Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayah
serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja menyelesaikan tugas saya
yang berjudul “Konsep dan Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus”. Tidak lupa saya ucapkan
banyak terima kasih kepada dosen pengajar saya, dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan tugas ini. Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................6
1. Konsep Dasar Penyakit..................................................................................................................6
A. Definisi........................................................................................................................................6
B. Anatomi Fisiologi........................................................................................................................6
C. Etiologi........................................................................................................................................9
D. Patofisiologi...............................................................................................................................10
E. Klasifikasi..................................................................................................................................12
F. Manifestasi Klinis.....................................................................................................................12
G. Komplikasi................................................................................................................................13
H. Penatalaksanaan......................................................................................................................13
I. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................................13
2. Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................................................15
A. Pengkajian................................................................................................................................15
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................................................17
C. Intervensi Keperawatan..........................................................................................................18
D. Implementasi Kepeerawatan..................................................................................................25
E. Evaluasi Keperawatan.............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
PEMBAHASAN
a. Anatomi
a) Pankreas
e. Sel Pankreatik
Hubungan yang erat antar sel-sel yang ada pada pulau Langerhans menyebabkan
pengaturan secara langsung sekresi hormon dari jenis hormon yang lain. Terdapat
hubungan umpan balik negatif langsung antara konsentrasi gula darah dan kecepatan
sekresi sel alfa, tetapi hubungan tersebut berlawanan arah dengan efek gula darah
pada selbeta. Kadar gula darah akan dipertahankan pada nilai normal oleh peran
antagonis hormoninsulin dan glukagon, akan tetapi hormon somatostatin
menghambat sekresi keduanya (Dolensek, Rupnik & Stozer, 2015).
b) Insulin
Peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh akan menimbulkan respons tubuh
berupa peningkatan sekresi insulin. Bila sejumlah besar insulin disekresikan oleh
pankreas, kecepatan pengangkutan glukosa ke sebagian besar sel akan meningkat
sampai 10 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan kecepatan tanpa adanya sekresi
insulin. Sebaliknya jumlah glukosa yang dapat berdifusi ke sebagian besar sel tubuh
tanpa adanya insulin, terlalu sedikit untuk menyediakan sejumlah glukosa yang
dibutuhkan untuk metabolism energi (Darmali, 2017).
C. Etiologi
a. Faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe
I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe
antigen HLA.
b. Faktor Imunologi
c. Faktor Lingkungan
c. Riwayat Keluarga
c. Diabetes tipe II (tidak tergantung insulin) disebabkan oleh defek sekresi insulin
dan resistensi insulin.
d. Diabetes mellitus gestasional adalah segala bentuk intoleransi terhadap glukosa
dengan onset atau pengakuan pertama kehamilan(Ullah & Khan, 2018).
F. Manifestasi Klinis
a. Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin
(Price & Wilson, 2015) :
i. Kadar glukosa puasa tidak normal
ii. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis
osmotic yang meningkatkan pengeluaran urin (polyuria) dan timbul rasa
haus (polydipsia)
iii. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkuran
iv. Lelah dan mengantuk
v. Gejala lain yang di keluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur,
impotensi, peruritas vulva.
b. Kriteria diagnosis DM :
i. Gejala klasik DM+glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
ii. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu
hari tanpa memperhatikan waktu
iii. Gejala klasik DM+glukosa plasma ≥ 126mg/dL (7,0mmol/L)
iv. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200mg/dL (11,1mmol/L) TTGO
dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara
dengan 75gram glukosa anhidrus dilarutkan kedalam air. (Nurarif &
Kusuma, 2015)
G. Komplikasi
Menurut (Laurentia, 2015) komplikasi yang timbul pada diabetus melitus adalah :
a. Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung,
stroke, aterosklerosis, dan tekanan darah tinggi.
H. Penatalaksanaan
Menurut (Mansjoer, A dkk. 2018) penataaksanaan medis yaitu tujuan utama
terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah
dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan
terapeutik pada setiaptipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa
terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima
komponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu :
1) Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
a. Memperbaiki kesehatan umum penderita
b. Mengarahkan pada berat badan normal
c. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
3) Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada
penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet,
poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
4) Obat-Obatan
a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)/ Obat Hipoglikemik Oral(OHO)
1. Mekanisme kerja sulfanilurea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan insulin yang
tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin dam meningkatkan
sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Obat golongan
ini biasanya diberikan pada penderita dengan berat badan normal
dan masih bisa dipakai pada pasien yang berat badannya sedikit
lebih.
2. Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai
efek lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu :
a) Biguanida pada tingkat prereseptor → ekstra pankreatik
1) Menghambat absorpsi karbohidrat
2) Menghambat glukoneogenesis di hati
3) Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
b) Biguanida pada tingkat reseptor: meningkatkan jumlahreseptor
insulin
c) Biguanida pada tingkat pascareseptor: mempunyai efek
intraselluler
I. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Smelzer dan Bare (2020), pemeriksaan penunjang untuk penderita
diabetes melitus antara lain :
A. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya
(menurun atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).
2. Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah-pecah , pucat, kering yang tidak
normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa juga teraba lembek.
B. Pemeriksaan Vaskuler
A) Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya benda asing,
osteomelietus.
B) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu), GDP
(Gula Darah Puasa),
b) Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya kandungan
glukosa pada urine tersebut.
