keyword

Hipotensi Bronkokontriksi Sistem saraf otonom Agonis Keracunan Indirect Distribusi reseptor Peptisida Obat Sesak nafas Tidak sadar Reseptor simpatis Saraf parasimpatis Antagonis

Klarifikasi istilah
Bronkokontriksi : penyempitan djalan nafas paru akibat kontraksi otot polos bronkus seperti pada asma (dorlan 28) Hipotensi : suatu keadaan dimana tekanan darah turun dibawah angka normal yaitu mencapai nilai rendah 90/60 ( Zat Antagonis : zat yang cenderung menghilangkan zat yang lainnya (dorlan 28)

 Peptisida : bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama seperti jamur, gulma dan insekta (darmono 2010) Agonis : suatu senya yang mampu berikatan dengan reseptor dan menghasilkan suatu efek (lulmann et all 2000) Sistem saraf otonom : sistem saraf yang bersifat independent dimana aktifitasnya tidak dibawah pengaruh langsung kesadaran (farmakologo dasar dan klinik )

 Indirect :tidak segera atau tidak langsung, bekerja melalui agen perantara (dorlan 29) Saraf simpatis : sistem saraf yang berkerja pada tubuh dalam keadaan darurat yang disalurkan melalui saraf thoraco lumbal dari T:1 sampai L:2 dan terdapat ganglion pravertebral vertebral dan ganglion terminal (farmakolgi UI)

Rumusan masalah
1. Apakah pestisida yang diminum Putri mempengaruhi sistem saraf simpatis atau parasimpatis? 2. Apakah obat-obat lain yang diminum Putri mempengaruhi sistem saraf simpatis atau parasimpatis? 3. Mengapa Putri sampai bisa mengalami sesak nafas dan hipotensi?

hipotesis
1. pestisida dapat mempengaruhi sistem saraf parasimpatis karena merupakan golongan organofosfat yang dapat meningkatkan kerja saraf parasimpatis. 2. Obat-obat lain yang diminum Putri kemungkinan bisa menurunkan kerja saraf simpatis dan meningkatkan kerja saraf parasimpatis karena obat-obat tersebut bisa berikatan dengan reseptor-reseptor dari kedua sistem saraf itu. 3. Karena pestisida meningkatkan kerja sistem syaraf parasimpatis sehingga terjadi perubahan kerja jantung lemah dan bronkus berkontraksi.

Pembahasan
Di skenario terjadi percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh putri dengan cara meminum pestisida dan obat-obatan lain yang belum diketahui merknya. Pestisida tergolong polinomimetik atau parasimpatomimetik yang mengandung organofosfat sehingga meningkatkan kerja parasimpatis. Kerja parasimpatis dibagi menjadi dua yaitu direct dan indirect. Yang direct bisa meningkatkan agonis muskarinik sedangkan yang indirect bisa menjadi inhibitor enzim kolinosterase. Pestisida bekerja irrefersible sehingga sangat berbahaya dan menimbulkan efek toksik. Karena enzim kolinosterase telah dihambat menyebabkan Ach tidak bisa dipecah menjadi asetat dan kolin sehingga Ach menumpuk di celah sinap sementara itu Ach merupakan neurotransmitter yang jika berikatan dengan reseptor-reseptor kolinergik akan meningkatkan reseptor parasimpatis. Ketika reseptor M2 yang terikat banyak dengan asetilkolin berdampak pada penurunan heart rate dan terjadi hipotensi dan ketika Ach banyak terikat dengan reseptor M3 akan menyebabkan berkontraksi bronkus dan menyebabkan Putri sesak nafas.

Pestisida bekerja irrefersible sehingga sangat berbahaya dan menimbulkan efek toksik. Karena enzim kolinosterase telah dihambat menyebabkan Ach tidak bisa dipecah menjadi asetat dan kolin sehingga Ach menumpuk di celah sinap sementara itu Ach merupakan neurotransmitter yang jika berikatan dengan reseptorreseptor kolinergik akan meningkatkan reseptor parasimpatis. Ketika reseptor M2 yang terikat banyak dengan asetilkolin berdampak pada penurunan heart rate dan terjadi hipotensi dan ketika Ach banyak terikat dengan reseptor M3 akan menyebabkan berkontraksi bronkus dan menyebabkan Putri sesak nafas.

LO
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan : Sistem saraf otonom (simpatis dan parasimpatis) Hubungan SSO dengan hipotensi dan bronkokontriksi Reseptor pada organ yang disarafi oleh SSO Efek pada organ akibat aktifasi dan inhibisi Mekanisme Indirect dan direct (sintesa storage eksitosis dan metabolisme) Kemungkinan mekanisme kerja obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan simpatis dan parasimpatis