DIABETES MELITUS
OLEH :
MUH.SYAHRUL 12020012
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun Makalah ini dapat
terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Menjelang Ajal
dan Paliatif dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. Z Dengan Diabetes
Melitus Di Ruang Rawat Inap Interne Ambun Suri lantai 3 RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi”
Muhammad Saw, semoga atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman seperjuangan
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................7
DAFTAR ISI..................................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
2.1 Pembahasan
2.1.1 Pengertian..................................................................................... 20
2.1.3 Etiologi....................................................................................... 25
2.1.5 Patofisiologi................................................................................. 28
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Keperawatan........................................................................... 33
b. Medis...................................................................................... 38
2.2.8 Komplikasi.................................................................................... 41
3
BAB III ASKEP KASUS
3.1 Pengkajian
D. Pemeriksaan Fisik.......................................................................... 69
4
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................... 79
3.3 Intervensi........................................................................................... 80
3.4 Implementasi..................................................................................... 86
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015).
populasi 230 juta jiwa, menduduki kedudukan keempat di dunia dalam hal
jumlah penderita diabetes terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
berumur di atas 20 tahun pada 2010 mencapai 148 juta jiwa, diperkirakan
ada 21,8 juta warga kota dan 10,7 juta warga desa menderita diabetes.
gestasional. Beberapa tipe yang ada, DM tipe 2 merupakan salah satu jenis
yang paling banyak ditemukan yaitu lebih dari 90-95%. Dimana faktor
6
Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2015 terdapat
tersebut akan terus bertambah menjadi 642 juta (10,4%) penderita DM tahun
dunia bersama China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko
(IDF, 2015).
sebanyak 3,4 juta jiwa menderita penyakit diabetrs tipe II. Selain itu
Data yang didapatkan di RSUD Dr. Acmad Mocthar Bukitinggi pada tahun
satu tahun yang lalu berada diposisi 2 dari 10 penyakit terbanyak dengan
jumlahnya 70 kasus.
asuhan keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya kuratif
7
Diabetes Melitus Diruangan Inap Ambun Suri Lantai III RSUD Dr.Acmad
Moctar Bukittingi.
1.2 Tujuan
diabetes melitus
diabetes melitus
1.3 Manfaat
8
.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Organization, 2016).
10
2.1.2 Anatomi Fisiologi
ekor prankreas mencapai hiluslinpa diarah kronio dorsal dan bagian kiri
yaitu bagian prankreas yang lebar biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri
dan vena mesentrika superior berada dibagian kiri prankreas ini disebut
11
a. Asinus yang menyekresi getah pencernaan ke duodenum.
langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel alfa,
beta dan delta yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan
Fisiologi Prankreas
12
c) Ekor(kauda) adalah bagian runcing sebelah kiri, dan yang
A. Pulau Langerhans
beta dan sel delta. Sel beta mencakup kira kira 60% dari semua sel
13
Kemudian insulin melintasi membran basalis sel B serta kapiler
Sel alfa yang mencakup kira kira 25% dari seluruh sel mensekresikan
glukagon. Sel delta yang merupakan 10% dari seluruh sel yang
mensekresikan somatostatin.
B. Hormon Insulin
Insulin terdiri dari dua rantai asam amino satu sama lain
(Gongzaga 2010)
C. Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel sel alfa
rusaknya sebagian kecil dari sel sel beta dari pulau pulau
14
langerhans pada prankreas yang berfungsi menghasilkan insulin,
2.1.3 Etiologi
a. Genetik
b. Imunologi
c. Lingkungan
15
2. Diabetes melitus tidak tergantung insulin (DM TIPE II)
Faktor-faktor resiko :
th)
Obesitas
Riwayat keluarga
seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana
peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180 mg/dL dan
16
Menurut PERKENI gejala dan tanda tanda DM dapat digolongkan menjadi
2 yaitu:
ingin makan
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan
17
akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu
2015) .
