Anda di halaman 1dari 35

PSSSS

MATA TENANG
VISUS TURUN MENDADAK
Pembimbing : dr. Andito K. Andisasmito, Sp. M

Alkahfi Harifudin – Deaniza Cesarania


Departemen Ilmu Kesehatan Mata
FK UPN “Veteran” Jakarta
RSUP Persahabatan
Laki-laki, 42 tahun dengan keluhan utama
Terjadi secara akut Unilateral
mata kiri buram mendadak sejak 2 hari
yang lalu

Adanya penurunan RPS Perubahan struktur


visus secara • Mata tersebut tidak merah dan tidak sakit anatomi (dan
mendadak tanpa • Riwayat trauma disangkal fungsional)
disertai kemerahan • Melihat titik-titik hitam terbang pada bagian mata kiri
pada mata • Pengguna kacamata minus sejak remaja,
Inflamasi/demielinisasi

Tidak ada Diagnosis Banding


keterangan riwayat • Mata Tenang Visus Turun Mendadak Gangguan vaskularisasi
trauma • Ablasio retina
• Oklusi pembuluh darah retina
• Perdarahan viterus Intoksikasi
• Neuropati optic
Gambaran titik-titik
hitam  gejala
patognomonik, Kacamata minus  Kemungkinan
dapat berupa terdapat kelainan refraksi myopia,
floaters dapat menjadi salah satu faktor resiko
terjadinya visus turun mendadak
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Visus normal, terjadi
unilateral Visus turun
OD Pemeriksaan OS
Tidak adanya 6/6 Visus 2/60
keterlibatan segmen Tidak ada kelainan
Orthophoria, gerakan baik Kedudukan bola mata Orthophoria, gerakan baik ke letak bola mata,
anterior
ke segala arah segala arah otot dan nervus
Tidak ada defek Tenang, pupil isocor, reflex Segmen anterior Tenang, pupil isokor, reflex yang
yang ditimbulkan cahaya normal, lensa jernih mempersarafinya
cahaya normal, lensa jernih
pada kelainan
nervus optic aferen Refleks fundus (+), papil Funduskopi Refleks fundus (-)
dan eferen bulat batas tegas, CDR 0,3
Hilangnya transparasi
mm, Diameter arteri vena lapisan retina yang
Segmen posterior 3:2, reflex makula (+), Fundus (-)  terlepas
Kelainan di
mata kanan dalam vitreous humor tidak keruh visual pathway Kekeruhan di
lapisan epitel
batas normal setelah segmen vitreous humor
pigmen retina
anterior
dan koroid Gambaran
terganggu
floaters
Perdarahan viterus Atrofi papil saraf optik
Ablasio Retina
• Bintik hitam sejak kapan dan • Defek lapang pandang?
apakah bertambah besar atau • Bintik hitam sejak kapan dan
apakah bertambah besar atau Penurunan kecerahan?
banyak?
• Apakah tiba2 melihat kilatan banyak? Sensitivitas warna?
cahaya? (fotopsia) • Riwayat trauma, riwayat • Riwayat penyakit sistemik
• Penglihatan yang tertutup operasi intraocular ?  tumor kepala,
sebagian ? (tirai) • DM, HT, anemia, dan myopia metabolic, sclerosis
• Apakah punya mata minus yg gravis ?
multiple
tinggi? • Px  kekeruhan kemerahan
difus pada vitreus • Px  bentuk dan letak
• Ada penyakit DM atau HT?
pemeriksaan • USG jika fundus tidak dapat daerah atrofi, CDR 
• Px  mencari lokasi robekan dinilai dengan fungduskopi penyebab atrofi papil

Oklusi Pembuluh darah


Neuropati Optik sentral
• Onset hilangnya tajam penglihatan
• Gangguan penglihatan warna • Faktor predisposisi penyakit sistemik DM, HT,
• Nyeri pada pergerakan bola mata dislipdemia, hiperhomosisteinemia, penyakit
• Kelainan sistemik yang menyertai jantungm trauma ?
• Kelainan herediter • Penurunan visus mendadak dari hitungan detik
• Trauma hingga jam ?
• Px  Refleks cahaya pupil, tes konfrontasi, • Px  keterlibatan saraf optic, RCL (-), RAPD dapat
bilateral/unilateral, peningkatan TIO
• Funduskopi  papil edema/normal/atrofi,
(+)
daerah iskemik, benda asing/patahan tulang, • Fundus  daerah iskemik, cherry red spot (CRAO),
perdarahan. vena dilatasi (CRVO)
Keluhan Pemeriksaan
Ablasio Retina Floater Retinal Break : Rhegmatogenous
Lepasnya lapisan Fotoreseptor dari RPE Fotopsia
Defek Lapang Pandang No Retinal Break :
Unilateral Tractional : neurosensorik retina tertarik ke arah corpus viterus akibat tarikan
jaringan vibrotik di viterus
Exudatif : akumulasi ciran di ruang sub retina yang berasal dari koroid & retina
Kekeruhan Vitreus Nyeri (-) Refleks Fundus (-) : fundus sulit dinilai
Hilangnya transparansi Vitreus Humor Unilateral

