Anda di halaman 1dari 29

RESPONSI

A S T I G M AT I S M E M I O P I A K O M P O S I T U S

Pembimbing : dr. Aminoe Sp,M

Oleh :
M. Jauhan Syah Bachtiar
IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Ny. DS


Jenis Kelamin : Wanita
Umur : 32 th
Alamat : Jojoran III A, Surabaya, Jawa Timur
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Status : Menikah
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
No. Registrasi : 643401
Keluhan Utama
Kedua mata bertambah kabur

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poli Mata RSU Haji Surabaya dengan keluhan pandangan
bertambah kabur pada kedua mata tanpa mata merah sejak 1 bulan yang lalu.
Kabur dirasakan saat melihat jauh, kabur terasa terus-menerus walaupun sudah
menggunakan kacamata yang dipakai sejak 2 tahun yang lalu. Pasien mengatakan
penglihatannya jelas saat melihat atau membaca dengan jarak dekat.
Keluhan lain seperti mata nerocoh, silau, mata kering, melihat seperti kabut,
mengganjal, pandangan menyempit, sering menabrak-nabrak dan cekot-cekot
disangkal pasien
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Kacamata (+) 2 tahun ini OD S-1,25 C-0,75 X150, OS S-1,25 C-1,00 X180
Riwayat Diabetes (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Trauma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Kaca Mata (+) Ibu
Riwayat Diabetes (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
Tajam Penglihatan Pergerakan Bola Mata

OD 0,2 cc S -2,00 C -0,75 A 150 1,0 OD OS


OS 0,2 cc S -2,00 C -1,00 A 10 1,0
PD 62

Tekanan Intra Okluler


Baik Segala Arah Baik Segala Arah
OD : 17,3mmHg
OS : 17,3mmHg
Segmen Anterior

OD OS
Edema (-), Hiperemi (-) Palpebra Edema (-), Hiperemi (-)
Hiperemi (-), sekret (-) Konjungtiva Hiperemi (-), sekret (-)

Jernih Kornea Jernih

Jernih & Dalam Bilik Mata Depan Jernih & Dalam

Kripte regular, warna coklat Iris Kripte regular, warna coklat

Bulat, 3 mm, Reflek cahaya langsung/tak Pupil Bulat, 3 mm, Reflek cahaya langsung/tak
langsung +/+ langsung +/+

Jernih Lensa Jernih


Segmen Posterior

OD OS
OD OS

(+) Fundus Reflek (+)

Batas tegas, warna normal, CDR 0,3, Papil Nervus II Batas tegas, warna normal, CDR 0,3,
NVD (-) NVD (-)

Perdarahan (-), eksudat (-), Retina Perdarahan (-), eksudat (-),


mikroaneusrisma (-), NVE (-), mikroaneusrisma (-), NVE (-),
detachment (-) detachment (-)

A:V2:3 Vaskuler A:V2:3

Oedema (-) R. Fovea (+) Makula Oedema (-) R. Fovea (+)

Jernih Vitreus Jernih


DAFTAR MASALAH
keluhan pandangan bertambah kabur pada kedua mata tanpa mata merah sejak 1 bulan yang
lalu. Kabur dirasakan saat melihat jauh. Kabur terasa terus-menerus walaupun sudah
menggunakan kacamata yang dipakai sejak 2 tahun yang lalu.
Riwayat Kacamata (+) 2 tahun ini OD S-1,25 C-0,75 A150, OS S-1,25 C-1,00 A180
VOD 0,2 cc S -2,00 C -0,75 A 150 1,0
VOS 0,2 cc S -2,00 C -1,00 A 10 1,0
PD 62
DIAGNOSIS

