Anda di halaman 1dari 12

SARAF CRANIAL

GAMBAR LIHAT DI https://faculty.washington.edu/chudler/cranial.html

Saraf Fungsi Metode Pengkajian Indikasi Disfungsi Penyebab Disfungsi


Saraf Sensorik murni Mengidentifikasi aroma Neurogenik: fraktur lempeng
olfaktorius Pembauan khas tertentu yang Anosmia kribriformis atau tulang
(saraf Kranial tidak iritatif (kopi, etmoidalis, tumor lobus
I) pasta gigi) dengan frontalis atau bulbus
tiap hidung secara olfaktorius/traktus
terpis dan mata olfaktorius
tertutup Nonneurogenik: gangguan
sinus atau pembedahan,
perokok tembakau,
penggunaan kokain, infeksi
saluran napas atas, usia
lanjut
Nonneurogenik: defek kornea
atau katarak
Saraf Optikus Sensorik murni Neurogenik: trauma, stroke,
(saraf Kranial Penglihatan: sentral Ketajaman penglihatan: Amaurosis(kebutaan): lesi lobus oksipitalis,
II) dan perifer Baca diagram Snellen penurunan atau diabetes mellitus, sklerosis
atau koran; hilangnya multiple
mengidentifikasi penglihatan sentral
angka atau gerakan jari
Lapangan pandang:
Konfrontasi: bandingkan Kehilangan
penglihatan perifer penglihatan pada Satu mata: lesi bola mata atau
dengan pemeriksa satu arah atau lebih kiasma optikum
atau pada sebagian Bilateral: kiasma optikum atau
lapang pandang traktus optikus atau korteks
(setengah lapang oksipitalis
pandang, bagian Bitemporal: defek kiasma
Funduskopi dan tengah atau kedua optikus (tumor pituitari)
pemeriksaan kasar: sisi)
tanda trauma dan Retinopati diabetik; Fraktur foramen optikum;
katarak kehilangan pulsasi diabetes mellitus, laserasi
Periksa fundus dengan vena, papiledema: atau gumpalan darah di
oftalmoskop pembengkakan lobus temporalis, parietalis,
diskus optikus atau oksipitalis,
peningkatan tekanan
intrakranial
Saraf cranial Motorik murni
III, IV, VI Elevasi kelopak Saraf cranial III: Sindrom Horner (posisi
dikaji bersama: mata (III) ptosis: kelopak unilateral dan konstriksi
mata atas layu pupil), miastenia gravis
(ptosis bilateral)
Saraf Otot ekstraokuler OEO:”enam arah lirikan Ketidakmampuan mata Tekanan saraf cranial III,IV,VI
okulomotor (OEO): ke nasal, utama (III,IV,VI) untuk bergerak ke pada batang otak karena
(III), Saraf temporalis atas, Nistagmus (gerakan mata nasal, atas dan fraktur orbita; peningkatan
trokhlearis (IV) nasal atas involunter), terlihat nasal, temporalis tekanan intracranial,
dan abdusen temporalis turun sebagai gerakan mata atas dan temporalis tumor/trauma dasar otak,
(VI) (III), nasal turun ritmik yang halus yang bawah penyakit neurologis
(IV), melirik dapat vertical,
Diplopia (penglihatan degenerative seperti
lateral (VI) horizontal, atau ganda) sklerosis multiple,
rotasional) miastenia gravis
Ketidakmampuan melihat Disfungsi saraf cranial IV
ke bawah atau berjalan
turun tangga karena
gangguan visual
Ketidakmampuan mata
bergerak lateral ke luar Disfungsi saraf cranial VI
Konstriksi pupil: kilatan
cahaya pada mata dari
Ukuran pupil pada samping Bentuk pupil irregular Bedah katarak; glaukoma;
saat istirahat dan Respons langsung: Anisokoria: pupil tidak PPOK, pupil besar lamban
konstriksi pupil koneksi pada telinga sama tidak ada bereaksi karena hipoksemia
(III) tengah pada saraf respons atau Disfungsi saraf cranial III:
cranial II dan respons lambat kerusakan saraf
ipsilateral saraf cranial terhadap stimulus Peningkatan tekanan
III respons konsensual cahaya atau intracranial atau edema di
(mata lain): koneksi akomodasi unkus lobus temporalis
pada otak tengah saraf Obat: opiate, kecil, dan lambat
cranial II dan bereaksi; atropine: besar
kontralateral saraf dan lambat bereaksi
cranial III
Akomodasi: bawa pena
atau jari menuju pusat
wajah klien
Saraf Campuran Mempertahankan rahang Kelemahan (jarang), Cengkeraman rahang: arteritis
trigeminus (V) Motorik: mastikator dalam keadaan nyeri atau spasme temporalis, tetanus,
Menginervasi otot tertutup, membuka otot masseter atau parotitis, reaksi distonik
untuk mengunyah mulut melawan otot temporalis pada obat antipsikotik
tahanan, membuka
mulut lebar-lebar,
menggerakkan rahang
dari satu sisi ke sisi
lain dan membuat
gerakan mengunyah
Nyeri wajah, parestesi Neuralgia trigeminal
Sensorik: semua Dengan mata ditutup,
Medula (kehilangan rasa nyeri
sensasi untuk periksa sensasi pada
dan suhu), pons (sentuhan)
seluruh wajah, kedua sisi wajah: nyeri
dan tumor batang otak atau
kulit kepala, (ujung jarum, sentuhan
trauma, fraktur orbital, dan
kornea dan (usapan kapas) dan
neuralgia trigeminal.
rongga hidung suhu (objek bersuhu
atau mulut panas dan dingin)
Refleks kornea: usap
dengan lembut kornea
dengan kapas yang
steril atau tarik bulu
mata secara perlahan
(saraf cranial V,
sensorik; saraf cranial
VII, motorik; kedipan
mata)
Saraf fasialis Campuran Amati wajah untuk Defisit sentral: Stroke (penyebab serebra)
(VII) melihat simetris memengaruhi
Motor: ekspresi Kaji otot wajah: separo wajah
fasial tersenyum, bagian bawah,
mengerutkan dahi, disebabkan defek
mengangkat dahi dan SSP
alis, menutup mata
erat-erat melawan
tahanan, bersiul,
menunjukkan gigi dan
menggelembungkan
pipi

