Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

EVIDENCE BASE PRACTICE DALAM KEPERAWATAN


DENGAN DIAGNOSA CHRONIC KIDNEY DISEASE
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah KMB II

Dosen Pengampu : Ilma Farhania, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Agis Setiawan C1AA20002
Fauziyah Nurwahyuni Eka C1AA20034
Santi Pebriani C1AA20100
Tia Marsela C1AA20114

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI


Jl. Karamat No. 36 Telp (0266) 210215 Fax (0266) 223709
SUKABUMI 43112
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.
Atas karunia-Nya, akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah Mata Ajar KMB II. Makalah
ini berjudul “Evidence Base Practice Dalam Keperawatan Dengan Diagnosa Chronic Kidney
Disease”. Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Ibu Ilma
Farhania, M.Kep selaku dosen Mata KMB II di kelas 2B Sarjana Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi.

Kami penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu. Ilma Farhania, M.Kep atas
bimbingannya dalam pembuatan makalah ini, serta ucapan terimakasih juga kepada semua
pihak yang telah mendukung dan membantu penyelesaian makalah ini. Harapan kami,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semoga bisa menambah
wawasan bagi pembaca mengenai materi ini.

Kami penulis menyadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan maka dari itu
dengan segala kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat
dan kekeliruan penyajian materi pada makalah ini. Meskipun demikian, kami terbuka pada
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga segala bentuk
kebaikan datang dari segala arah.

Sukabumi, 31 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ...................................................................................................... 2
D. Manfaat Makalah .................................................................................................... 3

BAB II ISI ........................................................................................................................... 4

A. Pengertian Evidence Base Practice ......................................................................... 4


B. Strategi Pengumpulan Data..................................................................................... 4
C. Evidence Base Practice pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) ................... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 31

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 31
B. Saran ....................................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... iii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronik adalah suatu penyakit
dimana ginjal mengalami penurunan fungsi yang progresif dan ireversibel. The Kidney
Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) of The National Kidney Foundation
menyebutkan bahwa CKD adalah penyakit ginjal yang telah berlangsung selama lebih
dari 3 bulan danpenurunan LFG (Laju Filtrasi Glomerulus) sebanyak 60
ml/min/1.73m2(Lewis, 2011).
Data dari United States Renal Data System (USRDS) pada tahun 2014 menunjukan
bahwa prevalensi kejadian CKD di Amerika Serikat meningkat setiap tahunnya, tercatat
sebanyak 2,7 juta jiwa pada tahun 2011 dan tercatat menjadi 2,8 juta jiwa ditahun 2012.
Prevalensi penyakit CKD di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 0,2% sedangkan di
Jawa Tengah prevalensinya sebanyak 0,3% (Riskesdas, 2013).Penyakit CKD sering tidak
teridentifikasi sampai pada tahap 3 karenabersifat asymptomatic atau tanpa gejala hingga
tahap uremik akhirtercapai. Uremia adalah sindrom atau gejala yang terkait dengan CKD.
Adanya uremia tersebut akan mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit,
pengaturan dan fungsi endokrin ginjal rusak, dan akumulasi produk sisa secara esensial
memengaruhi setiap sistem organ lain (Lemone, 2012; Black & Hawks, 2009).
Penyakit CKD akan mempengaruhi penurunan LFG dan fungsi ginjal memburuk
lebih lanjut, retensi natrium dan air biasa terjadi. Hal ini dapat menyebabkan resiko
edema dan hipertensi, pasien juga akan merasa cepat lelah, sesak nafas, dan nafsu makan
menurun. Penanganan pada pasien CKD tahap akhir dilakukan beberapa terapi
diantaranya yaitu terapi pengganti ginjal seperti transplantasi ginjal, dialisis peritoneal,
maupun hemodialisa (Lemone, 2012; Tanto, dkk, 2014; Black & Hawks, 2009).
Hemodialisa (HD) adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mengeluarkan produk
limbah dan cairan yang berada didalam tubuh, serta menggantikan fungsi ginjal dalam
tubuh yang tidak dapat berfungsi dengan baik (Smeltzer & Bare, 2013). Didunia saat ini
tercatat ada lebih dari 2 juta pasien yang menjalani terapi HD. Pasien HDdi Amerika
Serikat mencapai 350 ribu orang, Jepang 300 ribu orang, sedangkan di Indonesia hampir
mencapai 15 ribu orang (Setiati, dkk, 2014). Hemodialisa menjadi terapi pengganti ginjal
utama disebagian besar negara di dunia dengan prevalensi yang mencapai angka 2 juta
tersebut. Pasien yang memilih terapi pengganti ginjal HD harus memahami hal-hal
penting seperti pembatasan asupan cairan, hal ini mempunyai tujuan untuk mengurangi
1
resiko edema dan komplikasi kardiovaskuler. Komplikasi kardiovaskuler pada pasien HD
akan meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas lebih dari 50%. Cairan yang
dikonsumsi kedalam tubuh harus sama jumlahnya dengan air yang keluar, maka jumlah
asupan cairan harusdibatasi sesuai dengan jumlah urine yang keluar pada hari sebelumnya
ditambah dengan cairan yang keluar melalui insensible water losses (IWL) (Setiati, dkk,
2014; Smeltzer & Bare, 2013).
Cairan yang dikonsumsi pasien CKD harus diawasi dengan benar.Sebagian besar
pasien merasa kesulitan untuk membatasi asupan cairanyang masuk, karena tidak
mendapatkan pengetahuan atau tidak paham bagaimana cara yang bisa memudahkan
pasien dalam pembatasan asupan cairan tersebut. Salah satu faktor yang diperlukan dalam
pembatasan asupan cairan adalah pengetahuan (Tovazzi & Mazzoni, 2012)
Pengetahuan adalah sesuatu yang dihasilkan dari panca indera manusia, atau hasil
“tahu” seseorang terhadap objek tertentu melalui panca indera yang dimilikanya.
Pengetahuan akan mempengaruhi bagaimana seseorang akan bersikap terhadap sesuatu,
sikap yang terbentuk ini berfungsi sebagai pendukung seseorang untuk melakukan suatu
tindakan tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Terbentuknya tindakan dari hasil pengetahuan pasien HD akan menunjang kepatuhan
pasien dalam membatasi asupan cairannya sehingga dapat mengurangi resiko komplikasi.
Keluarga pasien juga sangat berperan penting dalam membatasi asupan cairan pasien.
Keluarga memiliki fungsi kesehatan yang berperan sebagai support system dalam
pemeliharaan kesehatan anggota keluarganya. Oleh karena itu, dukungan dan
pengetahuan keluarga sangat dibutuhkan untuk memberikan perhatian dan motivasi, serta
mengingatkan pasien untuk selalu membatasi asupan cairan sesuai dengan anjuran untuk
pasien CKD dari tim medis (Smeltzer & Bare, 2013; Padila, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Evidence Base Practice ?
2. Strategi apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?
3. Apa saja Evidence Base Practice pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD)/gagal
ginjal kronik ?
C. Tujuan Makalah
 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Pendidikan Kesehatan Berdasarkan Hasil Penelitian
(Evidence Base Practice) pada Klien dengan Chronic Kidney Disease CKD /
gangguan ginjal kronik.
2
 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian Evidence Base Practice
2. Untuk mengetahui strategi pengumpulan data yang digunakan.
3. Untuk mengetahui Evidence Base Practice pada pasien Chronic Kidney Disease
(CKD)/gagal ginjal kronik
D. Manfaat Makalah
Menambah wawasan pengetahuan penulis maupun pembaca tentang bagaimana
Pendidikan Kesehatan Berdasarkan Hasil Penelitian (Evidence Base Practice) pada Klien
dengan penyakit Chronic Kidney Disease (CKD)/ Gagal ginjal kronik

