Katarak
a. Definisi
b. Etiologi
Penambahan usia
Penyakit diabetes yang tidak dikendalikan
Kebiasaan mengkonsumsi alkohol (Baca : Bahaya alkohol)
Paparan langsung dari sinar matahari
Ada riwayat katarak dalam keluarga
Penyakit Darah tinggi
Obesitas
Pernah mengalami gangguan mata
Kebiasaan merokok.
c. Gejala Klinik
Penglihatan menjadi kabur
Sulit untuk melihat pada malam hari
Mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya
Ada lingkaran putih dalam sumber cahaya seperti lampu
Lensa kacamata sering tidak menjadi jelas atau harus lebih sering
berganti.
Penglihatan mata menjadi ganda
d. Diagnosa
e. Pengobatan
2. Astigmatisme
a. Definisi
c. Manifestasi Klinik
d. Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan penglihatan kabur. Pasien
memicingkan mata untuk dapat melihat lebih jelas. Keluhan
disertai hanya dapat membaca dengan jarak lebih dekat.
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
Pemeriksaan Fisik Oftalmologis
1. Penderita duduk menghadap kartu snellen pada jarak 6
meter.
2. ada mata dipasang bingkai percobaan. Satu mata
ditutup, biasanya mata kiri ditutup terlebih dahulu ntuk
memeriksa mata kanan.
3. Penderita diminta membaca kartu snellen mulai huruf
terbesar (teratas) dan diteruskan pada baris awahnya
sampai pada huruf terkecil yang masih dapat dibaca.
Lensa positif 0,5D ditambah pada mata yang diperiksa
(teknik fogging).
4. Pasien diminta melihat gambar kipas pada Snellen chart
dan menyebutkan garis yang paling jelas.
5. Pasangkan lensa silinder -0,5D dengan aksis tegak lurus
terhadap garis yang paling jelas.
6. Perlahan-lahan lensa silinder dinaikkan kekuatan
dioptrinya sampai semua garis terlihat sama jelas.
7. Pasien kembali diminta melihat Snellen chart, bila visus
belum 6/6 lensa fogging dicabut.
8. Mata yang lain dikerjakan dengan cara yang sama.
Diagnosis
Diagnosis KlinisPenegakan diagnosis dilakukan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik oftalmologis.
e. Pengobatan
3. Miopi
a. Definisi
Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat dalam jarak
yang jauh.
b. Etiologi
Genetik
Nutrisi
Tekanan Okuler
c. Manifestasi Klinis
Objek dekat bisa terlihat, sedangkan objek jauh terlihat kabur
Mengecilkan mata ketika melihat objek jauh
Tidak dapat melihat papan hitam dengan jelas
Terlalu dekat dengan buku ketika membaca
d. Penegakan Diagnosis
Hasil Anamnesis (Subjective)
1. Keluhan
Penglihatan kabur bila melihat jauh, mata cepat lelah,
pusing dan
mengantuk,cenderung memicingkan mata bila melihat
jauh. Tidak terdapatriwayat kelainan sistemik seperti;
diabetes mellitus, hipertensi; serta butasenja .
2. Faktor Risiko Genetik
e. Pengobatan
Penggunaan Kacamata
Penggunaan Lensa Kontak
Bedah Refraktik / LASIK
4. Hipermetropi
a. Definisi
b. Etiologi
Hal ini dapat disebabkan oleh axial length mata yang lebih pendek
(hipermetrop axial) atau perubahan kekuatan refraksi mata (hipermetrop
refraktif).
c. Manifestasi Klinis
Penurunan visus
Asthenopia
Sensitif terhadap cahaya
Ambliopia
Strabismus
Mata merah dan berair, sering mengedip, mengedipkan mata dan
perubahan wajah ketikamembaca, gangguan memfokuskan,
penunrnan koordinasi gerakan tangan-mata, danbinokularitas,
kesulitan atau enggan membaca.
d. Penegakan Diagnosis
e. Pengobatan
Koreksi Optik
Bedah Refraksi
5. Buta Warna
a. Definisi
b. Etiologi
c. Manifestasi Klinis
d. Penegakan Diagnosis
Pada uji coba pseudo sokromaqtik yang di susun titik dengan berbagai
kecerahan dimana seseorang normal akan dapat mengenal gambar yang
di bentuk, karena titik di buat dengan batas yang jelas dengan latar
belakangnya. Uji ishihara akan menemekuan cacat warna yang didapatkan
yang di tandai dengan gangguan penglihatan warna merah-hijau. Akan
tetrapi tidak menemukan diskromatopisia biru-kuning yang sering dapat
penyakit yang mengenai jalur penglihatan.
