Disusun Oleh :
C1AA20098
1B
SUKABUMI
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun sebagai tugas remdial perbaikan UAS resume mata ajar Konsep Dasar
keperawatan 1.
Kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan kesempatan
untuk memberikan tugas perbaikan nilai UAS kepada kita.
Kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan tugas tugas makalah
yang akan dating.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat,agar dapat memenuhi tugas remedial
perbaikan nilai UAS Mata Ajar KDK 1.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..……ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….1
1.1Latar belakang……………………..……………………………………………………………1
1.2Tujan Penulisan…………………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….……….2
C.Perlindungan hukum bagi perawat dalam praktik keperawatan dalam pandemic covid 19..........4
G.Kode etik keperawatan, standar praktik keperawatan profesional dan issue etik dalam praktik
keperawatan …...........................…….............................................…........9
M.Tantangan Perawat dalam mengekpresikan perilaku caring pada masa pandemi covid 19…12
3.1Kesimpulan…………………………………………………….....…14
3.2Saran…………………………………………………………...........14
DAFTAR PUSTAKA………. …………………………………...…..15
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penulisan Resume makalah ini dibuat berdasarkan tugas perbaikan individu yang diberikan
oleh dosen pelajaran KDK 1, Untuk meresume pertemuan 1-14. Dengan adanya tugas ini dapat
membantu dalam prosese perbaikan nilai UAS. Mohon maaf jika masih banyak terdapat
kekurangan serta kesalahan,baik dalam penulisan maupun dalam pemahamannya.Penulis juga
berharap atas apa yang telah dibuat ini. Mudah-mudahan dapar bejalan dngan baik sesuai yang
diharapkan penulis.
1.2 Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
a) Pengertian Hukum
Hukum adlh keseluruhan kumpulan peraturan2 / kaidah2 dlm suatu kehidupan bersama; /
keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dlm suatu kehidupan bersama, yg dapat
dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi.
Untuk beberapa jenis tindakan medis yang berkaitan dengan kehidupan berpasangan
sebagai suami-istri. Misalnya tindakan terhadap organ reproduksi, KB, dan tindakan
medis yang bisa berpengaruh terhadap kemampuan seksual atau reproduksi dari pasien
5
tersebut
● Prosedur pelaksanaannya
●Alternatif lain sebagai pengganti rencana tindakan medis itu, termasuk keuntungan dan
kerugian dari masing alternatif tersebut
1. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok- pokok kesehatan Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10
antara lain menyebutkan bahwa pemerintah mengatur kedudukan hukum, wewenang dan
kesanggupan hukum.
2. UU No. 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan UU ini membedakan tenaga kesehatan sarjana
dan bukan sarjana. Tenaga sarjana meliputi dokter, dokter gigi dan apoteker. Tenaga perawat
termasuk dalam tenaga bukan sarjana, termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam
menjalankan tugas dibawah pengawasan dokter, dokter gigi dan apoteker. Pada keadaan tertentu
kepada tenaga pendidikan rendah dapat diberikan kewenangan terbatas untuk menjalankan
pekerjaannya tanpa pengawasan langsung.
3. UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang Wajib Kerja Paramedis.
• Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan rendah
wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun.
• Yang perlu diperhatikan bahwa dalam UU ini, lagi posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga
kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis, sehingga dari aspek profesionalisasian, perawat
rasanya masih jauh dari kewenangan tanggung jawab terhadap pelayanannya sendiri.
4. SK Menkes No. 262/Per/VII/1979 tahun 1979
Membedakan paramedis menjadi dua golongan yaitu paramedis keperawatan (temasuk bidan)
dan paramedis non keperawatan. Dari aspek hukum, suatu hal yang perlu dicatat disini bahwa
tenaga bidan tidak lagi terpisah tetapi juga termasuk katagori tenaga keperawatan.
5. Permenkes. No. 363/Menkes/Per/XX/1980 tahun 1980
6
Pemerintah membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga keperawaan dan bidan.