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Evidence Base Practice Dalam Keperawatan


Evidence based practice merupakan satu cara terbaik dalam penggunaan bukti terbaru
dalam memandu pembuatan keputusan perawatan kesehatan dan nilai nilai pasien.
Dalam dunia keperawatan EBP adalah proses mengumpulkan data, memproses, dan
menerapkan hasil penelitian untuk meningkatkan praktik klinis, lingkungan kerja, atau
outcome pasien. Penggunaan EBP untuk praktik klinik keperawatan sangat membantu
perawat dalam memberikan perawatan pasien dengan kualitas tertinggi dan seefisien
mungkin. Sehingga asuhan berbasis pendekatan EBP terbukti mampu meningkatkan
kwalitas patient safety dan peningkatan outcome asuhan keperawatan.
Menurut Melnyk & Fineout-Overholt (2011) Evidence Based Practice in Nursing
adalah penggunaan bukti ekternal, bukti internal (clinical expertise), serta manfaat dan
keinginan pasien untuk mendukung pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan.
B. Strategi Pengumpulan Data
Dalam menyusun makalah ini penulis mengumpulkan jurnal penelitian sebagai
data acuan pelaksanaan pendidikan kesehatan, yang diakses melalui media elektronik
yaitu Goggle Scholar. Jurnal yang dicari berhubungan dengan intervensi keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem perkemihan penyakit CKD

C. Evidence Base Practice Pada Klien CKD


a) Pengertian CKD
Menurut Smeltzer dan Bare (2015) CKD atau gagal ginjal kronis merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalamdarah).
Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KDOQI), CKD merupakan
Kerusakan Ginjal Yang Terjadi Dengan Penurunan GFR (Glomerular Filtration Rate)
<60 Ml/Min/ 1.73 M2 Selama Lebih Dari 3 Bulan (Kasiske, Betram., 2014)
b) Diagnosis Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gagal ginjal kronik

4
2) Kelebihan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan volume
urin, kelebihan asupan cairandan natrium, peningkatan aldosteron sekunder dari
penurunan GFR.
3) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, retensi
cairan dan natrium, dan diet berlebih. Intervensi
4) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gagal ginjal kronik
5) Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan

5
c) Evidence Base Practice Pada Klien CKD
1. Diagnosis : Kelebihan voulme cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan volume urine, kelebihan asupan cairan dan natrium,
peningkatan eldosteron sekunder dari penurunan GFR.
Intervensi : Monitor status nutrisi
A. Summary Jurnal

No Topik Peneliti Tahun Metode Populasi & Sampel Hasil Kesimpulan

1. Hubungan Asupan Atika Puspa Desain Responden dalam Hasil penelitian Berdasarkan hasil uji
2019
Enegi dan Protein Riani, penelitian ini penelitian ini adalah menunjukkan bahwa status korelasi pada data
dengan Status Gizi Ardhila Lovi merupakan pasien CKD dengan gizi pada responden responden
Berdasarkan %LILA Hasinofa, observasional HD di ruang rawat sebagian besar memiliki menggunkan
menurut Umur pada Fuadiyah dengan inap RSUD Dr Saiful status gizi kurang (54,8%). spearmans didapatkan
Pasien Chronic Nila pendekatan Anwar Malang pada nilai p = 0.00 (nilai
Kidney Disease on Kurniasari, cross sectiona. bulan 28 Maret p<0.05) yang
Hemodialisis di Nur Hasanah, hingga 11 April 2019. menunjukkan bahwa
RSUD Dr. Saiful Sukarlin Sampel yang terdapat hubungan
Anwar Malang digunakan sebanyak antara asupan energi
31 orang dengan dan protein dengan
menggunakan status gizi pada pasien
purposive sampling CKD dengan
hemodialisis.

