Anda di halaman 1dari 5

KLAS REGULER

JAWABAN - SOAL Ujian Akhir Semester (UAS )


KLINIK REFRAKSI I
Tahun Ajaran 2022/2023

Dosen : J. Antono, A.Md.RO., S.Kom.


Instruktur : Doke Kasiroetno, A.Md.RO.
MataKuliah : Klinik Refraksi I
Semester : II (genap)
Klas : Reguler
Bobot : 3 SKS
Bentuk Soal : Essay
Sifat : Close book
Waktu : 120 menit

SOAL.
1. Emmetropia adalah suatu kondisi di mana sinar sejajar dari cahaya yang datang dibawa ke
fokus pada lapisan retina yang peka terhadap cahaya dengan akomodasi minimal. Hal ini
mengindikasikan tidak adanya kelainan refraksi, sebutkan apa saja penyebab kelainan
refraksi !

Jawab:
• Panjang aksial bola mata yang tidak normal
• Kecembungan kornea atau lensa yang tidak normal
• Indeks refraksi yang tidak normal, disebut ametropia indeks atau ametropia refraktif
• Posisi benda yang tidak normal.

2. Ada berbagai jenis myopia. Sebutkan dan jelaskan myopia berdasarkan kejadiannya!

Jawab.
a. Myopia Fisiologis
Myopia refraktif (curvatur kornea yang terlalu melengkung) Axial Myopia (sumbu bola
mata terlalu panjang)
b. Myopia Patologis
Miopia patologis adalah kelainan yang jauh lebih jarang. Kondisi ini dimulai sebagai
miopia fisiologis, namun bukannya stabil, mata terus membesar dengan kecepatan
abnormal (miopia progresif). Jenis miopia yang lebih lanjut ini dapat menyebabkan
perubahan degeneratif pada mata (miopia degeneratif)
c. Myopia Acquired/
didapat Miopia yang didapat dan terjadi setelah bayi dilahirkan atau masa menjalani
kehidupan. Kondisi ini dapat dilihat dalam kaitannya dengan Diabetes yang tidak
terkontrol dan beberapa jenis Katarak.

3. Pada era sekarang banyak orang yang menderita kelainan myopia karena penggunaan
perangkat media elektronik, penderita myopia sangat pesat pada kalangan anak anak.
Myopia terjadi karena beberapa hal, dan terdapat klasifikasi myopia. Apa yang anda ketahui
tentang klasifikasi berdasarkan derajat beratnya myopia jelaskan dan sebutkan secara
singkat!!

Jawaban :
a. Myopia ringan, dimana derajat besarnya myopia kecil dari pada -0.25 s/d -3.00 D.
b. Myopia sedang, dimana derajat myopia antara -3.25 s/d -6.00 D
c. Myopia berat atau tinggi, dimana derajat myopia >-6.00 dioptri.

4. Myopia adalah keadaan pembiasan/ Refraksi mata dimana sinar2 sejajar sumbu bola mata
yg melalui Mata tanpa Akomodasi, akan dibias pada 1 titik bias didepan Retina. Sebutkan
tanda-tanda pada pengidap myopia !

Jawab:
• Kelengkungan Kornea lebih cembung dari normal, sedangkan panjang sumbu bolamata
normal.
• Kelengkungan Kornea normal, sedangkan panjang sumbu bolamata lebih panjang dari
normal.
• Diameter pupil lebih lebar dari normal.
• Cenderung memicingkan Kelopak Mata
• Visus sebelum koreksi tidak sama dengan 6/6; 20/20; 1.00
• Apabila diperlihatkan Red-Green Test, Obyek pada warna dasar Merah akan terlihat
Iebih hitam dari pada Obyek pd warna dasar Hijau

5. Salah satu klasifikasi hypermetripia berdasarkan daya akomodasi yaitu Hypermetropia


manifest.Hypermetropia manifest adalah hypermetropia yang dapat dikoreksi dengan
kacamata convex (+) maksimal yang dapat memberikan tajam penglihatan normal. sebutkan
macam"Hypermetropia manifest.
Jawab:
a. Hypermetropia fakultatif:
Merupakan hyprmetropia yang masih dapat diatasi dengan akomodasi, saat melihat
obyek dengan warna dasar hijau dan merah, penderita akan melihat sama terang.
Bagaimanapun penglihatannya akan normal tanpa kacamata tetapi juga akan normal
dengan lensa spheris convex (+) yang mengoreksi bagian kesalahan refraksi ini,
sehingga otot akomodasinya akan mendapatkan istirahat.
b. Hypermetropia absolut:
Merupakan hypermetropia yang tidak diimbangi dengan akomodasi, tajam penglihatan
sebelum dikoreksi tidak mencapai 6/6 ( artinya: penderita tidak dapat melihat obyek
pada jarak 6 meter yang orang normal dapat melihat obyek 6 meter )

