DISUSUN OLEH :
NAMA : ERA
NM : 2019.C.11a.1043
Pembimbing Akademik
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, sehingga dapat menyelesaikan “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien gagal ginjal kronik “dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya
berharap laporan pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Parasomnia.
Laporan Pendahuluan dan juga asuhan keperawatan ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak .Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid ,S.Pd,.M.Kes Selaku Ketua STIKES Eka Harap Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina ,Ners., M.Kep Selaku Ketua Program Studi Ners STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
3. Ibu Meida Sinta Araini , S.Kep.,Ners Selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Praktik
Praklinik Keperawatan I.
4. Yelstria Ulina .T.,S.Kep., Ners Selaku dosen pembimbing Akademik di ruang
Pendengaran
5. Secara Khusus kepada pihak dari Rumah Sakit Doris Sylvanus yang telah memberikan
izin tempat
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna oleh sebab itu berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-katan yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman sampul dalam dan persyarat......................................................................i
Halaman Pernyataan................................................................................................ii
Halaman Persetujuan..............................................................................................iii
Halaman Pengesahan .............................................................................................iv
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................................v
Halaman Kata Pengantar........................................................................................vi
Daftar Isi.................................................................................................................ix
Daftar Tabel ...........................................................................................................xi
Daftar Gambar.......................................................................................................xii
Daftar Lampiran....................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................5
1.4 Manfaat ...........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kasus .........................................................................................7
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan .........................................................................16
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Rancangan Penulisan ......................................................................................38
3.2 Subyek Studi Kasus ........................................................................................39
3.3 Definisi Operasional........................................................................................40
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ..........................................................................40
3.5 Prosedur Studi Kasus......................................................................................40
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data......................................................42
3.7 Keabsahan Data...............................................................................................42
3.8 Analisis Data ...................................................................................................43
BAB IV TINJAUAN KASUS
4.1 Hasil Studi Kasus
4.1.1 Pengkajian Keperawatan.......................................................................45
4.1.2 Diagnosa Keperawatan .........................................................................52
4.1.3 Perencanaan Keperawatan ....................................................................54
4.1.4 Pelaksanaan Keperawatan.....................................................................57
4.1.5 Evaluasi Keperawatan...........................................................................62
4.2 Pembahasan ................. ..................................................................................70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................79
5.2 Saran................................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan dimana terjadinya penurunan fungsi ginjal secara
optimal untuk membuang zat-zat sisa dan cairan yang berlebihan dari dalam tubuh
(Vitahealth,2007). Penurunan fungsi ginjal dapat terjadi akibat suatu penyakit, kelainan
anatomi ginjal dan penyakit yang menyerang ginjal itu sendiri. Apabila hanya 10 % dari
ginjal yang berfungsi, pasien dikatakan sudah sampai pada penyakit ginjal endstage renal
disease (ESRD) atau penyakit ginjal tahap akhir. Awitan gagal ginjal mungkin akut, yaitu
berkembang sangat cepat dalam beberapa jam atau dalam beberapa hari. Gagal ginjal
dapat juga kronik, yaitu terjadi perlahan dan berkembang perlahan, mungkin dalam
beberapa tahun (Baradero, 2009).
Pada pasien gagal ginjal membutuhkan terapi pengganti ginjal yaitu hemodialisa. Pasien
ini harus menjalani terapi hemodialisa sepanjang hidupnya, biasanya 3 kali seminggu selama
paling sedikit 3 jam atau 4 jam per kali terapi (Smeltzer, 2002). Dukungan keluarga sangat
dibutuhkan oleh pasien agar patuh menjalani terapi hemodialisa seumur hidupnya. Dalam
menjalani terapi hemodialisa ini pasien menglami perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Banyak reaksi emosional yang dialami pasien GGK yang menjalani hemodialisa dan
mengharuskan pasien tersebut bereaksi dan menghadapi masalah yang dialaminya dengan
menggunakan kooping yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini pasien akan merasa sengan
bila ada 2 2 dukungan dari keluarga secara emosional pasien akan merasa lega bila ada
perhatian dari keluarga, serta mendapat saran, kesan atau pesan pada dirinya (Imelda
Tharob, 2012).
Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara global lebih dari 500 juta orang
mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5 juta orang harus menjalani hidup
bergantung pada cuci darah (Hemodialisis). Di Indonesia, berdasarkan Pusat Data dan
Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, jumlah pasien gagal ginjal kronik
diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta penduduk, 60% nya adalah usia dewasa dan usia
lanjut. Menurut Depkes RI (2009) pada peringatan Hari Ginjal Sedunia, menyatakan bahwa
hingga saat ini terdapat sekitar 70 ribu orang pasien gagal ginjal kronik yang memerlukan
penanganan terapi cuci darah. Di Jawa Timur, 1-3 dari 10.000 penduduknya menderita PGK.
Di Ponorogo pada bulan Januari sampai September 2014 jumlah pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa sejumlah 8.617 pasien. Terdiri dari pasien baru sejumlah 170
pasien, dan pasien lama sejumlah 8.447 pasien (Rekam Medik RSUD Dr. Doris Sylvanus
palangka raya
Pada pasien GGK terdapat tiga pilihan untuk mengatasi masalah yang ada yaitu; tidak
diobati, dialisis kronis (hemodialisa), serta transplantasi. Pilihan tidak diobati pasti
dipertimbangkan tetapi jarang dipilih, kebanyakan orang memilih untuk mendapatkan
pengobatan dengan hemodialisa atau transplantasi dengan harapan dapat
mempertahankan hidupnya (Hudak, Gallo, Fontaine, & Morton, 2006).
Keadaan ketergantungan pada mesin dialisa seumur hidupnya serta penyesuaian diri
terhadap kondisi sakit mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kehidupan pasien.
Perubahan dalam kehidupan, merupakan salah satu pemicu terjadinya stres. Pasien
biasanya menghadapi masalah keuangan, kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan,
dorongan seksual yang menghilang serta impotensi, khawatir terhadap perkawinan dan
ketakutan terhadap kematian. Dalam hal ini pada pasien GGK yang menjalani terapi
hemodialisa membutuhkan dukungan dari keluarga. Dukungan ini sangat penting dalam
menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol. (Taylor ,1999).
Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit degeneratif dimana pada penderita penyakit
tersebut akan mengalami tahapan-tahapan dalam penerimaan penyakitnya yaitu
penyangkalan (denial), marah (anger), menawar (bargaining), deperesi (depression), dan
penerimaan (acceptance). Pasien selayaknya sadar bahwa tahapan-tahapan tersebut akan
lewat dengan sendirinya dan pada akhirnya tahapan "Penerimaan" (Acceptance) akan
dicapai. Namun kebanyakan orang tidak siap menghadapi duka, karena seringkali, tragedi
terjadi begitu cepat, dan tanpa peringatan. Pasien harus bekerja keras melalui proses
tersebut hingga akhirnya sampai pada tahap Penerimaan. Selama proses tersebut
berlangsung, dukungan keluarga sangat penting terhadap kondisi pasien GGK karena pada
umumnya klien GGK yang menjalani terapi hemodialisa membutuhkan dukungan dalam
proses pengobatan dan terapi hemodialisa.
(Santrock, J. W 2007) 4 4 Dukungan keluarga dibutuhkan pasien GGK yang menjalani
terapi hemodialisa untuk mendapatkan perhatian dari keluarganya dan juga dukungan
harga diri. Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif terhadap individu, pemberian
semangat, persetujuan terhadap pendapat individu, perbandingan yang positif dengan
individu lain. Bentuk dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri dan
kompetensi. Sebaliknya apabila keluarga tidak memahami kebutuhan anggota keluarganya
yang sakit, maka akan memperburuk keadaan pasien dengan tidak mendapatkan perhatian
dan dukungan yang semestinya diberikan oleh keluarganya. (Taylor, 1999)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin meneliti
bagaimana Dukungan Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD dr. doris Sylvanus palangka raya.
