Laporan Kasus
Identitas
• Nama : Tn. AM
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 27tahun
• Agama : Islam
• Suku/bangsa : Makassar/Indonesia
• Pekerjaan : Pelajar
• Alamat : Jl. Todopuli Raya
• Tanggal Pemeriksaan : Kamis, 13 September 2018
Anamnesa
• KU : Penglihatan jauh kabur
• Tonometri
NCT : 14/15
Visus
Penyinaran Oblik
• Slit Lamp
SLODS: konjungtiva hiperemis (-), Injeksio konjungtiva
(-),pupil, kornea jernih, BMD kesan normal, iris
cokelat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa
jernih
Funduskopi
• FOD: Refleks fundus (+), CDR 0,3, a = 2 dan v = 3,
refleks fovea (+), retina perifer kesan normal.
• FOS: Refleks fundus (+), CDR 0,3, a = 2 dan v = 3,
refleks fovea (+), retina perifer kesan normal.
RESUME
• 2.7 TERAPI
Edukasi
Penggunaan kacamata monofokal
VOD :S- 6,00/ C-1,00x 700
VOS :S- 5,50/ C-1,00 x 1200
Kontrol kacamata 1 tahun kemudian atau bila ada keluhan
• 2.8 PROGNOSIS
Quad Ad vitam : Bonam
Quad Ad Sanam : Bonam
Quad Ad Visam : Bonam
Quad Ad Cosmetican : Bonam
Latar Belakang
• Astigmatisma biasanya bersifat diturunkan
atau terjadi sejak lahir, dan biasanya berjalan
bersama dengan miopia dan hipermetropia
dan tidak banyak terjadi perubahan selama
hidup
• Letak kelainan pada astigmatisma terdapat di
dua tempat yaitu kelainan pada kornea dan
kelainan pada lensa.
Definisi
• Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi
dimana sinar sejajar dengan garis pandang
oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak
pada satu titik tetapi lebih dari satu titik.
Epidemiologi
• Prevalensi global kelainan refraksi diperkirakan
sekitar 800 juta sampai 2,3 milyar. Di Indonesia
prevalensi kelainan refraksi menempati urutan
pertama pada penyakit mata. Kasus kelainan
refraksi dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Ditemukan jumlah penderita
kelainan refraksi di Indonesia hampir 25%
populasi penduduk atau sekitar 55 juta jiwa.3,4
Anatomi dan Fisiologi
Etiologi
• Adanya kelainan kornea dimana permukaan
luar kornea tidak teratur.
• Adanya kelainan pada lensa dimana terjadi
kekeruhan pada lensa
• Intoleransi lensa atau lensa kontak pada
postkeratoplasty
• Trauma pada kornea
• Tumor
Klasifikasi
Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya,
bentuk astigmatisme regular ini dibagi menjadi 2
golongan, yaitu:
• Astigmatisme Reguler
setiap meridian mempunyai daya bias tersendiri
tetapi perbedaannya teratur
• Astigmatisme Irreguler
BERDASARKAN LETAK TITIK VERTICAL DAN HORIZONTAL
PADA RETINA, ASTIGMATISME DIBAGI SEBAGAI BERIKUT:
Astigmatismus Sedang
• Astigmatismus yang ukuran powernya berada pada 0,75 Dioptri s/d 2,75
Dioptri. Pada astigmatismus ini pasien sangat mutlak diberikan kacamata
koreksi.
Astigmatismus Tinggi
• Astigmatismus yang ukuran powernya > 3,00 Dioptri. Astigmatismus ini
sangat mutlak diberikan kacamata koreksi.
Tanda Dan Gejala
• Memiringkan kepala atau disebut dengan “titling his head”, pada
umunya keluhan ini sering terjadi pada penderita astigmatismus
oblique yang tinggi.
• Memutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan jelas.
• Menyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini dilakukan
untuk mendapatkan efek pinhole atau stenopaic slite. Penderita
astigmatismus juga menyipitkan mata pada saat bekerja dekat
seperti membaca.
• Pada saat membaca, penderita astigmatismus ini memegang bacaan
mendekati mata, seperti pada penderita myopia. Hal ini dilakukan
untuk memperbesar bayangan, meskipun bayangan di retina
tampak buram.
• Sakit kepala pada bagian frontal.
Diagnosis
-Pemeriksaan pin hole
• untuk mengetahui apakah berkurangnya tajam
penglihatan diakibatkan oleh kelainan refraksi atau
kelainan pada media penglihatan, atau kelainan retina
lainnya.
-Uji refraksi
Subjektif
• Optotipe dari Snellen & Trial lens
Objektif
Autorefraktometer
-Keratoskop
Terapi
• Koreksi lensa
lensa silinder
SMA CYL -
SHA CYL +
CMA SF – CYL -
CHA SF+ CYL +
MA SF- CYL + / SF+ CYL-
• Orthokeratology
Lensa Kontak
• Bedah refraksi
Radial Keratotomy
Komplikasi
a. Astigmat
ambliopia
b. Miopia
• Floaters
• Skotoma
• Ablasio Retina
• Glaukoma Simpel
• Strabismus
Pencegahan
• Ambillah waktu istirahat setiap 30 menit ketika membaca atau
melakukan pekerjaan dekat yang intensif. Berdiri dan melihat
keluar
jendela saat beristirahat.
• Pertahankan jarak yang benar dari buku ke mata yaitu 40 - 45 cm.
• Pastikan pencahayaan sudah cukup untuk membaca.
• Membaca atau melakukan pekerjaan visual lainnya dengan
menggunakan postur tegak yang santai.
• Tentukan batas waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi
dan bermain video game. Duduk 5-6 meter dari televisi.
• Pencegahan terhadap ambliopia ialah pada anak berusia kurang 5
tahun perlu pemeriksaan tajam penglihatan terutama bila
memperlihatkan tanda-tanda juling.12
KESIMPULAN
• Astigmatisma adalah kelainan refraksi mata dimana didapatkan
bermacam-macam derajat refraksi pada berbagai macam meridian
sehingga sinar sejajar yang datang pada mata akan difokuskan pada
berbagai macam fokus pula. Terdapat berbagai macam astigmatisma,
antara lain simple astigmatisma, mixed astigmatisma dan compound
astigmatisma.
• Terdapat 2 etiologi, yaitu kelainan pada lensa dan kelainan pada kornea.
Adapun gejala klinis dari astigmatisme adalah penglihatan kabur atau
terjadi distorsi.
• Pasien juga sering mengeluhkan penglihatan mendua atau melihat
objek berbayang-bayang. Sebahagian juga mengeluhkan nyeri kepala
dan nyeri pada mata.
• Koreksi dengan lensa silinder akan memperbaiki visus pasien. Selain
lensa terdapat juga pilihan bedah yaitu dengan Radial keratotomy (RK)
dan Photorefractive keratectomy (PRK).
TERIMA KASIH