6
2. Pengetahuan Pasien Kitri Metode Populasi dalam Berdasarkan tabel 1 Berdasarkan hasil
2019
Tentang Diet Cairan Hikmawati penelitian ini penelitian ini adalah menunjukan bahwa penelitian dapat
dan Nutrisi pada menggunakan semua pasien yang sebanyak 74 (82,2%) disimpulkan bahwa
Pasien Gagal Ginjal deskriptif menjalani terapi responden memiliki pengetahuan pasien
Kronik (GGK) Di hemodialisa di RSUD pengetahuan baik tentang tentang diet cairan dan
Ruang Hemodialisa Kabupaten Indramayu diet cairan dan nutrisi. nutrisi sebanyak 74
RSUD Kabupaten berjumlah 127 dan (82,2%) responden
Indramayu Tahun sampel dalam yang memiliki
2017 penelitian ini pengetahuan dalam
berjumlah 90 kategori baik.
responden sesuai
dengan kriteria inklusi
yang diambil dengan
teknik Consecutive
Sampling.

3. Status Nutrisi Pasien Dian Penelitian ini Populasi dalam Distribusi frekuensi status Sebagian besar pasien
2020
Gagal Ginjal Kronik Agustina menggunakan penelitian ini adalah nutrisi pasien GGK di yang mengalami
di Ruang Putri, Sukron, desain survey, seluruh klien yang Ruang Hemodialisa Rumah penyakit ginjal kronik
Hemodialisa Yulius penelitian menjalani Sakit Islam Siti Khadijah adalah laki-laki
Tiranda deskriptif hemodialisa di Rumah Palembang tahun 2019 sebanyak 54
Sakit Islam Siti yang mengalami responden atau

7
kuantitatif Khadijah Palembang penurunan status nutrisi sebesar (50%) dan
Tahun 2019. Tehnik tahap baik sebesar (17,8%) pasien gagal ginjal
pengumpulan sampel dari 90 total responden, kronik yang menjalani
dengan menggunakan ringan sebesar (50,0%) dari hemodialisa sebagian
tehnik Total sampling total 90 responden dan besar status nutrisi
Penelitian ini tahap buruk sebesar pada tahap rigan
dilaksanakan pada (32,2%) dari 90 total dengan jumlah 45 atau
tanggal 22 April - 02 responden. sebesar (50%) dari 90
Mei Tahun 2019 total responden
didapatkan 90
responden.

4. Hubungan Kualitas Ratih Tri Penelitian ini Jumlah responden Hasil analisis kualitas Hasil penelitian ini
2020
Hidup dan Status Kusuma merupakan yaitu 30 pasien PGK hidup menunjukkan menunjukkan kualitas
Nutrisi pada Pasien Dewi, observasional dengan HD dan 30 kelompok CAPD memiliki hidup dan status
Penyakit Ginjal Wachid analitik dengan pasien PGK dengan keadaan fisik (p = 0,003) nutrisi pasien PGK
Kronik dengan Tipe Putranto, pendekatan CAPD. dan mental (p = 0,047) stadium akhir dengan
Dialisis Agung cross sectional. yang lebih baik terapi CAPD lebih
Susanto, dibandingkan dengan baik dibandingkan
Aryo Suseno, pasien HD. Gejala sistemik dengan pasien PGK
Bambang pada PGK didapatkan lebih yang menjalani terapi
Purwanto, berat pada kelompok

8
Rini Dwi pasien HD (p = 0,037). HD.
Mangesti, Selain itu, efek penyakit
Maia Thalia ginjal yang diderita pasien
Giani, dinilai lebih memperburuk
Muhammad kualitas hidup pasien yang
Raditia menjalankan terapi HD (p
Septian = 0,018)

9
B. Kajian Literatur
1) Hasil Literatur
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Riani, dkk (2019) dengan judul
“Hubungan Asupan Enegi dan Protein dengan Status Gizi Berdasarkan %LILA
menurut Umur pada Pasien Chronic Kidney Disease on Hemodialisis di RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang”, terdapat hubungan antara asupan energi dan protein dengan
status gizi pada pasien CKD dengan hemodialisis.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hikmawati (2019) dengan judul
“Pengetahuan Pasien Tentang Diet Cairan dan Nutrisi pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik (GGK) Di Ruang Hemodialisa RSUD Kabupaten Indramayu Tahun 2017”,
diet nutrisi pasien gagal ginjal kronik memiliki pengetahuan yang baik sebesar
74,4%.
Dari hasil penelirian yang dilakukan oleh Putri, dkk (2020) dengan judul
“Status Nutrisi Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa”, pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa sebagian besar status nutrisi pada tahap
rigan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk (2020) dengan judul
“Hubungan Kualitas Hidup dan Status Nutrisi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik
dengan Tipe Dialisis”, status nutrisi pasien PGK stadium akhir dengan terapi
CAPD lebih baik dibandingkan dengan pasien PGK yang menjalani terapi HD.

2) Analisis Literatur
Berdasarkan penelitian (Dewi, dkk 2020) nutrisi yang adekuat diperlukan
untuk pasien penyakit ginjal kronik. Maka dari itu,asupan nutrisi yang baik dapat
menurunkan risiko terjadinya malnutrition-inflammation complex syndrome
(MICS). Status nutrisi pada pasien gagal ginjal kronik sangat berperan kuat dalam
memberikan dampak positif terhadap penyakit ginjal kronik (Putri, dkk 2020 ).
Status nutrisi diperlukan khususnya dalam pengontrolan dan pengendalian kadar
laju filtrasi pada penderita gagal ginjal kronik (Mahayundhari 2018). Dengan
meningkatkan asupan protein pada pasien CKD dengan terapi hemodialis dapat
memberikan kompensasi ketika terjadi kehilangan protein pada saat hemodialisis
(Riani, dkk 2019)
Tujuan terapi diet dan intervensi nutrisi pada pasien yang dilakukan
hemodialisis antara lain : untuk mencapai dan menjaga status nutrisi yang baik,
10
untuk mencegah atau memperlambat penyakit kardiovaskuler, cerebrovaskuler dan
penyakit vaskuler perifer, untuk mencegah atau menangani hiperparatiroidisme dan
bentuk-bentuk lain dari osteodystrophy ginjal dan untuk mencegah atau
memperbaiki keracunan uremik dan gangguan metabolik lain, yang dipengaruhi
nutrisi, yang terjadi pada gagal ginjal dan tidak dapat teratasi secara adekuat
dengan hemodialisis. (Hikmawati 2019).
Jadi status nutrisi pada pasien gagal ginjal kronik (CKD) sangat berperan
penting, status nutrisi yang baik dapat memberikan dampak positif terhadap pasien.
Status nutrisi yang baik juga dapat mencegah terjadinya komplikasi penyakit lain.