ODS Astigmatisme Miopia Kompositus


Planning
Diagnostik : -
Terapi : Kacamata
Monitoring :
Keluhan pasien
Visus
Segmen Anterior
Segmen Posterior
Kontrol 1 tahun lagi
Edukasi
Mengedukasikan kepada pasien bahwa pasien mengalami kelainan refraksi pada kedua mata, yang
dinamakan Astigmatisme Miopia Kompositus
Mengedukasikan untuk selalu memakai kacamata, dan jika membaca usahakan dengan penerangan
yang cukup, posisi yang baik, dan dengan jarak sesiku. Setiap setelah melihat computer atau pekerjaan
yang memerlukan focus lebih, beristirahatlah setiap 20 menit selama 20 detik, untuk melihat dengan
jarak 20 feet.
REFRAKSI
FISIOLOGI PENGLIHATAN
MEKANISME AKOMODASI
MIOPIA
Definisi
Suatu kelainan refraksi, dimana bayangan yang
terletak jauh difokuskan di depan retina oleh
mata yang tidak berakomodasi.

Etiologi
Ukuran bola mata yang lebih panjang
Kurvatura kornea yang terlalu tebal
Posisi lensa yang terlalu ke depan
Indeks bias yag berubah
Ringan -0,25 s.d -3,00

Klasifikasi Sedang -3,00 s.d -6,00

Berat >-6,00

Gejala Klinis

Keluhan utama penderita miopia adalah penglihatan jauh yang kabur.


Nyeri kepala lebih jarang dikeluhkan daripada pada hipermetropia.
Terdapat kecenderungan penderita untuk memicingkan mata saat melihat jauh.
Umumnya penderita miopia suka membaca.
Penatalaksanaan : Kacamata Spheris (-), lensa kontak atau dengan bedah refraktif

Bayi dan balita < 2-3 dioptri tidak perlu dikoreksi, karena umumnya akan hilang dengan
sendirinya pada usia 2 tahun.
Anak usia pra sekolah 1-1,5 dioptri sebaiknya dikoreksi karena anak pada usia ini mulai
berinteraksi dengan benda-benda atau orang dengan jarak lebih jauh dibandingkan bayi.
Anak usia sekolah <1 dioptri tidak perlu dikoreksi (Namun evaluasi lagi dalam waktu 6
bulan)
Dewasa koreksi diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Mengedukasikan untuk melakukan visual hygiene
VISUAL HYGIENE

Beristirahat dari membaca atau bekerja dengan jarak dekat setiap 30 menit. Selama
istirahat ini usahakan untuk dapat berdiri, berkeliling ruangan dan melihat jauh keluar
candela.
Ambillah posisi duduk tegak namun nyaman selama membaca, dan duduklah pada kursi
dengan sandaran tegak.
Gunakan penerangan yang cukup saat membaca.
Jarak baca yang baik adalah sepanjang lengan siku.
Duduk setidaknya berjarak 6 kaki saat menonton televisi.
Batasi waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi atau bermain game.
HIPERMETROPIA
Definisi
Suatu keadaan mata tak berakomodasi yang
memfokuskan bayangan di belakang retina.

Etiologi
Ukuran bola mata yang lebih pendek
Kurvatura kornea yang terlalu tipis
Posisi lensa yang terlalu ke belakang
Indeks bias yag berubah
Dapat dikoreksi sepenuhnya oleh akomodasi
Laten penderita.

Klasifikasi Dapat dikoreksi baik oleh kemampuan


Fakultatif akomodasi penderita maupun dengan
pemberian koreksi lensa cembung.
Manifes
Tidak dapat dikoreksi dengan kemampuan
Absolut akomodasi penderita, sehingga mutlak harus
dikoreksi dengan lensa cembung.