2015) adalah:
a) Kesemutan
d) Kram
e) Mudah mengantuk
f) Mata kabur
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dihati meskipun
kosentrasi glukosa daram darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
insulin,proses ini akan terjadi tampa hambatan dan lebih lanjut akan turut
19
,mafas berbaun aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan
ketoasidosis. Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang
Bare,2015)
yang sangat penting dalam munculnya DM tipe II. Faktor genetik ini
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
20
dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun
ciri khas DM tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang
21
WOC
DM tipe I DM tipe II
Defisiensi Insulin
Jaringan
ganggren jaringan
22
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah
No Pemeriksaan Normal
3. Urine
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
4. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
2.1.7 Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan Keperawatan
23
a. Diet
pedoman 3 J yaitu:
ditambah
TB(cm) -100
Keterangan :
24
4) Obesitas apabila :BPR> 120%
b. Olahraga
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka olahraga akan
c. Edukasi/penyuluhan
d. Pemberian obat-obatan
25
Pemberian obat obatan dilakukan apabila pengcegahan dengan cara
a) Pengertian
b) Tujuan
Mencegah infeksi
c) Peralatan
o Pinset Anatomi
o Pinset Chirurgis
o Gunting Debridemand
o Kasa Steril
o Kom: 3 buah
o Sarung tangan
o Gunting Plester
26
o Alkohol 70%/ wash bensin
o Desinfektant
o NaCl 0,9%
o Verband
d) Prosedur Pelaksanaan
o Mencuci tangan
Tahap orientasi
keluarga/klien
Tahap kerja
o Menjaga Privacy
o Membuka peralatan
27
o Membuka balutan lapis dalam
pus
o Melakukan debridement
o Merapikan pasien
Tahap Terminasi
o Membereskan alat-alat
o Mencuci tangan
hiperhidrasi
B. Penatalaksanaan Medis
28
pengobatan insulin pada pasien lanjut usia tidak berbeda dengan pasien
pasien lanjut usia. Alat yang digunakan untuk menentukan dosis insulin
yang tepat yaitu dengan menggunakan jarum suntik insulin premixed atau
pada tiap pasien. Oleh karena itu, jenis insulin dan frekuensi
sendiri, maka tersedia campuran tetap dari kedua jenis insulin regular (R)
basal dan tiga kali dengan insulin prandial untuk kebutuhan setelah makan.
fisiologis.
1. Sulfonilurea
kedua yaitu glipizid dan gliburid sebab resorbsi lebih cepat, karena
29
lebih rendah. Dosis dimulai dengan dosis rendah. Glipizid lebih
metabolit yang lebih pendek atau metabolit tidak aktif yang lebih
enzim pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrosa dan
Fungsi hati akan terganggu pada dosis tinggi, tetapi hal tersebut tidak
30
4. Thiazolidinediones Thiazolidinediones
telah terbukti aman dan efektif untuk pasien lanjut usia dan tidak
2.1.8 Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada penderita DM tipe II akan
dua berdasarkan lama terjadinya yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik
a. Komplikasi Akut
kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl), disertai dengan adanya
tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma
(PERKENI,2015).
o Hipoglikemi
2015).
31
Pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-
dari:
serat-serat saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera atau penyakit
32
BAB III
ASKEP KASUS
3.1 Pengkajian
A. Identitas
Status :Kawin
Pekerjaan :Sopir
Pendidikan :Smp
Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Umur : 43 Th
Hub. Keluarga :
B. Alasan Masuk
tanggal 13 Juni 2019 dengan keluhan badan lemas, pusing, gula darah tinggi
33
C. Riwayat Kesehatan
Pada saat pengkajian klien mengatakan badan klien terasa letih Dan
lemah, dan sering merasa haus dan lapar,klien mengatakan klien sering
mual dan muntah, dan belum BAB sejak masuk rumah sakit, klien
gula darah tinggi saat masuk rumah sakit, karena klien jarang kontrol ke
rumah sakit kadar gula darah klien yaitu: 284, klien mengatakan ada luka
dikaki sebelah kanan dan nyeri pada bagian luka,klien mengatakan tidak
nyaman dengan luka nya dikaki terdapat pus pada kaki yang luka, klien
34
v
Genogram
Keterangan
: laki laki
: Perempuan
: Klien
Meninggal
: serumah
D. Pemeriksaan fisik
35
Nadi = 80 x/i
P = 21 x/i
Suhu= 36,8
°C
1. Kepala
a. Rambut
b. Mata
tidak ada menggunakan alat bantu penglihatan ( Kaca mata), reflek pupil
c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pendarahan, tidak ada serumen,
baik
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, ada benjolan di hidung, pasien tidak terpasang
Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, gigi klien kelihatan bersih ,
2. Leher
Simetris kiri dan kanan, Vena jugularis tidak teraba, dan tidak ada
3. Thorax
36
1) Paru- paru
2) Jantung
I : dada simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas luka, tidak ada
A: bunyi jantung I (lup) dan bunyi jantung II (dup), tidak ada bunyi
tambahan, Teratur dan tidak ada bunyi tambahan seperti mur-mur dan
gallop.