11
2. Diganosis : gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gagal ginjal kronik.
Intervensi : Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
A. Summary Jurnal

No Topik Peneliti Tahun Metode Populasi & Sampel Hasil Kesimpulan

1. Penurunan Tingkat Sitti Penelitian ini Polulasinya adalah Tingkat kelelahan responden Promosi kesehatan
2019
Kelelahan Pasien Rusdianah menggunakan pasien yang sebelum diberikan intervensi tentang teknik
Gagal Ginjal Yang Jafar desain pre- menjalani promosi kesehatan teknik relaksasi napas dalam
Menjalani experimental hemodialisis di relaksasi napas dalam memberikan pengaruh
Hemodialisis dengan ruang hemodialisis menunjukkan bahwa signifikan terhadap
Melalui Promosi rancangan one RSUD propinsi kelelahan sedang sebesar penurunan tingkat
Kesehatan Teknik group pre-test NTB pada bulan juli 58,3%, kelalahan berat kelalahan bagi pasien
Relaksasi Nafas and post-test hingga oktober sebesar 40,0%, dan kelalahan gagal ginjal terutama
Dalam 2018. Jumlah ringan sebanyak 1,7%. yang menjalani
sampel sebanyak 60 Sedangkan tingkat kelelahan hemodialisis.
orang yang diambil setelah dilakukan intervensi
secara purposive promosi kesehatan teknik
sampling relaksasi napas dalam
menunjukkan bahwa tidak
ditemukan responden yang
mengalami kelelahan berat.

12
2. Observasi Latihan Sri Elis Metode Populasinya adalah Hasil dari observasi latihan Terdapat penurunan
2020
Relaksasi Nafas Rohaeti, penelitian yang pasien CKD relaksasi nafas yang skor rata-rata setelah
Pada Pasien Chronic Andi Sutandi, digunakan stadium 5 dengan dilakukan pasien dapat pasien mempraktikan
Kidney Diseases Eka Afrima adalah usia > 18 tahun, menurunkan level fatigue latihan relaksasi nafas
Dengan Fatigue Sari, Sri rancangan menjalani yang dirasakan pasien. pada hari pertama dan
Hartati penelitian studi hemodialisis kurang kedua.
Pratiwi, Hesti kasus. dari 1 tahun, yang
Platini, mengalami fatigue,
Hamidah dan lama rawat inap
minimal 3 hari.
Sampelnya
berjumlah 3 orang
pasien.

3. Efektifitas Kompres Ahmad Jenis penelitian Populasi pada Hasil penelitian Pemberian kompres
2021
Dingin Dan Teknik Iskandar quasi penelitian ini adalah menunjukkan bahwa dingin dan teknik
Relaksasi Nafas Afifi, Suko eksperimen seluruh pasien yang terdapat perbedaan yang relaksasi nafas dalam
Dalam Untuk Skala Pranowo dengan melakukan signifikan skala nyeri pasien sama efektifnya dalam
Nyeri Pasien Saat rancangan static pemeriksaan dalam saat kanulasi hemodialisis menurunkan skala
Kanulasi (Inlet group kurun waktu sebelum dan sesudah nyeri.
Akses Femoral) Di comparison tertentu di Unit diberikan teknik relaksasi
Unit Hemodialisa Hemodialisis RSUD nafas dalam (pv = 0,002, α =

13
Rsud Cilacap Cilacap sebanyak 0,05)
24 orang. Sampel
yang diambil dalam
penelitian ini adalah
pasien yang
melakukan kanulasi
(inlet akses femoral)
hemodialisis di
RSUD Cilacap
sebanyak 24 orang.

14
B. Kajian Literatur
1) Hasil Literatur
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jafar (2019) dengan judul
“Penurunan Tingkat Kelelahan Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Hemodialisis
Melalui Promosi Kesehatan Teknik Relaksasi Nafas Dalam “, relaksasi nafas dalam
berpengaruh dalam mengatasi kelelahan pada pasien gagal ginjal kronik terutama
yang menjalani hemodialisa.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohaeti, dkk (2020) dengan judul
“Observasi Latihan Relaksasi Nafas Pada Pasien Chronic Kidney Diseases Dengan
Fatigue “, terjadi penurunan fatigue/ kelelahan setelah pasien mempraktikan relaksasi
nafas dalam.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Afifi dan Pranowo (2021) dengan
judul “Efektifitas Kompres Dingin Dan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Skala
Nyeri Pasien Saat Kanulasi (Inlet Akses Femoral) Di Unit Hemodialisa Rsud
Cilacap“,teknik relaksasi nafas dalam sama efektifnya dalam menurunkan skala nyeri.
2) Analisis Literatur
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Afifi dan Pranowo (2021) didapatkan
bahwa pemberian kompres dingin dan teknik relaksasi nafas dalam sebelum kanulasi
efektik dalam menurunkan nyeri. Teknik relaksasi nafas dalam mampu merangsang
tubuh untuk melepaskan opioid endogen yaitu endorpin dan enkefalin. Hormon
endorpin merupakan substansi sejenis morfin yang berfungsi sebagai penghambat
transmisi impuls nyeri ke otak. Hal tersebut didukung oleh penelitian Jafar (2019)
yang menyatakan bahwa nafas dalam akan menstimulasi sistem saraf parasimpatik
sehingga meningkatkan produksi endorpin, menurunkan denyut jantung,
meningkatkan ekspansi paru sehingga berkembang maksimal yang menjadikan otot-
otot rileks. Teknik relaksasi nafas dalam pada pasien CKD dengan Fatigue terdapat
penurunan skor dari 54,6 menjadi 49. Latihan nafas dalam akan memaksimalkan O2
sehingga tubuh dapat memproduksi energi dan menurunkan level fatigue. (Rhoaeti
2020).