6. Pada mata normal, proses refraksi terjadi dengan baik. Cahaya yang memasuki mata
melewati kornea yang melengkung dan lensa yang fleksibel, dan kemudian difokuskan
secara akurat pada retina. Bagaimana Gambaran proses refraksi mata dengan hypermetropia
dan jelaskan mengapa mata dengan hypermetropia memiliki penglihatan kabur pada objek
dekat

Jawab:
 Refraksi terganggu pada mata hypermetropia. Hal ini disebabkan oleh bentuk mata yang
lebih pendek atau kelengkungan kornea yang lebih rendah. Akibatnya, ketika cahaya
memasuki mata, fokusnya jatuh di belakang retina, bukan langsung di atasnya. Sebagai
akibatnya, gambar yang terbentuk pada retina menjadi kabur.
 Penglihatan kabur pada objek dekat pada mata dengan hypermetropia terjadi karena
cahaya yang melewati mata dengan refraksi yang tidak tepat jatuh di belakang retina.
Namun, pada penderita hypermetropia, kemampuan akomodasi mungkin tidak cukup
untuk melihat objek dekat dengan jelas, sehingga terjadi penglihatan kabur.
7. Pada malam hari, Septia sedang bermain di halaman belakang rumahnya. Tiba-tiba, dia
merasa kesulitan melihat jarak jauh saat mencoba mengenali objek di seberang jalan.Tetapi
ketika pagi harinya dia bisa melihat dengan jelas Apa kelainan penglihatan yang mungkin
dialami oleh Septia? Dan apa penyebabnya?
Jawaban
 Kelainan pengelihatan yang dialami oleh Septia adalah kelainan myopia atau rabun
jauh.
 Yang dikategorikan myopia nocturnal atau myopia malam yang terjadi hanya dalam
penerangan redup atau kurangnya cahaya.
 Myopia nocturnal disebabkan oleh peningkatan respon akomodasi yang terkait dengan
tingkat cahaya yang rendah.

8. Pada era digital semua orang memiliki gadget, dari kalangan muda hingga tua, sehingga
penggunaan kacamata menjadi bertambah sangat pesat. Salah satu keluhkannya atau
gejalanya yaitu sakit kepala atau migren dan penglihatannya terdapat bayangan atau
diplopia, dan pada kedua meredian terjadi perbedaan. Sebagai seorang optometris keluhan
tersebut termasuk kelainan refraksi apa? jelaskan secara singkat!, dan pada kelainan tersebut
terdapat titik fokus pada meridian utama atau letak titik biasnya, sebutkan dan jelaskan
secara singkat!

Jawab:
Astigmatisme yaitu kelainan refraksi yang ditandai adanya berbagai derajat meidian,
sehingga sinar sejajar yang datang pada mata akan difokuskan bermacam-macam pula.
Letak titik bias astigmatisme:
a. Astigmatisme myopia simplek yaitu salah satu titik biasnya terdapat tepat di retina dan
yang lainnya berada di depan retina
b. Astigmatisme hypermetropia simplek yaitu salah satu titik biasnya tepat di retina dan
yang lainnya di belakang retina
c. Astigmatisme myopia compositus yaitu dimana kedua titik bias berada di depan retina
d. Astigmatisme hipermetropia yaitu kedua titik bias berada di belakang retina
e. Astigmatisme mixtus keadaan dimana salah satu titik bias berada dibelakang retina dan
yang lainnya berada di depan retina.

