants. Australian Dent J. 56: 45-58
16