15
3. Diagnosis : Kelebihan volumen cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, retensi cairan dan natrium, dan diet berlebih.
Intervensi : Batasi masukan cairan
A. Summary Jurnal

No Topik Peneliti Tahun Metode Populasi & Sampel Hasil Kesimpulan

1. Kepatuhan Diyah Candra Penelitian ini Populasi dalam Hasil penelitian pada Ada hubungan antara
2015
Pembatasan Asupan Anita, Dwi merupakan penelitian ini adalah kepatuhan pembatasan lama hemodialisa
Cairan Terhadap Novitasari penelitian seluruh pasien GGK asupan cairan pada tabel 3 dengan kepatuhan
Lama Menjalani deskriptif yang melakukan menunjukkan 71,7% pembatasan asupan
Hemodialisa komparasi dan hemodialisa di PKU responden pada kategori cairan pada pasien
korelasi dengan Muhammadiyah patuh. hemodialisa di RS
rancangan Gamping PKU Muhammadiyah
cross-sectional Yogyakarta. Sample Gamping Yogyakarta,
berjumlah 60 namun tidak
responden dengan ditemukan perbedaan
rentang usia lebih bermakna mengenai
dari 20 tahun. kepatuhan pembatasan
asupan cairan pada
pasien yang menjalani
hemodialisa baik
lama, sedang, maupun

16
baru

2. Pemantauan Intake Fany Penulisan karya Populasinya pasien Kelebihan volume cairan Gagal ginjal kronik
2016
Output Cairan Pada Angraini, ilmiah ini dengan gagal ginjal ditunjukkan dengan adanya yang menyebabkan
Pasien Gagal Ginjal Arcellia menggunakan kronik. Sample data meliputi keluhan klien gangguan regulasi
Kronik Dapat Farosyah metode studi berjumlah 1 orang yang mengalami penurunan cairan dan elektrolit
Mencegah Overload Putri kasus Ny. S (50 tahun) frekuensi BAK (2-3 dan memicu
Cairan kali/hari), jumlah urin terjadinya kondisi
sedikit, data observasi overload cairan pada
berupa adanya edema pitiing penderita.
grade 3 pada kedua tungkai
bawah klien serta ascites,
jumlah urin dalam 24 jam
(400 cc), tekanan darah
130/90 mmHg

3. Hubungan Nurjana Penelitian ini Populasinya adalah Hasil analisis statistik Penelitian ini
2019
Dukungan Keluarga Rachmawati, menggunakan pasien GGK yang didapatkan bahwa tidak ada merekomendasikan
Terhadap Kepatuhan Dian desain deskriptif menjalani hubungan yang signifikan agar keluarga dan
Diet Asupan Cairan Wahyuni, analitik dengan hemodialisis di RSI antara dukungan tenaga kesehatan lebih
Pada Pasien Gagal Antarini pendekatan Siti Khadijah informasional (p value= aktif lagi dalam
Ginjal Kronik Yang Idriansari cross-sectional Palembang. Sampel 0,665), dukungan penilaian meningkatkan

17
Menjalani yang diambil (p value= 0,118), dukungan kepedulian pasien
Hemodialisis berjumlah 54 orang. instrumental (p value=0,184) terhadap pentingnya
dan dukungan emosional (p mematuhi anjuran diet
value= 0,983) terhadap asupan cairannya
kepatuhan diet asupan
cairan.

4. Pengetahuan Pasien Kitri Metode Populasi dalam Berdasarkan tabel 1 Berdasarkan hasil
2019
Tentang Diet Cairan Hikmawati penelitian ini penelitian ini adalah menunjukan bahwa sebanyak penelitian dapat
dan Nutrisi pada menggunakan semua pasien yang 74 (82,2%) responden disimpulkan bahwa
Pasien Gagal Ginjal deskriptif menjalani terapi memiliki pengetahuan baik pengetahuan pasien
Kronik (GGK) Di hemodialisa di tentang diet cairan dan tentang diet cairan dan
Ruang Hemodialisa RSUD Kabupaten nutrisi. nutrisi sebanyak 74
RSUD Kabupaten Indramayu (82,2%) responden
Indramayu Tahun berjumlah 127 dan yang memiliki
2017 sampel dalam pengetahuan dalam
penelitian ini kategori baik.
berjumlah 90
responden sesuai
dengan kriteria
inklusi yang diambil
dengan teknik