Gambar polaisokromatik yang dibaja penderita pada uji penglihatan
buta warna di nilai berdasar nilai yang di berikan oleh penerbit alatnya.
Dalam waktu tiga detik, coba lihat angka berapa yang ada di dalam
lingkaran yang berbentuk seperti pie atau kue tart di samping ini. Jika kamu
mengatakan 42 ! Yah, benar di dalam lingkaran hijau di samping ini
terdapat angka 42. Nah, jika kita masih bisa melihat bahwa di dalam
lingkaran ini terdapat angka 42 maka kemungkinan besar (masih mungkin)
bisa dikatakan kita tidak mengidap kelainan Buta Warna (Color Blind).
Gambar di samping merupakan salah satu gambar dari sekitar 40an
gambar yang sering kali dijadikan sebagai instrumen penguji apakah kita
termasuk buta warna atau tidak. Satu set uji yang terkenal untuk pengujian
buta warna adalah “Ishihara”. Tes untuk uji buta warna dengan set uji ini
dikatakan telah dapat mengindikasi apakah kita tergolong buta warna total
atau buta warna partial
e. Pengobatan
6. Presbiopi
a. Definisi
Presbiopi adalah suatu keadaan gangguan penglihatan yang umum
terjadi karena faktor usia.
b. Etiologi
Presbiopia dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata
tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sclerosis lensa.
c. Manifestasi Klinis
Gejala umumnya adalah sukar melihat pada jarak dekat yang biasanya terdapat
pada usia 40 tahun, di mana pada usia ini amplitudo akomodasi pada klien hanya
menghasilkan titik dekat sebesar 25 cm. Pada jarak ini seseorang emetropia yang
berusia 40 tahun dengan jarak baca 25 cm akan menggunakan akomodasi
maksimal sehingga menjadi cepat lelah, membaca dengan menjauhkan kertas yang
dibaca, dan memerlukan sinar yang lebih terang.
d. Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Tajam Penglihatan. Dilakukan di kamar yang tidak
terlalu terang dengan Kartu Snellen.
Pemeriksaan Kelainan Refraksi. Dilakukan pada satu mata secara
bergantian, biasanya dimulai dengan mata kanan kemudian mata kiri.
Dilakukan setelah tajam penglihatan diperiksa dan diketaui terdapat
kelainan refraksi.
Pemeriksaan Presbiopia. Untuk usia lanjut dengan keluhan dalam
membaca, dilanjutkan dengan pemeriksaan presbiopia.
e. Pengobatan
Penggunaan Kacamata
Penggunaan Lensa Kontak
Bedah Refraksi
7. Strabismus
a. Definisi
Strabismus adalah sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa mata
tidak bisa melihat dengan baik.
b. Etiologi
Otak tidak bisa mengatur keseimbangan mata saat melihat pada
sebuah objek.
Kelainan mata yang menyebabkan satu mata mengalami rabun
jauh atau rabun dekat dengan beberapa ukuran dan selisih yang
sangat jauh.
Saraf yang bekerja untuk mengatur otot mata tidak bisa
berfungsi dengan baik atau justru tidak normal.
c. Manifestasi Klinis
Anak-anak akan sering memiringkan salah satu bagian mata
atau menutup satu mata untuk bisa melihat objek dengan benar.
Mata menjadi tidak fokus saat melihat dan sering terlihat oleh
orang lain
d. Penegakan Diagnosis
Anamnesa. Dalam mendiagnosis strabismus diperlukan anamnesis
yang cermat, perlu ditanyakan usia pasien saat ini dan usia pada saat
onset strabismus, jenis onsetnya, jenis deviasi,fiksasi dan yang
tidak kalah penting yakni adanya riwayat strabismus dalam
keluarga.
