A S T I G M AT I S M E M I O P I A K O M P O S I T U S
Oleh :
M. Jauhan Syah Bachtiar
IDENTITAS PASIEN
OD OS
Edema (-), Hiperemi (-) Palpebra Edema (-), Hiperemi (-)
Hiperemi (-), sekret (-) Konjungtiva Hiperemi (-), sekret (-)
Bulat, 3 mm, Reflek cahaya langsung/tak Pupil Bulat, 3 mm, Reflek cahaya langsung/tak
langsung +/+ langsung +/+
OD OS
OD OS
Batas tegas, warna normal, CDR 0,3, Papil Nervus II Batas tegas, warna normal, CDR 0,3,
NVD (-) NVD (-)
Etiologi
Ukuran bola mata yang lebih panjang
Kurvatura kornea yang terlalu tebal
Posisi lensa yang terlalu ke depan
Indeks bias yag berubah
Ringan -0,25 s.d -3,00
Berat >-6,00
Gejala Klinis
Bayi dan balita < 2-3 dioptri tidak perlu dikoreksi, karena umumnya akan hilang dengan
sendirinya pada usia 2 tahun.
Anak usia pra sekolah 1-1,5 dioptri sebaiknya dikoreksi karena anak pada usia ini mulai
berinteraksi dengan benda-benda atau orang dengan jarak lebih jauh dibandingkan bayi.
Anak usia sekolah <1 dioptri tidak perlu dikoreksi (Namun evaluasi lagi dalam waktu 6
bulan)
Dewasa koreksi diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Mengedukasikan untuk melakukan visual hygiene
VISUAL HYGIENE
Beristirahat dari membaca atau bekerja dengan jarak dekat setiap 30 menit. Selama
istirahat ini usahakan untuk dapat berdiri, berkeliling ruangan dan melihat jauh keluar
candela.
Ambillah posisi duduk tegak namun nyaman selama membaca, dan duduklah pada kursi
dengan sandaran tegak.
Gunakan penerangan yang cukup saat membaca.
Jarak baca yang baik adalah sepanjang lengan siku.
Duduk setidaknya berjarak 6 kaki saat menonton televisi.
Batasi waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi atau bermain game.
HIPERMETROPIA
Definisi
Suatu keadaan mata tak berakomodasi yang
memfokuskan bayangan di belakang retina.
Etiologi
Ukuran bola mata yang lebih pendek
Kurvatura kornea yang terlalu tipis
Posisi lensa yang terlalu ke belakang
Indeks bias yag berubah
Dapat dikoreksi sepenuhnya oleh akomodasi
Laten penderita.
Gejala Klinis
Dekat kabur, jauh juga bisa kabur (jika derajat hipermetropia cukup besar (3 dioptri atau lebih))
Asthenopia akomodatif
Sensitivitas yang meningkat terhadap cahaya
Spasme akomodasi yang terjadi karena muskulus siliaris terus menerus berkontraksi untuk
akomodasi.
Terapi : Kacamata Spheris (+), lensa kontak atau dengan bedah refraktif
Anak usia dibawah 6 tahun koreksi hanya diperlukan jika derajat hipermetropianya cukup
besar atau didapatkan strabismus
Anak usia di atas 6 tahun perlu dipertimbangkan kebutuhan penglihatannya karena aktivitas
mereka lebih banyak.
Pada penderita dewasa sesuai keinginan pasien. tetapi hipermetropia kurang dari 3 dioptri
dan tidak didapatkan keluhan asthenopia, maka tidak perlu diberikan resep kacamata.
ASTIGMATISME
Definisi
Suatu keadaan dimana mata menghasilkan
suatu bayangan dengan titik atau garis fokus
multiple.
Etiologi
Astigmatisme hipermetropia
Klasifikasi Simpleks
Astigmatisme hipermetropia
Kompositus
Astigmatisme hiMiktuspermetropia
Simpleks
Gejala Klinis
Astigmatisme ringan
Mata lelah
Transient blurred vision kabur pada jarak penglihatan dekat yang hilang dengan mengucek mata
Astigmatisme berat
Memiringkan kepala (tilting of the head
Memicingkan mata untuk mendapatkan efek pinhole
Mendekatkan bahan bacaan ke mata dengan tujuan mendapatkan bayangan yang lebih besar meskipun
kabur
Retinopati Diabet/
Katarak Glaukoma Kronik Kelainan Refraksi
Retinopati Hipertensi
ODS Astigmatisme
Miopia
Kompositus
DAFTAR PUSTAKA
Guyton. AC ; Hall. JE : Indera Khusus. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC. Jakarta. 2008. Hal: 641-649
Riordan-Eva. Paul : Refraksi.Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum . Edisi 17. EGC. Jakarta. 2010. Hal: 392-398
Trisnowati.TT ; Suryani.PT : Refraksi. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Airlangga University Press. Surabaya. 2012. Hal: 1-24
Goggin. Michael. Astigmatism-Optics, Physiology and Management. Intech 2012, pp 59 74.
Saleh.TT ; Suryani PT : Refraksi dan Lensa Kontak. Pedoman Diagnosa dan Terapi SMF Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Dokter
Soetomo. Airlangga University Press. Surabaya. 2006. Hal: 172-180
Ilyas.S : Uji Kelainan Refraksi. Dasar-Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi 2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 2006. Hal: 35
Ilyas.S : Uji Kornea. Dasar-Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi 2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
2006. Hal: 92