18
Consecutive
Sampling.

19
B. Kajian Literatur
1) Hasil Literatur
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Anita dan Novitasari (2015) dengan
judul “Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan Terhadap Lama Menjalani
Hemodialisa“,ada hubungan antara lama hemodialisa dengan kepatuhan pembatasan
asupan cairan pada pasien hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah Gamping
Yogyakarta.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Angraini dan Putri (2016) dengan
judul “Pemantauan Intake Output Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dapat
Mencegah Overload Cairan “,gangguan regulasi cairan dan elektrolit dan memicu
terjadinya kondisi overload cairan pada penderita.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati, dkk (2019) dengan
judul “Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Asupan Cairan Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis “,mematuhi anjuran diet
asupan cairannya sangat penting bagi pasien gagal ginjal kronik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hikmawati (2019) dengan judul
“Pengetahuan Pasien Tentang Diet Cairan dan Nutrisi pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik (GGK) Di Ruang Hemodialisa RSUD Kabupaten Indramayu Tahun 2017 “,
pasien memiliki pengatahuan yang baik mengenai diet cairan dan nutrisi.
2) Analisis Literatur
Pasien gagal ginjal kronik yang tidak mematuhi pembatasan asupan cairan
akan mengalami penumpukan cairan sehingga menyebabkan edema paru dan
hipertropi pada ventrikel kiri (Anita dan Novitasari 2015). Asupan cairan penyakit
gagal ginjal kronik harus disesuaikan dengan batas asupan cairan yang sudah
ditentukan, rasa haus yang dialami pasien menyebabkan terjadinya fenomena
kelebihan cairan pada klien yang menjalani terapi hemodialisis. Hikmawati (2019) hal
tersebut sejalan dengan penelitian Angraini dan Putri (2016) yang menyatakan bahwa
pada pasien gagal ginjal kronik pembatasan cairan harus dilakukan untuk
menyesuaikan asupan cairan dengan toleransi ginjal dalam regulasi (ekresi cairan),
hal tersebut dikarenakan penurunan laju ekresi ginjal dalam membuang kelebihan
cairan tubuh sehubungan dengan penurunan LFG (laju filtrasi glomerular).
Kepatuhan diet asupan cairan dengan baik oleh pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis sangatlah diperlukan agar terapi dapat dirasakan optimal
oleh pasien. Rachmawati, dkk (2019). Jadi pembatasan asupan cairan pada pasien
20
gagal ginjal kronik (CKD) harus dipatuhi agar perawatan yang dilakukan berjalan
optimal. Asupan cairan pada pasien CKD harus sesuai ketentuan.

21
4. Diagnosa : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gagal ginjal kronik
Intervensi : Masase pada daerah nyeri
A. Summary Jurnal

No Topik Peneliti Tahun Metode Populasi & Sampel Hasil Kesimpulan

Berdasarkan
penelitian ini dapat
Metode
Efektifitas Relaksasi Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa
Agus Wiwit penelitian ini Intervensi teknik
Benson Dan Slow dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi
Suwanto , menggunakan relaksasi Benson
Stroke Back relaksasi Benson dan slow Benson dan slow
Esti penelitian quasi dan slow stroke
1. Massage Terhadap 2020 stroke back massage efektif stroke back massage
Sugiyorini , eksperimen back massage
Penurunan menurunkan kecemasan efektif menurunkan
Heru dengan one terhadap 22 orang
Kecemasan Pada pasien hemodialisa di RSU kecemasan pada
Wiratmoko group pre-test sampel penelitian
Pasien Hemodialisa Aisyiyah Ponorogo pasien hemodialisa di
dan post-test
RSU Aisyiyah
Ponorogo.

Analisis praktik Dalam Dalam pemberian intervensi Analisis terapi ini


klinik keperawatan penelitian ini selama 3x pertemuan, terjadi menunjukkan adanya
Herdiyan
2. pada pasie ckd 2018 menggunakan perubahan pada observasi penurunan rasa nyeri
Noor
(chronic kidney instrumen rasa nyeri saat di tusuk yang signifikan saat
disease) dengan Numeric Rating jarum,pasien mengatakan diberikan intervensi

22
intervensi inovasi Scale (NRS) bahwa setelah diberikan inovasi pijat es batu.
pijat es batuterhadap terapi ini, skala nyeri nya
penurunan rasa nyeri menjadi 5 (sedang) yang
di ruang hemodialisa sebelumnya tidak di lakukan
rsud abdul wahab tindakan inovasi skala
sjahranie nyerinya adalah 7 ( sedang).

Analisis menunjukkan
Analisis Praktik adanya perubahan
Klinik Keperawatan Metode yang skor RLS yang
Pada Klien Chronic digunakan dialami pasien dan
Kidney Disease adalah ditunjukkan melalui
Jumlah pasien Skor IRLSRS pre dilakukan
Dengan Intervensi pengukuran laporan subjektif dan
hemodialisis yang intervensi inovasi dengan
Inovasi Terapi keparahan RLS observasi tanda-tanda
3. Maria Ulfa 2018 mengalami RLS total skor 23 dan post
Massage Vibrasi dengan vital khususnya
sebanyak 40% dari dilakukan intervensi inovasi
Terhadap Keparahan kuesioner keparahan RLS pada
235 responden dengan total skor 18.
Restless Legs International pre intervensi dan post
Syndorme (Rls) Di RLS Rating intervensi yaitu
Ruang Hemodialisa Scale selama tiga kali empat
Rsud A.W. Sjahranie jam tindakan
hemodialisa.

23
B. Kajian Literatur
1) Hasil Literatur
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa relaksasi Benson dan slow
stroke back massage efektif menurunkan kecemasan pasien hemodialisa di RSU
Aisyiyah Ponorogo.
Dalam pemberian intervensi selama 3x pertemuan, terjadi perubahan pada
observasi rasa nyeri saat di tusuk jarum,pasien mengatakan bahwa setelah diberikan
terapi ini, skala nyeri nya menjadi 5 (sedang) yang sebelumnya tidak di lakukan
tindakan inovasi skala nyerinya adalah 7 ( sedang).
Dari hasil Skor IRLSRS pre dilakukan intervensi inovasi dengan total skor 23
dan post dilakukan intervensi inovasi dengan total skor 18

2) Analisis Literatur
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi Benson
dan slow stroke back massage efektif menurunkan kecemasan pada pasien
hemodialisa di RSU Aisyiyah Ponorogo.
Analisis terapi ini menunjukkan adanya penurunan rasa nyeri yang signifikan
saat diberikan intervensi inovasi pijat es batu.
Analisis menunjukkan adanya perubahan skor RLS yang dialami pasien dan
ditunjukkan melalui laporan subjektif dan observasi tanda-tanda vital khususnya
keparahan RLS pada pre intervensi dan post intervensi yaitu selama tiga kali empat
jam tindakan hemodialisa.