Oklusi Vena Retina Nyeri (-) CRVO : Vena dilatasi dan berkelok, dot/blot hemoragic, tampak diseluruh kuadran
Sumbatan pada vena sentral/cabang retina Unilateral paling banyak di perifer, cotton wool spot, edema macula & diskus optik
BRVO : Vena dilatasi dan berkelok, obstruksi pd tempat persilangan V/A flame-
shapped hemoragic, cotton wol spot, edema macula & diskus optic

Oklusi Arteri Retina Nyeri (-) CRAO : Cherry red spot, Retina pucat
Sumbatan pada Arteri sentral/cabang retina Unilateral BRAO : Emboli multiple pada cabang arteri
Neuritis Optik Nyeri pada bola mata (+) RAPD (+)
Peradangan Nervus Opticus Bilateral Terdapat sel di Badan Kaca
Tanda Uhthoff (penglihatan ↓ Edema Papil + perdarahan lidah api
setelah olahraga/suhu tubuh ↑

Neuritis Retrobulbar Nyeri pada bola mata (+) Fundus : Normal


Radang saraf optik dibelakang bola mata Lapang Pandang : Skotoma sentral, parasentral, cincin
Uveitis Posterior Pengelihatan ↓ bila mengenai Kekeruhan Vitreus
Peradangan intraocular yg melibatkan retina sentral makula Infiltrat retina & koroid
/ koroid Fotofobia Edema papil
Floater Perdarahan retina
Nyeri (-) Vascular sheating
RUMUSAN MASALAH

1. Anamnesis
- Tidak sakit
(rasa sakit biasanya disebabkan respon peradangan shg bisa menyingkirkan
neuritis optik)
- Melihat bintik bintik hitam
(floaters dpt muncul sebagai tanda awal)
- Menggunakan kaca mata minus sejak remaja
(jika miopia tinggi adalah Faktor Risiko ablasio)
2. Pemeriksaan Oftalmologi
• Visus 2/60
 visus turun yang cukup bermakna, kemungkinan keterlibatan makula
• Pupil isokor
 menyingkirkan dd oklusi arteri dan neuritis optik. Jika terdapat kelainan
pada saraf optik atau serabut saraf retina, mata yang sakit akan cenderung
dilatasi karena hilangnya daya pupilomotor miosis
• Refleks cahaya (+) ODS
 jika terjadi kelainan saraf optik, mata yang sakit akan mengalami refleks
cahaya langsung yang lebih lambat atau negatif dibanding yang sehat.
• Refleks fundus negatif
 karena adanya kekeruhan dalam fundus  Kekeruhan vitreus
Diagnosis
Ablasio retina
regmatogne OS

Tatalaksana
Segera rujuk ke dokter spesialis mata
untuk dilakukan tindakan bedah
berupa scleral buckle atau vitrektomi
atau kombinasi keduanya a.i Ablasio
retina
Faktor Risiko
• Miopia Tinggi
• Trauma


Riwayat Ablasio Retina sebelumnya
Riwayat Keluarga
Mekanisme
Cairan Vitreus
Ruang antara
fotoreseptor dan RPE
Penumpukan vitreus

Retinal Break

Ruptur pembuluh ↓ Visus Penumpukan darah,


darah retina (AVOS 2/60) Glial sel, Serabut
kolagen
Kekeruhan media Bayangan pada
refraksi (vitreus) retina

Refleks fundus (-) Floater

Fundus Sulit Dinilai


Prognosis

OD Prognosis OS
Ad bonam Ad vitam Dubia ad Bonam

Ad bonam Ad functionam Dubia ad malam

Ad bonam Ad sanationam Dubia ad malam


Ablasio Retina
Definisi
Kondisi terpisah atau terlepasnya lapisan retina sensorik
dari epitel pigmen retina