Bidan seperti halnya dokter, diijinkan mengadakan praktik swasta, sedangkan tenaga
keperawatan secara resmi tidak diijinkan. Peraturan ini boleh dikatakan kurang relevan atau adil
bagi profesi keperawatan. Kita ketahui negara lain perawat diijinkan membuka praktik swasta.
i) KEWAJIBAN PERAWAT :
➢ Meminta persetujuan setiap tindakan yg akan dilakukan perawat sesuai dgn kondisi pasien
baik scr tertulis maupun lisan
➢ Mencatat semua tindakan keperawatan secara akurat sesuai peraturan dan SOP yg berlaku
➢ Memakai standar profesi dan kode etik perawat Indonesia dalam melaksanakan praktik
a) Malprakte
Malpraktek adalah praktek kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar
profesi atau standar prosedur operasional. Untuk malpraktek kedokteran juga dapat
dikenai hukum kriminal. Malpraktek kriminal terjadi ketika seorang dokter yg menangani
sebuah kasus telah melanggar undang -undang hukum pidana. perbuatan ini termasuk
ketidakjujuran, kesalahan dalam rekam medis, penggunaan ilegal obat-obatan,
pelanggaran dalam sumpah dokter, perawatan yang lalai dan tindakan pelecehan seksual
pada pasien..
7
Malpraktek adl kelalaian seorang tenaga kesehatan untuk mempergunakan tingkat
keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim di pergunakan untuk merawat klien atau
orang yang terluka menurut ukuran lingkungannya yang sama. (Hanafiah dan Amir, 1999)
b) Tindakan yang termasuk malpraktek
a.Kesalahan diagnosisa.
b.Penyuapan
c.Penyalahgunaan alat-alat kesehatan
d.Pemberian dosis obat yang salah
e.Salah pemberian obat kepada pasien
f.Alat-alat yang tidak memenuhi standar kesehatan atau tidak steril.
g. Kesalahan prosedur operasi
c) Dampak malpraktek
a. Merugikan pasien terutama pada fisiknya bisa menimbulkan cacat yang permanen
b. Bagi petugas kesehataan mengalami gangguan psikologisnya, karena merasa bersalah
c. Dari segi hukum dapat dijerat hukum pidana
d .Dari segi sosial dapat dikucilkan oleh masyarakat
e .Dari segi agama mendapat dosa
f. Dari etika keperawatan melanggar etika keperawatan
Klien mempunyai hak legal yang diakui secara hukun untuk mendapatkan pelayanan
yang aman dan kompeten. Perhatian terhadap legal dan etik yang dimunculkan oleh
konsumen telah mengubah sistem pelayanan kesehatan.
Kebijakan yang ada dalam institusi menetapkan prosedur yang tepat untuk mendapatkan
persetujuan klien terhadap tindakan pengobatan yang dilaksanakan. Institusi telah
membentuk berbagai komite etik untuk meninjau praktik profesional dan memberi
pedoman bila hak-hak klien terancam. Perhatian lebih juga diberikan pada advokasi klien
sehingga pemberi pelayanan kesehatan semakin bersungguh-sungguh untuk tetap
8
memberikan informasi kepada klien dan keluarganya bertanggung jawab terhadap
tindakan yang dilakukan.
f) Prinsip-Prinsip Etik
Menurut Code for Nurses with Interpretive Statement (ANA, 1985), dalam Potter dan
Perry(1997) dan juga PPNI (2003) dalam Sumijatun (2009), prinsip-prinsip etik meliputi
hal-hal sebagai berikut.
1. Respek
Perilaku perawat yang menghormati klien dan keluarganya.
2. Otonomi
Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan membuat keputusan
sendiri, meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan.
3. Beneficence (Kemurahan Hati)
4. Non-malaficence
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak menimbulkan kerugian atau
cedera pada kliennya.
