Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH PLENO MODUL 2

Compromise Medis

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5

MUHAMMAD ALGHIFARI I. 16120180010

NURUL ATHAYA S. 16120180033

TALITHA ADINDA M. 16120180034

NURSAKIA 16120180037

MUH.SYAHRANI AKBAR B. 16120180038

ANDI NUR ANNISA S. 16120180039

ASRI AINUN 16120180041

SITI SALMAWATI 16120170034

BLOK GERODONTOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu tanpa adanya kendala yang berarti.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai kegawatdaruratan medis kedokteran gigi.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Makassar10 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Tujuan.......................................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Mampu menjelaskan Medical Compromise pada lansia ............................. 3

2.2 Mampu Menjelaskan Premedikasi Medical Compromise pada lansia untuk


perawatan dental ? ....................................................................................... 5

2.3 Mampu Menjelaskan Perawatan Medical Compromise pasien Lansia ....... 7

2.4. Mampu Menjelaskan Resep Pasien Lansia? ............................................... 9

BAB III ................................................................................................................. 10


KESIMPULAN .................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Leukemia merupakan suatu kelainan sel darah putih, yaitu terjadi proliferasi
sel-sel limfoid atau mieloid di dalam sumsum tulang. Pasien dengan gangguan
koagulasi darah kongenital atau acquired sering dijumpai di tempat praktek gigi.
Seorang dokter gigi harus mengetahui kondisi pasien tersebut dengan cara
mengevaluasi hasil laboratorium darah. Diabetes melitus (DM) adalah suatu
penyakit kronik yang bersifat kompleks akibat gangguan metabolisme
karbohidrat karena kekurangan insulin
Gangguan pendarahan Obat-obatan yang dapat menyebabkan pendarahan
Aspirin Jika invasive prosedur yang sedang dilakukan pada pasien, dokter gigi
harus menunda prosedur. Jika diketahui pasien sedang mengonsumsi aspirin dan
nonsteroid. Penyakit Kardiovaskular Semua prosedur oral dengan manipulasi
jaringan gingiva atau area periapikal gigi atau perforasi mukosa mulut, harus
diberikan antibiotic profilaksis sebelum prosedur.
Terapi Farmakologis Obat anti hipertensi antara lain. Beta-bloker Contoh
Propanolol, Atenolol Penghambat angiostension converting enzim Contoh :
Captoril dan Enolapril Angionis Angiostensin II Contoh : Candesartan, Losartan
Calcium Channel Blocker Contoh : Amiodiopin, nifedipin Alpha- Blocker Contoh
: Doksasozim
untuk Resep berdasarkan Skenario Untuk profilkasis IE,ESC
merekomendasikan pemberian amoksicilin dengan dosis 2 gram. Jika pasien
alergi terhadap penicilin maka diberikan 30-60 menit sebelum tindakan dan
merupakan dosis tunggal. Antibiotic profilkasis digunakan untuk mencegah
infeksi insisi pembedahan penggunaan antibiotic profilkasis preoperative terbukti
menurunkan risiko infeksi darah luka operasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Mampu menjelaskan menjelaskan Medical Compromise pada
lansia
2. Mampu menjelaskan Premedikasi Medical Compromise pada
lansia untuk perawatan dental
3. Mampu menjelaskan Perawatan Medical Compromise pasien
Lansia
4. Mampu menjelaskan penulisan resep pasien lansia
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Medical Compromise pada lansia
2. Untuk mengetahui Premedikasi Medical Compromise pada
lansia untuk perawatan dental
3. Untuk mengetahui Perawatan Medical Compromise pasien
Lansia
4. Untuk mengetahui penulisan resep lansia