4. Abdomen
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas operasi, warna kulit sama,
5. Punggung
Tidak teraba bengkak, simetris kiri dan kanan, dan tidak ada lesi pada
6. Ektermitas
Bagian Atas : Tangan sebelah kiri terpasang infus Nacl 20 tts, tidak
37
Bagian Bawah : simetris kiri dan kanan, Kaki kiri terdapat luka
4444 5555
7. Genetalia
8. Integumen
Kulit tampak tidak bersih,ada bekas luka dikulit, kering, luka di bagian
9. Persyarafan
Tabel 3.1 persyarafan
No Nervus Hasil pemeriksaan
1. Olfaktorius Baik, tidak ada gangguan penciuman
2. Optikus Baik, tidak ada gangguan penglihatan
3. Oculomotorius Pergerakan bola mata tidak
4. Trochlearis terganggu Pergerakan bola mata
5. Abdusen tidak terganggu Pergerakan mata
6 Trigeminus tidak terganggu
Reaksi sentuhan baik, pergerakan rahang
7. Facialis tidak terganggu
Tidak ada gangguan pengecapan, mampu
mengekspresikan rasa manis,asam, pahit,
8. Vestibulotrochlearis asin dengan baik
Mampu menjaga keseimbangan dengan
9. Glassofaringeus baik, tidak ada gangguan pendengaran
10. Vagus Tidak ada gangguan pengecapan
11. Assesorius Tidak ada gangguan
12 Hipoglasus Tidak ada gangguan pada pergerakan
kepala
Tidak ada gangguan pada pergerakan
Lidah
38
3.2 Diagnosa Keperawatan
39
TABEL 3.5
ANALISA DATA
40
masih basah dan berbau Leukosit
klien mengatakan ada luka
dikaki sebelah kiri
klien mengatakan luka sejak
3 bulan sebelum masuk
DO
Terdapat pus didaerah kaki
yang luka
Leukosit 27.33[10^3/ul}]
Tampak edema, terdapat
(luka terbuka),ukuran 2x2x3
cm
41
1.4 RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakstabilan gula darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
b.d resistensi insulin selama 1x 24 jam maka ketidakstabilan gula
- Identifikasi kemungkinan penyebab
darah membaik
DS hiperglikemia
KH :
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Pasien mengatakan
badan lemah dan letih Kestabilan kadar glukosa darah Terapeutik :
Pasien mengatkan membaik
Status nutrisi membaik - Berikan asupan cairan oral
sering minum
Pasien Sering buang Tingkat pengetahuan meningkat Edukasi :
aiar kecil ±10 X
- Ajurkan kepatuhan terhadap diet
DO
Kolaborasi :
Gula darah puasa
,284) - Kolaborasi pemberian insulin 6 Iu
Klien tampak lelah
Klien tampa sering Edukasi program pengobatan
buang air kecil Observasi :
Klien tampak sering
minum - Identifikasi pengobatan yang
direkomendasi
Terapeutik :
42
- Berikan dukungan untuk menjalani
program pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
43
Klien tampak gelisah pemicu nyeri
Kolaborasi
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi:
44
berbau membaik Terapetik
klien mengatakan ada Kontrol resiko meningkat
- Berikan perawatan kulit pada area
luka dikaki sebelah
edema
kiri
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
klien mengatakan luka
kontak dengan pasien dan lingkungan
sejak 3 bulan sebelum
pasien
masuk
Edukasi
DO
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Terdapat pus didaerah
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
kaki yang luka
Leukosit Kolaborasi
27.33[10^3/ul]
Tampakedema, - Kolaborasi pemberian analgetik
terdapat (luka Perawatan luka
terbuka) ,ukuran Observasi :
2x2x3 cm