5. Veracity (Kejujuran)
6. Konfidensialitas(Kerahasiaan)
7. Fidelity (kesetiaan)
8. Justice (Keadilan)
9
h) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etis Dalam
Praktik Keperawatan
1. Factor agama dan adat istiadat
2. Factor sosial
3. Factor IPTEK
4. Factor Legislasi dan eputusan yuridis
5. Factor dana atau keuangan
6. Factor pekerjaan atau posisi klien atau perawat
7. Factor kode etik keperawatan
10
C. RESUMPE PERTEMUAN KE-3
PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
a) Hukum Kesehatan
Hukum kesehatan adalah ketentuan hukum yang mengatur hak dan kewajiban tenaga kesehatan,
individu dan masyarakat dalam pelaksanaan upaya, aspek organisasi dan aspek sarana
-Dlm memberikan askep, perawat bertanggung jawab baik pada diri sendiri maupun masy.
(tanggung jawab & tanggung gugat).
-Tanggung jawab = kesediaan memikul risiko atas akibat yg timbul dari tindakan
melanggar hukum yg menimbulkan kerugian pihak lain yg bersifat pidana.
-Tanggung gugat dpt diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dlm membuat suatu
keputusan dan belajar dgn keputusan itu terhdp konsekuensinya, artinya bila ada pihak yg
menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya
.
-Tanggung gugat = kesediaan utk mengganti kerugian yg timbul akibat perbuatannya yg
melanggar hukum bersifat perdata.
11
-Adanya kesenjangan antara kondisi ideal dgn kenyataan dlm pelayanan keperawatan
menimbulkan kesulitan dlm menentukan tanggung gugat askep oleh perawat di RS.
-Kondisi idealnya yg dikehendaki a/ perawat memp kedudukan setara medis dlm pel kes.
-Persoalan tanggung gugat muncul bila upaya pel di RS tdk memuaskan pasien krn tdk
tercapainya tujuan upaya kes bahkan merugikan pasien/kelg.
●Hub pasien – perawat termsk dlm perjanjian pada umumnya (pasal 1234 BW) : “ Tiap2
perikatan a/ utk memberikan sesuatu, utk berbuat sesuatu atau utk tdk berbuat sesuatu”.
●Dlm perjanjian ini kewajiban perawat a/ utk melakukan sesuatu shg pasien mendptkan
kesembuhan.
-Persetujuan utk pasien tdk sadar, dpt diambil langkah menunggu kelg nya dtg sampai
pasien siuman (jika tdk mengancam jiwa).
-Dlm kondisi gawat darurat (dlm kondisi tdk sadar) utk menyelamatkan jiwa pasien tdk
diperlukan persetujuan. Namun setelah sadar atau dlm kondisi yg memungkinkan segera
diberikan penjelasan dan dibuat persetujuan.
12
3.Implied consent (perjanjian tersirat)
●Klien menunjukkan sikap setuju terhadap tindakan.
●Klien dgn sukarela membuka baju utk diperiksa mrpkan contoh bahwa ia telah
menunjukkan sikap setuju dalam pengobatan.
h) Rekam Medik
●Berkas rekam medik adalah milik sarana pelayanan kesehatan sedangkan isi rekam
medik merupakan milik klien
.
-Manfaat rekam medik:
Advokasi secara harfiah berarti pembelaan , bantuan terhadap seseorang yang mempunyai
permasalahan. Istilah advokasi mula – mula digunakan di bidang hukum atau pengadilan
.
b) Pengertian advokasi menurut para ahli :
1.Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang memiliki
penyebab atau dampak penting.
2.Menurut Kohnke dalam KoZier, B et all,. (1998) tindakan seorang advocator adalah
menginformasikan dan mendukung secara obyektif, berhati-hati agar tidak bertentangan dengan
setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang dipilih klien. Seorang advokator menginformasikan
hak-hak klien dalam situasi apapun sehingga klien dapat mengambil keputusan sendiri.
Secara umum, tujuan advokasi yaitu untuk menyelesaikan sengketa antar orang ataupun antar
kelompok. Sehingga kegiatan advokasi sangat berkaitan dengan hukum. Advokasi ini muncul di
13
berbagai tingkatan mulai dari lokal, nasional dan internasional yang tentunya beragam isu yang
berkaitan dengan advokasi juga bertujuan penting untuk memperjuangkan solusi dari masalah
yang sedang terjadi.