3. Risiko hipovolemia b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Periksa tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui
kekuragan intake keperawatan selama 3x24 hipovolemia (mis. frekuensi nadi tanda dan gejala
cairan (D.0034) jam maka diharapkan meningkat, nadi teraba lemah, hipovolemia
hypovolemia tidak terjadi tekanan darah menurun, tekanan 2. Untuk mengetahui
dengan kriteria hasil : nadi menyempit, turgor kulit intake dan output
menurun, membrane mukosa cairan
1. Kekuatan nadi kering, volume urine menurun, 3.Untuk memenuhi
meningkat hematocrit meningkat, haus, kebutuhan cairan oral
2. Turgor kulit meningkat lemah).
3. Edema perifer menurun 2. Monitor intake dan output
4. Tekanan darah membaik cairan.
3. Berikan asupan cairan oral.
4. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral.
5. Kolaborasi pemberian cairan IV
4. Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor karakteristik luka 1. Untuk mengetahui
kulit/jaringan b.d keperawatan selama 3x24 (mis. drainase, warna, ukuran, karakteristik luka
neuropati perifer jam maka diharapkan dan bau) 2. Untuk mengetahui
(D.0129) kerusakan integritas kulit 2. Monitor tanda-tanda infeksi tanda-tanda infeksi
tidak terjadi dengan 3. Lakukan perawatan luka 3. Untuk mempercepat
kriteria hasil : 4. Lakukan pembalutan luka proses penyembuhan
1. Perfusi jaringan cukup sesuai kondisi luka
meningkat 5. Kolaborasi pemberian antibiotik,
2. Kerusakan jaringan jika perlu
menurun
3. Kerusakan lapisan kulit
menurun
4.Nyeri, perdarahan,
kemerahan, hematoma
menurun
5. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi gangguan fungsi 1. Untuk mengetahui
kelemahan (D.0056) keperawatan selama 3x24 tubuh yang mengakibatkan gangguan fungsi
jam maka diharapkan kelelahan tubuh yang
aktivitas dapat kembali 2. Monitor kelelahan fisik dan mengakibatkan
normal dengan kriteria emosional kelelahan
hasil : 3. Monitor pola dan jam tidur 2. Untuk mengetahui
1. Frekuensi nadi 4. Sediakan lingkungan nyaman kelelahan fisik dan
meningkat dan rendah stimulus (mis. cahaya, emosional pasien
2. Kemudahan dalam suara, kunjungan) 3. Agar memudahkan
melakukan aktivitas 5. Anjurkan melakukan aktivitas pasien untuk
sehari-hari meningkat secara bertahap melakukan aktivitas
3. Keluhan lelah menurun kecil dengan nyaman
4. Tekanan darah membaik dan aman
6. Resiki infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui
hiperglikemia (D.0142) keperawatan selama 3x24 infeksi lokal dan sistemik tanda dan gejala
jam maka diharapkan 2. Cuci tangan sebelum dan infeksi
infeksi tidak terjadi dengan sesudah kontak dengan pasien dan
kriteria hasil : lingkungan pasien
1. Kebersihan tangan 3.Ajarkan cara mencuci tangan 2.Untuk menghindari
dan badan meningkat yang benar mikroorganisme
2. Demam, kemerahan, 4.Kolaborasi dengan pemberian
nyeri, bengkak menurun antibiotik
3. Kadar sel darah putih
meningkat
4. Integritas kulit normal
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
Asdie, A. H. (2010). Patogenesis dan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2. (2003), 14–33.
Bickley Lynn S & Szilagyi Peter G. (2018). Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat
Kesehatan
Handayani dan Haribowo . (2010). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi.
Jannoo, Zeinab, Yap Bee, Alias Moch, & Hassali, Mohamed Azmi. (2017). diabetes,
kualitas hidup khusus diabetes dan kualitas hidup terkait kesehatan di antara
pasien diabetes mellitus tipe 2 Journal of Clinical & Translational
Endocrinology. 9, 48–54.
Kemenkes. (2018). Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018 (Khairani, Ed.). Jakarta Selatan:
Pusat Data dan Informasi.
CONTOH SOAL KASUS DIABETES MILETUS
2. Laki-laki 45 tahun datang ke praktek dengan keluhan mudah lapar, banyak minum,
sering kencing, dan berat badan mulai turun. Saat ini berat badan 90 kg, tinggi badan 155 cm.
Gdp 128 mg/dI, G2PP 240 mg/dl. Apakah diagnosis dari pasien?
3. Tn. X, usia 60 tahun, BB 85kg datang ke RSDZA, mengeluhkan 1 bulan yang lalu
mengalami luka yang tidak sembuh di bagian jari jempol. Dari anamesis Tn.X mengeluhkan
sering terbangun malam hari untuk pipis dan rasa haus yang sering. Di tambah lagi terjadi
penurunan berat badan yang signifikan padahal jadwal makan Tn. X bertambah seharinya
menjadi 5 kali. Dari hasil pemeriksaan lab HbA1c 12g/dl, dan di diagnosis diabetes melitus.
Menurut anda apa yang terjadi pada Th. X?
4. Seorang laki-laki berumur 42 tahun datang ke RSUDZA dengan keluhan sering buang
air kecil, sering merasa lapar dan haus, serta terjadi penurunan berat badan. BB 70 kg, TB 168
cm. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai HbAlc 8 gr/dL. Dokter mendiagnosis
Diabetes Mellitus dan menyarankan untuk memodifikasi gaya hidup serta memberikan terapi
farmakokinetik.
Mekanisme kerja dari obat yang diberikan adalah dengan menurunkan glukosa darah.
Obat apa yang dimaksud?
Jawaban : Metformin
5. Tn. A datang ke RSUDZA dengan keluhan sering buang air kecil pada malam hari,
merasa lapar terus menerus dan sering merasa haus. Pasien memiliki berat badan berlebih dan
tidak pernah berolahraga, pasien juga penyuka makanan manis. pada pemeriksaan fisik
didapatkan lingkar pinggang pasien 92 cm. Lain-lain dalam batas normal. Apakah pemeriksaan
penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa pasien?