Faktor Predisposisi
Usia, trauma, riwayat myopia, riwayat diabetes, serta
beberapa riwayat kelainan imunologik

Klasifikasi
• Ablasio retina regmatogen
• Ablasio retina traksional
• Ablasio retina eksudatif
AR Rhegmatogen (break)
Diagnosis AR REUGMATOGEN
▪ Anamnesis
– Mata tenang penglihatan turun mendadak
– (+) Fotopsia
– (+) Floaters
– (+) Defek Lapang pandang
▪ Pemeriksaan Ophtalmicus
– RAPD  ablasio retina ekstensif
– TIO < 5mmHg dibanding mata yg tidak AR
– (+) iritis ringan
– (+) gambaran tobacco dust  terlihat pd vitreous anterior
– (+) robekan retina nampak spt diskontinuitas dr permukaan retina berwarna kemerahan pd funduskopi
– Kelainan pd retina sesuai dgn lamanya AR
▪ Baru : konfigurasi konveks & tampilan sedikit opak k/ edema retina ; cairan sub retina dpt meluas s/d ora serata
▪ Lama : kekeruhan vitreous ; retina pucat & PVR ; (+) garis demarkasi subretina yg diakibatkan o/ proliferasi dr sel
pigmen retina pd sambungan retina
– Jika sulit dinilai dengan funduskopi  USG
Tatalaksana

– Pneumatic retinopexy
– Scleral buckling
AR EKSUDATIF
DIAGNOSIS AR EKSUDATIF

▪ Anamnesis
– Penglihatan menurun seperti tertutup tirai
– (+) floaters

▪ Pemeriksaan Ophtalmologi
– Penurunan visus
– Muncul gambaran :
▪ konfigurasi ablasio yg konveks dgn permukaan licin
▪ Px. Darah rutin
▪ (+) shifting fluid sesuai gaya gravitasi

▪ Pemeriksaan Penunjang
– USG mata
– Fluoresin angiography
AR TRAKSIONAL

▪ Trauma/peny.retina proliferatif Jar. Fibrovaskular/bekas perdarahan di rongga vitreous  (+) tarikan anteroposterior  AR
DIAGNOSIS AR TRAKSIONAL

▪ Anamnesis
– Mata tenang dengan penglihatan menurun, sering kali berjalan lambat
– Bisa terdapat fotopsia / floaters
▪ Pemeriksaan Opthalmologis
– Penurunan visus
– Funduskopi :
▪ Kofigurasi konkaf dr AR
▪ Tdk ditemukan fenomena shifting fluid
▪ Elevasi retina yg paling tinggi tdj pada tempat traksi vitreoretina
▪ (+) robekan  gambaran khas AR rhegmatogen  progresifitas yg lbh cpt

▪ Pemeriksaan penunjang
– USG
Tatalaksana

▪ Ditujukan pada penyakit mendasari


– Laser
– Krioterapi
– Steroid intravitreous
Perdarahan Viterous
Ruptur neovascular retina


Proliferative diabetic retinopathy
Oklusi vena retina sentral atau cabang Mekanisme
• Penyakit easles

Ruptur pembuluh darah normal di retina


• Trauma tumpul kepala/bola mata
• Posterior vitreous detachment
• Robekan retina

Kelainan pembuluh darah koroid-retina


• Choroidal neovascularization pada degenerasi macular terkait usia
• Tumor koroid
• Makroaneurisma retina
• Polypoidal choroidal vasculopathy
Manifestasi klinis - Pemeriksaan

▪ Gejala yang muncul bervariasi, floaters – penurunan tajam


penglihatan yang berat, sentral atau total
▪ Riwayat trauma, riwayat operasi intraocular, diabetes melitus
▪ Px  kekeruhan kemerahan difus, hilangnya reflex merah fundus,
terhalangnya struktur di segmen posterior
▪ USG mata jika penilaian fundus tidak dapat dinilai untuk melihat
segmen posterior
Tatalaksana

▪ Observasi
– Disarankan untuk menjaga dan menempatkan posisi kepala agar tetap lebih
tinggi (semi Fowler)
– 4-8 minggu

▪ Bedah
– Vitrektomi

▪ Medikamentosa hanya diberikan sesuai dengan etiologi dan kelainan


klinis sekunder
Oklusi Pembuh Darah Retina
Oklusi Arteri - mekanisme

▪ Arteri retina sental dan arteri retina


cabang
▪ Trombosis terkait aterosklerosis
▪ Emboli yang berasal dari arteri carotid
atau jantung
▪ Obliterasi pembuluh darah
▪ Angospasm
▪ Peningkatan tekanan intraocular
▪ Kelainan pembekuan darah
Manifestasi klinis CRAO BRAO
Tajam penglihatan turun mendadak Tajam penglihatan bervariasi
hingga hanya melihat cahaya
Perbandingan crao & brao
Anamnesis (+) amaurosis fugax (+) amaurosis fugax