Advokasi dikaitkan dengan skala masalah yang dihadapi dikategorikan dengan tiga jenis yaitu :
1.Advokasi diri
Yaitu advokasi yang dilakukan pada skala lokal dan bahkan sangat pribadi misalnya ketika
seorang mahasiswa tiba-tiba siskorsing oleh pihak universitas tanpa ada kejelasan maka advokasi
yang dilakukan adalah dengan cara mencari kejelasan atau klarifikasi pada pihak universitas.
2.Advokasi kasus
Yaitu advokasi yang dilakukan sebagai proses pendamping terhadap orang atau kelompok
tertentu yang belum memiliki kemampuan membela diri dan kelompokknya.
3.Advokasi hukum
Adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh ahli hukum atau lembaga bantuan hukum
dalam bentuk konsultasi, negosiasi, mediasi, serta pendampingan baik dalam dan luar pengadilan
yang bertujuan untuk menyelesaikan sengketa yang berdimensi hukum.
Dalam dunia keperawatan modern respon manusia sebagai pengamalam dan respon orang
terhadap sehar dn sakit juga merupakan suatu fenomena perhatian perwat (Sudarman,2008).
Sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1239 tahun 2001 tentang resgitrasi dan praktik perawat,
perawat adalah seseorang yang lulus pendidikan perawat, baik dalam maupun luar negeri sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a.Pengertian peran
peran adalah harapan tentang bagaimana seseorang yang menduduki posisinya menujukan
perilaku terhadap orang yang berada di posisi lain (Roy,1994). Menurut Baylond and Maglaya,
1997 menegaskan bahwa peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh lingkungan
sosial yang berhubungan dengan fungsi individu di masyarakat dan keluarga. Sedangkan
menurut Stuart and Sundeen ,1998 yaitu peran adalah serangkaian pola dan perilaku yang
diharapakan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok.
Pengertian peran yang dijabarkan dari beberapa konsep teori ini dapat dikatakan bahwa peran
adalah harapan diri seseorang/pasien terhadap perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya
dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional.
14
e) Tanggung jawab perawat advokat
tanggung jawab perawat secara umum yaitu mempunyai tanggung jawab dalam memberikan
aspek, meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi. Tanggung jawab
perawat secara khusus yaitu memberikan aspek kepada klien mencakup aspek bio-spiko-sosio-
kultural-spiritual yang kompehansif dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya.
1.Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan dengan cara memastikan
informasi yang diberikan pasien dipahami dan berguna bagi pasien dalam pengambilan
keputusan , memberikan berbagai alternatif, piliham disertai penjelasan keuntungan dan kerugian
dari setiap keputusan pasien.
Nelson (dalam Blais,2002) menjelaskan tujuan utama dari advokat pasien adalah melindungi hak-
hak pasien. Peran advokat pasien memiliki tigas komponen utama yaitu sebagai pelindung,
mediator, dan pelaku tindakan atas nama pasien.
1.Sebagai pelindung, peran perawat dalam hal ini ditekankan untuk menyerahkan segala
keputusan tentang perawatan yang akan dijalankan pasien kepada pasien itu sendiri. Tindakan
perawat yang termasuk di dalammnya yaitu perawat yang memberikan alternatif pilihan kepada
pasien saat akan mengambil keputusan tentang terapi yang akan diambil, menyediakan format
persetujuan tindakan penjelasan atas pemulangan dini pasien dari perawatan, serta memutuskan
dokter yang akan merawatnya.
2.Sebagai mediator, peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan untuk menjembatani
komunikasi antara pasien dengan tim kesehetan lain di rumah sakit. Tindakan perawat yang
termasuk di dalamnya yaitu perawat menemani pasien saat kunjungan dokter, menentukan menu
diet bersama ahli gizi, dan juga memberikan penjelasan kepada pasien mengenai pengobatan
yang dilakukan.
