Anda di halaman 1dari 62

Emetropia dan miopia sedang ODS

Oleh:
Okti Wiratuljannah
1310070100095
Preseptor:
Dr. Romi Yusardi, Sp. M
ANATOMI BOLA MATA
Anatomi Rongga Orbita
OTOT PENGGERAK BOLA MATA
Proses Melihat

Ada 4 tahap :
1.Tahap pembiasan
2. Tahap fotokimia
3. Tahap persepsi
4. Tahap penglihatan

Rangsang cahaya masuk ke mata melalui dari kornea, aqueous


humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina
Rangsang diteruskan ke bagian saraf penglihat /saraf optik yang berlanjut
dengan lobus oksipital sebagai pusatpenglihatan pada otak besar
Bagian lobus osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan
sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan
Di dalam lobus oksipital ini rangsang diolah kemudian diinterpretasikan
Definisi Emetropia

Tanpa danya kelainan refraksi.


Sinar pembiasan sinar difokuskan
pada macula lutea tanpa
bantuan akomodasi. Visus 6/6
Gambar Emetropia
Definisi Kelainan Refraksi

Sinar tidak difokuskan pada


retina atau bintik kuning tanpa
akomodasi
Macam macam kelainan
refraksi

Miopia Hipermetropia Astigmatisma

Fokus
Fokus didepan Fokus tidak satu
dibelakang
retina titik
retina
Miopia Astigmatisma

Hipermetropia
Definisi

Miopia

Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai


kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan sehingga
sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina
tanpa akomodasi.
Gambar miopia
Epidemiologi

Rata muncul pada umur 5-20 tahun


33-60% -> keturunan miopia
23-40%, -> anak dengan salah satu orang tua
miopia
6-15% -> pada anak tanpa kedua orang tua
miopia
1. Sumbu mata
terlalu panjang
(miop aksial)
2. Daya pembiasan
mata terlalu kuat
(miop refraktif)
Etiologi 3. Kornea terlalu
lengkung
(keratokonus)
4. terlalu
cembung :
katarak imatur
Klasifikasi miopia
a. Berdasarkan panjang bola mata
anteroposterior
1. Miopia refraktif
2. Miopia aksial
b. Berdasarkan kelainan patologi yang terjadi
pada mata
1. Miopia simpleks
2. Miopia patologis
c. Menurut American Optometric Association (2006),
miopia terbagi atas lima:
1.Miopia Simpleks
2.Miopia Nokturnal
3.Pseudomiopia
4.Miopia Degeneretif
5.Miopia Induksi
d. berdasarkan ukuran dioptri lensa yang
dibutuhkan untuk mengkoreksikannya:
1.Ringan : lensa koreksinya 0,25 s/d 3,00
Dioptri
2.Sedang : lensa koreksinya 3,25 s/d 6,00
Dioptri.
3. Berat :lensa koreksinya > 6,00 Dioptri.
e. Klasifikasi miopia berdasarkan umur adalah:
1. Kongenital : sejak lahir dan menetap pada
masa anak-anak.
2.Miopia onset anak-anak : di bawah umur 20
tahun.
3.Miopia onset awal dewasa : di antara umur
20 sampai 40 tahun.
4.Miopia onset dewasa : di atas umur 40
tahun (> 40 tahun).
f. Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk:
1.Miopia stasioner
2.Miopia progresif
3.Miopia maligna
Patogenesis

1. Sumbu aksial mata lebih panjang dari normal


2. Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari
3. Indeks bias mata lebih tinggi dari normal
4. Miopi Karena perubahan posisi lensa Posisi
lensa lebih ke anterior,
MANIFESTASI KLINIS

1. Kabur bila melihat jauh


2. Membaca atau melihat benda kecil harus
dari jarak dekat
3. Lekas lelah bila membaca ( karena
konvergensi yang tidak sesuai dengan
akomodasi )
4. Astenovergens
Diagnosa dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan penunjang
1. Refraksi subjektif
2. Refraksi objektif
3. autorefraktor
DIAGNOSA BANDING

hipermetropia
PENATALAKSANAAN

1. Koreksi dengan kaca mata sferis minus


terkecil

2. Lensa kontak

3. Dengan pembedahan
a) keratotomi radial
b) keratektomi fotorefraktif
c) laservasisted in situ
interlamelarkeratomilieusis (Lasik).
Koreksi dengan kacamata
EDUKASI

