Materi :
Penyakit Infeksi Kelumpuhan Laring Kelainan Bawaan Trauma Benda Asing Tumor
PENDAHULUAN
Maksud Kuliah Memberi gambaran / menjelaskan tentang penyakit / kelainan Laring yang dapat menyebabkan sesak napas dan atau suara parau
Supra Glotis
Glotis Sub Glotis
LARINGITIS KRONIK
Laringitis Kronik Non Spesifik Laringitis Kronik Spesifik
EPIGLOTITIS AKUT
Infeksi jaringan supraglotis (epiglotitis) dapat menyebabkan sumbatan jalan napas berat mendadak Anak > Dewasa
Pemeriksaan
epiglotis : hiperemis, edema (seperti bola) hati-hati ! ditekan keras spasme Rongga mulut & faring t.a.k.
LARINGITIS KRONIK
Laringitis Kronik Non Spesifik Laringitis Kronik Spesifik
LARINGITIS DIFTERI
Infeksi akut mukosa laring yg spesifik ok kuman difteri. Etiologi: Corynebacterium diphtherie
Insiden
Di negara maju dimana program imunisasi sudah sangat baik : jarang didapatkan Dapat menyebar cepat di tempat : - penduduk terlalu padat - pelayanan kesehatan <
Terapi
- Didasarkan pd gambaran klinik - Utama : ADS 20.000 120.000 unit - Isolasi - Trakeotomi KP
- Imunisasi : penting
LARINGITIS HERPES
Etiologi : virus herpes simpleks Insidens : anak usia 6 bln 3 thn Patologi
infeksi virus waktu bayi menetap di mukosa, ada faktor pencetus (ISPA) serangan akut.
Gambaran Klinik Suara parau, batuk, demam tinggi Stridor inspirasi Pembesaran KGB servikal Biasanya bersama herpes ginggivostomatitis lesi mukosa vesikel, ulkus kecil
LARINGITIS KRONIK
Laringitis Kronik Spesifik Laringitis Kronik Non Spesifik
LARINGITIS TUBERKULOSA
Definisi :
Infeksi spesifik laring Etiologi : Mycobacterium tuberculosis Sekunder ( sering ) dari PARU Primer ( jarang )
Patofisiologi
4 Stadium 1. Stadium infiltrasi : Infeksi tuberkel submukosa mukosa meregang 2. Stadium ulserasi : mukosa pecah ulkus 3. Stadium perikondritis : ulkus > dalam perikondritis destruksi kartilago 4. Stadium fibrotuberkulosis : terbentuk tuberkel + jaringan fibrosis
Gambaran klinis
Keluhan : (tergantung stadium) - Suara parau (lama - progresif) - Nyeri telan - Batuk lama, kadang-kadang disertai darah - BB turun - Demam - Perasaan kedinginan - Berkeringat malam hari - Sesak nafas
DIAGNOSIS
Diagnosis : 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan ( LD biopsi, FOL ) 3. Kuman tahan asam 4. X-foto thoraks ( sekunder tbc paru )
Diagnosis banding :
TERAPI
- Seperti Tx TB ekstra pulmonal (kategori 3 pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis): ^ Isoniasid ^ Rifampicine tiap hari selama 2 bulan ^ Pirazinamid ^ Isoniasid 3x seminggu selama 4 bulan ^ Rifampicine - Bila ada: - Komplikasi sesak nafas : Trakeotomi - Sequele: stenosis laring : Rekonstruksi dilatasi
Prognosis : BAIK bila pengobatan teratur Edukasi : tidak meludah sembarangan batuk tutup dgn sapu tangan / tissue minum obat secara teratur (libatkan anggota keluarga)
LARINGITIS LUETIKA
Etiologi Spirochaeta Treponema palidum Bentuk kongenital & didapat Kelainan di Laring : Sifilis Stadium 3 (pembentukan Guma)
Diagnosis : Laringoskopi, serologi Komplikasi : stenosis laring SJNA Terapi : Penisilin (dosis tinggi) Rekonstruksi Laring SJNA Trakeotomi
LARINGITIS KRONIK
Laringitis Kronik Spesifik Laringitis Kronik Non Spesifik
PATOFISIOLOGI Iritasi vasodilatasi edema mukosa / proses inflamasi perdarahan submukosa edema interstitial eksudat inflamasi invasi fibroblas fibrosis deformitas (atrofi, hipertrofi, ulserasi, dll)
PATOLOGI
Laringitis Kronik Simpleks Vocal nodule Polip / kista pita suara Laringitis sika Laringitis Hemoragik Pakiderma Laring Keratosis Laring Stenosis Laring Artritis & Ankilosis Krikoaritenoid Prolapsus Ventrikel Morgagni
Gejala Klinik
Asimptomik berat Suara parau (Utama / hampir selalu) Stridor inspirasi sesak nafas
KELUMPUHAN LARING
KELUMPUHAN SENSORIK KELUMPUHAN MOTORIK
KELUMPUHAN SENSORIK
Lesi mengenai N. larynges superior
Penyebab yang paling sering : Trauma oleh tindakan pembedahan: - radical neck dissection - laringektomi
Klinik
unilateral bilateral : gejalanya ringan sukar menelan sukar bernapas (dispnoe) : disfagia hebat dan aspirasi