3.Sebagai pelaksana tindakan , peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan utama untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan yang dibutuhkan pasien. Tindakan perawat
yang termasuk didalamnya yaitu dengan memberikan lingkungan yang sesuai dengan kondisi
pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat merugikan pasien, memenuhi semua
kebutuhan pasien selam dalam perawatan.
15
g) Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan advokasi
Menurut Etty dan Madya, 2013 faktor yang mempengaruhi ada dua yaitu:
1.Faktor penghambat
-Kepemimpinan dokter
-Terbatasnya jumlah tenaga perawat
2.Faktor pendukung
-Kondisi pasien
-Dukungan instansi rumah sakit
Menurut Kozier dan Erb ((2004) untuk menjalankan perannya sebagai advokasi pasien,
perawat juga harus memiliki nilai-nilai dasar yaitu :
1.Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempynati hak untuk menentukan
pilihan dan mengambil keputusan
2.Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawa-pasien yang didasarkan atas dasar
saling menghargai, pecaya, bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawat kesehatan .
3.Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara
memlihara kesehatannya.
Selain harus memiliki nilai-nilai dasar, perawat juga harus memiliki sikap yang baik agar
perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Sikap yang harus dimiliki perawat yaitu :
1.Bersikap asertif
Bersikap arsetif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut pandang yang
positif
2.Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama walaupun
ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
3.Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi atau
negosisasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan dokter.
4.Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain.
5.Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan
16
E. RESUME PERTEMUAN KE-5
Dilema etik merupakan situasi yang dihadapkan oleh seseorang dimana ia harus membuat
keputusan mengenai perilaku yang patut
1. Otonomi (Autonomi)
Prinsip autonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri.
1. Pengkajian
Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan
pertanyaan yaitu:
a. Apa yang menjadi fakta medik?
b. Apa yang menjadi fakta psikososial?
17
c. Apa yang menjadi keinginan klien?
d. Apa nilai yang menjadi konflik?
2. Perencanaan
Thomson and Thomson (1985) mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun terintegrasi
dalam perencanaan, yaitu :
a. Tentukan tujuan dari treatment.
b. Identifikasi pembuat keputusan
c. Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi atau pilihan.
f) Pemecahan kasus
Dalam menyelesaikan kasus dilema etik yang terjadi pada kasus Ny. D dapat diambil setelah satu
kerangka penyelesaian etik, yaitu kerangka pemecahan etik yang dikemukakan oleh Kozieer, Erb.
(1989), dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengembangkan data dasar dalam hal klarifikasi dilema etik
2. Mencari informasi sebanyak nya, berkaitan dengan:
Orang yang terlibat, yaitu pasien, suami pasien, dokter bedah atau kandungan, rohaniawan, dan
perawat.
Tindakan yang diusulkan yaitu akan dilakukan operasi pengangkatan kandungan atau rahim pada
18
Ny. D tetapi pasien mempunyai otonomi untuk membiarkan penyakitnya menggerogoti tubuhnya,
walaupun sebenarnya bukan itu yang diharapkan, karena pasien masih menginginkan keturunan.
Maksud dari tindakan yaitu:
Dengan memberikan pendidikan, konselor, advokasi diharapkan pasien mau menjalani operasi
serta dapat membuat keputusan yang tepat terhadap masalah yang saat ini sedang dihadapi.
Dengan tujuan agar kanker rahim yang dialami Ny. D dapat diangkat (tidak menjalar ke organ
lain) dan pengobatan tuntas
Pengertian:
▪ Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.
▪ Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata
dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan
bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak
yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya
dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI atau IBI.
▪ Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu
standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/peri
b) Pengertian Moral
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu
kebiasaan, adat.
Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’
sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu
kebiasaan,adat.
Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti
kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
19
c) NILAI-NILAI ESENSIAL DALAM PROFESI
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan suatu proyek
termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan
profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan
profesional, yaitu:
1. Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan
kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap
asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi
4. Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri,
harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap
martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan
dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan
berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan
hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar
dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung
pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil
dengan berbagai cara antara lain: (1) Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-
nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan
masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul; (2) Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran
agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau
kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda; (3) Sesuka hati
adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada nilai-
nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai
tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya
pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan
kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut; (4) Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan
20
yang biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik,
dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik;
(5) Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya
dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem
nilai dirinya sendiri.