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui bagaimana dukungan keluarga pada pasien gagal ginjal
yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD dr. doris Sylvanus palangka raya
2. Bagi perawat
Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat di rumah sakit dalam
melakukan tindakan asuhan keperawatan dalam rangka
meningkatkan cara pelayanan dan mutu pelayanan yang baik
khususnya klien gagal ginjal kronik.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai referensi pengembangan masalah keperawatan yang
dilakukan oleh peneliti selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
a. Gangguan pembuluh darah ginjal
Salah satu lesi vaskular yang dapat menyebabkan iskemik pada ginjal
dan kematian jaringan ginjal yang paling sering adalah atreosklerosis
pada arteri renalis besar, dengan konstriksi skleratik progresif pada
pembuluh darah. Hiperplasia fibromuskular dapat menyebabkan
sumbatan pada pembuluh darah. Hipertensi lama yang tidak diobati
mengakibatkan nefrosklerosis yang dicirikan antara lain terjadinya
penebalan, hilangnya elastisistas sistem, perubahan darah ginjal
mengakibatkan aliran darah menurun dan akhirnya terjadi gagal
ginjal.
b. Gangguan imunologis
Seperti glomerulonefritis (peradangan pada glomerulo) dan SLE
(System Lupus Erythematosus).
c. Infeksi
Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri seperti Echerichia Coli berasal
dari kontaminasi tinja pada traktus urinarius bakteri. Bakteri
Echerichia Coli mencapai ginjal melalui aliran darah dari traktus
urinarius lewat ureter ke ginjal sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan irreversible ginjal atau biasa disebut plenlonefritis.
d. Gangguan metabolik
Contoh penyakit gangguan metabolik yaitu Diabetes Mellitus (DM)
dapat menyebabkan mobilisasi lemak meningkat kemudian terjadi
penebalan membran kapiler dan ginjal berlanjut dengan disfungsi
endotel nefropati amiloidosis yang disebabkan
endapan zat-zat proteinemia abnormal pada dinding pembuluh darah
secara serius dan menyebabkan membran glomerulus rusak.
e. Gangguan tubulus primer
Terjadinya nefrotoksis akibat analgesik atau logam berat.
f. Obstruksi traktus urinarius
Oleh batu ginjal, hipertrofi prostat, dan konstriksi uretra.
g. Kelainan kongenital dan herediter
Dapat terjadi karena kondisi keturunan dengan karakteristik kista atau
kantong berisi cairan di dalam ginjal dan organ lain serta tidak adanya
jaringan ginjal yang bersifat kongenital.
2.1.3 Klasifikasi
2.1.4 PATOFISIOLOGI
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung akibat
penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif.
Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup dan meningkatkan
volume residu ventrikel. Tekanan rteri paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap
peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tahanan
terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seprti yang terjadi pada jantung kiri,
juga akan terjadi pada jantung kanan, dimana akhirnya akan terjdi kongesti sistemik dan
edema. Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat
dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dan katub-katub trikuspidalis atau mitralis
bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus katub
atrioventrikularis atau perubahan-perubahan pada orientasi otot papilaris dan
kordatendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang. Sebagai respon terhadap gagal
jantung ada tiga meknisme primer yang dapat dilihat; meningkatnya aktifitas adrenergik
simpatik, meningkatnya beban awal akibat aktivasi istem rennin-angiotensin-aldosteron dan
hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curh
jantung. Meknisme-meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahnkan curah jantung
pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini, pada keadaan istirahat.
Tetapi kelainan pad kerj ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada
keadaan berktivitas. Dengn berlanjutny gagal jantung maka kompensasi akan menjadi
semakin luring efektif.
2.1.6 Penatalaksanaan
Fungsi renal menurun karena produk akhir metabolisme protein tertimbun dalam darah,
sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan mempengaruhi seluruh system tubuh.
Semakin banyak timbunan produksi sampah maka gejala semakin berat.
Gangguan clearanse renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi.
Penurunan laju filtrasi glomerulus dideteksi dengan memeriksa clearanse kreatinin urine
tampung 24 jam yang menunjukkan penurunan clearance kreatinin dan peningkatan kadar
kreatinin serum.
Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema, CHF, dan hipertensi.
Hipotensi dapat terjadi karena aktivitas aksis renin angitensin dan kerja sama keduanya
meningkatkan sekresi aldosteron. Kehilangan garam mengakibatkan resiko hipotensi dan
hipovolemia. Muntah dan diare menyebabkan perpisahan air dan natrium sehingga status
uremik memburuk.
Asidosis metabolik akibat ginjal tidak mampu mensekresi asam (H+) yang berlebihan.