Ketajaman penglihatan. Pemeriksaan tajam penglihatan dengan
menggunakan kartu Snellen.
Penentuan kelainan refraksi
Inspeksi. Dapat memperlihatkan apakah strabismus yang terjadi
konstan atau intermitan, bervariasi atau konstan. Adanya ptosis dan
posisi kepala yang abnormal juga dapat diketahui.
Uji strabismus
1. Uji Hirschberg. Pasien melakukan fiksasi terhadap suatu
cahaya dengan jarak sekitar 33 cm, makaakan terlihat refleks
sinar pada permukaan kornea. Pada mata yang normal,
reflekssinar terletak pada kedua mata sama-sama di tengah
pupil. Bila refleks cahayaterletak di pinggir pupil, maka
deviasinya 15°. Bila di antara pinggir pupil danlimbus,
deviasinya 30°. Bila letaknya di limbus, deviasinya 45°.
2. Uji Krimsky. Pasien melakukan fiksasi terhadap suatu cahaya.
Sebuah prisma yang ditempatkan didepan mata yang
berdeviasi dan kekuatan prisma yang diperlukan untuk
membuat refleks cahaya terletak di tengah merupakan ukuran
sudut deviasi.
3. Uji tutup mata. Uji ini dilakukan untuk pemeriksaan jauh
dan dekat, dan dilakukan dengan menyuruh mata berfiksasi
pada satu objek. Bila telah terjadi fiksasi, mata kiri ditutup
dengan lempeng penutup. Dalam keadaan ini mungkin terjadi
e. Pengobatan
8. Glukoma
a. Definisi
b. Etiologi
Penyakit ini bisa disebabkan karena kondisi penyakit mata tertentu yang
menyerang pada bagian saraf optik mata. tekanan yang terlalu tinggi dalam
bagian mata bisa menyebabkan penyakit ini muncul. Ada dua jenis
glukoma yaitu glukoma sudut terbuka dan glukoma sudut tertutup.
c. Manifestasi Klinis
Glaukoma sudut terbuka
1. Penglihatan menjadi tidak jelas terutama pada bagian
tepi
2. Rasa sakit yang parah pada bagian belakang mata
Glaukoma sudut tertutup
1. Sakit mata parah
2. Mual dan muntah saat sakit mata
3. Tidak bisa melihat saat redup atau tidak ada cahaya
4. Ada lingkaran putih pada sumber cahaya seperti lampu.
5. Mata menjadi merah
d. Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik OftalmologisPada glaukoma akut:
1. Visus menurun.
2. Tekanan Intra Okular meningkat.
3. Konjungtiva bulbi: hiperemia kongesti kemosis dengan
injeksi silier, injeksi konjungtiva.
4. Edema kornea.
5. Bilik mata depan dangkal.
6. Pupil mid-dilatasi, refleks pupil negatif.
Pada glaukoma kronik
1. Biasanya terjadi visus dapat normal.
2. Lapang pandang menyempit dapat diperiksa dengan tes
konfrontasi.
3. Tekanan Intra Okular meningkat (>21 mmHg).
4. Pada funduskopi, C/D rasio meningkat (N=0.3).
e. Pengobatan
9. Ablasi Retina
a. Definisi
b. Etiologi
Pengurangan jumlah gel yang melapisi mata sehingga
menyebabkan bagian retina robek atau mengalami ablasi.
Cedera karena benturan atau kecelakaan yang terjadi pada
mata.
Menderita penyakit diabetes
Peradangan pada bagian mata
Penuaan yang bisa menyebabkan retina menjadi semakin tipis
dan sangat sensitif saat terkena tekanan dari air mata.
Pernah menjalani operasi mata
c. Manifestasi Klinis
Mata seperti melihat bintik-bintik kecil pada pandangan.
Mata seperti tertutup oleh rambut atau beberapa benang kecil
meskipun sebenarnya tidak.
