Kelainan refraksi pada mata akan mengganggu aktifitas kehidupan sehari-hari, bahkan dapat
menurunkan derajat sumber daya manusia. Kelainan refraksi mata hanya dapat ditanggulangi
atau disempurnakan penglihatannya menggunakan media kacamata untuk mempertajam
penglihatan.
Pada penderita kelainan refraksi mata biasanya ditandai dengan keluhan mata sering berair
lebih dari normal, kadang-kadang pusing dibagian frontal yaitu disekitar bola mata, kadang
disertai mata pedih dan rasa cepat lelah ketika untuk melihat obyek.
1. Myopia ( Minus )
Pada kelainan myopia penderita akan mengalami keluhan utamanya adalah jika untuk melihat
jauh kabur akan tetapi untuk melihat dekat lebih jelas, adapun keluhan yang lainnya kadang
disertai pusing tidak begitu dirasakan kecuali power dioptri (ukuran) mata kanan dan mata kiri
berbeda, dan tidak nyaman ketika melihat obyek. Kelainan myopia dapat dialami oleh anak-anak,
orang dewasa, ataupun orang yang sudah tua. Ratio kelainan ini cenderung lebih banyak
dibanding orang yang menderita kelainan refraksi lainnya.
Gejala myopia
a. Menurut Albert E. Sloane dalam buku Manual of Refraction, bahwa gejala myopia adalah
sebagai berikut :
Gejala tunggal paling penting myopia adalah penglihatan jauh yang buram.
Sakit kepala jarang dialami meskipun ditunjukkan bahwa koreksi kesa-lahan myopia
yang rendah membantu mengurangi sakit kepala akibat asthenopia (mata cepat lelah).
Ada kecenderungan pasien untuk memicingkan mata jika ia ingin melihat jauh, efek
pinhole dari celah palpebra membuat ia melihat lebih jelas.
Penderita rabuin jauh biasanya suka membaca karena mudah bagi mereka sebagai
spekulasi yang menarik.
Gejala myopia secara umum :
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa tanda dan gejala myopia antara lain adalah :
Pada saat membaca selalu mendekatkan benda yang dilihatnya dan saat melihat jauh
selalu menyipitkan matanya.
Saat dilakukan test dengan uji bikromatik unit pasien akan melihat obyek dengan warna
dasar merah lebih terang.
Bola mata agak menonjol
Biasanya penderita akan melihat titik-titik hitam atau benang-benang hitam (disebut
floter) di lapang pandangnya .
Mata cepat lelah, berair, pusing, cepat mengantuk, atau biasanya disebut dengan
asthenopia (mata cepat lelah).
COA ( Camera oculi anterior ) dalam, karena jarang dipakainya otot-otot akomodasi.
Pupil relatif lebih lebar akibat kurangnya akomodasi ( medriasis ).
Corpus vitreum cenderung keruh.
Kekeruhan di polus posterior lensa.
Menjulingkan mata.
Stafiloma posterior fundus tigroid di polus posterior retina
Pendarahan pada corpus vitreum.
Predisposisi untuk ablasi retina.
Atropi berupa kresen myopia.
Ekspresi melotot
Pada kelainan hypermetropia penderita akan mengalami keluhan utamanya adalah jika untuk
melihat jauh kabur dan untuk melihat dekat juga kabur, adapun keluhan yang lainnya kadang
disertai pusing dan tidak nyaman ketika melihat obyek. Kelainan hypermetropia dapat dialami
oleh anak-anak, orang dewasa, ataupun orang yang sudah tua. Ratio kelainan ini cenderung
sedikit dibanding orang yang menderita myopia.
Gejala hypermetropia
Gejala yang ditemukan pada penderita hypermetropia adalah
Penglihatan dekat dan jauh kabur.
Astenopia akomodasi ( mata cepat lelah terutama untuk melihat dekat
Sakit disekitar mata dan merasa pusing
Pengaruh aberasi kromatik pada penderita hypermetropia adalah daerah retina didominasi
warna hijau, akibatnya akan melihat warna hijau lebih terang daripada warna merah
Esotropia ( juling kedalam yaitu ke arah nasal ), ini akibat dari bolamata yang selalu
melakukan konvergensi.
Eksotropia ( juling keluar yaitu kearah temporal ), ini akibabt perbedaan de-rajat
hypermetropia pada satu mata lebih tinggi daripada lainnya, dan mata yang pertama tidak
dipergunakan sehingga mata menggulir kearah temporal.
Tanda-tanda hypermetropia
Bilik mata depan menjadi dangkal, karena iris terdorong kedepan akibat akomodasi yang
terus menerus.
Pupil menjadi myosis ( keadaan pupil mengecil ).
Mata kelihatan lebih merah daripada mata normal.
Astigmat atau Astigmatismus adalah suatu keadaan dimana sinar sejajar tidak dibiaskan
dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan sehingga fokus pada retina tidak
pada satu titik. Hal ini disebabkan terdapatnya dua bidang ekstrim yang saling tegak lurus yang
mempunyai kemampuan berbeda dalam membiaskan sinar sejajar tersebut.
Pada kelainan astigmat penderita akan mengalami keluhan utamanya adalah jika untuk melihat
obyek akan terjadi bayangan ganda jika melihat dengan mata satu ( diplopia ), adapun keluhan
yang lainnya kadang disertai pusing dan tidak nyaman ketika melihat obyek. Kelainan astigmat
dapat dialami oleh anak-anak, orang dewasa, ataupun orang yang sudah tua. Ratio kelainan ini
cenderung sedikit dibanding orang yang menderita myopia, tetapi lebih banyak dari pada orang
yang menderita hypermetropia.
Gejala Astigmatismus
Sedang pada penderita astigmatismus rendah, biasa ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut
:
Sakit kepala pada bagian frontal.
Ada pengaburan sementara / sesaat pada penglihatan dekat, biasanya penderita akan
mengurangi pengaburan itu dengan menutup atau mengucek-ucek mata.
Myopia (minus) dapat diklasifikasikan sebagai myopia simpleks dan myopia patologis.
1. Miopia simpleks biasanya ringan dan myopia patalogis hamper selalu progresif. Keadaan ini
biasanya diturunkan orang tua pada anaknya. Myopia tinggi adalah salah sau penyebab
kebutaan pada usia dibawah 40 tahun. Miopia tinggi adalah myopia dengan power 6 dioptri
atau lebih. Pendarita dengan power minus diatas 6 dioptri akan menyebabkan 3-4 kali lebih
besar untuk terjadinya komplikasi pada mata.
2. Myopia Tinggi dan Komplikasi pada Mata, komplikasi mata yang dapat terjadi akibat
Myopia tinggi:
Katarak subkapsular
Glaukoma
Degenerasi Makula
Robekan retina
Ablasio Retina
Perdarahan Retina/Vitreous