Penurunan sekresi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu mensekresi ammonia (NH3-) dan
mengabsorbsi natrium bikarbonat (HCO3-). Penurunan ekskresi fosfat dan asam organik lain
terjadi.
Anemia terjadi akibat produksi eritropoietin yang tidak memadai, memendeknya usia
sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan akibat
status uremik pasien, terutama dari saluran penceranaan. Eritropoitein yang diproduksi
oleh ginjal, menstimulasi sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah, dan
produksi eritropoitein menurun sehingga mengakibatkan anemia berat yang disrtai
keletihan angina, dan sesak nafas.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan metabolisme. Kadar
serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan timbal balik. Jika salah satunya
meningkatr, maka fungsi yang lain akan menurun. Dengan menurunnya filtrasi melalui
glomerulus ginjal, maka meningkatkan kadar fosfat serum dan sebaliknya, kadar serum
kalsium menurun. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dan
kelenjar paratiroid. Tetapi, gagal ginjal tubuh tidak merespon normal terhadap peningkatan
sekresi parathormon, sehingga kalsium ditulang menurun, menyebabkan terjadinya
perubahan tulang dan penyakit tulang. Demikian juga, vitamin D (1,25 dihidrokolekalsiferol)
yang dibentuk diginjal menurun seirng perkembangan gagal ginjal.(Nursalam, 2006).
5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :
a. Hiperkalemia
b. Perikarditis, efusi perikardialdan tamponade jantung
c. Hipertensi
d. Anemia
e. Penyakit tulang (Brunner & Suddarth, 2002)
kronik untuk memfasilitasi perawatan pasien ini oleh dokter umum dan spesialis, termasuk
spesialis penyakit dalam, ahli endokrinologi, spesialis jantung, dan spesialis nefrologi. Secara
khusus, pedoman ini dibuat untuk perawatan pasien yang tidak menerima dialisis. Dalam
ulasan ini, kami menguraikan rekomendasi dari pedoman mengenai aspek pengobatan
gagal ginjal kronik, termasuk target untuk berbagai abnormalitas, strategi untuk
pengobatan dan frekuensi follow up berdasarkan bukti yang tersedia. 7 Setiap rekomendasi
digolong-golongkan dengan menggunakan skema yang dibentuk oleh Canadian
Hypertension Education Program8 dan digunakan oleh Canadian Society of Nephrology
Guidelines Committee. Kriteria untuk menggolong-golongkan rekomendasi ini berkisar dari
yang mencerminkan penelitian yang sangat valid, tepat dan dapat diaplikasikan (derajat A)
sampai yang berdasarkan pada tingkat bukti yang lebih rendah dan pendapat ahli (derajat
D). Derajat B dan C mengacu pada penelitian dengan validitas yang lebih rendah derajatnya,
termasuk hasil atau perhitungan hasil peneltian lainnya. Rekomendasi klinis Rujukan pasien
dewasa dengan berkurangnya fungsi ginjal Tersedia pedoman untuk pemberi pelayanan
primer dan para spesialis untuk merujuk pasien dengan gagal ginjal kronik ke spesialis
nefrologi. Kebanyakan kasus gagal ginjal kronik nonprogresif dapat diobati tanpa perlu
merujuk ke spesialis nefrologi. Merujuk ke spesialis nefrologi biasanya direkomendasi pada
pasien dengan gagal ginjal akut, kecepatan filtrasi glomerulus persisten kira-kira kurang dari
30mL/menit/ 1.73m2 , berkurang fungsi ginjal secara progresif, rasio protein urin dengan
kreatinin lebih besar dari 100mg/mmol (sekitar 900mg/24 jam) atau rasio albumin urin
dengan kreatinin lebih besar dari 60mg/mmol (sekitar 500mg/24 jam), ketidakmampuan
untuk mencapai target pengobatan, atau cepatnya perubahan fungsi ginjal. Hipertensi
Hipertensi sering terkait dengan gagal ginjal kronik. Ini terjadi lebih dari 75% pasien dengan
gagal ginjal kronik pada stadium manapun.9 Ini merupakan penyebab dan akibat gagal ginjal
kronik. Bagian pedoman ini menyoroti aspek kunci pengobatan hipertensi pada pasien
dengan gagal ginjal kronik. Aspek ini termasuk target pembuluh darah, terapi obat awal
untuk gagal Universitas Sumatera Utara 9 ginjal kronik proteinuria dan nonproteinuria, dan
pengobatan hipertensi dalam hubungan dengan diabetes dan penyakit vaskular renal
pembuluh darah besar.