1. Hindari membaca sambil tiduran, hindari


membaca pada cahaya kurang, tidak boleh
aktifitas didepan monitar dalam jarak yang
terlalu dekat dan beristirahat sejenak bila
berhadapan dengan monitor atau komputer
2. Kecocokan kacamata akan berubah sewaktu
waktu karena perubahan struktu bola mata
3. pentingnya memakai kacamata yang sesuai
dengan koreksi
Komplikasi

1. Ablasio retina
2. Miopik
makulopati
3. Glaukoma
4. strabismus
esotropia
Prognosis

Pada tingkat ringan dan sedang dari miopia


simple prognosisnya baik. Prognosis buruk bila
disertai perubahan koroid dan vitreus sedangkan
pada miopia maligna prognosisnya sangat jelek.
LAPORAN KASUS 1

Identitas Pasien
Nama : Nn. Y
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat tinggal : Bukittinggi
Tanggal pemeriksaan: 5 November 2017
Keluhan
utama

Pasien datang untuk memeriksa


mata.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang memeriksa mata, pasien


menyangkal pandangan kabur dikedua mata,
sebelumnya pasien tidak pernah memakai kaca
mata. Keluhan mata merah (-), nyeri (-), silau (-),
Riwayat didepan gadget dalam jangka waktu
lama (+).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Tidak ada riwayat memakai mata sebelumnya

Tidak ada riwayat trauma pada mata

Tidak ada riwayat infeksi

Tidak ada riwayat diabetes melitus

Tidak ada riwayat hipertensi


Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit yang


sama

Tidak ada riwayat DM

Tidak ada riwayat hipertensi


PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata:
Keadaan umum : sedang
Keadaan sakit: sakit sedang
Kesadaran : compos mentis cooperatif
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler
Pernafasan: 20 x/menit
Suhu : 36oC
STATUS LOKALIS

Gambar oculi dekstra dan


sinistra pasien
STATUS OFTAMOLOGI
OD OS
Visus
- Non Corrected 20/20 20/20
- Cum Corrected

Pin Hole Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Refleks Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Silia/supersilia
Madarosis - -
Trikhiasis - -
Krusta/suama - -
Distihkiasis - -
Palpebra inferior
Hordeolum - -
Kalazion - -
Abses - -
Tumor - -
Edema - -
Blefaritis - -
Enteropion - -
Ekteropion - -
Nevus - -
Meibomitis - -
Apparatus lakrimalis
Hiperlakrimasi - -
Obstruksi - -
Epifora - -
Dakristenosis - -
Konjungtiva tarsalis
Folikel - -
Papil - -
Lithiasis - -
Hiperemis - -
Sikatrik - -
Membran - -
Pseudomembran - -
Konjungtiva bulbi
Injeksi - -
konjungtiva - -
Injeksi silia - -
Kemosis - -
Perdarahan
subkonjungtiva

Sklera
Warna Putih Putih
Kornea
Infiltrat - -
Sikatrik - -
Ulkus - -
Edema - -
Neovaskularisas - -
i - -
Kamera okuli anterior
Kedalaman Normal Normal
Flare (-) (-)
Hipopion (-) (-)
Hifema (-) (-)
Pigmen (-) (-)
Iris
Warna Coklat Coklat
Rugae (+) (+)
Atrofi iris (-) (-)
Coloboma (-) (-)
Sinekia (-) (-)
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Refleks pupil langung (+) (+)
Refleks pupil tidak (+) (+)
langsung
Lensa
Bening/keruh jernih jernih
Kelainan letak (-) (-)
Korpus vitreus TAK TAK
Funduskopi TAK TAK
- Media
- Papil N. Optikus
Warna, Batas, Cup/Disk
- Pembuluh darah
Aa : Vv
- Retina Perifer
Perdarahan, Eksudat,
Pigmentasi, Sikatrik
- Makula
Reflek
Tekanan bulbus okuli Normal Normal
Gerakan bulbus okuli Bebas kesegala arah Bebas kesegala
arah
Posisi bulbus okuli Sentral Sentral
Hasil pemeriksaan auto refrakter

S C A
Right - 0,25 -0,25 156
Left - 0,25 -0,5 3

Hasil pemeriksaan tonometri


Right : 14
L eft : 16
Diagnosis

Emetropia ODS

Terapi
Edukasi untuk pencegahan kelainan refraksi
1. Hindari membaca sambil tiduran
2. Hindari membaca ditempat cahaya kurang
3. Tidak boleh aktifitas didepan monitar dalam
jarak yang terlalu dekat
4. kontrol setidaknya satu kali dalam setahun
Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam
Quo ad funtionam : Bonam
LAPORAN KASUS 2