- Monitor karakteristik luka (drainase,
warna ukuran, bau)
- Monitor tanda tanda infeksi
Terapeutik :
45
- Bersihkan jaringan nikrotik
- Berikan salaf yang sesuai kekulit
- Pertahan teknik steril saat
melakkanperawtan luka
Edukasi:
Kolaborasi:
46
aktivitas tampak Edukasi:
terbatas
- Ajarkan cara melakukan aktivitas
saat makan klien
yang dipilih
nampak dibantu
keluarga
Manajenen program latihan
Observasi :
- Identifikasi pengetahuan dan
pengalaman aktivitas fisik
sebelumnya
- Identifikasi kemampuan pasien
beraktivitas
Terapeutik :
Edukasi:
47
1.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
48
6 unit Melakukan edukasi program
08.30 Melakukan edukasi program pengobatan
pengobatan
Observasi :
- Mengidentifikasi pengobatan
yang direkomendasi(dengan
menanyakan apakah klien
teratur minum obat)
Terapeutik :
- Memberikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
- Menjelaskan mamfaat dan
efek samping pengobatan
- Menganjurkan mengosomsi
obat sesuai indikasi
49
- Mencuci tangan sebelum dan Terdapat pus didaerah kaki yang
sesudah kontak dengan luka
pasien dan lingkungan pasien 27.33[10^3/ul]
Edukasi Tampak edema, terdapat (luka
- Menjelaskan tanda dan gejala terbuka),ukuran 2x2x3 cm
infeksi A : Masalah belum teratasi gangguan
- Mengajarkan cara memeriksa integritas kulit
kondisi luka P : intervensi dilanjutkan
Kolaborasi Melakukan perawatan luka
- Melakukan kolaborasi Melakukan edukasi perawatan kulit
pemberian analgetik
50
- Mempertahan teknik steril
saat melakkanperawtan luka
Edukasi:
- Menjelaskan tanda,gejala
infeksi
Kolaborasi:
- Melakukan kolaborasi
prosedur debridement
-
. Nyeri Akut b.d 11.00 Melakukan manajemen S:
Agen cedera nyeri Observasi : klien mengatakan nyeri pada
fisik - Mengidentifikasi identifikasi kaki yang luka
lokasi, karakteristik, durasi, klien mengatakan nyeri hilang
kualitas nyeri timbul
- Mengidentifikasi skala nyeri klien mengatakan nyeri selama 30
(skala nyeri pada klien) detik
Terapeutik : Keluarga mengatakan pasien tidak
- Memberikan teknik non nyaman dengan lukanya
farmakologis untuk Klien belum memahami tentang
mengurangi rasa nyeri teknik nafas dalam
Edukasi: O:
- Menjelaskan penyebab dan klien tampak meringis skala nyeri
11.30 periode dan pemicu nyeri 7-8
Kolaborasi klien tampak gelisah
- Melakukan olaborasi nyeri pada kaki kanan
pemberian analgetik klien tampak tidak bisa melakukan
51
Melakukan edukasi teknik nafas teknik nafas dalam
dalam A : Masalah belum teratasi nyeri akut
Observasi : P : intervensi dilanjutkan
- Mengidentifikasi kesiapan Melakukan manajemen nyeri
dan kemampuan menerima Melakukan edukasi teknik nafas
informasi dalam
Terapeutik :
- Menyediakan materi dan
media pendidikan kesehatan
Edukasi:
- Menjelaskan tujuan dan
mamfaat teknik nafas dalam
- Menjelaskan prosedur teknik
nafas dalam
Intoleransi 12.00 Melakukan terapi aktivitas S:
Aktivitas b.d Observasi : Klien mengatakan tidak bisa
imobilitas - Mengidentifikasi kemapuan beraktivitas sendiri
berpartisipasi dalam aktivitas klien mengtakan aktivitas dibantu
tertentu(dengan cara keluarga
menanyakan apa saja aktivitas
yang bisa dilakukan tampa O:
dibantu keluarga) aktivitas klien tampak dibantu