2.ELEKTROKARDIOGRAFI
Kelainan EKG dibawah ini dapat ditemukan pada GJA:
Gelombang Q (menunjukkan adanya infark miokard lama) dan kelainan gelombang ST-T
menunjukkan adanya iskemia miokard.
LBBB (left bundle branch block), kelainan ST-T dan pembesaran atrium kin menunjukkan
adanya disfungsi bilik kiri.
LVH (left ventricular hypertrophy) dan inversi gelombang T menunjukkan adanya
stenosis aorta dan penyakit jantung hipertensi.
Aritmia jantung.
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Gejalanya adalah kelelahan, malaise, gangguan tidur ditandai dengan kelemahan otot,
kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
b. Sirkulasi
Gejalanya adalah riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada, ditandai dengan
hipertensi, nadi kuat, oedema jaringan umum, disritmia jantung, nadi lemah halus,
hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia, pucat, kulit coklat kehijauan, kuning,
kecenderungan perdarahan.
c. Integritas Ego
Gejalanya adalah faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan
ditandai dengan menolak, ansietas, takut, mudah tersinggung, perubahan kepribadian.
d. Eliminasi
Gejalanya adalah penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung, diare
atau konstipasi ditandai dengan perubahan warna urine contoh kuning pekat, merah,
coklat, berawan, oliguria, dapat menjadi anuria.
e. Makanan/cairan
Gejalanya adalah oedema, malnutrisi, anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah ditandai
dengan distensi abdomen/asites, pembesaran hati, perubahan turgor kulit, ulserasi gusi,
penurunan otot, penurunan lemak subkutan, peampilan tak bertenaga.
f. Neurosensori
Gejalanya adalah sakit kepala, penglihatan kabur, kejang, kesemutan ditandai dengan
gangguan status mental, kejang, fasikulasi otot, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
g. Pernafasan
Gejalanya adalah nafas pendek, dispnea noktural paroksimal, batuk dengan atau tanpa
sputum ditandai dengan takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi pernafasan kusmaul,
batuk produktif edngan produksi sputum merah muda.
h. Nyeri/kenyamanan
Gejalanya adalah nyeri panggul, sakit kepala, kram/nyeri kaki ditandai distraksi, gelisah.
i. Keamanan
Gejalanyaadalah kulit gatal, ada atau berulangnya infeksi ditandai dengan pruritus, demam
(sepsis, dehidrasi), peteki, area ekomosis pada kulit, fraktur tulang, defesi fosfat kalsium
pada kulit, jaringan lunak, sendi, keterbatasan gerak sendi.
j. Seksualitas
Gejalanya adalah penurunan libido, amenore, infertilitas.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosa keperawatan dengan kegagalan ginjal kronis adalah sebagai
berikut:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet
berlebih dan retensi cairan serta natrium.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut.
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi, produk sampah.
4. Resiko tinggi terhadap penururnan curah jantung berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial, dan tahanan
vaskular sistemik.
5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi
toksin dalam kulit.
6. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan
diagnostik, rencana tindakan dan prognosis.
2.3.3 Intervensi keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebih
dan retensi cairan serta natrium.
a. Kaji status cairan : Timbang BB/H, distensi vena jugularis, balance cairan, vital sign
b. Batasi intake cairan
c. Jelaskan mengenai pembatasan cairan pada pasien & keluarga
d. Tingkatkan oral higine
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
a. Kaji status nutrisi: Perubahan BB, protein ,kadar besi,BUN, elektrolit serum
b. Kaji pola diet : riwayat diet, makan kesukaan, hitung kalori
c. Kaji faktor yg mempengaruhi masukan nutrisi : anoreksia, mual muntah, depresi,
stomatitis, makanan yg tidak menyenangkan, pengetahuan manfaat makan
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi, produk sampah.