9. Apa saja yang dilakukan oleh optometris dalam kegiatan refraksi klinik terhadap pasien?
Sebutkan dan jelaskan !

Jawab :
Dalam kegiatan refraksi klinik terhadap pasien, optometris berperan penting dalam
melakukan berbagai tugas dan tes untuk mengevaluasi dan mengukur gangguan penglihatan
pasien. Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan oleh optometris dalam refraksi klinik:
a. Mencatat Data Diri Pasien: Tahap ini melibatkan pencatatan informasi pribadi pasien,
termasuk nama, usia, riwayat kesehatan umum, dan riwayat penglihatan sebelumnya.
Informasi ini penting dalam memahami konteks penglihatan pasien.
b. Anamnesa: Optometris akan melakukan wawancara dengan pasien untuk memahami
keluhan penglihatan, gejala yang dialami, riwayat keluarga terkait gangguan
penglihatan, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi penglihatan pasien.
c. Inspeksi dan Observasi Keadaan Bolamata Pasien: Optometris akan melakukan
pemeriksaan visual pada mata pasien untuk melihat tanda-tanda kelainan atau
gangguan. Hal ini meliputi pemeriksaan mata luar, seperti kelopak mata, konjungtiva,
dan kornea, serta penilaian gerakan mata dan koordinasi.
d. Uji Duochrome atau Reg Green Test: Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi
kejelasan penglihatan dan mendapatkan informasi tentang koreksi yang dibutuhkan
oleh mata pasien. Pada uji ini, pasien diminta melihat melalui lensa berwarna khusus,
seperti duochrome atau red-green filter, untuk mengidentifikasi huruf atau angka yang
terlihat paling jelas. Ini membantu dalam menentukan kekuatan lensa yang diperlukan
untuk mengkoreksi gangguan penglihatan.
e. Uji Monokuler untuk Uji Visus Jauh: Tahap ini melibatkan uji penglihatan jauh secara
monokuler, di mana pasien diminta melihat melalui satu mata pada satu waktu tanpa
menggunakan kacamata atau lensa kontak. Ini membantu dalam menentukan tingkat
kejelasan penglihatan jauh pada masing-masing mata secara individu.
f. Uji Monokuler untuk Pemeriksaan Refraksi: Pada tahap ini, optometris akan
melakukan pemeriksaan refraksi pada mata kanan dan mata kiri secara terpisah. Ini
melibatkan penggunaan alat seperti phoropter, snallen ataupun autoref untuk mengukur
dan mencatat kekuatan lensa yang diperlukan untuk mengkoreksi gangguan
penglihatan pada masing-masing mata.
g. Uji Binokuler: Optometris akan melakukan uji binokuler untuk mengevaluasi
keseimbangan penglihatan antara mata kanan dan mata kiri. Tes ini melibatkan
penggunaan instrumen khusus untuk mengukur kemampuan mata bekerja bersama-
sama dan memastikan tidak ada distorsi atau gangguan penglihatan yang mencolok
setelah mendapatkan koreksi refraksi. Reading Test: Pada tahap ini, optometris akan
meminta pasien membaca teks atau materi dekat dengan menggunakan kedua mata
setelah mendapatkan kekuatan lensa yang tepat. Tujuan dari tes ini adalah untuk
mengevaluasi kejelasan penglihatan saat melihat objek dekat, seperti membaca buku,
melihat layar komputer, atau melihat pesan teks pada ponsel. Optometris akan
memeriksa kemampuan pasien dalam membaca dengan nyaman dan tanpa kesulitan,
serta memastikan bahwa koreksi refraksi yang diberikan sudah memadai untuk kegiatan
dekat sehari-hari. Hasil dari tes ini akan membantu optometris dalam menentukan
kebutuhan kacamata atau lensa kontak yang tepat untuk memperbaiki penglihatan dekat
pasien.
h. Penetapan Ukuran atau Power Dioptri Kacamata: Setelah melakukan serangkaian
tes refraksi, optometris akan menganalisis data yang diperoleh dan menentukan ukuran
atau power dioptri yang tepat untuk kacamata pasien. Hal ini melibatkan perhitungan
berdasarkan hasil refraksi dan kebutuhan koreksi penglihatan pasien.
i. Pemilihan Kacamata atau Lensa Kontak: Setelah menentukan preskripsi yang tepat,
optometris dapat membantu pasien memilih jenis kacamata atau lensa kontak yang
sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Mereka dapat memberikan saran
tentang jenis bingkai kacamata yang cocok dengan bentuk wajah pasien atau membantu
dalam pemilihan lensa kontak yang sesuai dengan kebutuhan penglihatan dan gaya
hidup pasien.
j. Penyesuaian dan Pemantauan Kacamata atau Lensa Kontak: Optometris juga
dapat melakukan penyesuaian awal pada kacamata atau lensa kontak untuk memastikan
kenyamanan dan kejelasan penglihatan yang optimal, juga dapat memberikan instruksi
kepada pasien tentang perawatan dan penggunaan yang benar untuk kacamata atau
lensa kontak, serta menjadwalkan kunjungan pemantauan yang berkala untuk
memastikan penglihatan tetap optimal.
k. Edukasi dan Konseling: Optometris dapat memberikan edukasi kepada pasien tentang
pentingnya perawatan mata yang baik, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penglihatan, serta langkah-langkah untuk menjaga kesehatan mata yang optimal. Juga
dapat memberikan konseling terkait hasil refraksi dan menjawab pertanyaan pasien
tentang gangguan penglihatan, penggunaan kacamata atau lensa kontak, dan opsi
perawatan lainnya.
10. Dalam dunia kesehatan mata dikenal adanya tenaga ahli kesehatan mata, yaitu Dokter mata
(Ophtalmologis), Optometris, dan Perawat Mata. Jelaskan peran masing masing tenaga
ahli tersebut!
a. Dokter Mata (Ophthalmologist): Dokter mata, juga dikenal sebagai oftalmologis,
adalah dokter yang telah menyelesaikan pendidikan kedokteran dan spesialisasi dalam
bidang oftalmologi. Mereka adalah tenaga ahli kesehatan mata yang paling
berkompeten dan dapat melakukan diagnosis, pengobatan, dan pembedahan untuk
berbagai kondisi dan penyakit mata. Peran mereka meliputi:
 Mendiagnosis dan mengobati berbagai gangguan mata, seperti katarak, glaukoma,
retinopati diabetik, degenerasi makula, dan penyakit mata lainnya.
 Melakukan pemeriksaan mata yang mendalam, termasuk pemeriksaan refraksi,
pengukuran tekanan bola mata, pemeriksaan dasar mata, dan tes khusus lainnya.
 Melakukan operasi mata, seperti pembedahan katarak, operasi refraktif, operasi
kelopak mata, dan tindakan bedah lainnya.
 Memberikan perawatan jangka panjang bagi pasien dengan kondisi mata kronis.
 Merujuk pasien ke spesialis lain atau tim medis lainnya jika diperlukan.

