pada Mata
1. Katarak 0,78 %
2. Glaukoma 0,20 %
3. Anomali Refraksi 0,14 %
4. Kelainan Retina 0,13 %
5. Kelainan Kornea 0,10 %
6. Lain-lain 0,15 %
Sekilas tentang proses
penglihatan
Konsep dalam Refraksi
Sorsby A, Benjamin B, Davey JB, et al. Emmetropia and its aberrations. Med Res Counc Special Rep Serv. 1957;293
Pada orang normal susunan pembiasan oleh
media penglihatan dan panjangnya bola mata
seimbang
sehingga bayangan benda tepat dibiaskan pada
makula lutea
“ ... Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh
media penglihatan dan panjangnya bola mata ... ”
Dipengaruhi oleh;
• Perbedaan densitas kedua medium
•Sudut jatuhnya berkas cahaya
10
Convex menyebabkan Concave menyebabkan
convergensi divergensi
11
12
Kelainan Refraksi
Miopi
Hiperopi
Presbiopi
Astigmatisme
Terminologi
Emetropia (mata normal)
◦ Suatu keadaan di mana sinar yang sejajar atau jauh dibiaskan
atau difokuskan oleh sistem optik tepat pada daerah makula
lutea tanpa mata melakukan akomodasi.
Presbiopia
◦ Berkurangnya keapuan mencembungnya lensa dengan
bertambahnya umur
Ametropia
◦ Tidak terdapat keseimbangan antara kekuatan pembiasan
media penglihatan dengan panjang bola mata
Keluhan utama pasien dapat berupa
◦ Penglihatan berkurang
◦ Mata lelah
◦ Sakit pada mata
◦ Sakit sekitar mata dengan mata tenang
◦ Sakit kepala
Yang termasuk dalam kelainan refraksi adalah;
› Presbiopia
› Ametropia
Miopia
Hipermetropia
Astigmatisma
PEMERIKSAAN YANG DIPERLUKAN
Pemeriksaan tajam penglihatan
Kartu snellen dan Uji pinhole
Jumlah jari,
Dapat terlihat terpisah pada jarak 60 m pada orang normal
Minimal 1/60
Proyeksi sinar
Seper tak terhingga
... Bila pasien tidak dapat melihat sama sekali maka
(tidak mengenal adanya sinar) dikatakan
penglihatannya 0 (nol) atau buta total ...
Presbiopia
Usia > 40
Hiperopia
Okupasi “pekerja jarak dekat”
Perempuan > laki-laki
Tinggal dekat ekuator
Trauma mata
Penyakit sistemik
Obat-obatan
Faktor iatrogenik
Faktor Resiko
Presbiopia
Berkuranngnya kemampuan lensa untuk mencembung
seiring dengan bertambahnya usia (Progresif)
Pasien sukar untuk melihat dekat, sedangkan untuk
melihat jauh normal
Gangguan ini terjadi akibat;
◦ Kelemahan otot akomodasi
◦ Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya
• Usia pasien lebih dari 40 tahun
– Keluhan dirasakan setelah membaca
• Mata lelah
• Berair
• Dan sering terasa pedas
• Pada pasien presbiopia diperlukan lensa kaca
mata baca dengan kekuatan tertentu;
– + 1.0 D u/ usia 40 th
– + 1.5 D u/ usia 45 th
– + 2.0 D u/ usia 50 th
– + 2.5 D u/ usia 55 th
– + 3.0 D u/ usia 60 th
Miopia
Pada miopi bayangan dari benda yang jauh
jatuh di depan retina
Penyebab:
Mata terlalu “panjang”
Lensa atau kornea terlalu “kuat”
Orang dengan miopi mempunyai resiko
lebih tinggi untuk terkena ablasi retina
Orang dengan miopi dapat mempunyai
titik dekat yang lebih dekat dari orang
“normal”
Anak <2 tahun dengan miopi <3 D dapat
hilang sendiri
Orang dengan miopi akan terus progresif,
namun dapat berkurang mulai usia 45
tahun
Kontroversial
Lensa bifokal
Lensa kontak rigid
Terapi visual dan higin visual
Vitamin A
Tidak menggunakan mata untuk “kerja jarak
dekat” dalam jangka waktu lama
Adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan
pembiasan sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar
dibiaskan didepan retina (bintik kuning).