1.Autonomy (otonomi)
Didsarkan pada keyakinan bahwa individu dapat berfikir logis dan memutuskan
2. Beneficience (Berbuat Baik)
berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari
kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh
diri dan orang lain.
3. justice(keadilan)
dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip
moral, legal dan kemanusiaan
4. Non Maleficience (tidak merugiakan)
5. Veracity (kejujuran)
berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat
mengerti.
6. Fidelity (loyalty/ketaatan)
dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain.
7. Confidentiality (kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga privasi-
nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam
rangka pengobatan klien.
8. Akuntabilitas (accountability)
berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan
dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
21
tidak boleh dilakukan
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan
menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat
Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia,
dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian
pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh
Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI
di Jakarta pada tangal 29 November 1989.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memelukan
pelatihan dan pendidikan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama adalah
pada pelayanan.
22
d) Faktor yang mempengaruhi standar praktek keperawatan
Proses keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek
pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan (Doengoes,2000). Proses
keperawatan terbagi menjadi 5 langkah yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Dengan tidak di lakukannya proses keperawatan yang benar maka
pasien tidak mendapat asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan mencegah
masalah kesehatan yang baru bahkan memperlambat proses kesembuhan dari pasien
tersebut.Faktor-faktor yang mempengaruhi standar praktek keperawatan antara lainKecakapan
intelaktual ilmu pengetahuan Percaya diri perawat Sarana Komunikas Pengalaman kerja perawat
Motivasi pasien untuk sembuh kedisiplinan.
Dalam pekerjaan Bertanggung jawab dan bertanggung gugat Pengambilan keputusan yang
mandiri Kolaborasi dengan disiplin lain Pemberian pembelaan (advocacy), dan memfasilitasi
kepentingan pasien/klien.
●Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi ukuran dan
penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan
dan pencapaian kualitas asuhan keperawatan.
●Pendidikan Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja
mahasiswa .
●Puskesmas Dapat digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga
dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik dalam menjalankan pekerjaan sesuai
profesinya dan meningkatkan pelayanan tentunya.
● Untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan
atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi layanan kesehatan masyarakat.
●Rumah SakitDengan penggunaan standar praktek keperawatan ini tentunya akan meningkatkan
efisiensi serta juga efektifitas pelayanan keperawatan dan ini akan berefek kepada penurunan
lama rawat pasien di rumah sakit.
23
g) ISU-ISU ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN YANG TERJADI DI
INDONESIA
Euthanasia Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya baik, tanpa
penderitaan; sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. Dengan demikian, secara
etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik atau mati dengan baik tanpa
penderitaan. Ada pula yang menyebutkan bahwa euthanasia merupakan praktek pencabutan
kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau
menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan
yang mematikan.Belanda, salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum
kesehatan mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh Euthanasia Study
Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda), yaitu :“Euthanasia adalah dengan sengaja tidak
melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu
untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk
kepentingan pasien itu sendiri.
h) Jenis-Jenis Euthanasia
A.Euthanasia Pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau
pengobatan yang sedang berlangsung untuk mempertahankan hidup pasien. Dengan kata lain,
euthanasia pasif merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi kepada pasien terminal
untuk mengakhiri hidupnya. Tindakan pada euthanasia pasif ini dilakukan secara sengaja dengan
tidak lagi memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien, seperti tidak
memberikan alat-alat bantu hidup atau obat-obat penahan rasa sakit, dan sebagainya.
Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis maupun keluarga pasien
sendiri. Keluarga pasien bisa saja menghendaki kematian anggota keluarga mereka dengan
berbagai alasan, misalnya untuk mengurangi penderitaan pasien itu sendiri atau karena sudah
tidak mampu membayar biaya pengobatan.