Defisit perifer: defisit Cedera saraf cranial VII


melibatkan wajah perifer: kelemahan wajah,
bagian atas dan Bell’s palsy, fraktur tulang
bawah, disebabkan temporalis, laserasi perifer
lesi saraf cranial atau kontusio pada region
VII parotis

Asimetri wajah,
hilangnya lipatan
nasolabial,
ketidakmampuan
menutup mata dan
berkedip secara
refleks, mengeces,
kesulitan
mengeluarkan
secret untuk
menelan, air mata
mongering
Tes pengecapan pada Tuli konduktif: kerusakan
bagian anterior lidah Hilangnya pengecapan membran timpani, kotoran
dengan mata tertutup, pada 2/3 anterior telinga, otitis media
lidah dan mata lidah
Letakkan objek
pemeriksaan pada
salah satu sisi anterior
lidah
Lakukan pemeriksaan
pada tiap sisi terhadap
rasa manis, asin, asam,
dan pahit
Saraf Sensorik murni Tajam pendengaran: Bisikan kata-kata, Tuli sensorineural: mungkin
vestibulokokle dengarkan dan gesekan jari-jari disebabkan obat
ar atau saraf berespons pada suara tidak didengar (gentamisin), tumor saraf
akustik (VIII) yang dibisikkan, dengan tepat atau akustikus.
gesekan jari; uji sama kanan dan
telinga secara terpisah kiri
Pendengaran Konduksi udara dan Suara mengalamai
(koklear) konduksi tulang: tes lateralisasi ke satu
Weber: getarkan garpu sisi (Weber
tala dan tempatkan negatif); suara
pada garis tengah dilateralisasi
tengkorak menuju telinga
yang mengalami
gangguan
(konduktif), suara
dilateralisasi ke
telinga yang tidak
tidak mengalami
gangguan
(sensorineural)
Konduksi tulang sama
Tes Rinne: garpu tala yang dengan konduksi
bergetar diletakkan udara atau lebih
pada prosesus panjang dari
mastoideus, jika klien konduksi udara
menyebutkan tidak (Rinne negatif)
mendengar lagi,
pindahkan garpu tala
ke depan telinga dan
minta klien member
tanda jika tidak
Keseimbangan terdengar lagi Sindrom Meniere, neuroma
(vestibular) akustik
Uji keseimbangan Berayun, berdiri
Romberg: berdiri dengan dengan
kedua kaki rapat dan memperlebar jarak
mata tertutup kaki untuk
mempertahankan
keseimbangan
(Romberg positif) Lesi pada pons atau batang otak
bawah: ancaman kematian
Tes kalorik: refleks Tidak ada respons batang otak
okulovestibular
(biasanya dilakukan
pada klien koma saja);
memasukkan air
hangat atau dingin ke
tiap telinga dan amati
gerakan mata menjauh
dari rangsang dingin
atau mendekati hangat
Saraf Kranial Campuran Ucapkan “ahhh”: palatum Uvula berdeviasi, Tumor batang otak bawah atau
IX dan X dikaji molle dan faring palatum tidak bisa stroke, Guillain Bare
bersama terangkat simetris, terangkat
uvula di garis tengah
Saraf Kranial Motorik : menelan, Kaji suara: stimulasi Suara serak Paralisis palatum
IX (saraf muntah, belakang tenggorok Suara nasal Trauma atau tumor batang otak,
Glossofaringea vokalisasi dengan spatula lidah Tidak ada muntah trauma leher, stroke