Gejala Klinis

Dekat kabur, jauh juga bisa kabur (jika derajat hipermetropia cukup besar (3 dioptri atau lebih))
Asthenopia akomodatif
Sensitivitas yang meningkat terhadap cahaya
Spasme akomodasi yang terjadi karena muskulus siliaris terus menerus berkontraksi untuk
akomodasi.
Terapi : Kacamata Spheris (+), lensa kontak atau dengan bedah refraktif

Anak usia dibawah 6 tahun koreksi hanya diperlukan jika derajat hipermetropianya cukup
besar atau didapatkan strabismus
Anak usia di atas 6 tahun perlu dipertimbangkan kebutuhan penglihatannya karena aktivitas
mereka lebih banyak.
Pada penderita dewasa sesuai keinginan pasien. tetapi hipermetropia kurang dari 3 dioptri
dan tidak didapatkan keluhan asthenopia, maka tidak perlu diberikan resep kacamata.
ASTIGMATISME
Definisi
Suatu keadaan dimana mata menghasilkan
suatu bayangan dengan titik atau garis fokus
multiple.

Etiologi

- Kelainan bentuk kornea terlalu besarnya


lengkung kornea pada salah satu bidangnya atau
tidak ratanya permukaan kornea
Astigmatism with the rule
Reguler
Astigmatism againts the rule

Astigmatisme hipermetropia
Klasifikasi Simpleks

Astigmatisme hipermetropia
Kompositus

Irreguler Astigmatisme Miopia Simpleks

Astigmatisme Miopia Simpleks

Astigmatisme hiMiktuspermetropia
Simpleks
Gejala Klinis

Astigmatisme ringan
Mata lelah
Transient blurred vision kabur pada jarak penglihatan dekat yang hilang dengan mengucek mata
Astigmatisme berat
Memiringkan kepala (tilting of the head
Memicingkan mata untuk mendapatkan efek pinhole
Mendekatkan bahan bacaan ke mata dengan tujuan mendapatkan bayangan yang lebih besar meskipun
kabur

Terapi : Kacamata Silinder, lensa kontak atau dengan bedah refraktif

Astigmatisme regular Kacamata silinder negatif atau positif


Astigmatisme ireguler, Jika ringan dapat diberikan lensa kontak keras, dan untuk yang
berat dapat dilakukan keratoplasti
PEMBAHASAN
Kedua mata kabur

Mata Putih Mata Merah

Tidak boleh dilakukan


Kabur perlahan Kabur mendadak
koreksi tajam penglihatan

Retinopati Diabet/
Katarak Glaukoma Kronik Kelainan Refraksi
Retinopati Hipertensi

Melihat seperti Riw DM (-) Visus bisa menjadi


awan (-) Riw HT (-) 1,0
Penurunan lapang
Silau (-) Visus bisa menjadi 1,0 Tidak didapatkan
pandang (-)
Visus bisa menjadi Eksudat (-) kelainan pada
CDR 0,3
1,0 Mikroaneurisma (-) segmen anterior
Lensa jernih Perdarahan (-) maupun posterior
Kelainan
Refraksi

OD 0,2 cc S -2,00 C -0,75 A 150 1,0


OS 0,2 cc S -2,00 C -1,00 A 10 1,0
PD 62

ODS Astigmatisme
Miopia
Kompositus
DAFTAR PUSTAKA
Guyton. AC ; Hall. JE : Indera Khusus. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC. Jakarta. 2008. Hal: 641-649
Riordan-Eva. Paul : Refraksi.Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum . Edisi 17. EGC. Jakarta. 2010. Hal: 392-398
Trisnowati.TT ; Suryani.PT : Refraksi. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Airlangga University Press. Surabaya. 2012. Hal: 1-24
Goggin. Michael. Astigmatism-Optics, Physiology and Management. Intech 2012, pp 59 74.
Saleh.TT ; Suryani PT : Refraksi dan Lensa Kontak. Pedoman Diagnosa dan Terapi SMF Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Dokter
Soetomo. Airlangga University Press. Surabaya. 2006. Hal: 172-180
Ilyas.S : Uji Kelainan Refraksi. Dasar-Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi 2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 2006. Hal: 35
Ilyas.S : Uji Kornea. Dasar-Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi 2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
2006. Hal: 92

Anda mungkin juga menyukai