B. Euthanasia Aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan secara medik
melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia.
Dengan kata lain, Euthanasia agresif atau euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara sengaja
yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau mengakhiri
hidup si pasien. Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan dengan
tujuan untuk mnimbulkan kematian dengan secara sengaja melalui obat-obatan atau dengan cara
lain sehingga pasien tersebut meninggal.
1)Euthanasia aktif langsung (direct) adalah dilakukannnya tindakan medis secara terarah yang
diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek hidup pasien. Jenis
euthanasia ini juga dikenal sebagai mercy killing.
24
2)Euthanasia aktif tidak langsung (indirect) adalah saat dokter atau tenaga kesehatan melakukan
tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien, namun mengetahui adanya risiko tersebut.
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasidan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Seseorang yang memiliki suatu
profesi tertentu, disebut profesional
b) Hakikat Profesi
Suatu pekerjaaan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas tinggi
dalam melayani atau mengabdi pada kepentingan umum untuk mencapai kesejahteraan manusia.
Keterampilan teknis yang didukung oleh pengetahuan dan sikap kepribadian tertentu yang
dilandasi oleh norma norma yang mengatur perilaku anggota profesi.
25
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
- Koordinator
peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai
dengan kebutuan klien.
- Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
- Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang
tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang
tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
- Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
26
I. RESUMPE PERTEMUAN KE-9
a) Tujuan PKB
2.Sertifikasi (SERKOM)
3.Lisensi (SIPP)
4.Akreditasi
Satu Lembaga pelatihan dianggap memiliki legalitas apabila telah di akreditas. Lembaga yang
memiliki kewenangan melakukan akreditasi adalah pemerintah dalam hal ini
PUSTANSERDIKNAKES Bersama Organisasi Profesi sebagai OP.
2.Kegiatan ilmiah
4.Pengabdian masyarakata
Pengabdian Masyarakat
1.Kegiatan social
2.Memberikan penyuluhan
3.Penanggulangan bencana
27
4.Terlibat aktif dalam pengembangan profesi
Adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa indonesua secara terpadu dan
saling mendukung guna tercapainnya derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam pembukaan UUD 1945.
Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaraan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosaial dan ekonomis. ( UU
No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dan UU N0. 25 Tahun 2004 tentsng SPPN)
28
a) Manfaat IPE/IPC
1.Meningkatkan komunikasi
2.Pengingkatan efisiensi
4.Menumbuhkan kreativitas
Hambatan IPE/IPC
1.Peraturan akademik
4.Masalahh komunikasi
5.Bagian kedisiplinan
Tahapan
1.Unfreezing
2.Moving
3.Refreezing
Mayehoff memandang caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan membantu
orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri
29
b) Teori caring simon roach :
1.Compassion (kasih saying)
2.Competence (Kemampuan)
3.Confidence (kepercayaan diri)
4.Conscience (suara hati)
5.Commitment
Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring perawat mampu
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penerapan caring yang diintegrasikan dengan
pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai perilaku manusia akan dapat meningkatkan
kesehatan individu dan memfasilitasi pemberian pelayanan kepada pasien. Watson (1979, dalam
Tomey & Alligood, 2006) menambahkan bahwa caring yang dilakukan dengan efektif dapat
mendorong kesehatan dan pertumbuhan individu. Selain itu, perilaku caring perawat memberi
pengaruh dalam pelayanan yang berkualitas pada pasien (Prompahakul, Nilmanat & Kongsuwan,
2011).
Perilaku caring yang dilakukan oleh perawat meliputi pengetahuan, tindakan dan dideskripsikan
sebagai sepuluh faktor karatif serta digunakan dalam praktik keperawatan di beberapa setting
klinik yang berbeda, Yaitu :
1)Membentuk dan menghargai sistem nilai humanistic dan altruistic Nilai-niai humanistic dan
altruistic adalah sikap yang didasari pada nilainilai kemanusiaan yaitu menghormati otonomi dan
kebebasan klien terhadap pilihan yang terbaik menurutnya serta mementingkan orang lain dari
pada diri sendiri, dimanifestasikan dengan memanggil nama klien dengan nama sehari-hari,
mengenal karakteristik klien (umur, pekerjaan, pendidikan, alamat).