Hal ini terjadi oleh karena
Sistem optik (pembiasan) terlalu kuat (miopia refraktif)
Atau bola mata terlalu panjang (miopia aksial atau sumbu)
Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat
lebih jelas atau terlalu dekat, sebaliknya melihat
jauh kabur
Derajat miopia
› Ringan (1-3 dioptri)
› Sedang (3-6 dioptri)
› Berat (lebih dari – 10 dioptri)
Pengobatan pasien miopia adalah dengan
memberikan kaca mata sferis negatif terkecil
Penuyulit yang dapat timbul pada pasien dengan miopia
adalah
Ablasi retina
Juling
Hipermetropia
• Rabun dekat
• Keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata
dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan
sehingga titik fokusnya terletak dibelakang retina
Penyebab:
› Mata terlalu pendek
› Lensa atau kornea terlalu “lemah”
• Bentuk :
– Hipermetropia manifes
– Hipermetropia absolut
– Hipermetropia fakultatif
– Hipermetropia laten
– Hipermetropia total
• Gejala :
– Penglihatan dekat dan jauh kabur
– Sakit kepala
– Silau
– Rasa juling
– Melihat ganda
• Pengobatan :
– Lensa S+ terbesar
Fakta Hiperopi
Terkadang penderita tidak mengeluh karena masih
dapat berakomodasi untuk melihat benda jauh
Titik dekat hiperopi dapat bertambah jauh dibanding
“normal”
Hiperop lebih dini terkena presbiopi dibanding
dengan emetrop dan miop
Hiperopi hampir selalu disertai dengan astigmatisme
Karena sering akomodasi, mata dapat “lelah”
Bayi dan anak kecil sebagian besar hiperopi
Bayi dengan hiperopi tinggi dapat menjadi strabismus
dan ambliopia
Astigmatisme
Tidak semua arah cahaya yang datang ke
mata dibiaskan ke arah yang sama
Penyebab:
“Kekuatan”kornea atau lensa tidak sama pada
semua bagian
Berdasarkan aksis dari meridian prinsipal
Regular astigmatism
With-the-rule astigmatism
Against-the-rule astigmatism
Oblique astigmatism
Irregular astigmatism
Pemeriksaan Visus
SnellenChart
Jaeger Chart (J) atau N
Pemeriksaan refraksi dan pinhole
Pemeriksaan astigmatisme
Pemeriksaan lapang bola mata
Pemeriksaan streopsis, akomodasi dan
binokular
Astigmatisme
• Tidak semua arah cahaya yang datang ke
mata dibiaskan ke arah yang sama
• Penyebab:
– “Kekuatan” kornea atau lensa tidak sama
pada semua bagian
• Titik pembiasan :
– Teratur (astigmat regular) permukaan kornea tidak teratur
atau lapisan kornea keruh
– Tidak teratur (astigmat iregular) semua titik pembiasan
letaknya pada sumbu penglihatan
Klasifikasi Astigmatisme
• Berdasarkan fokus meridian utama
– Simple astigmatism
• Simple hyperopic astigmatism
• Simple myopic astigmatism
• Compound astigmatism
– Compound hyperopic astigmatism
– Compound myopic astigmatism
• Mixed astigmatism
Afakia
• Keadaan mata yang tak mempunyai lensa
sehingga mata tersebut hipermetropia tinggi.
• Keluhan :
– Benda yang dilihat menjadi lebih besar 25% dibanding
normal
– Benda terlihat seperti melengkung
– Fenomena jack in the box bagian yang jelas terlihat
hanya pada bagian sentral, tepi kabur
Pengobatan Kelainan Refraksi
• Non-bedah:
– Koreksi optik
• Bedah:
– Kornea
– Lensa
Koreksi optik
• 2 jenis lensa:
– Sferis
– Silindris Khusus Astigmatisme
• 2 “kekuatan”
– Minus (- D) Miopi
– Plus (+ D) Hiperopi
– Double (- dan +) alias kacamata baca
presbiopi
Koreksi optik
Ambliopia
... Merupakan suatu keadaan mata dimana tajam
penglihatan tidak mencapai optimal sesuai
dengan usia dan intelegensinya walaupun sudah
dikoreksi kelainan refraksinya ...