l) (IX,X); otot untuk memeriksa Batuk lemah
faring posterior muntah
(IX); batuk (X)
Saraf Vagus Sensorik: Kaji pengucapan pada Kehilangan
(X) pengecapan bagian belakang lidah pengecapan,
sampai 1/3 dengan gula dan takikardila, ileus
posterior lidah, garam, dengarkan
sensasi telinga denyut jantung dan
dalam (IX); irama
penurunan
denyut jantung,
peningkatan
motilitas saluran
cerna (X)
Saraf Asesorius Motorik murni Bahu simetris, Bahu layu, atrofi otot, Kemungkinan penyebab
Spinal (XII) Elevasi bahu dan mengangkat bahu pengangkatan temuan abnormal termasuk
rotasi kepala melawan tahanan, bahu yang lemah trauma leher, trauma bedah
lateral memalingkan kepala atau palingan radikal, dan tortikolis
lateral melawan kepala yang lemah
tahanan menuju garis
tengah, dapat
mengangkat kepala
dari bantal
Saraf Motorik murni Menjulurkan lidah, Deviasi lidah ke sisi Stroke, sklerosis lateralis
Hipoglosus Gerakan lidah menggerakkan dari sisi yang lemah, atrofi, amiotropik (amyotrophic
(XII) yang satu ke sisi yang fasikulasi, lateral sclerosis [ALS]),
lain dan melawan pipi pembicaraan tidak trauma leher dengan
kanan dan kiri, jelas (disartria) kerusakan pembuluh darah
ucapkan:”light, tight, utama, lesi saraf cranial
dynamite” multiple V, VII, XII
PEMERIKSAAN SARAF CRANIAL

NI : olfactorius-penghidu
Fungsi penghidu diperiksa dengan bau-bauan seperti tembakau, wangi-wangian
yang diminta agar pasien menyebutkannya dengan mata tertutup. Pasien diminta
menutup salah satu lubang hidung dan mencium bau pada lubang hidung yang
terbuka lalu menyebutkan bau apa yang tercium (lakukan secara bergantian).

N II : optikus
Diperiksa dengan pemeriksaan visus terhadap setiap mata, digunakan optotype
snellen yang dipasang pada jarang 6 meter dari pasien. Visus ditentukan dengan
kemampuan membaca jelas deretan huruf-huruf yang ada.
Pemeriksaan lapang pandang :
Minta pasien untuk duduk berhadapan dengan pemeriksa dengan jarak 1 meter,
minta pasien menutup salah satu mata dengan tangan, minta pasien untuk melihat
hidung pemeriksa, pemeriksa menggerakkan jari tangannya ke samping, atas dan
bawah di ikuti oleh pasien (lakukan pada mata sebelahnya)
Kelainan mata :
1) Total blindness : yidak mampu melihat secara total
2) Hemianopsia : tidak mampu melihat sebagian lapang pandang (temporal,
nasal bitemporal, binasal)
3) Homonymous hemiopsia
4) Homonymous quadrantanopsia
N III : okulomotorius
N IV : trochlearis
N VI : abduscens
Diperiksa bersama dengan menilai kemampuan pergerakan bola mata ke segala
arah, diameter pupil dan reflex cahaya serta reflex alomodasi
Paling sensitive terhadap kenaikan tekanan intracranial, ia akan mengalami
gangguan paling awal, bola mata tak dapat melirik ke lateral (perhatikan pasien
dengan nyeri kepala hebat yang tidak hilang-hilang).