a. Kaji faktor yg menyebabkan keletihan : anemia, ketidakseimbangan cairan & elektrolit,
retensi produk sampah, depresi
b. Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yg dapat ditoleransi, bantu
jikan keletihan, Anjurkan istirahat setelah dialisis.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama : Era
Nim : 2019. C.11a.1043
Ruang praktek :
Tanggal praktek :
Tanggal & jam pengkajan :
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Tn. KD
Umur : 37 tahun
Tanggal Lahir : 23 maret 1971
Jenis Kelamin : laki laki
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : dayak indonesia
Tanggal Masuk : 9 juni 2021
Waktu : 14.00 WIB
Diagnosa Medis : Gagal Ginjal
C.PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
Status Mental
Lainnya...........................
m. Keluhan Lainnya :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
da Vital :
a. Suhu/T : 36,20 C Axilla Rektal Oral
c. Pernapasan/RR : 80 x/Menit
ASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Simetris
Sianosis
Nyeri dada
Lainnya ………………………………………
Bronchial Trakeal
CARDIOVASCULER ( BLEEDING )
PERSYARAFAN (BRAIN)
M : 6 mengikuti perintah
Midriasis Meiosis
Pelo
Nervus Kranial III: (Okulomotoris) Pergerakan mata ke dalam, ke atas, elevasi alis, mata kontraksi
pupil, reaksi bersamaan
Uji Koordinasi :
Refleks :
Keluhan Lain :
…………………………………………………………………….……………………
………………………………….……………………………………………………..
Masalah Keperawatan :
………………………………….....................................................................................
RI (BLADDER) :
Produksi Urin : 200cc 7x /hr
Warna : kuning
Dysuri Nocturi
Kateter Cystostomi
Keluhan Lainnya :
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..................................................
.............................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Bibir : Stomatitis
Gigi : Bersih
Lidah : Bersih
Mukosa : ………………………………………………………..
Tonsil : Normal.
Rectum :
Haemoroid :
Keluhan Lainnya :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Masalah Keperawatan:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Parese/lemah, lokasi………………………………………
Paralise/paraplegia/lumpuh, lokasi…………………………………….
Hemiparese, lokasi…………………………………………………….
Nyeri, lokasi…………………………………….
Bengkak, lokasi……………………………………
Flasiditas .....................................................................
Atropi
Hipertropi
Kontraktur
Malposisi
Peradangan, lokasi……………………………………
Perlukaan, lokasi……………………………………..
Patah tulang, lokasi…………………………………..
Kifosis Lordosis
Makanan ……………………………………………………
Kosametik ………………………………………………….
Lainnya …………………………………………………….
Masalah Keperawatan :
…………………………………………….…………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….
SISTEM PENGINDRAAN
Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan : Berkurang Kabur Ganda
Buta/gelap
Nyeri : ….……………………………………………………………………...
Masalah : ………………………………………………………………………….
Telinga/Pendengaran :
Fungsi Pendengaran : Berkurang Berdengung Tuli
Hidung/Penciuman :
Bentuk : Simetris Asimetris
Lesi
Patensi
Obstruksi
Transluminasi
Masalah Keperawatan :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
SISTEM REPRODUKSI
a. Reproduksi Pria
Srotum : ……………………………….
Hernia : ……………………………….
Kelainan : ……………………………………………………………………..
..........................................................................................................
..........................................................................................................
b. Reproduksi Wanita
Perdarahan : …………………….....………………
Labia : ……………………………………….
Uretra : ………………………………………..
Lainnya : ......................................................................................................
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Masalah keperawatan :
………………………………........................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………….........................................................................................
.............................................................................................................................................
TB : Cm
BB Sekarang : 56Kg
BB Sebelum sakit : 56 Kg
Diet :
Diet Khusus :
Jenis Minuman
jam
Kebiasaan Makan
3. Pola istirahat dan tidur : Sebelum sakit klien mengatakan istirahat dan tidur 6 jam dalam
sehari, klien mengatakan sering terbangun malam kalau ada masalah pekerjaan yang
belum selesai. Pada saat mengkaji klien mengatakan kemarin malam pada tanggal 21 Juli
2012 klien nyenyak tidur, dan pada tanggal 22 Juli 2012 klien mengatakan tidurnya
sekitar 5 jam. Pada saat pengkajian terdapat lingkaran hitam dibawah mata. Klien terlihat
menguap pada saat di wawancara.