24
5. Diagnosa : Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Intervensi : Beri informasi atau pendidikan kesehatan tentang perawatan yang diperlukan selama dirawat

A. Summary Jurnal

No Topik Peneliti Tahun Metode Populasi & Sampel Hasil Kesimpulan

Hasil penelitian Pengetahuan self


menunjukkan skor management pada
pengetahuan pasien CKD penderita CKD
Populasi penelitian
Pengaruh Pendidikan sebelum diberikan sebelum diberikan
Metode ini pasien CKD di
Kesehatan Terhadap pendidikan rata-rata sebesar pendidikan di Ruang
Penelitian ini Ruang hemodialisa
Tingkat Pengetahuan 13.24, dan sesudah diberikan Hemodialisa RSUD
Yuyun adalah pre RSUD SMC
Self Management pendidikan kesehatan SMC Tasikmalaya
Solihatin, eksperimen One Tasikmalaya dengan
1. Pasien Chronic 2020 meningkat menjadi 20.0 rata-rata sebesar 13.24
Moch. Faisal group pre test sampel berjumlah
Kidney Disease Hasil uji statistik didapatkan point.Pengetahuan self
Mu’min dan post test 17 pasien diperoleh
(Ckd) Di Ruang terdapat pengaruh management pada
without control dengan teknik
Hemodialisa Rsud pendidikan kesehatan penderita CKD
design consecutive
Smc Tasikmalaya terhadap tingkat pengetahuan sesudah diberikan
sampling
self management penderita pendidikan di Ruang
CKD dengan p value 0,000. Hemodialisa RSUD
Perlu dilakukan kegiatan SMC Tasikmalaya

25
pendidikan kesehatan yang rata-rata sebesar 20.0
terprogram pada pasien point.
terutama tentang cara
perawatan CKD dan
hemodialisa sebagai sarana
untuk meningkatkan
pengetahuan pasien dan
keluarga.

Jumlah sampel pada Hasil penelitian berdasarkan


penelitian ini tabel 2 didapatkan hampir
Metode yang Kesimpulan yang
Efektivitas sebanyak 60 seluruhnya pasien gagal
digunkan didapatkan pemberian
Pemberian Edukasi responden dengan ginjal kronis yang menjalani
Lisbet merupakan edukasi kesehatan
Kesehatan Terhadap teknik pengambilan hemodialisa mengalami
Octovia desain penelitian berpengaruh terhadap
Tingkat Kecemasan purposive sampling. penurunan tingkat
Manalu, Nia pra tingkat kecemasan
2. Pasien Gagal Ginjal 2021 Hasil penelitian kecemasan sesudah
Nur Latifah , eksperimental pada pasien gagal
Kronis yang menggunakan uji dilakukan edukasi kesehatan
Ahmad dengan ginjal kronis saat di
dihemodialisa di statistik wilxocon sebanyak 81.7% (kecemasan
Arifin pendekatan one hemodialisa di RSKG
RSKG Ny. Ra hasil yang ringan). Hal ini dikarenakan
group pra post Ny. Ra Habibie
Habibie Bandung didapatkan p-value adanya penurunan tingkat
test design Bandung
sebesar 0.00 dengan kecemasan ini dikarenakan
kemaknaan p < α tingkat pengetahuan

26
(0.05) nilai p 0.00 < responden akan meningkat
0.05 menjadi lebih baik apabila
pengetahuan yang dimiliki
oleh responden pada
sebelumnya lalu ditambah
dengan informasi yang
diberikan saat edukasi
kesehatan menjadikan
responden lebih memahami
dan mengetahui tindakan apa
yang harus diambil.

Metode yang Hasil penelitian penurunan Penurunan kecemasan


digunakan kecemasan melalui melalui pendidikan
Manfaat Pendidikan
dalam penelitian pendidikan kesehatan selama kesehatan, berbagi
Kesehatan Untuk
ini adalah 3 hari klien mampu pengetahuan dan
Mengatasi Defisiensi
Amalia observasi menjelaskan kembali tentang bercerita cerita
3. Pengetahuan 2019
Noordiafani dengan hemodialisa, klien mampu bermanfaat untuk
Prosedur Pengobatan
menggunakan menjawab pertanyaan mengurangi
Pada Pasien Chronic
lembar seputar hemodialisa. kecemasan dan
Kidney Disease
kuesioner yang Pendidikan kesehatan menambah
diberikan pada memberikan dampak pengetahuan klien

27
pasien sebelum terhadap penurunan tentang terapi
melakukan kecemasan pada pasien yang hemodialisa karena
hemodialisa menjalani terapi hemodialisa forumnya tidak terlalu
di RS PKU Aisiyah formal sehingga klien
Boyolali. tidak sungkan untuk
bertanya seputar
hemodialisa

28
B. Kajian Literatur
1) Hasil Literatur
Hasil penelitian menunjukkan skor pengetahuan pasien CKD sebelum
diberikan pendidikan rata-rata sebesar 13.24, dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan meningkat menjadi 20.0 Hasil uji statistik didapatkan terdapat pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan self management penderita CKD
dengan p value 0,000. Perlu dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan yang
terprogram pada pasien terutama tentang cara perawatan CKD dan hemodialisa
sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga.
Hasil penelitian berdasarkan tabel 2 didapatkan hampir seluruhnya pasien
gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa mengalami penurunan tingkat
kecemasan sesudah dilakukan edukasi kesehatan sebanyak 81.7% (kecemasan
ringan). Hal ini dikarenakan adanya penurunan tingkat kecemasan ini dikarenakan
tingkat pengetahuan responden akan meningkat menjadi lebih baik apabila
pengetahuan yang dimiliki oleh responden pada sebelumnya lalu ditambah dengan
informasi yang diberikan saat edukasi kesehatan menjadikan responden lebih
memahami dan mengetahui tindakan apa yang harus diambil.
Hasil penelitian penurunan kecemasan melalui pendidikan kesehatan selama 3
hari klien mampu menjelaskan kembali tentang hemodialisa, klien mampu menjawab
pertanyaan seputar hemodialisa. Pendidikan kesehatan memberikan dampak terhadap
penurunan kecemasan pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa di RS PKU
Aisiyah Boyolali.

