Djoko Heru S,
Sp.M
Nama Pasien
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Status pernikahan
Agama/suku
:
Alamat
:
Pekerjaan
Nomor CM
:
Nn. ND
19 tahun
Perempuan
: Belum Menikah
Islam/Jawa
Karang Anyar - Demak
: Mahasiswa
632903
A. STATUS GENERALISATA
Tanggal Pemeriksaan
Keadaan Umum
Kesadaran
Kooperativitas
Status Gizi
Tensi (T)
Nadi (N)
Suhu (T)
Respiration
: 5-8-2014
: Baik
: Compos mentis
: kooperatif
: Baik
: 110/90 mmHg
: 80 kali/ menit
: 36,5o c
:20 x / menit
B. STATUS OFTALMOLOGI
Subyektif
Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Kudus dengan keluhan
penglihatan mata kanan dan kiri kabur saat melihat jauh. Pasien
sudah memakai kacamata sejak 1 tahun yang lalu. 4 bulan
yang lalu semenjak kacamata pasien hilang, penglihatan pasien
semakin kabur, pasien juga mengalami kesulitan apabila melihat
garis lurus / huruf dari jauh, yang terlihat garisnya seperti
bengkok , ada bayangannya yang menjadikan pusing. Pasien
mengaku sering menyipitkan mata kanan dan kiri apabila melihat
jauh.Pasien merasa nyaman apabila melihat dekat.
Obyektif
OD
OS
Quo ad visam
Ad bonam
Ad bonam
Quo ad sanam
Ad malam
Ad malam
Quo ad
function
Ad bonam
Ad bonam
Quo ad
cosmeticam
Ad bonam
Ad bonam
Quo ad vitam
Ad bonam
Ad bonam
Mengistirahatkan mata
Jika membaca atau berkerja menggunakan
computer, pastikan cahayanya tepat. Karena
bekerja dengan cahaya minim dapat menyebabkan
kelelahan mata, tapi cahaya yang terlalu terang juga
tidak baik. Arah cahaya terbaik jika bekerja
menggunakan computer adalah dari lampu meja
bercahaya lembut dari arah samping. Kurangi tingkat
terang (brightness) monitor. Warna memang jadi tak
terlalau tajam, tapi mata akan jadi lebih nyaman.
Kelainan Refraksi
Titik fokus bervariasi di antara mata individu normal tergantung
bentuk bola mata dan korneanya. Mata emetrop secara alami
memiliki fokus yang optimal untuk penglihatan jauh. Mata
ametrop memerlukan lensa koreksi agar terfokus dengan baik
untuk melihat jauh. Gangguan optik ini disebut kelainan refraksi.
Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat
kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung)
atau adanya perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek)
bola mata maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula.
Keadaan ini disebut sebagai ametrop dapat berupa miopia,
hipermetropia, atau astigmatisme.
Kelainan lain pada pembiasaan mata normal adalah gangguan
perubahan kecembungan lensa yang dapat berkurang akibat
berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan
akomodasi. Gangguan akomodasi dapat terlihat pada usia lanjut
sehingga terlihat keadaan yang disebut presbiopia.
Kelainan Refraksi
Ametrop
Dikenal berbagai bentuk ametropia,seperti :
Ametropia aksial
Ametropia yang terjadi akibat sumbu optik bola
mata lebih panjang, atau lebih pendek sehingga
bayangan benda difokuskan di depan atau di belakang
retina. Pada miopia aksial fokus akan terletak di depan
retina karena bola mata lebih panjang dan pada
hipermetropia aksial fokus bayangan terletak di
belakang retina.
Ametropia refraktif
Ametropia akibat kelainan sistem pembiasaan
sinar di dalam mata. Bila daya bias kuat maka
bayangan benda terletak di depan retina (miopia) atau
bila daya bias kurang maka bayangan benda akan
terletak di belakang retina (hipermetropia refraktif)
Astigmatism
Keadaan dimana terjadi penglihatan yang kabur
karena sinar dari arah berbeda-beda difokuskan
pada titik yang berbeda.
Etiologi kelainan astigmatisma adalah sebagai
berikut :
Adanya kelainan kornea dimana permukaan luar
kornea tidak teratur.
Adanya kelainan pada lensa dimana terjadi kekeruhan
pada lensa.
Intoleransi lensa atau lensa kontak pada
postkeratoplasti
Trauma pada kornea
Tumor
Klasifikasi
Berdasarkan posisi garis fokus dalam retina
Astigmatisme dibagi sebagai berikut:
Astigmatisme Reguler
Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya,
bentuk astigmatisme regular ini dibagi menjadi
2 golongan, yaitu:
Astigmatism With the Rule
Astigmatism Against the Rule
Astigmatisme ireguler
Klasifikasi
Berdasarkan letak titik vertical
dan horizontal pada retina,
astigmatisme dibagi sebagai berikut:
Astigmatisme Miopia Simpleks
Klasifikasi
Astigmatisme Miopia Kompositus
Klasifikasi
Astigmatisme Mixtus
Manifestasi Klinis
Pada umumnya, seseorang yang menderita
astigmatismus tinggi menyebabkan gejalagejala sebagai berikut :
Memutarkan kepala agar dapat melihat benda
dengan jelas.
Menyipitkan mata seperti halnya penderita
myopia, hal ini dilakukan untuk mendapatkan
efek pinhole.
Pada saat membaca, penderita astigmatismus
ini memegang bacaan mendekati mata,
seperti pada penderita myopia. Hal ini
dilakukan untuk memperbesar bayangan,
meskipun bayangan di retina tampak buram.
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Pemeriksaan pin hole
Subjektif : Optotipe dari Snellen & Trial lens
Objektif : Autorefraktometer, Keratometri
Uji refraksi
Uji pengaburan
Keratoskop
Penatalaksanaan
Koreksi lensa
Orthokeratology
Bedah refraksi