Terapeutik : keluaraga
- Memfasilitasi pasien dan saat makan klien nampak dibantu
keluarga dalam keluarga
menyesuiakan lingkungan saat mau duduk klien dibanru
52
untuk mengakomodasi keluarga
aktivitas yang di pilih
- Melibatkan keluarga A : Masalah belum teratasi intoransi
12.30 dalam aktivitas aktivitas
Edukasi: P : intervensi dilanjutkan
- Mengajarkan cara Melakukan terapi aktivitas
melakukan aktivitas yang Melakukan manajemen program
ringan latihan
Melakukan manajenen
program latihan
Observasi :
- Mengidentifikasi
pengetahuan dan
pengalaman aktivitas
fisik sebelumnya
- Mengidentifikasi
kemampuan pasien
beraktivitas
Terapeutik :
- Memotivasi untuk
memulai/ melanjutkan
aktivitas fisik
Edukasi:
- Menjelaskan manfaat
aktivitas fisik
53
2 Jumat 20-06- Ketidakstabilan 08.00 Melakukan manajemen S :
. 2019 gula darah hiperglikemia Pasien mengatakan sudah mulai
berhubungan Observasi : bisa mengontrol pola makan
dengan - Mengidentifikasi Pasien mengatkan sering merasa
resistensi kemungkinan penyebab haus
insulin hiperglikemia(dengan cara Pasien mengatakan buang air kecil
menanyakan bagaimana pola ± 7 x / perhari
makan klien) Klien mengatkan sudah mulai bisa
- Memonitor tanda dan gejala teratur minum obat
hiperglikemia(dengan cara O :
menanyakan apakah sering (Gula darah puasa ,250)
haus dan lapar dan sering Klien tampak sudah mulai bisa
BAK mengontrol pola makan
Terapeutik : Klien tampak lelah
- Memberikan asupan cairan A :Masalah teratsi sebagian
oral(menberikan minum pada Ketidakstabilan gula darah
pasien) P :intervensi dilanjutkan
Edukasi : Melakukan manajemen
- mengajurkan kepatuhan hiperglikemia
terhadap diet Medukasi program pengobatan
Kolaborasi :
- melakukan kolaborasi
pemberian insulin sebanyak
6 unit
08.30 Melakukan edukasi program
Pengobatan
54
Observasi :
- Mengidentifikasi pengobatan
yang direkomendasi(dengan
menanyakan apakah klien
teratur minum obat)
Terapeutik :
- Memberikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
- Menjelaskan mamfaat dan
efek samping pengobatan
- Menganjurkan mengosomsi
obat sesuai indikasi
55
sesudah kontak dengan luka
pasien dan lingkungan pasien 27.33[10^3/ul]
Edukasi Tampak edema, terdapat (luka
- Menjelaskan tanda dan gejala terbuka),ukuran 2x2x3 cm
infeksi A : Masalah belum teratasi gangguan
- Mengajarkan cara memeriksa integritas kulit
kondisi luka P : intervensi dilanjutkan
Kolaborasi Melakukan perawatan luka
- Melakukan kolaborasi Melakukan edukasi perawatan kulit
pemberian analgetik
56
saat melakkanperawtan luka
Edukasi:
- Menjelaskan tanda,gejala
infeksi
Kolaborasi:
- Melakukan kolaborasi
prosedur debridement
. Nyeri Akut b.d 11.00 Melakukan manajemen S:
Agen cedera nyeri Observasi : klien mengatakan nyeri pada
fisik - Mengidentifikasi identifikasi kaki yang luka sudah mulai
lokasi, karakteristik, durasi, berkurang
kualitas nyeri klien mengatakan nyeri hilang
- Mengidentifikasi skala nyeri timbul
(skala nyeri pada klien) klien mengatakan nyeri selama 30
Terapeutik : detik
- Memberikan teknik non Keluarga mengatakan pasien tidak
farmakologis untuk nyaman dengan lukanya
mengurangi rasa nyeri Klien sudah mulai memahami
Edukasi: tentang teknik nafas dalam
- Menjelaskan penyebab dan O :