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Mampu menjelaskan Medical Compromise pada lansia
Leukemia
Leukemia merupakan suatu kelainan sel darah putih, yaitu terjadi
proliferasi sel-sel limfoid atau mieloid di dalam sumsum tulang[1].
Gangguan koagulasi darah
Pasien dengan gangguan koagulasi darah kongenital atau acquired sering
dijumpai di tempat praktek gigi. Seorang dokter gigi harus mengetahui kondisi
pasien tersebut dengan cara mengevaluasi hasil laboratorium darah untuk
mencegah komplikasi perdarahan selama dan setelah prosedur perawatan gigi
yang bersifat invasif, khususnya pasien yang menggunakan obat antikoagulan dan
penderita gangguan/penyakit hati kronik yangdisebabkan oleh infeksi virus atau
karena alkohol[1].
Diabetes melitus
Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit kronik yang bersifat
kompleks akibat gangguan metabolisme karbohidrat karena kekurangan insulin
absolut atau relatif yang ditandai adanyakadar gula darah yang lebih tinggi dari
normal (hiperglikemia).foto ronsen tampak lesi radiolusen, kehilanganlamina
dura, gambaran trabekula tulang abnormal.Proses remodeling tulang pasca
ekstraksi lambat[1].
Manifestasi klinis GGK di rongga mulut
Manifestasi GGK di rongga mulut berupa OH yang buruk akibat
banyaknya kalkulus, konsentrasi urea tinggi di saliva [1].
Penatalaksanaan dental pada pasien GGK
Kondisi hematologi yang paling sering mempengaruhi pasien dengan
uremia dan gagal ginjal adalah perdarahan yang berlebih dan anemia.Untuk
menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan evaluasi dan persiapan sebelum
tindakan, antara lain evaluasi kadar Hb, kadar serum potasium,CO2 dan glukosa,
glomerular filtration rate(GFR), nitrogen urea darah, serum kreatinin serta

3
pemeriksaan elektrolit dan asam basa; monitor tekanan darah dan frekuensi
denyut jantung; evaluasi volume intravaskuler; penggunaan obat antifibrinolitik,
plasma segar beku, vitamin K dan trombosit dapat diberikan sebagai terapi
pengganti atau dapat digunakan elektrokauterisasi untuk mengatasi perdarahan
selama prosedur invasive;obat antikoagulan yang digunakan oleh pasien juga
harus dievaluasi dengan seksama,Perawatan gigi akan lebih aman jika dilakukan 1
hari setelah hemodialisis, tidak ada risiko perdarahan yang berkepanjangan,
kondisi metabolik asam-basa dan kadar elektrolit yang abnormal telah diatasi. [1]
Penyakit kardiovaskular
merupakan penyakit sistemik yang mempengaruhi satu dari empat orang
Amerika, dan memberikan kontribusi hingga 39% kematian setiap tahunnya di
AS.Sebelum melakukan tindakan, perlu dilakukan evaluasi dan pemeriksaan
EKG, enzim creatine kinase (CK), pemeriksaan darah lengkap termasuk masa
perdarahan dan pembekuan, prothrombin time (PT) dan partial thromboplastin
time (PTT), foto ronsen dada menganjurkan perawatan dilakukan dengan cara
rawat inap di rumah sakit, trauma seminimal mungkin, profilaktik antibiotik
sebelum tindakan, menggunakan gel-foam di soket bekas pencabutan gigi untuk
mencegah terjadi perdarahan, melakukan penjahitan, menggigit tampon selama 1-
1 ½ jam, kompres dingin dengan menggunakan ice-pack selama ½ jam selama 2
hari, diet lunak selama 48-72 jam, dan sebaiknya menggunakan anestesi lokal
tanpa menggunakan vasokonstriktor[1].
sedangkan untuk pasien anak- anak atau pasien yang tidak kooperatif
dapat dilakukan anestesi umum di rumah sakit.Perawatan gigi pada pasien ini
membutuhkan profilaksis antibiotic, diberikan amoksisilin secara peroral
sebanyak 3 gram 1 jam sebelum tindakan. Jika alergi terhadap penisilin, dapat
diberikan klindamisin peroral 600 mg 1 jam sebelum tindakan. Sedangkan jika
menggunakan anestesi umum, diberikan amoksisilin iv + amoksisilin peroral
sebanyak 1 gram pada saat induksi dan 0,5 gram 6 jam kemudian. Jika alergi
terhadap penisilin dapat diberikan vankomisin iv (1 gram 1 jam sebelum tindakan)
+ gentamisin iv(120mg).[1]