2) Analisis Literatur
Pengetahuan self management pada penderita CKD sebelum diberikan
pendidikan di Ruang Hemodialisa RSUD SMC Tasikmalaya rata-rata sebesar 13.24
point.Pengetahuan self management pada penderita CKD sesudah diberikan
pendidikan di Ruang Hemodialisa RSUD SMC Tasikmalaya rata-rata sebesar 20.0
point.
Penurunan kecemasan melalui pendidikan kesehatan, berbagi pengetahuan dan
bercerita cerita bermanfaat untuk mengurangi kecemasan dan menambah
pengetahuan klien tentang terapi hemodialisa karena forumnya tidak terlalu formal
sehingga klien tidak sungkan untuk bertanya seputar hemodialisa.

29
Kesimpulan yang didapatkan pemberian edukasi kesehatan berpengaruh
terhadap tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis saat di hemodialisa di
RSKG Ny. Ra Habibie Bandung.

30
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang berjalan progresif dan lambat
(berlangsung dalam beberapa tahun), dimulai dengan: penurunan cadangan ginjal,
insufisiensi ginjal, gagal ginjal, penyakit ginjal tingkat akhir yang disertai dengan
komplikasi-komplikasi target organ, dan akhirnya menyebabkan kematian.
 Untuk memperlambat gagal ginjal kronik menjadi gagal ginjal terminal, perlu
dilakukan diagnosa dini, yaitu dengan melihat gambaran klinis, laboratorium
sederhana, dan segera memperbaiki keadaan komplikasi yang terjadi.
 Jika sudah terjadi gagal ginjal terminal, pengobatan yang sebaiknya dilakukan adalah:
dialisis dan transplantasi ginjal. Pengobatan ini dilakukan untuk mencegah atau
memperlambat tejadinya kematian.
B. Saran
Dengan mengetahui permasalahan penyebab penyakit gagal ginjal kronik, diharapkan
masyarakat lebih berhati-hati dan menghindari penyebab penyakit ini serta benar-benar
menjaga kesehatan melalui makanan maupun berolaharaga yang benar.

31
DAFTAR PUSTAKA

Afifi ; Pranowo. (2021). Efektifitas Kompres Dingin Dan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Untuk Skala Nyeri Pasien Saat Kanulasi (Inlet Akses Femoral) Di Unit Hemodialisa Rsud
Cilacap. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad.14:1. 24-34

Anita Dan Novitasari. (2015). Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan Terhadap Lama
Menjalani Hemodialisa. 104-112.
Dewi, Dkk. (2020). Hubungan Kualitas Hidup Dan Status Nutrisi Pada Pasien Penyakit
Ginjal Kronik Dengan Tipe Dialisis. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 7:1. 22-28.
Hikmawati. (2019). Pengetahuan Pasien Tentang Diet Cairan Dan Nutrisi Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik (Ggk) Di Ruang Hemodialisa Rsud Kabupaten Indramayu Tahun 2017. Jurnal
Keperawatan Profesional. 7:2.
Jafar. (2019). Penurunan Tingkat Kelelahan Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani
Hemodialisis Melalui Promosi Kesehatan Teknik Relaksasi Nafas Dalam. Jurnal
Keperawatan Terpadu. 1:1. 22-28.
Putri, Dkk. (2020). Status Nutrisi Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Ruang Hemodialisa.
Indonesian Academia Health Sciences Journal. 1:1. 8-12.
Rachmawati, Dkk. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Asupan
Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Keperawatan
Sriwijaya. 6:1. 50-58.
Riani, Dkk. (2019) . Hubungan Asupan Enegi Dan Protein Dengan Status Gizi Berdasarkan
%Lila Menurut Umur Pada Pasien Chronic Kidney Disease On Hemodialisis Di Rsud Dr.
Saiful Anwar Malang. Jurnal Labora Medika. 3:1. 15-22.
Rohaeti, Dk. (2020). Observasi Latihan Relaksasi Nafas Pada Pasien Chronic Kidney
Diseases Dengan Fatigue. Jurnal Perawat Indonesia. 4:1. 67-74.
Suwanto, A. W., Sugiyorini, E., & Wiratmoko, H. (2020). Efektifitas Relaksasi Benson Dan
Slow Stroke Back Massage Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien
Hemodialisa. Indonesian Journal For Health Sciences, 4(2), 91-98.
Ulfa, M., & Ismahmuhdi, R. (2018). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Klien
Chronic Kidney Disease Dengan Intervensi Inovasi Terapi Massage Vibrasi Terhadap
Keparahan Restless Legs Syndorme (Rls) Di Ruang Hemodialisa Rsud Aw Sjahranie
Samarinda Tahun 2018.
Noordiafani, A. (2019). Manfaat Pendidikan Kesehatan Untuk Mengatasi Defisiensi
Pengetahuan Tentang Prosedur Pengobatan Pada Pasien Chronic Kidney Disease. Diii
Keperawatan.
Manalu, L. O., Latifah, N. N., & Arifin, A. (2021). Efektivitas Pemberian Edukasi Kesehatan
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Dihemodialisa Di Rskg Ny.
Ra Habibie Bandung. Risenologi, 6(1a), 70-75.

iii
Sukriswati, I., Widodo, A., Kep, A., & Enitadewi, S. K. (2016). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa
Di Rsud Moewardi Surakarta (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

iv

Anda mungkin juga menyukai