4. Kognitif :
………………………………………………………………………………….………………..
…………………………………………………………………………………………………….....
.............................................................................................................................................................
.................................
Masalah Keperawatan:
…………………………………………………………………………………………
5. Konsep Diri :
Peran :………………………………………………………………………..
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………………………………………
6. Aktivitas Sehari-hari :
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………
…………….........................................................................................................................................
.....................
Masalah Keperawatan
……………………………………………………………………………………
7. Koping-Toleransi terhadap Stress
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………
…………….........................................................................................................................................
.....................
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………….……
Nilai-Pola Keyakinan
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………
…………….........................................................................................................................................
...................
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………….……
E. SOSIAL – SPIRITUAL.
1. Kemampuan berkomunikasi :
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………
…………….........................................................................................................................................
.....................
2. Bahasa sehari-hari :
…………………………………………………………........................................
...................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
……………………………………...........................................................................
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
………………………………………………………………………………………
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
5. Orang berarti/terdekat :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
7. Kegiatan beribadah :
Klien mengatakan beragama islam. Klien mengatakan sebelum sakit sering sholat dan
selama sakit klien mengatakan tidak sholat. Klien mengatakan ikut serta jika ada kegiatan di
masjid
1 WBC
Hasil Pemeriksaan
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
DO:
- TD : 110/80 mmHg
- N : 84 x/menit
- R : 20 x/menit
2 DS: Intoleran
Pasien mengatakan penurunan produksi energi aktivitas
badannya terasa lemah metabolic, prosedur dialisa
Pasien mengatakan
bila beraktivitas
kepalanya pusing
DO:
kebutuhan klien
dibantu oleh istrinya
( 7 - 18 mg/dl )
Crea :
16,0 mg/dl
( 0,6 – 1,3mg/dl )
Uric :
10,2 mg/dl
( 2,3 – 7,5 mg/dl )
Obat captopril 12,5 mg
TD 110/80 mmHg
C. Rencana Keperawatan
No DX
Data
Tujuan dan KH
Intervensi
rasional
1
Nyeri berhubungan dengan Pasokan oksigen ke jaringan otak tidak adequat ditandai
dengan:
DS:
- mengatakan nyeri pada kepala
- skla nyeri ringan (3)
DO:
- TD : 110/80 mmHg
- N : 84 x/m
- RR: 20x/i
- pasien tampak memegang kepalanya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam gangguan rasa nyaman nyeri
dapat teratasi dengan
KH:
- TTV dalam batas normal
TD: 120/80mmHg
N: 60-80x/i
RR: 16-20x/i
- Pasien rileks
- Skala nyeri 1
1. Kaji karakteristik nyeri
2. Ukur tanda-tanda vital
3. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
4. kolaborasi dalam pemberikan analgetik
5. kolaborasi dalam perencanaan tindakan medik (operasi)
1. memberikan dasar untuk mengkaji perubahan pada tingkat nyeri dan mengevaluasi
intervensi.
2. sebagai indikator untuk mengetahui tingkat nyeri dan intervensi yang tepat
selanjutnya.
3. untuk merelaksasikan otot-otot sehingga mengurangi rasa nyeri
4. analgetik cenderung lebih efektif ketika diberikan secara dini pada nyeri.
5. mempercepat proses penyembuhan
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
1. Dengan mengetahui permasalahan penyebab penyakit gagal ginjal
kronik, diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dan menghindari
penyebab penyakit ini serta benar-benar menjaga kesehatan melalui
makanan maupun berolaharaga yang benar.
2. Para tenaga ahli juga sebaiknya memberikan penyuluhan secara jelas
mengenai bahayanya penyakit ini serta tindakan pengobatan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta.
Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC,
Jakarta.
Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC,
Jakarta.
Betz Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC.
Amin, H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc. Mediaction : Yogyakarta
Badan Litbangkes. Suyono, S. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai
Penerbit FKUI : Jakarta.
Engram, B. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.1. EGC :
Jakarta
Herdman H. 2015. Nanda Internasional Inc Diagnosa Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017, EGC : Jakarta.