Identitas Pasien
Nama : Nn. A
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : perempuan :
Tempat tinggal : Bukittinggi
Tanggal pemeriksaan: 5 November 2017
Keluhan
utama

Kedua mata kabur terjadi secara


perlahan lahan makin lama
makin bertambah
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Kedua mata kabur terjadi secara perlahan lahan


makin lama makin bertambah, mata kabur sudah
dirasakan sejak SMP namun pasien tidak rutin memakai
kaca mata. Pasien mulai rutin memakai kacamata sejak
kelas 1 SMA, awalnya 1D ods, namun semakin lama
semakin bertambah ukuran kaca matanya. Pasien sudah
4x periksa mata, terakhir ukuran kaca mata 3 D dan
-3,25 D. Keluhan mata merah (-), nyeri (-), silau (-),
Pasien memiliki kebiasaan sering berhadapan dengan
gadget dan komputer dalam jangka waktu lama.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Ada riwayat memakai mata sebelumnya

Tidak ada riwayat trauma pada mata

Tidak ada riwayat infeksi

Tidak ada riwayat diabetes melitus

Tidak ada riwayat hipertensi


Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit yang


sama

Tidak ada riwayat DM

Tidak ada riwayat hipertensi


PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata:
Keadaan umum : sedang
Keadaan sakit: sakit sedang
Kesadaran : compos mentis cooperatif
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler
Pernafasan: 20 x/menit
Suhu : 36oC
STATUS LOKALIS

Gambar oculi dekstra dan


sinistra pasien
STATUS OFTAMOLOGI
OD OS
Visus
- Non Corrected 20/400 20/400
- Cum Corrected

Pin Hole Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Refleks Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Silia/supersilia
Madarosis - -
Trikhiasis - -
Krusta/suama - -
Distihkiasis - -
Palpebra inferior
Hordeolum - -
Kalazion - -
Abses - -
Tumor - -
Edema - -
Blefaritis - -
Enteropion - -
Ekteropion - -
Nevus - -
Meibomitis - -
Apparatus lakrimalis
Hiperlakrimasi - -
Obstruksi - -
Epifora - -
Dakristenosis - -
Konjungtiva tarsalis
Folikel - -
Papil - -
Lithiasis - -
Hiperemis - -
Sikatrik - -
Membran - -
Pseudomembran - -
Konjungtiva bulbi
Injeksi - -
konjungtiva - -
Injeksi silia - -
Kemosis - -
Perdarahan
subkonjungtiva

Sklera
Warna Putih Putih
Kornea
Infiltrat - -
Sikatrik - -
Ulkus - -
Edema - -
Neovaskularisas - -
i - -
Kamera okuli anterior
Kedalaman Normal Normal
Flare (-) (-)
Hipopion (-) (-)
Hifema (-) (-)
Pigmen (-) (-)
Iris
Warna Coklat Coklat
Rugae (+) (+)
Atrofi iris (-) (-)
Coloboma (-) (-)
Sinekia (-) (-)
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Refleks pupil langung (+) (+)
Refleks pupil tidak (+) (+)
langsung
Lensa
Bening/keruh jernih jernih
Kelainan letak (-) (-)
Korpus vitreus TAK TAK
Funduskopi TAK TAK
- Media
- Papil N. Optikus
Warna, Batas, Cup/Disk
- Pembuluh darah
Aa : Vv
- Retina Perifer
Perdarahan, Eksudat,
Pigmentasi, Sikatrik
- Makula
Reflek
Tekanan bulbus okuli Normal Normal
Gerakan bulbus okuli Bebas kesegala arah Bebas kesegala
arah
Posisi bulbus okuli Sentral Sentral
Hasil pemeriksaan autorefrakter

S C A
Right -5 -0,5 2
Left -5 -1,25 177
Hasil pemeriksaan tonometri
Right : 25
Left : 15
Diagnosis

Miopia sedang ODS

Diagnosis banding

Hipermetropia ODS

Terapi
1. Memakai kaca mata
Koreksi lensa sferis minus 3,25 D
2. Edukasi
Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam
Quo ad funtionam : Bonam
KESIMPULAN

1. Kelainan refraksi mata adalah suatu keadaan dimana


bayangan tegas tidak dibentuk pada retina.
2. Miopia atau rabun jauh adalah suatu keadaan sinar
sejajar yang datang dibiaskan di depan retina.
3. Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan oftamologis.
4. Penatalaksanaan untuk emetropia berikan edukasi
untuk tindakan pencegahan sedangkan untuk miopia
dapat dengan kaca mata, lensa kontak, bedah
keratorefraktif, dan operasi lasik.

Anda mungkin juga menyukai