Terapi
Tidak ada terapi khusus Dilakukan latihan gerakan menelan
KELUMPUHAN MOTORIK
Berdasarkan lokasi kelumpuhan: Kortikal Kortikobulber Bulber Perifer kasus yang paling sering terjadi
Etiologi
Neuritis (virus,tbs,sifilis,difteri) Neuropathy diabetica (50 % kasus DM) Neoplasma (brochogenic ca, metastase) Tumor jinak Trauma leher (kll, bela diri, cekikan) Trauma oleh pembedahan Idiopatik ----- 20% kasus
Neuritis
- Sering sebabkan paralysis N. rekurens terbatas - Biasanya ada hubungan dengan radang saluran napas atas (virus, TBC, sifilis, difteri, dll)
Neuropathy diabetic
- Paling banyak pada orang tua / DM tidak terkontrol - 50 % pasien DM/ usia lanjut Iskemia saraf
Neoplasma
- Bronchogenic Ca + metastase ke mediastinum - Paralisis N. rekurens kiri - Invasi ke saraf lymphatic metastasis
Trauma external
- Penyebab : KLL, bela diri, persalinan bayi (fleksi lateral kepala) - Mungkin terjadi luksasi/ dislokasi Artic. cricothyroid kompresi n. laringeus Kelumpuhan N. rekurens unilateral/ bilateral
Trauma Bedah
- Komplikasi operasi leher dan mediastinum - Sering pada operasi Strumektomi paling sering N. rekurens kanan - N. rekurens uni/ bilateral
Idiopatik
- kausa ? - insidens rata-rata 20 % (1-35 %) - > pada pria lebih sering N. rekurens kiri
1. Posisi median 2.Posisi paramedian 3.Posisi intermedian 4.Posisi abduksi sedikit 5.Posisi abduksi penuh
Pada paralysis N. rekurens yang berlangsung lama : - Gejala tidak jelas - Fonasi suara normal, kecuali nada tinggi Pada latihan fisik berat stridor/ sesak napas
Pada kelumpuhan N. rekurens yang baru Suara parau waktu fonasi > pendek Volume/ nada suara berkurang Bisa terjadi kompensasi suara jadi normal Posisi pita suara : paramedian melengkung letak lebih rendah
Gejala yang jelas stridor inspiratoar/ dispnoe - Pasien bernapas perlahan/ dangkal - Biasanya menghindari kegiatan fisik - Suara normal Pemeriksaan: - Laring tampak normal waktu fonasi - Pada inspirasi gerakan abduksi terganggu - Rima glottis berbentuk lonjong yang tipis Infeksi saluran napas obstruksi total
-
PARALISIS LARING
1. LARINGOMALACIA
(Congenital Laryngeal Stridor) 2. WEB LARING KONGENITAL 3. LARINGOKE L 4. KISTA LARING 5. STENOSIS SUBGLOTIK KONGENITAL 6. HEMANGIOMA LARING
LARINGOMALACIA
(= CONGENITAL LARYNGEAL STRIDOR)
Istilah ini kurang tepat Stridor dapat juga disebabkan oleh kelainan/ penyakit laring lain LM merupakan kelainan congenital laring yg paling banyak dibandingkan kel. congenital lairng lain 60-70% stridor congenital disebabkan LM
Etiologi
Penyebab yg pasti tidak diketahui Banyak pada masyarakat dg ekonomi yang lemah/ nutrisi kurang baik
Patologi
Perkembangan/pembentukan tlg rawan supraglotis terlambat (retarded) Regio supraglotis : epiglottis plica ary-epiglotika kartilago arytenoid
Gejala Klinik
Stridor inspiratoir nada tinggi (high pitch) timbul segera atau beberapa minggu sesudah lahir Retraksi ddg thorax pada fase inspirasi Stridor lebih jelas : waktu menangis aktifitas fisik infeski sal. pernapasan posisi terlentang Dispnoe hebat sp sianosis jarang
Diagnosa pasti
Laringoskopi direk (LD) Pada fase inspirasi epiglottis tertarik (retracted) ke arah lumen laring omega shape
Terapi
Terapi khusus tidak ada
gejala biasanya hilang spontan pada usia 18-24 bulan Trakeostomi, indikasi: obstruksi berat (mis : akibat ISPA) umumnya pada usia 3-10 bulan Operatif epiglottektomi partial atau total jarang diperlukan
Patologi
Ketebalan jarring (web) bervariasi Web terdiri dari stroma jaringan ikat fibrosa, yg dilapisi oleh squamous cell epithelium
Klinik
tergantungpada besar dan lokalisasi jaringan glottik web : disfonia, suara tangis lemah/serak, proses bicara (speech) terhambat bisa terjadi obstruksi napas atas, stridor insp/retraksi/sianosis tergantung derajad obstr/adanya infeksi/kegiatan fisik web yang luas : obstr hebat --------- bayi lahir mati (stillbirth) subglottic web: perubahan suara minimal web biasanya tebal
Diagnosis