11.30 periode dan pemicu nyeri klien tampak meringis skala nyeri
Kolaborasi 5-6
- Melakukan olaborasi klien tampak gelisah
pemberian analgetik nyeri pada kaki kanan
Melakukan edukasi teknik nafas klien tampak sudah bisa
dalam melakukan teknik nafas dalam
57
Observasi : A : Masalah teratasi sebagian nyeri akut
- Mengidentifikasi kesiapan P : intervensi dilanjutkan
dan kemampuan menerima Melakukan manajemen nyeri
informasi Meedukasi teknik nafas dalam
Terapeutik :
- Menyediakan materi dan
media pendidikan kesehatan
Edukasi:
- Menjelaskan tujuan dan
mamafaat teknik nafas dalam
- Menjelaskan prosedur teknik
nafas dalam
Intoleransi 12.00 Melakukan terapi aktivitas S:
Aktivitas b.d Observasi : Klien mengatakan sudah mulai
imobilitas - Mengidentifikasi kemapuan bisa beraktivitas sendiri
berpartisipasi dalam aktivitas klien mengatakan aktivitas masih
tertentu(dengan cara ada dibantu keluarga(seperti
menanyakan apa saja aktivitas makan,dan kekamar mandi)
yang bisa dilakukan tampa O:
dibantu keluarga) aktivitas klien tampak dibantu
Terapeutik : keluaraga
- Memfasilitasi pasien dan saat makan klien nampak dibantu
keluarga dalam keluarga
menyesuiakan lingkungan A : Masalah teratasi sebagian intoransi
untuk mengakomodasi aktivitas
aktivitas yang di pilih P : intervensi dilanjutkan
58
- Melibatkan keluarga Melakukan terapi aktivitas
12.30 dalam aktivitas Melakukan manajemen program
Edukasi: latihan
- Mengajarkan cara
melakukan aktivitas yang
dipilih
Melakukan manajenen
program latihan
Observasi :
- Mengidentifikasi
pengetahuan dan
pengalaman aktivitas
fisik sebelumnya
- Mengidentifikasi
kemampuan pasien
beraktivitas
Terapeutik :
- Memotivasi untuk
memulai/ melanjutkan
aktivitas fisik
Edukasi:
- Menjelaskan manfaat
aktivitas fisik
3 Sabtu 22-06- Ketidakstabilan 08.00 Melakukan manajemen S:
. 2019 gula darah hiperglikemia Pasien mengatakan sudah bisa
berhubungan Observasi : mengontrol pola makan
59
dengan - Mengidentifikasi Pasien mengatakan buang air kecil
resistensi kemungkinan penyebab ± 5x/ hari
insulin hiperglikemia(dengan cara Keluarga mengatakan sudah
menanyakan bagaimana pola teratur minum obat
makan klien) O:
- Memonitor tanda dan gejala (Gula darah puasa ,184)
hiperglikemia(dengan cara Klien tampak sudah bisa
menanyakan apakah sering mengontrol pola makan
haus dan lapar dan sering Klien tampak lelah
BAK
Terapeutik : A :Masalah tertasi sebagian
- Memberikan asupan cairan Ketidakstabilan gula darah
oral(menberikan minum pada P :intervensi dilanjutkan
pasien) Melakukan manajemen
Edukasi : hiperglikemia
- mengajurkan kepatuhan Melakukan edukasi program
terhadap diet pengobatan
Kolaborasi :
- melakukan kolaborasi
pemberian insulin sebanyak
6 unit
08.30 Melakukan edukasi program
pengobatan
Observasi :
- Mengidentifikasi pengobatan
yang direkomendasi(dengan
60
menanyakan apakah klien
teratur minum obat)
Terapeutik :
- Memberikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
- Menjelaskan mamfaat dan
efek samping pengobatan
- Menganjurkan mengosomsi
obat sesuai indikasi
61
10.00 - Mengajarkan cara memeriksa integritas kulit
kondisi luka P : intervensi dilanjutkan
Kolaborasi Melakukan perawatan luka