NV : trigeminus
N V berfungsi motorik dan sensorik :
Sennsorik diperiksa pada permukaan kulit wajah bagian dahi, pipi dan rahang
bawah dengan goresan kapas dan mata tertutup.
Motorik diperiksa kemampuan menggigitny, rabalah kedua tonus muskulos
massester saat diperintahkan untuk gerak menggigit.
N VII : fascialis
Motorik : diperiksa kemampuan mengangkat alis, mengerutkan dahi, mencucukan
bibir, tersenyum, meringis (memperlihatkan gigi depan), bersiul,
menggembungkan pipi.

Sensorik : diperiksa rasa pengecapan pada permukaan lidah yang dijulurkan (gula,
garam, asam)
N VIII : vsetibulo-acusticus
Fungsi keseimbangan : tes Romberg : pasien berdiri tegak dengan mata tertutyp.
Bila pasien terhuyung-huyung dan jatuh berarti alat keseimbangan tidak baik
(disebut Romberg tes POSITIF). Keseimbangan juga diperiksa dengan berdiri satu
kaki atau berjalan lurus.
Pemeriksaan pendengaran
Tes rinne (garpu tala 256 Hz)
Garpu tala digerakkan, tangkainya ditempelkan pada proc.mastoideus, tepat saat
tidak terdengar pasien member tanda, kemudian pindahkan ujung getar ke muka
liang telinga pasien. Normal masih terdengar suara, hal ini disebut rinne positif.
Rinne positif bisa berarti normal, bisa juga berarti tuli perseptif tidak normal, tuli
konduktif member tanda hasil rinne negative.
Tes weber (garpu tala 512 Hz)
Garpu tala digetarkan tangkainya ditempelkan pada garis tengah kepala pasien
pada vertex atau glabella. Pasien diminta menyebutkan sisi telinga mana yang
lebih keras mendengar.
Jawaban bisa salaah satu terdengar lebih keras atau sama keras. Satu sisi lebih
keras disebut lateralisasi ke sisi kiri atau kanan. Sama keras disebut tidak ada
lateralisasi. Lebih keras terdengar di kiri atau kanan berarti 2 (dua) hal :
a. Telinga kiri tuli konduktif
b. Telinga kanan tuli perseptif

Sama keras bisa pula berarti tiga hal :

a. Kedua telinga normal


b. Kedua telinga tuli konduktif
c. Kedua telinga tuli perseptif
Tes schwabach (garpu tala 512 Hz)
Membandingkan hantaran suara melalui tulang tengkorak ke cochlea antara
pemeriksa dengan pasien. Syarat pemeriksa pendengaranya normal. Setelah garpu
tala digetarkkan, ditempelkan pada proc. Mastoideus pasien, segera saat tidak
terdengar suara, pasien member tanda. Lalu dengan segera pindahkan ke proc.
Mastoideus pemeriksa. Bila ternyata masih terdengar, dikatakan schwabach
pasien memendek (lebih pendek dari pemeriksa). Bila urutan pemeriksa dibalik,
hasilnya pasien tetap memendek, berarti ada gangguan pada sistem cochlea pasien
(tuli perseptif). Normal tes schwabach : sama dengan pemeriksa.
N IX : glossopharingeus dan vagus
Diperiksa letak uvula, ditengah atau deviasi serta kemampuan menelan pasien
NX : Vagus
Buka mulut pasien, bila terdapat kelumpuhan maka akan terlihat uvula tidak
ditengah tetapi tampak miring tertarik ke sisi yang sehat.
Reflex faring : reflex muntah tidak ada
Untuk memeriksa plica vokalis diperlukan laryngoscope. Bila terdapat
kelumpuhan satu sisi pita suara maka pita suara tersebut tidak bergerak sewaktu
fonasi atau inspirasi dan pita suara akan menjadi atonis dan lama kelamaan atopi,
suara penderita menjadi parau. Bila kesua sisi pita suara mengalami kelumpuhan,
maka pita suara itu akan berada di garis tengah dan tidak bergerak sama sekali
sehingga akan timbul afoni dan stridor inspiratorik.
N XI : accessories
Diperiksa kemampuan mengangkat bahu kiri dan kanan (kontraksi M. Trapezius)
dan gerakan kepala
N XII : Hypoglossus
Diperiksa dengan kemampuan menjulurkan lidah pada posisi lurus, gerakan lidah
mendorong pipi kiri dan kanan dari arah dalam.

Anda mungkin juga menyukai