Laringoskopi direk (LD) --------- dx pasti tampak jaringan disebelah anterio lumen laring tebal bervariasi batas posterior tajam melengkung (sebelum melakukan LD siapkan peralatan/set trakeostomi) Radiology membantu menentukan konfigurasi web
Terapi
Web kecil : dibiarkan tanpa terapi khusus reparasi jaringan pd usia 5- 6 th Web luas : sering kali perlu tindakan trakeostomi saat lahir reparasi jaringan dilakukan secepatnya (usia 1 thn) tujuan reparasi : perkembangan refleks laring perkembangan proses bicara
LARINGOKEL
Definisi
Dilatasi appendiks ventrikel laring (sacculus) yang berisi udara terjadi pada orang2 dg ventrikel laring yang lebih besar (congenital). - Appendiks laring pada waktu lahir ukurannya agak besar pada usia 6 thn mengalami regresi
Insidens
Lebih banyak pada laki-laki usia 50 tahun ------ timbulnya gejala
Predisposisi
Peningkatan tekanan udara intra laring secara teratur / persisten, mis : peniup trompet pekerja dipabrik gelas batuk2 kronis dan lama
Tipe-tipe laringokel
Internal : kantong udara dalam membrana thyrohyoid (plika ventrikularis/plika aryepiepyglottika) External : massa kistik diluar/larteral membrana thyrohyoid Mixed : kombinasi int dan ext
Klinik
Tipe internal : suara parau, stridor inspiratoir, dispnoe gejala lebih hebat pd pemakaian suara terus menerus Tipe external: batuk2 lama yg produktip, massa bulat di membrana thyrohyoid, teraba dari luar, ikut dg gerakanmenelan Laringokel bisa unilateral/bilateral Apabila saluran larigokel trsumbat (mis: o/k mucus) mukokel sekunder infeksi Laringopiokel : febris nyeri tekan/spontan odinofagia
Diagnosis
Pemeriksaan luar massa dileher bagian lateral lebih jelas waktu mengedan Radiologi tampak struktur kistik berisi udara kalau infeksi ----- airfluid level Laringoskopi direk penting u/ diagnosa banding dengan massa tumor
Terapi
Laringokel kecil/asimtomatik :
dibiarkan Laringokel besar/laringopiokel: dilakukan eksisi ext/mixed ---------- dilakukan lateral approach atau external internal ------------- dilakukan lateral pharyngotomy
KISTA LARING
Terbentuk dengan 2 cara :
1. obstruksi leher appendix ventrikel 2. obstruksi duktus kelenjar mucus Obstruksi bisa disebabkan oleh : inflamasi tumor Sebagian besar kasus kista laring dijumpai segera setelah lahir Kista yang berisi cairan mucus disebut mukokel Lokalisasi kista : Paling sering pada plika ventrikularis dan plika aryepiglotika sebelah medial membrana thyrohyoid
Gejala klinik
perubahan suara stridor inspiratoir terutama pada anakkecil (infant) teraba masa kistik melekat pada membrana thyrohyoid yang ikut dg gerakan menelan
Diagnosis
laringoskopi direek, tampak massa yang menonjol kedalam lumen laring atau aditus laring radiology, penting untuk membedakan dengan laringokel yang berisi udara
Terapi
Eksisi ----- jarang residif
Klinik
Gejala timbul beberapa minggu/bln sesudah lahir Kira2 30% kasus mengalami croup persistens/ rekurens Stridor insp dan exp (stridor biphasic) ----- gejala utama Dispnoe pada kegiatan fisik atau infeksi saluran napas atas Suara tidak berubah
Diagnosis
Laringoskopi direk : laring kurang berkembang, kecil Radiologi (dg soft tissue) : adanya gb-an subglottik licin penyempitan dibawah pita suara, penonjolan unilateral Perlu DD dg hemangioma subglottik atau kondroma
Terapi
Trakeostomi, biasanya mencapai 40 % kasus Dilatasi Operasi laringotrakeoplasti
HEMANGIOMA LARING
Penyakit ini biasa ditemukan pada :
Infant/anak (infantile hemangioma) ---- congenital Dewasa Pada anak2 biasanya tipe kavernosa Wanita dan pria berbanding 2 : 1 50 % kasus menderita hemangioma di organ lain (multiple hemangioma)
Klinik
Hemangioma infantile biasanya asimtomatik Gejala timbul pada usia 3 bln Gejala yg menonjol: obstruksi laring, stridor biphasic Gejala hilang timbul Suara normal Pada usia 6-12 bulan terjadi regressi spontan
Diagnosis
Riwayat penyakit Laringoskopi: massa subglottik, unilateral, bertangkai Radiologi : menentukan ukuran dan perluasan massa Biopsy ----- hati2 bisa perdarahan
Terapi
Trakeostomi ----- kalau ada obstruksi laring Radioterapi Operatip