b. Optometris: Optometris adalah profesional kesehatan mata yang memiliki pendidikan


dan pelatihan khusus dalam optometri. Optometris memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan pemeriksaan refraksi, mendiagnosis gangguan
penglihatan, serta meresepkan dan memperbaiki kacamata atau lensa kontak. Peran
Optometris meliputi:
 Melakukan pemeriksaan refraksi dan menentukan kekuatan lensa yang diperlukan
untuk mengkoreksi gangguan penglihatan.
 Melakukan pemeriksaan mata rutin untuk mendeteksi dan mendiagnosis kelainan
atau penyakit mata umum, seperti rabun jauh, rabun dekat, astigmatisme, dan mata
kering.
 Meresepkan kacamata, lensa kontak, atau perangkat optik lainnya untuk mengoreksi
gangguan penglihatan pasien.
 Memberikan saran dan edukasi kepada pasien tentang perawatan mata yang baik,
pencegahan gangguan penglihatan, dan penggunaan yang benar dari kacamata atau
lensa kontak.
 Merujuk pasien ke dokter mata atau spesialis lain jika ditemukan kondisi mata yang
memerlukan perhatian medis lebih lanjut.

c. Perawat Mata: Perawat mata adalah tenaga kesehatan yang memiliki pelatihan khusus
dalam merawat pasien dengan gangguan mata dan melakukan prosedur-prosedur mata
yang rutin. Peran mereka meliputi:
 Mendukung dokter mata dan optometris dalam pemeriksaan dan perawatan mata
pasien.
 Melakukan tugas-tugas administratif, seperti mencatat data pasien, mempersiapkan
instrumen, dan menjaga kelancaran aliran kerja klinik mata.
 Perawat mata memberikan perawatan dasar pada keluhan mata ringan, termasuk
membersihkan mata dengan larutan steril atau garam fisiologis, serta membantu
menerapkan tetes mata atau salep mata sesuai petunjuk dokter untuk mengurangi
gejala seperti kering, gatal, atau iritasi.Memberikan pendidikan dan instruksi kepada
pasien tentang perawatan pascaoperasi atau perawatan mata rutin.
 Melakukan tugas-tugas perawatan pascaoperasi, seperti mengganti perban mata,
membersihkan area operasi, dan memberikan obat-obatan sesuai petunjuk dokter
mata.
 Membantu dalam pemeriksaan dan pengujian diagnostik, seperti mengukur tekanan
bola mata atau melakukan tes penglihatan sederhana.
 Mendokumentasikan catatan perawatan pasien dan membantu dalam pemeliharaan
arsip medis.

Anda mungkin juga menyukai