Di mana mata akan selalu berdeviasi dan mata
tersebut tidak akan pernah belajar melihat dengan
baik akibat mata tersebut selalu mendapat supresi
penglihatan
Disebabkan oleh karena
Kehilangan pengenalan bentuk
Interaksi binokular abnormal
Dapat ditemukan atau tanpa adanya kelainan
organik
Terdapat 2 faktor yang menyebabkan terjadinya
ambliopia
Supresi
Nirpakai (Non Use)
Ambliopia dapat terjadi oleh karena
Mata juling
Kelainan refraksi
Akibat mata tidak melihat semasa perkembangannya
(ambliopia eksanopia)
Tanda yang ditemukan pada ambliopia;
Menurunnya tajam penglihatan
Hilangnya sensitivitas kontras
Mata mudah mengalami fiksasi eksentrik
Adanya anisokoria
Pemeriksaan
Uji Crowding phenomena (Y/T ambliopia)
Uji Densiti Filter Netral (ambliopia organik atau fungsional)
Uji Worth's Four Dot (untuk fusi dan penglihatan stereosis)
Jenis ambliopia
Ambliopia fungsional
Ambliopia refraktif
Ambliopia anisometropik
Ambliopia ametropik (hiperopia dan astigmat)
Ambliopia strabismik
Ambliopia eks anopsia (akibat katarak, kekeruhan kornea
dan ptosis)
Ambliopia intoksikasi (tembakau, alkohol, timah)
Ambliopia histeria (gambaran seperti spiral pada tes lapang
pandang)
Pengobatan
Rujuk ke Sp.M
Perbaikan penglihatan masih dapat dilakukan pada kasus
yang ditemukan sebelum usia 6 tahun
First examination by primary care doctor before
newborn leaves hospital
Look for clear, equal red reflex
congenital cataract
hereditary corneal dystrophies
Dilakukan insisi
Antibiotik topikal
Ini biasa bengkak
pada kelopak mata
pada semua usia
Disebabkan karena
penyumbatan dari
orifisium kelenjar
meiborn sehingga
sekretnya
tertumpuk.
Tumpukan sekret tersebut dapat terjadi
infeksi sehingga tampak menjadi merah dan
terasa nyeri.
Pengobatannya:
Dilakukan insisi
PERDARAHAN
SUBKONJUNGTIVA
Subconjunctival hemorrhage is a result of
blood accumulating in the subconjunctival
space from a ruptured vessel.
Etiologi:
Keadaan pembuluh darah yg rapuh (umur, hipertensi,
ateriosklerosis, anemia, pemakaian antikoagulan)
Trauma
Warna merah pd konjungtiva pasien
memberikan rasa was-was sehingga pasien
segera ke dokter
Warna merah akan menjadi hitam setelah
beberapa lama, seperti hematom pada
umumnya.
Biasanya tidak perlu pengobatan karena
akan diserap dengan spontan dalam waktu
1-3 minggu.
PTERIGIUM
Pterigium adalah suatu timbunan atau
benjolan pada selaput lendir atau
konjungtiva yang bentuknya seperti segitiga
dengan puncak berada di arah kornea.
Pertumbuhan ini biasanya terletak dicelah
kelopak bagian nasal atau temporal
konjungtiva yg meluas ke daerah kornea
Etiologi:
Penyebab pasti belum diketahui
Faktor resiko:
› tinggal di daerah yang banyak terkena sinar matahari,
› daerah yang berdebu, berpasir atau anginnya besar.
› Penyebab paling umum adalah exposure berlebihan
dari sinar matahari
Mata irritatatif, merah dan mungkin
menimbulkan astigmatisme
Kemunduran tajam penglihatan akibat
pteregium yang meluas ke kornea (Zone
Optic)
Dapat diserati keratitis Pungtata, delen
(penipisan kornea akibat kering) dan garis
besi yang terletak di ujung pteregium.
Lindungi mata dengan kacamata pelindung.
Pengobatan tdk diperlukan karena sering rekuren
terutama pd pasien muda.
Etiologinya
biasanya disebabkan oleh penyakit sistemik,
lebih sering disebabkan oleh penyakit jaringan
ikat, paska herpes, sifilis daan gout
Kadang-kadang disebabkan oleh tb, bakteri
(pseudomonas), sarkoidosis, hipertensi benda
asing dan paska bedah.
Gejala & tanda