Tidak nyeri, kec. (+) giant cell arteritis Tidak nyeri

-Visus HM s/d LP - Visus bervariasi


-Jarang terjadi no light perception (NLP) - Pd 50% OS  visus pasien intak

Pemeriksaan fisis (+) RAPD (+) RAPD

Funduskopi: Funduskopi:
- (+) cherry red spot - Retina pucat, berkabut & edema pd
- Retina sekitar pupil  pucat & edema daerah iskemik
- (+) penyempitan AV
- Emboli dpt terlihat

Angiografi Fluoresin Keterlambatan pengisian arteri & Menunjukkan berhentinya pengisian o/


masking dr fluoresin koroid o/ k/ pewarna pd tempat emboli & distal dr
pembengkakakn retina lokasi tsb
TATALAKSANA RAO

▪ Tujuan :
– Memperbaiki oksigenasi menuju retina
– Cara : mendilatasi Arteri2 retina
– Talak harus mempertimbangkan benefit & risk

▪ Tatalaksana :
– Masase okular three mirror contact lens slm 10 mnt  dilepas slm 5detik
– Parasentesis segmen anterior
– Penggunaan agen hiperosmotik spt manitol & gliserol
– Asetazolamid 500mg oral u/ menurunkan TIO
Diagnosis CRVO & RVO

▪ Anamnesis ▪ Pemeriksaan Opthalmologis


– Visus 6/6 s/d hanya menghitung jari, tergantung dr
– Mata tenang / tidak merah keterlibatan makula
– Penglihatan 6/6 hingga menurun mendadak – CRVO  6/60 s/d hanya dpt melihat gerakan lambaian
tangan
s/d mengitung jari
– RAPD  tampak nyata pd kasus2 iskemik pd CRVO
– CRVO  defek lapang pandang umumnya – Funduskopi CRVO:
sentral ▪ Vena oklusi di sentral  dilatasi & berkelok2
– BRVO  dpt tidak disertai ggn lapang ▪ (+) dot/blot seluruh kuadran, paling banyak perifer
pandang ▪ (+) cotton wool spot, (+) edema macula (+) edema diskus
optikus
– Tidak nyeri – Funduskopi RVO:
– unilateral ▪ Vena oklusi  dilatasi & berkelok2
▪ Sering tjd pd tempat persilangan arteri-vena
▪ (+) flame-shaped, (+)edema retina, (+) Cotton Wool Spot, &/atau
(+) edema macula
▪ (+) neovaskularisasi retina dlm 6-12 bln
▪ Pemeriksaan penunjang
– Angiografi fluoresin  gambaran
keterlambatan pengisian vena,
blockade oleh darah
– Optical Coherence tomography (OCT) 
utk menilai edema macula, monitoring
perjalanan penyakit / respon terhadap
terapi
Tatalaksan

• Kontrol Faktor Risiko : DM hiperlipidemia


• Terapi spesifik  dokter spesialis mata
• Fotokoagulasi
• Injeksi Anti-VEGF
• Kortikosteroid intravitreal
• Vitrektomi
Neuropati Optik
Penyebab

▪ Inflamasi  neuritis optic, neuromyelitis optic, Acute disseminated


encephalomyelitis
▪ Vaskulkar  AION / PION
▪ Kompresif  Neoplastik dan non neoplastik
▪ Herediter (Leber Hereditary Optic Neuropathy)
▪ Toksik
▪ Trauma (TON, Traumatic Optic Neuropathy)
▪ Peningkatan tekanan intracranial (Papilledema)
▪ Glaukomatosa
▪ Kelaiann/anomaly saraf optic  Anomali kongenital, Drusen
Manifestasi klinis

▪ Kehilangan tajam penglihatan disertai nyeri atau tidak


▪ Gangguan penglihatan warna
▪ Gangguan lapang pandangan
▪ RAPD pada kasus unilateral
▪ Abnormalitas (edema) gambaran papl saraf optic pada anterior optic
neuropathy
Tatalaksana

▪ Penatalaksanaan neuropati optic bergantung pada jenis dan


penyebabnya

Anda mungkin juga menyukai