M. RESUME PERTEMMUAN 13
Tantangan Perawat Dalam Mengekspresikan perilaku Caring Pada Masa Pademi Covid-19
a) A. Pengertian Covid-19
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya
wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah
pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia
30
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu
biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis
baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadia
1. Membentuk & menghargai sistem nilai humanistik dan altruistik: menghargai otonomi dan
kebebasan klien terhadap pilihan yang terbaik menurutnya
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental sosial, dan spiritual yang suportif, protektif dan korektif
10. Mengijinkan untuk terbuka pada eksistensi fenomenologikal & spiritual, cara penyembuhan
yang tidak dapat dijelaskan secara utuh & ilmiah melalui pemikiran masyarakat modern
c) Komponen Caring
•Memberi ruang bagi orang lain untuk berbagi perasaan, memberikan dukungan secara penuh
2. Competence ( kemampuan )
31
•Memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa
tanggung jawab terhadap profesi.
•Suatu keadaan untuk memelihara hubungan antar manusia dengan penuh percaya diri
•Ekpresi caring yang meningkatkan kepercayaan tanpa mengabaikan kemampuan orang lain
untuk tumbuh
Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem nilai humanistik – altruistik (peduli
kesejahteraan orang lain) yang dianut dan direfleksikan pada tingkah lakunya
5. Commitment
Melakukan tugas secara konsekwen dan berkualitas terhadap tugas, orang, karier yg dipilih
•Memberikan perhatian
32
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional keperawatan yang meliputi empat
komponen yaitu : manusia , lingkungan dan perawat itu sendiri,(Dwidiyanti,2007) yang
mempunyai suatu paradigm atau model aplikasi caring. Menurut Jean Watson (1985 dalam
Kozier,2010) meyakini praktik caring,sebagai pusat keperawatan menggambarkan caring sebagai
dasar sebuah kesatuan dan nilai nilai kemanusiaan yang universal (kebaikan, kepedulian dan,
cinta terhadap diri sendiri dan orang lain) .
•Ketahui tradisi kultural klien tentang pelayanan kematian alam beberapa kultur mengatakan
bahwaa klien dalam keadaan sekarat adalah suatu hal yang sensitif.
•Mencari adakah anggota keluarga klien atau kelompok kultur yang merupakan sumber daya
praktik caring melalui sentuhan dan kehadiran.
•Hindari penggunaan kata kata yang kurang sopan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman
antara klien atau keluarga dengan pemberi layanan.
Perilaku perawat yang ditujukan dalam askep berhubungan dengan caring meliputi kehadiran,
sentuhan kasih sayang, selalu mendengarkan dan mengenal klien.
3. Mendengarkan
4. Memahami
6. Perawatan keluarga
33
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas, yang telah kami bahas. Maka kami mengambil kesimpulan,
yaitu sebagai berikut:
3.2 Saran
Sebagaimana penutup dari makalah ini, tak luput pula saya ucapkan ribuan terimakasih
pada semua rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam pembuatan makalah ini.
Disamping itu, masih banyak kekurangan serta jauh dari kata kesempurnaan, tetapi saya
sudah berusaha semaksimal mungkin dalam pembuaan makalah ini yang amat sederhana
ini. Maka, dari pada itu, sangat berharap kepada semua rekan-rekan untuk memberi kritik
atau sarannya, sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa menjadi yang lebih
34
baik, seperti yang kita harapkan.Tiada kata yang dapat saya ucapkan, selain rasa
Terimakasih atas semua motivasi dari rekan-rekan sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/6e-ETIK%20&%20MORAL(revJan'03).doc
https://www.scribd.com/document/346038443/Aplikasi-Caring-Dalam-Kehidupan-Sehari
Dan Sumber Lainnya Dari PPT Yang Diberikan Oleh Dosen
35