4
2.2 Mampu Menjelaskan Premedikasi Medical Compromise pada lansia
untuk perawatan dental ?
1. Gangguan pendarahan
Obat-obatan yang dapat menyebabkan pendarahan :
- Aspirin
Jika invasive prosedur yang sedang dilakukan pada pasien, dokter gigi
harus menunda prosedur. Jika diketahui pasien sedang mengonsumsi
aspirin dan nonsteroid atau sedang mengonsumsi antikoagulan lain,
untuk menghindari gangguan pendarahan pada pasien. Menghindari
gangguan pendarahan dapat dicapai dengan menghentikan aspirin selama
5 hari sebelum prosedur bedah elektif.
- Warfarin
Resiko kejadian tromboemboli dengan penghentian warfarin lebih besar
daripada resiko perdarahan oral pada prosedur gigi.
- Klopidogrel
Plavix dihentikan, normalisasi agregasi trombosit hanya akan terjadi 5 -7
hari setelah penghentian obat. Obat ini umumnya untuk pasien dengan
[2]
strent koroner dan tidak boleh dihentikan untuk prosedur gigi rutin.
2. Penyakit Kardiovaskular
Semua prosedur oral dengan manipulasi jaringan gingiva atau area periapikal gigi
atau perforasi mukosa mulut, harus diberikan antibiotic profilaksis sebelum
prosedur.
Dosis tunggal 30 – 60 menit sebelum pengobatan oral amoksisilin : dewasa 2g :
anak 50mg/kg atau IM/IV alergi penisilin, klindamisin : 60mg/ anak – anak
[2]
20mg/kg
3. Diabetes Melitus
- Penderita diabetes tak terkontrol : Sebelum prosedur perawatan, dipastikan
pasien telah sarapan pagi dan minum jus buah sehingga diharapkan glukosa
darahnya cukup selama pengobatan oral. Antibiotik profilaksis jarang
diberikan untuk pembedahan karena tidak ada data ilmiah yang mendukung
prosedur ini.

5
- Penderita diabetes tak terkontrol : Konsultasi dengan dokter yang hadir
diperlukan untuk mempertimbangkan apakah pasien harus dirawat diprosedur
[2]
restoratif yang direncanakan atau operasi invasif yang ekstentif.
4. Penyakit Hati
Evaluasi kerusakan hati sebelum meresepkan obat konsumsi akan meresepkan
obat tertentu (diazepam, paracetamol) sebelum memperburuk situasi, serta
beberapa anastesi lokal, analgesic, obat penenang dan antibiotik. Faktor – faktor
yang terlibat dalam hemostasis harus diperiksa misalnya PT, tes BT dan
[2]
berkonsultasi dengan dokter yang merawat .
5. Asma
Cegah serangan asma dengan menghindari perawatan oral selama infeksi saluran
pernapasan dan menghindari aspirin serta obat – obatan yang mengandung
NSAID , epinefrin (Kontraversial) dan antihistamin. Pasien diminta untuk
[2]
membawa obat anti asma pada setiap prosedur pengobatan oral .

6
2.3 Mampu Menjelaskan Perawatan Medical Compromise pasien Lansia
a) Diabetes Melitus
 Pasien patutu di anamnesis dengan baik
 Jika ada riwayat keluarga DM, lakukan evaluasi dan pemerikassan lab
berupa kadar gula darah puasa dan sesudah makan, uji urine.
 mengurangi stress dan mengontrol rasa nyeri.
 Kadar epinefrin 1: 100.000 dalam obat anastesi lokal.
 Jika pasien cemas, berikan sedasi.
 Penggunaan antibiotik, khususnya jika DM tidak terkontrol untuk
infeksi akut.
 Antibiotik untuk tindakan profilaktik.
 Sebaiknya menerima perawatan gigi di pagi hari.
 Jika gula darah < normal maka pasien konsumsi dahulu karbohidrat
agar tidak hipoglikemia [1]
b) Gagal ginjal kronik (GGK)
 Evaluasi kadar HB, kadar serum potasium Co2, glukosa, nitrogen urea
darah dll.
 Monitor tekanan darah & frekuensi denyut jantung.
 Diberikan Vitamin K dan Trombosit untuk mengatasi perdarahan
selama prosedur invasive.
 Perawatan gigi aman pada saat 1 hari setelah hemodilisis, tidak ada
perdarahan berkepanjangan.
 Pada pasien GGK yang memerlukan transplanta ginjal, perawatan gigi
sebaiknya sebelum transplantasi untuk mencegah infeksi akibat obat-
obatan imunosupresan seperti kortikosteroid[1]
c) Penyakit Kardiovaskular
 Sebelum tindakan, dilakukan evaluasi dan pemeriksaan EKG,
pemeriksaan darah lengkap dan foto ronsen dada.
 Profilaktik antibiotik sebelum tindakan.