- Melakukan kolaborasi Melakukan edukasi perawatan kulit
pemberian analgetik
62
- Melakukan kolaborasi
prosedur debridement
. Nyeri Akut b.d 11.00 Melakukan manajemen S:
Agen cedera nyeri Observasi : klien mengatakan nyeri tidak
fisik - Mengidentifikasi identifikasi terasa lagi
lokasi, karakteristik, durasi, Keluarga mengatakan pasien tidak
kualitas nyeri nyaman dengan lukanya
- Mengidentifikasi skala nyeri Klien sudah memahami tentang
(skala nyeri pada klien) teknik nafas dalam
Terapeutik : O:
- Memberikan teknik non Skala nyeri 3-4
farmakologis untuk klien tampak sudah mulai bisa
mengurangi rasa nyeri melakukan teknik nafas dalam
Edukasi: A : Masalah teratasi nyeri akut
- Menjelaskan penyebab dan P : intervensi dihentikan
11.30 periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi
- Melakukan olaborasi
pemberian analgetik
Melakukan edukasi teknik nafas
dalam
Observasi :
- Mengidentifikasi kesiapan
dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik :
63
- Menyediakan materi dan
media pendidikan kesehatan
Edukasi:
- Menjelaskan tujuan dan
mamafaat teknik nafas dalam
- Menjelaskan prosedur teknik
nafas dalam
Intoleransi 12.00 Melakukan terapi aktivitas S:
Aktivitas b.d Observasi : Klien mengatakan sudah mulai bisa
imobilitas - Mengidentifikasi kemapuan beraktivitas sendiri(seperti duduk)
berpartisipasi dalam aktivitas klien mengtakan aktivitas masih
tertentu(dengan cara ada dibantu keluarga(seperti
menanyakan apa saja aktivitas kekamar mandi dan makan
yang bisa dilakukan tampa klien mengatkan aktivitas tebatas
dibantu keluarga) O:
Terapeutik : aktivitas klien tampak dibantu
- Memfasilitasi pasien dan keluaraga
keluarga dalam aktivitas tampak terbatas
menyesuiakan lingkungan saat makan klien nampak dibantu
untuk mengakomodasi keluarga
aktivitas yang di pilih A : Masalah teratasi sebagian intoransi
- Melibatkan keluarga aktivitas
12.30 dalam aktivitas P : intervensi dilanjutkan
Edukasi: Melakukan terapi aktivitas
- Mengajarkan cara Melakukan manajemen program
melakukan aktivitas yang latihan
64
dipilih
Melakukan manajenen
program latihan
Observasi :
- Mengidentifikasi
pengetahuan dan
pengalaman aktivitas
fisik sebelumnya
Terapeutik :
- Memotivasi untuk
memulai/ melanjutkan
aktivitas fisik
Edukasi:
- Menjelaskan manfaat
aktivitas fisik
65
66
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Diabetes Melitus di Ruang Rawat Inap Interne Ambun Suri Lantai 3 RSUD
disimpulkan :
1. Pengkajian
mengumpulkan data
2. Diagnosa
ruang Interne Ambun Suri Lantai 3 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
67
agar gula darah membaik, nyeri berkurang , dan gangguan integritas kulit
4. Implementasi
tindakan yang penulis tidak lakukan tetapi dilakukan oleh perawat ruangan
tersebut.
5. Evaluasi pada pasien dengan Diabetes Melitus diruang rawat inap Inter
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
68
DAFTAR PUSTAKA
(IDF). (2015) . Idf diabetes altas sixth edition. Diakses pada tanggal 15 april 2016 dari
http://www.idf.org/sites/default/files/Atlas-poster-2015_EN.pdf
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC
Tarwoto, dkk, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta:
Trans Info Mediaq
115