Mata memberikan respon berkedip dalam waktu cepat saat
melihat mata.
d. Penegakan Diagnosis
Anamnesis. Gejala yang sering dikeluhkan pasien, adalah:
1. Floaters (terlihat benda melayang-layang), yang terjadi karena
adanya kekeruhan di vitreus oleh adanya darah, pigmen retina
yang lepas atau degenerasi vitreus itu sendiri.
2. Fotopsia/ light flashes (kilatan cahaya) tanpa adanya cahaya di
sekitarnya, yang umumnya terjadi sewaktu mata digerakkan
dalam keremangan cahaya atau dalam keadaan gelap
3. Penurunan tajam penglihatan. Pasien mengeluh
penglihatannya sebagian seperti tertutup tirai yang semakin
lama semakin luas. Pada keadaan yang telah lanjut dapat terjadi
penurunan tajam penglihatan yang lebih berat.
Pemeriksaan oftalmologi
1. Pemeriksaan visus, dapat terjadi penurunan tajam
penglihatan akibat terlibatnya makula lutea ataupun terjadi
kekeruhan media penglihatan atau badan kaca yang
menghambat sinar masuk. Tajam penglihatan akan sangat
menurun bila makula lutea ikut terangkat
2. Pemeriksaan lapangan pandang, akan terjadi lapangan
pandang seperti tertutup tabir dan dapat terlihat skotoma relatif
sesuai dengan kedudukan ablasio retina, pada lapangan
pandang akan terlihat pijaran api seperti halilintar kecil dan
fotopsia.
3. Pemeriksaan funduskopi, yaitu salah satu cara terbaik untuk
mendiagnosis ablasio retina dengan menggunakan binokuler
indirek oftalmoskopi. Pada pemeriksaan ini ablasio retina
dikenali dengan hilangnya refleks fundus dan pengangkatan
retina. Retina tampak keabu-abuan yang menutupi gambaran
vaskuler koroid. Jika terdapat akumulasi cairan bermakna pada
ruang subretina, didapatkan pergerakkan undulasi retina ketika
mata bergerak. Suatu robekan pada retina terlihat agak merah
muda karena terdapat pembuluh koroid dibawahnya. Mungkin
didapatkan debris terkait pada vitreus yang terdiri dari darah
dan pigmen atau ruang retina dapat ditemukan mengambang
bebas.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui
adanya penyakit penyerta antara lain glaukoma, diabetes
mellitus, maupun kelainan darah
2. Pemeriksaan ultrasonografi, yaitu ocular B-Scan
ultrasonografi juga digunakan untuk mendiagnosis ablasio
retina dan keadaan patologis lain yang menyertainya seperti
proliverative vitreoretinopati, benda asing intraokuler. Selain
itu ultrasonografi juga digunakan untuk mengetahui kelainan
yang menyebabkan ablasio retina eksudatif misalnya tumor dan
posterior skleritis
a. Scleral indentation
b. Fundus drawing
c. Goldmann triple-mirro
d. Indirect slit lamp biomicroscopy
e. Pengobatan
Hingga saat ini belum ada cara untuk mencegah atau mengobati ablasi
retina. Namun semua orang bisa mengendalikan ablasi retina terutama
untuk yang sudah berusia lebih dari 40 tahun dan segera melakukan
pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan mata.
10. Degenerasi Makula
a. Definisi
b. Etiologi
Pertambahan usia yang biasanya terjadi pada orang tua dengan
usia lebih dari 65 tahun.
Adanya riwayat keluarga yang mengalami degenerasi makula
Kebiasaan merokok
Obesitas
Riwayat penyakit jantung dan kolesterol tinggi
Terlalu banyak konsumsi sayur dan buah seperti diet hanya
dengan konsumsi sayur dan buah.
c. Manifestasi Klinis
Penglihatan mata menjadi kabur atau tidak fokus
Adanya garis gelombang dalam penglihatan
Tidak bisa mengenal warna dengan baik
Membutuhkan cahaya yang sangat terang untuk membaca
Sulit untuk mengenali wajah
Tidak bisa melihat warna cerah
Mengalami halusinasi dalam melihat warna dan gelombang
cahaya
d. Penegakan Diagnosis
e. Pengobatan