7
 Menggunakan gel-Foam di doket bekas pencabutan gigi untuk
mencegah perdarahan.
 Melakukan penjahitan.
 Gigit tampon 1-1 ½
 Kompres dingin dengan ke- pack selama ½ jam selam 2 hari.
 Diet lunak selama 48-72 jam
 Menggunakan anastesi lokal tanpa menggunakan vasokontriktor[1].
d) Penatalaksanaan Hipertensi
 Non- Farmakologis
 Menghentikan kebiasaan merokok
 Menurunkan BB Lebih
 Meningkatkan Aktivitas Fisik
 Mengurangi asupan natrium
 Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol [3]

Terapi Farmakologis
 Obat anti hipertensi antara lain.
 Beta-bloker
Contoh : Propanolol, Atenolol
 Penghambat angiostension converting enzim
Contoh : Captoril dan Enolapril
 Angionis Angiostensin II
Contoh : Candesartan, Losartan
 Calcium Channel Blocker
Contoh : Amiodiopin, nifedipin
 Alpha- Blocker
Contoh : Doksasozim[2]

8
2.4.Mampu Menjelaskan Resep Pasien Lansia?
Untuk profilkasis IE,ESC merekomendasikan pemberian amoksicilin
dengan dosis 2 gram. Jika pasien alergi terhadap penicilin maka diberikan 30-60
menit sebelum tindakan dan merupakan dosis tunggal. [4]
Antibiotic profilkasis digunakan untuk mencegah infeksi insisi
pembedahan penggunaan antibiotic profilkasis preoperative terbukti menurunkan
risiko infeksi darah luka operasi [3]
Resep amoksisilin
R/ Amoksisilin 500 mg No.II
⌠ 1 dd2 (before procedure)

Resep clindamycin 600 mg po/IV


R/ Clindamycin 300 mg tab No.II
⌠ 1 dd 2 (before procedure)

R/ Clindamycin 600 mg ump No.I


⌠1 dd 1 (SD) (Before Procedure)
R/ Spuit 5 cc No.I
⌠i.m.m

9
BAB III

KESIMPULAN
Leukemia merupakan suatu kelainan sel darah putih, yaitu terjadi
proliferasi sel-sel limfoid atau mieloid di dalam sumsum tulang. Pasien dengan
gangguan koagulasi darah kongenital atau acquired sering dijumpai di tempat
praktek gigi. Seorang dokter gigi harus mengetahui kondisi pasien tersebut
dengan cara mengevaluasi hasil laboratorium darah. Diabetes melitus (DM)
adalah suatu penyakit kronik yang bersifat kompleks akibat gangguan
metabolisme karbohidrat karena kekurangan insulin
Gangguan pendarahan Obat-obatan yang dapat menyebabkan pendarahan
Aspirin Jika invasive prosedur yang sedang dilakukan pada pasien, dokter gigi
harus menunda prosedur. Jika diketahui pasien sedang mengonsumsi aspirin dan
nonsteroid. Penyakit Kardiovaskular Semua prosedur oral dengan manipulasi
jaringan gingiva atau area periapikal gigi atau perforasi mukosa mulut, harus
diberikan antibiotic profilaksis sebelum prosedur.
Terapi Farmakologis Obat anti hipertensi antara lain. Beta-bloker Contoh
Propanolol, Atenolol Penghambat angiostension converting enzim Contoh :
Captoril dan Enolapril Angionis Angiostensin II Contoh : Candesartan, Losartan
Calcium Channel Blocker Contoh : Amiodiopin, nifedipin Alpha- Blocker Contoh
:Doksasozim

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Vitria, E. Evaluasi dan Penatalaksanaan Pasien Medically Compromised


ditempat Praktek Gigi. FKG UI: Jakarta, Indonesia
2. Hardini N, Santoso O. Medical Problem, Concequences To Oral Care in
Geriatric Patient. Diponegoro Med J (Jurnal Kedokt Diponegoro).
2021;10(1):41–50.
3. Nuraini, B: 2015. Risk Faktors of Hypertension. Vol 4(5) : Lampung
4. Ghufron,Musa.,Muhammad Perdana Airlangga. Antibiotika profilaksis pada
penyakit jantung. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah
Surabaya.2019

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai